it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you 9...

By 16.42 , , , , ,

 


Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

Aku pikir semua rencanaku akan berjalan dengan baik karena ku pikir selama satu bulan yang lalu semuanya berlalu dengan canda tawanya, meski semua candaan itu terlihat tidak alami dan terkesan dipaksakan.

Tanpa terasa sudah satu bulan berlalu, menginjak bulan kedua dari waktu yang diberikan oleh Jin, semua kejadian itu terjadi.

Donghae bahkan memukuliku hingga aku tak sadarkan diri ketika menceritakan apa yang terjadi saat itu.

Hari itu, hari dimana akhir pekan tiba dan aku masih harus memeriksa beberapa file yang baru saja diantarkan karena sebelum jam makan siang aku harus mengantarkan istriku untuk mengecek luka-luka ditubuhnya.

Langit mendung menggantung dengan sangat apik diatas sana ketika aku melangkah keluar. Hujan perlahan turun dengan derasnya ketika mobil yang ku tumpangi memasuki jalan raya yang mulai dipenuhi oleh mobil-mobil pribadi.

Mobil berhenti dengan perlahan dan aku mendesah pelan karena mengetahui bahwa saat ini aku terjebak macet. Mataku melihat jam yang melingkar ditangan kananku dan memutuskan untuk memberi tahunya bahwa mungkin aku akan terlambat, setelah itu ku putuskan untuk memberi tahu Donghae untuk berjaga-jaga mengantarnya karena aku terjebak macet yang sepertinya lama.

“Apa yang terjadi? Tidak biasanya jalan ini terkena macet?”

“Sepertinya terjadi kecelakaan beruntun tuan.” Jawab Albert tanpa mengalihkan pandangannya.

Ku hempaskan tubuhku dikursi dan segera mengirim pesan pada Donghae untuk mengantarkannya.

Mengalihkan pandanganku keluar jendela bukanlah pilihan yang tepat, karena saat itu aku melihat dia.

“Kim Jeong Yeon...” gumamku tanpa mengalihkan pandangan pada seorang wanita yang memegang payung berwarna biru polkadot. Warna favorite dirinya.

Tanpa pikir panjang aku keluar dan menerobos hujan yang sangat deras ketika ku lihat dia berjalan dengan cukup cepat menghindari para pejalan kaki hingga akhirnya dia menghilang dan meninggalkanku sendirian dalam ruang hampa yang terasa kembali.

**

Bugh!

Donghae menghembuskan nafasnya yang kini sudah kembali normal.

“Kau mengecewakannya! Tidakkah kau belajar dari kejadian minggu lalu?!” bentaknya sambil mencengkram kerah bajuku.

“Tidakkah kau sadar bahwa Jeong Yeon sudah tiada! Bahkan kau sendiri melihatnya meninggal dihadapanmu. Apa kau pikir aku percaya? Kau gila!”

Aku memilih diam dan tidak menjawab perkataannya. Hari ini aku kembali diberi pukulan olehnya karena dua hari yang lalu aku tidak memakan makanan yang dibuat istriku.

Satu hal yang pasti aku membuat binar matanya semakin redup. Aku membuatnya kecewa, lagi.

“Seminggu. Kesempatanmu bersamanya tersisa satu minggu lima hari. Berhentilah bersikap konyol jika kau memang mencintainya.”

“Aku..”

“Kyu, kau dan aku mengalami luka yang sama. Sama-sama kehilangan orang yang kita sayangi. Kau menyayangi Jeong Yeon sebagai sosok wanita dan aku menyayanginya sebagai sosok seorang adik.”

Donghae menoleh dan memandang kearahku yang masih duduk disofa ruangannya. “Jin sahabatku. Kau juga sahabatku. Aku sudah menganggap Shin Yeong sebagai adikku. Jika kau melukainya maka kami tak segan-segan menghancurkanmu dan memblacklist namamu dari daftar hidupku.”

&&&

 Pukul 24.30

Kyuhyun baru saja sampai dirumahnya yang sudah ditinggalkannya selama dua hari. Dia memutuskan menempati apartement-nya kembali untuk memantapkan hatinya.

Mencoba saran Donghae untuk menutup buku kenangan bersama Jeong Yeon yang memang seharusnya sudah ditutup lima tahun yang lalu.

Biru polkadot, warna itu sekarang sedang menjadi trend di negara barat jadi mungkin saja yang kau lihat adalah salah satu dari trend tersebut.

Kyuhyun mendesah pelan ketika mengingat perkataan dirinya yang melihat seorang wanita yang memakai payung dengan motif tersebut.

“Mmmhh...”

Shin Yeong menggumam pelan dan membalik posisinya hingga ia kini menghadap Kyuhyun yang sedang berdiri di sisi ranjang.

Sedikit menunduk Kyuhyun mencium kening istrinya cukup lama dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum berbaring disebelah istrinya yang sudah lebih dulu terlelap.

**

Matahari pagi mulai mengintip dari celah-celah gorden yang tidak tertutup rapat. Sedikit menyinari sepasang kekasih yang masih belum menyadari bahwa matahari kini sudah cukup tinggi dan aktivitas diluar sana sudah berjalan setengah hari.

Wanita itu menggeliat pelan. Sedikit menggumam karena cahaya matahari yang langsung menusuk matanya ketika ia membuka mata. Menggerutu pelan sambil menyadarkan dirinya dan menoleh kebelakang dimana suaminya masih terlelap.

Shin Yeong tersenyum dan meletakkan tangan Kyuhyun yang memeluknya posesif ke atas tubuh pria itu.

Perlahan ia turun dan berjalan menuju kamar mandi. Matanya membulat sempurna ketika melihat jam berapa sekarang dari ponselnya.

“Oppa...” ucapnya sambil mengguncang bahu suaminya.

Kyuhyun menggumam pelan dan memutar tubuhnya membelakangi Shin Yeong.

“Yak! Kau mengacuhkanku?!” seru Shin Yeong kali ini disertai pukulan bertubi dibahu dan lengan suaminya.

“Baiklah.. baiklah, aku bangun!” Kyuhyun bangkit dan mengacak rambut tebalnya yang acak-acakan dengan mata yang masih terpejam. Tangan kirinya menggapai sisi kirinya dan menarik boneka panda kesayangan istrnya untuk dipeluk.

“Nggh..” Shin Yeong memutar bola matanya malas melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil. “Jangan memeluk Po jika kau belum mandi!”  serunya berjalan menuju sisi kamar untuk meletakkan Po disofa tunggal favorite-nya.

“Jika kau tidak segera mandi maka aku tidak akan segera pergi dari sisimu!”

Blam!

Ancaman Shin Yeong sukses membuat Kyuhyun membuka matanya hingga membuat pria itu nyaris terjungkal karena buru-buru turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi.

**

==Shin Yeong==

Saat ini aku sedang memandangi surat ceraiku. Pandanganku datar dan tidak menampakkan ekspresi apapun.

‘Hei, jangan acuhkan kakakmu!’

Aku kembali menatap layar persegi dihadapanku. Tersenyum lebar meski terasa hambar.

Saat ini aku sedang ber-skype ria dengan kakakku. Setiap malam, aku selalu melakukan video call dengannya. Lebih tepatnya dia yang selalu melakukan itu padaku meski aku menolak.

Aku hanya ingin memastikan bahwa adikku baik-baik saja.

Tanpa sadar aku memutar bola mata ketika teringat kembali akan alasannya melakukan video call setiap malam.

‘Kau mengacuhkan aku lagi!’ serunya kali ini dengan mulut menggembung dan kedua tangan terlipat.

“Bffttt... bhahahaha...”

Tawaku meledak melihat ekspresi yang baru saja diperlihatkan olehnya. Bahkan kedua sudut mataku basah karenanya.

‘Aku merindukan tawa itu.’

“Aku juga merindukannya. Sangat.”

‘Kau tertekan?’

Aku hanya diam tanpa berniat menjawabnya. Mataku kembali melihat ke sisi kiriku dimana surat tersebut masih terbuka disana.

‘Baiklah jika kau tidak cerita. Laporan dari Donghae sudah cukup menjelaskan seberapa brengseknya dia untukmu.’

“Oppa!”

Dia mengangkat sebelah alisnya. ‘Tidurlah. Ku harap kau segera menandatangani surat itu.’

“Aku tidak janji.”

‘Aku memaksa.’ Titahnya bersamaan dengan berakhirnya sambungan.

Aku menghela nafas panjang dan dalam. Mengingat cerita Donghae tentang Kyuhyun selama dua bulan ini.

Bahkan dia tidak mengetahui warna favorite-ku, apa makanan kesukaanku, dan hal-hal kecil lainnya.

Mataku terpejam bersamaan bersamaan dengan air mata yang meleleh. Rasa sakit itu tidak akan pernah hilang meski dia mencoba.

&&&

Shin Yeong membuka matanya kembali dan tersenyum sambil mengusap batu nisan yang berdiri kokoh dihadapannya. Perlahan kedua matanya berembun dan siap menuangkan cairan panasnya ketika jari lentiknya menulusuri ukiran nama di batu nisan tersebut.

“Eonnie, aku tau kau memintanya untuk menjagaku dan aku berusaha menjadi istri yang baik dengan menjaganya juga, tapi...” jeda sejenak untuk menghapus satu tetes air mata yang mengalir turun. “Dia tetap mencintaimu. Sekuat apapun aku mencoba untuk menggantikanmu dihatinya, maka semakin dalam pula luka yang ku buat.”

Angin berhembus dengan lembut menggoyangkan rambut coklat panjangnya hingga membuat wanita itu menyelipkan rambut-rambut nakal itu ke telinga.

“Semua sudah berakhir dan aku harap kau tidak marah karena aku memilih jalan ini. Tidak apa-apa, aku tidak sendiri. Ada dia disini.” Shin Yeong mengusap perut ratanya yang kini sudah terisi oleh janin yang baru. Air matanya semakin menetes berjatuhan membasuhi sweater putihnya.

“Yeong, kau masih lama?” suara bass itu menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendiri. Shin Yeong menggeleng dan mengusap air matanya cepat.

Shin Yeong berdiri dan merapikan roknya yang sedikit kusut karena berlutut.

“Selamat tinggal, Kim Jeong Yeon...” Shin Yeong melambaikan tangannya seiring dengan langkahnya yang mulai menjauhi makam tersebut.

Donghae menatap punggung Shin Yeong lalu menoleh ke makam Jeong Yeon dengan tersenyum.

“Kau lihat? Cinta tidak bisa dipaksakan. Dia berhak memilih dan pilihannya tetap jatuh padamu meski kau memaksa dia untuk mecintai sepupumu.”

**

Kyuhyun jatuh berlutut. Matanya menatap nanar keatas ranjang dimana berbagai hadiah yang pernah ia berikan pada istrinya kini tertata rapi disana dengan Po yang berada ditengah-tengah.

Matanya berembun ketika melihat tab yang diberikannya menampilkan berbagai macam tulisan yang sama berulang-ulang.

‘Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun! ^_^’

“Kau bahkan meninggalkanku,” gumamnya lirih dengan suara serak. Dia menopangkan kedua tangannya dilantai. Membiarkan air matanya jatuh membasahi lantai.


THE END

Apakah kita bersedia mengorbankan cinta demi kepentingan yang lebih besar, atau tetap dengan ego untuk kebahagiaan sendiri? Jika hal itu terjadi, maka hati yang terluka tidak semudah itu untuk sembuh. Kita tidak pernah sadar betapa berharganya seseorang sebelum tiba saatnya perpisahan.

-KSY-




You Might Also Like

0 komentar