Missing you – Extra part 1
Author : Rina Chan
Cast :
-
Cho Kyuhyun
-
Kim Shin Yeong
-
Lee Donghae
Genre
: hurt/comfort, romance, merried life, chapter
Ost
: SHINee – An Encore
=========
After
this, wherever I go I’ll leave the keys under the mat to your front door,
because you’re my back home...
Mike
mendengus beberapa kali melihat ibu muda dihadapannya yang mengacuhkan dirinya.
Sejak tadi dia hanya diam sambil mendorong kereta belanja kesana kemari
mengikuti langkah wanita tersebut.
Sesekali
dia mengomentari beberapa pilihan yang dipilih oleh wanita itu sebelum akhirnya
memasukkan belanjaannya ke dalam trolley.
“Sebenarnya
kenapa kau belanja sebanyak ini?”
Wanita
itu berhenti kemudian memutar tubuhnya sambil menggumam pelan.
“Ingin.”
Hanya
satu kata yang keluar dari bibirnya sebelum akhirnya dia kembali berbalik
memutari rak-rak yang sama secara berulang.
“Tsk.
Pemborosan.”
“Heh?”
Mike
melirik malas wanita itu dan menggeleng pelan ketika pandangan bertanya itu
menatapnya.
Setelah
menghabiskan waktu selama dua setengah jam lamanya, akhirnya Mike mendesah lega
karena dia bisa beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan kakinya yang letih.
“Kau
ingin minum?” Mike menggeleng pelan ketika wanita itu bertanya.
“Bukankah
seharusnya suamimu yang melakukan semua ini?”
Suasana
seketika hening ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Mike. Wanita itu
berhenti melakukan kegiatannya membereskan belanjaan dengan tertunduk sedih.
Pletak!
“Aww!
Hei! Kenapa kau memukul ku?!” seru Mike tidak terima ketika sebuah tangan kecil
yang sedang memegang mainan memukulnya.
“Pukul
uncle Mike. Uncle Mike sudah buat ibuku sedih.” Sebuah suara pria dewasa yang
dibuat menyerupai anak-anak terdengar sambil menggerakkan tangan bayi tersebut
untuk memukul kepala Mike berulang ulang.
Mike
segera menerima bayi tersebut ketika si pria mendekati adiknya.
“Hey,
Yeong! anakmu cantik, bolehkah aku menikahinya?”
“Tidak!”
tolak Jin
“Aku
tidak bertanya denganmu!”
“Aku
adalah Daddy-nya jadi aku berhak menjawab,” bela Jin ketika melihat wajah Mike
mengerucut kesal.
**
“Terima
kasih, senang bekerja sama dengan anda.”
Donghae
tersenyum menjabat tangan rekan kerjanya. “Senang bisa bekerja sama dengan
anda, Mr. Nate.”
Baru
saja pria itu duduk di kursinya, sebuah nada dering langsung membuatnya segera
mengangkat panggilan tersebut dan segera melaju ke tempat dimana panggilan
tersebut berasal.
**
Ruangan
tersebut sudah acak-acakan. Bahkan tidak ada yang menyangka bahwa ruangan
tersebut milik seorang CEO terkenal jika melihat ruangan itu saat ini.
Beberapa
berkas tergeletak dilantai dengan isi yang menghambur keluar terlihat beberapa
aksesoris kaca yang juga pecah berkeping-keping karena bantingan yang cukup
kuat.
MacBook
yang sudah terbelah menjadi dua dan meja kaca yang juga sudah pecah karena vas
yang dilemparkan diatasnya. Bahkan sofa-sofa mahal yang kulitnya sobek
disana-sini karena benda tajam.
“Kyuhyun-ah!”
Donghae
memanggil si pemilik ruangan tersebut. Matanya menyisir ruangan hingga berhenti
disudut dimana sebuah pintu terbuka disana.
“Kau
tenang saja, dia tidak apa-apa. Bukankah hal seperti ini sering terjadi?”
Haein
mengangguk pelan. Wanita muda itu masih menutup mulutnya yang terisak karena
kelakukan atasannya. Memang kejadian seperti ini bukan hal pertama baginya,
namun melihat semua itu membuat ia sadar bahwa atasannya sedang mengalami
tekanan fisik yang cukup berat.
Donghae
berjalan ke arah pintu yang terbuka. Matanya menyisir ruangan tersebut dan
segera menuju ke kamar mandi yang ada didalamnya.
Nafasnya
tercekat ketika menemukan Kyuhyun sedang meringkuk dengan pakaian lengkap
dibawah shower yang membasahinya.
Dengan
langkah cepat Donghae mematikan shower tersebut dan segera memanggil ambulans
ketika melihat darah yang mengalir dari pergelangan tangan sahabatnya.
“Dasar
bodoh! Apa yang sebenarnya kau lakukan, hah?!” bentaknya kesal sambil berusaha
menekan pendarahan.
&&&
Hai
blue, apa kabar?
Blue,
terkadang aku berfikir bahwa keputusan yang aku ambil adalah yang terbaik. Tapi
setelah menjalaninya kenapa semuanya semakin terasa sulit?
Aku
hanya ingin yang terbaik baginya juga bagiku. Aku mencintainya maka dari itu
aku pergi. Bukankah cinta butuh pengorbanan?
Gerakan
tangan Shin Yeong berhenti sejenak ketika setetes air mata jatuh dan membasahi
kertas berwarna biru lembut tersebut. Dia mengigit bibir bawahnya untuk meredam
tangisnya.
Blue,
pepatah mengatakan jika seseorang menangis tanpa suara maka tangisannya itu
mencerminkan rasa sakit yang sudah tidak bisa ditahan.
Matanya
terpejam ketika ia mengingat semua kenangan yang menyakitinya tidak secara
langsung. Kemudian dia tersenyum mengingat ada satu hal yang membuatnya harus
bertahan hidup dan tidak boleh menyerah sekarang.
Semua
itu karena malaikat kecilku, karena dia aku bisa bertahan hingga saat ini. Aku
hanya menjalani semua yang sudah digariskan-Nya.
London,
12 April 2013
Kim
Shin Yeong
“Kau
belum tidur?” Suara bass itu membuat Shin Yeong menoleh dan menutup buku
diary-nya.
“Bisakah
kau mengetuk pintu?” sindir Shin Yeong dan berjalan mendekati kakaknya.
Jin
memutar bola matanya kesal. “Kau saja yang tidak mendengar ketukan pintu karena
terlalu asyik menyelami masa lalu!”. Shin Yeong menggembungkan pipinya dan
menutup pintunya dengan pelan sebelum menjauh menuju dapur.
**
“Akan
ku usahakan.”
Donghae
mendesah pelan setelah mengakhiri panggilannya. Dia kembali menghembuskan
nafasnya sebelum masuk ke dalam ruangan serba putih tersebut.
“Bagaimana
kabarnya?”
Donghae
tersentak mengetahui tatapan dari si pasien. “Kau sudah sadar?” dia bertanya
tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya.
“Menurutmu?”
“Sudah,”
jawab Donghae dengan wajah polos. Kyuhyun mendengus melihat ekspresi sahabatnya
kemudian menoleh keluar jendela.
“Mereka
baik-baik saja.”
Kyuhyun
menoleh cepat memandang Donghae dengan mengangkat sebelah alisnya. Donghae
berdehem sejenak sebelum akhirnya menceritakan semuanya.
“Syukurlah,”
ujar Kyuhyun ketika Donghae mengakhiri ceritanya. Ada senyum kecil mengembang
diwajahnya dan membuat Donghae juga tersenyum. Senyuman yang sudah hilang
selama kini perlahan kembali.
“Kyu..”
“Ku
harap kau tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti ini lagi.” Donghae
menatap lurus kearah Kyuhyun yang kembali menolehkan pandangannya. “Jika kau
ingin bertemu dengan mereka maka kau harus berubah.”
Kyuhyun
memilih diam dan tidak membalas perkataan Donghae meski dalam hati dan pikirannya
dia sudah menanamkan niat tersebut tanpa Donghae suruh.
&&&
London,
pukul 15.30
Blue,
hari ini aku merasa sangat hampa. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah aku
menghabiskan waktu sore ku di taman. Ditemani oleh Jin Oppa yang bermain
bersama anakku.
Shin
Yeong mengalihkan pandangannya pada Jin yang sedang menuntun Daeun untuk
berjalan. Senyumku mengembang ketika melihat dia terjatuh dan menampakkan wajah
terkejutnya, bukannya menangis dia malah tertawa karena itu.
Blue,
aku merindukan sosoknya...
Tangan
Shin Yeong berhenti menulis karena bergetar mengingat sebuah nama yang sudah
menyakitinya selama ini.
Kadang
kita harus melepaskan orang yang kita cintai karena dia bukan terlahir untuk
kita, benar kan Blue?
“Kau
menangis lagi?”
Shin
Yeong segera menghapus air matanya ketika kakaknya sudah berdiri dihadapannya.
“Ma-af,”
ujarnya serak.
Jin
menarik kepala adiknya terbenam diperutnya setelah meletakkan Daeun pada kereta
bayinya. Dengan lembut ia mengusap rambut panjang adiknya dan sesekali mengecup
puncak kepala wanita itu.
“Sudah,
tidak apa-apa. Jangan menangis lagi,” ujar Jin memberi semangat.
**
Waktu
sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Shin Yeong terbangun dari tidurnya yang
lelap dan memandang ruangan tersebut dengan wajah bingung.
Segera
ia turun dari ranjang untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar dan menuju
kamar Daeun untuk menyusui batita tersebut. Namun...
“Oppa!!”
TBC
0 komentar