it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you – Extra part 1

By 16.45 , , , , ,

 


Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

After this, wherever I go I’ll leave the keys under the mat to your front door, because you’re my back home...

Mike mendengus beberapa kali melihat ibu muda dihadapannya yang mengacuhkan dirinya. Sejak tadi dia hanya diam sambil mendorong kereta belanja kesana kemari mengikuti langkah wanita tersebut.

Sesekali dia mengomentari beberapa pilihan yang dipilih oleh wanita itu sebelum akhirnya memasukkan belanjaannya ke dalam trolley.

“Sebenarnya kenapa kau belanja sebanyak ini?”

Wanita itu berhenti kemudian memutar tubuhnya sambil menggumam pelan.

“Ingin.”

Hanya satu kata yang keluar dari bibirnya sebelum akhirnya dia kembali berbalik memutari rak-rak yang sama secara berulang.

“Tsk. Pemborosan.”

“Heh?”

Mike melirik malas wanita itu dan menggeleng pelan ketika pandangan bertanya itu menatapnya.

Setelah menghabiskan waktu selama dua setengah jam lamanya, akhirnya Mike mendesah lega karena dia bisa beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan kakinya yang letih.

“Kau ingin minum?” Mike menggeleng pelan ketika wanita itu bertanya.

“Bukankah seharusnya suamimu yang melakukan semua ini?”

Suasana seketika hening ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Mike. Wanita itu berhenti melakukan kegiatannya membereskan belanjaan dengan tertunduk sedih.

Pletak!

“Aww! Hei! Kenapa kau memukul ku?!” seru Mike tidak terima ketika sebuah tangan kecil yang sedang memegang mainan memukulnya.

“Pukul uncle Mike. Uncle Mike sudah buat ibuku sedih.” Sebuah suara pria dewasa yang dibuat menyerupai anak-anak terdengar sambil menggerakkan tangan bayi tersebut untuk memukul kepala Mike berulang ulang.

Mike segera menerima bayi tersebut ketika si pria mendekati adiknya.

“Hey, Yeong! anakmu cantik, bolehkah aku menikahinya?”

“Tidak!” tolak Jin

“Aku tidak bertanya denganmu!”

“Aku adalah Daddy-nya jadi aku berhak menjawab,” bela Jin ketika melihat wajah Mike mengerucut kesal.

**

“Terima kasih, senang bekerja sama dengan anda.”

Donghae tersenyum menjabat tangan rekan kerjanya. “Senang bisa bekerja sama dengan anda, Mr. Nate.”

Baru saja pria itu duduk di kursinya, sebuah nada dering langsung membuatnya segera mengangkat panggilan tersebut dan segera melaju ke tempat dimana panggilan tersebut berasal.

**

Ruangan tersebut sudah acak-acakan. Bahkan tidak ada yang menyangka bahwa ruangan tersebut milik seorang CEO terkenal jika melihat ruangan itu saat ini.

Beberapa berkas tergeletak dilantai dengan isi yang menghambur keluar terlihat beberapa aksesoris kaca yang juga pecah berkeping-keping karena bantingan yang cukup kuat.

MacBook yang sudah terbelah menjadi dua dan meja kaca yang juga sudah pecah karena vas yang dilemparkan diatasnya. Bahkan sofa-sofa mahal yang kulitnya sobek disana-sini karena benda tajam.

“Kyuhyun-ah!”

Donghae memanggil si pemilik ruangan tersebut. Matanya menyisir ruangan hingga berhenti disudut dimana sebuah pintu terbuka disana.

“Kau tenang saja, dia tidak apa-apa. Bukankah hal seperti ini sering terjadi?”

Haein mengangguk pelan. Wanita muda itu masih menutup mulutnya yang terisak karena kelakukan atasannya. Memang kejadian seperti ini bukan hal pertama baginya, namun melihat semua itu membuat ia sadar bahwa atasannya sedang mengalami tekanan fisik yang cukup berat.

Donghae berjalan ke arah pintu yang terbuka. Matanya menyisir ruangan tersebut dan segera menuju ke kamar mandi yang ada didalamnya.

Nafasnya tercekat ketika menemukan Kyuhyun sedang meringkuk dengan pakaian lengkap dibawah shower yang membasahinya.

Dengan langkah cepat Donghae mematikan shower tersebut dan segera memanggil ambulans ketika melihat darah yang mengalir dari pergelangan tangan sahabatnya.

“Dasar bodoh! Apa yang sebenarnya kau lakukan, hah?!” bentaknya kesal sambil berusaha menekan pendarahan.

&&&

Hai blue, apa kabar?

Blue, terkadang aku berfikir bahwa keputusan yang aku ambil adalah yang terbaik. Tapi setelah menjalaninya kenapa semuanya semakin terasa sulit?

Aku hanya ingin yang terbaik baginya juga bagiku. Aku mencintainya maka dari itu aku pergi. Bukankah cinta butuh pengorbanan?

Gerakan tangan Shin Yeong berhenti sejenak ketika setetes air mata jatuh dan membasahi kertas berwarna biru lembut tersebut. Dia mengigit bibir bawahnya untuk meredam tangisnya.

Blue, pepatah mengatakan jika seseorang menangis tanpa suara maka tangisannya itu mencerminkan rasa sakit yang sudah tidak bisa ditahan.

Matanya terpejam ketika ia mengingat semua kenangan yang menyakitinya tidak secara langsung. Kemudian dia tersenyum mengingat ada satu hal yang membuatnya harus bertahan hidup dan tidak boleh menyerah sekarang.

Semua itu karena malaikat kecilku, karena dia aku bisa bertahan hingga saat ini. Aku hanya menjalani semua yang sudah digariskan-Nya.

London, 12 April 2013

Kim Shin Yeong

“Kau belum tidur?” Suara bass itu membuat Shin Yeong menoleh dan menutup buku diary-nya.

“Bisakah kau mengetuk pintu?” sindir Shin Yeong dan berjalan mendekati kakaknya.

Jin memutar bola matanya kesal. “Kau saja yang tidak mendengar ketukan pintu karena terlalu asyik menyelami masa lalu!”. Shin Yeong menggembungkan pipinya dan menutup pintunya dengan pelan sebelum menjauh menuju dapur.

**

“Akan ku usahakan.”

Donghae mendesah pelan setelah mengakhiri panggilannya. Dia kembali menghembuskan nafasnya sebelum masuk ke dalam ruangan serba putih tersebut.

“Bagaimana kabarnya?”

Donghae tersentak mengetahui tatapan dari si pasien. “Kau sudah sadar?” dia bertanya tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya.

“Menurutmu?”

“Sudah,” jawab Donghae dengan wajah polos. Kyuhyun mendengus melihat ekspresi sahabatnya kemudian menoleh keluar jendela.

“Mereka baik-baik saja.”

Kyuhyun menoleh cepat memandang Donghae dengan mengangkat sebelah alisnya. Donghae berdehem sejenak sebelum akhirnya menceritakan semuanya.

“Syukurlah,” ujar Kyuhyun ketika Donghae mengakhiri ceritanya. Ada senyum kecil mengembang diwajahnya dan membuat Donghae juga tersenyum. Senyuman yang sudah hilang selama kini perlahan kembali.

“Kyu..”

“Ku harap kau tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti ini lagi.” Donghae menatap lurus kearah Kyuhyun yang kembali menolehkan pandangannya. “Jika kau ingin bertemu dengan mereka maka kau harus berubah.”

Kyuhyun memilih diam dan tidak membalas perkataan Donghae meski dalam hati dan pikirannya dia sudah menanamkan niat tersebut tanpa Donghae suruh.

&&&

London, pukul 15.30

Blue, hari ini aku merasa sangat hampa. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah aku menghabiskan waktu sore ku di taman. Ditemani oleh Jin Oppa yang bermain bersama anakku.

Shin Yeong mengalihkan pandangannya pada Jin yang sedang menuntun Daeun untuk berjalan. Senyumku mengembang ketika melihat dia terjatuh dan menampakkan wajah terkejutnya, bukannya menangis dia malah tertawa karena itu.

Blue, aku merindukan sosoknya...

Tangan Shin Yeong berhenti menulis karena bergetar mengingat sebuah nama yang sudah menyakitinya selama ini.

Kadang kita harus melepaskan orang yang kita cintai karena dia bukan terlahir untuk kita, benar kan Blue?

“Kau menangis lagi?”

Shin Yeong segera menghapus air matanya ketika kakaknya sudah berdiri dihadapannya.

“Ma-af,” ujarnya serak.

Jin menarik kepala adiknya terbenam diperutnya setelah meletakkan Daeun pada kereta bayinya. Dengan lembut ia mengusap rambut panjang adiknya dan sesekali mengecup puncak kepala wanita itu.

“Sudah, tidak apa-apa. Jangan menangis lagi,” ujar Jin memberi semangat.

**

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Shin Yeong terbangun dari tidurnya yang lelap dan memandang ruangan tersebut dengan wajah bingung.

Segera ia turun dari ranjang untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar dan menuju kamar Daeun untuk menyusui batita tersebut. Namun...

“Oppa!!”

TBC

You Might Also Like

0 komentar