Missing you 8...
Author : Rina Chan
Cast :
-
Cho Kyuhyun
-
Kim Shin Yeong
-
Lee Donghae
-
Kim Taehyung (V)
-
Lee Mikki
-
Kim Seok Jin
Genre
: hurt/comfort, romance, merried life, chapter
Ost
: SHINee – An Encore
=========
Gedung-gedung
pencakar langit sudah mulai dipadati oleh para karyawan.
Beberapa
jalan protokol yang didominasi oleh kendaran pribadi bahkan mulai terlihat
lengang dan lancar karena sudah tidak sepadat sebelumnya.
Mikki
turun dari taksi yang membawanya ketika sudah sampai disalah satu kantor polisi
pusat. Tangannya yang terkepal kini mulai basah oleh keringat karena rasa rindu
yang akhirnya tersalurkan kini terbayar lunas.
Setelah
dipersilahkan untuk masuk dan duduk dikursi yang sudah disediakan, Mikki duduk
dengan tenang meski ia tak bisa memungkiri bahwa sekujur tubuhnya bergetar
gugup.
Pintu
besi tersebut terbuka, membuat wanita cantik itu berdiri dan langsung
menubrukkan tubuhnya pada kekasihnya yang terlihat lebih kurus dari sebelumnya.
“Duduklah,
kita mengobrol.” Mikki melepaskan pelukannya dan duduk dihadapan kekasihnya
yang tersenyum padanya meski ia tahu mata coklat tersebut tertutupi oleh rasa
bersalah.
“Maaf.”
Taehyung memutuskan untuk membuka percakapan karena waktu akan terbuang percuma
jika mereka hanya diam dan saling memandang satu sama lain. “Bagaimana keadaan
bos mu?”
“Dia
baik, bahkan dia menitipkan salam padamu dan pada kakakmu.”
Taehyung
tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya. “Aku akan pergi.” Ucapnya sambil
memejamkan mata karena tak sanggup melihat wajah sedih kekasihnya. “Kemana?”
tanya Mikki pelan nyaris berbisik.
“Jerman.
Aku ingin membuat kakakku sembuh dengan menjalani terapi oleh psikater disana.”
“Apa
itu akan lama? Kenapa tidak disini saja? Bukankah kau masih dalam masa
tahanan?”
Taehyung
tersenyum dan mengusap kepala Mikki yang baru saja berhenti melontarkan
beberapa pertanyaan.
“Selama
menemani terapi aku dan kakakku tetap berada dalam penjara disana. Penjara yang
sedikit berbeda. Aku memilih Jerman karena fasilitas medis negara tersebut
sudah tidak diragukan lagi. Tentu saja lama.” Taehyung terdiam sejenak untuk
memandang wajah kekasihnya. “Mungkin aku tidak akan kembali.”
“Waktu
bertemu tinggal lima menit lagi!” suara polisi mengingatkan.
Taehyung
berdiri dan memeluk Mikki yang masih terduduk. Membenamkan wajah kekasihnya dan
mengecupi puncak kepala wanita yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun.
“Ingatlah
selalu aku selalu menyayangimu. Jaga dirimu baik-baik. Sampaikan pada bosmu aku
menyesal. Aku mencintaimu Lee Mikki,” Taehyung berbalik dan kembali mengikuti
polisi yang membawanya keruangan tersebut.
**
Jari-jari
panjang Jin tidak berhenti mengetuk meja. pikirannya melayang pada permintaan
Donghae ketika mereka berbicara di koridor rumah sakit.
-Flashback-
Donghae
menarik lengan Jin kasar hingga membuat tubuh Jin menabrak tembok yang berada
dibelakangnya.
“Sial!
Apa yang sedang kau lakukan!” seru Jin kesal
“Kau
sudah berjanji padaku untuk tidak memisahkan mereka!”
Jin
berdecak kemudian menyisir rambutnya. “Apa itu merugikanmu? Ini urusanku. Dia
adikku dan aku harus membuatnya bahagia. Kesabaranku sudah habis karena lelaki
itu tidak pernah melihat adikku!” Jin menekankan suaranya pada kalimat terakhir
sambil menunjuk ruangan Shin Yeong yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
“Dia
menyesal.”
“Menyesal?
Sayangnya semua sudah terlambat!” Jin mendesis pelan menahan emosi karena
Donghae terang-terangan membela Kyuhyun. “Kau tidak tau bagaimana frustasinya
dia ketika adikmu menghilang” ucap Donghae.
“Aku
melakukan ini demi Jeong Yeon. Sejak kecil aku dan Kyuhyun berteman dengannya
dia hanya bisa terbuka padaku. Dia selalu menceritakan berbagai mimpi
menyeramkannya. Dia bahkan beberapa kali memimpikan adikmu.”
Jin
melipat kedua tangannya didepan dada menunggu kalimat selanjutnya. “Dia bahkan
tidak terlibat sama sekali. Jeong Yeon selalu mencari keberadaan adikmu dengan
tubuhnya yang lemah. Rasa penyesalannya membuat penyakit yang menyerang
tubuhnya semakin parah. Bukankah dia pernah datang menemuimu?”
“Menemuiku?”
Jin terdiam mengingat sesuatu. “Ya, dia pernah menemuiku.”
Donghae
tersenyum tipis. “Tapi kau mengusirnya.”
“Kau
tau?”
“Tentu
saja! Melihatnya yang didorong kasar oleh satpam kantormu membuatku langsung
mendekatinya dan membawanya ke apartementku.”
“Lalu
apa yang kau inginkan?” Jin bertanya merasa mulai lelah akan pembicaraan yang
mengungkit masa lalunya.
“Dua
bulan. Biarkan mereka bersama selama dua bulan. Jika gagal, maka aku yang akan
mengantarkan adikmu langsung ke London.”
“Well,
kau memang sahabat yang baik!” Jin menepuk pundak Donghae. Sahabat yang sudah
bersamanya selama kuliah hingga kini. “Titip adikku.”
“Kau
akan pergi?” Jin hanya tersenyum dan memeluk Donghae sebelum akhirnya berbalik
dan melambai padanya.
Tok..
tok.. tok...
Suara
ketukan pintu menyadarkan Jin dari lamunannya.
“Sir,
anda sudah ditunggu diruang meeting.” Angel sekertaris Jin mengingatkan.
Kemudian membuka pintu atasannya lebih lebar ketika melihat Jin keluar
&&&
==Kyuhyun==
Sejujurnya
aku senang ketika Donghae mengatakan aku diberi kesempatan selama dua bulan
untuk membuat istriku menolak ajakan kakaknya. Hanya saja aku pesimis bahwa
waktu yang diberikan tidak berjalan dengan baik mengingat kondisi istriku.
Satu
hal yang aku ketahui tentangnya adalah dia berubah. Dia memang tersenyum dan
selalu menampakkan sikap layaknya tidak terjadi apapun. Tapi aku menyadari satu
hal bahwa tidak ada cahaya dimatanya. Cahaya yang akan semakin bersinar ketika
dia tersenyum. Sekarang cahaya itu redup. Karena diriku.
“Oppa...”
sebuah kepala menyembul dari balik pintu ruang kerjaku. Senyumku mengembang
ketika melihat wajahnya yang cemberut seperti anak kecil.
“Kemarilah,”
tanganku terulur memintanya untuk masuk dan langsung duduk dipangkuanku. Kedua
tanganku langsung melingkar dipinggangnya yang ramping dan menempelkan pipiku dirambutnya yang tebal.
“Oppa..”
rajuknya sambil memainkan jarinya didadaku yang tertutupi oleh sweater abu-abu.
“Hmm”
“Temani
aku tidur.”
Pelukanku
sedikit ku longgarkan dan mataku mencari-cari sesuatu yang bisa memberitahuku
waktu.
Pukul
23.30
Ahh
pantas saja dia memintaku menemaninya tidur. Dahiku berkerut mengingat sesuatu.
“Bukankah seharusnya kau sudah tidur?” tanyaku sambil memegang kedua bahunya.
Dia mengangguk pelan. “Aku mencoba tidur sejak tadi dan akhirnya aku memutuskan
untuk kesini, memintamu untuk tidur juga.”
Aku
mengangguk kemudian langsung berdiri hingga membuatnya memekik dan langsung
merangkul leherku erat.
**
“Pagi..”
sapanya ketika aku turun dan merangkul pingangnya, memberikan ciuman didahinya.
“Aku
mencintaimu.”
Jeda
sejenak karena dia tidak langsung membalas ucapanku. “Aku juga!” jawabnya
sambil membenarkan dasiku.
Sudah
ku duga tidak akan berhasil. Meski aku mengucapkannya setiap hari cahaya
matanya tidak akan kembali. Dadaku terasa sangat sesak ketika dia membalas
pengakuanku namun tidak ada raut bahagia disana.
“Yeong,
aku akan pulang larut malam ini. Jangan menungguku.”
“Kenapa?”
alisnya bertaut tidak suka.
“Aku
tidak ingin kau lelah.”
Dia
mengangguk paham dan kembali melanjutkan sarapannya.
**
Donghae
menoleh kearah pintu ruangannya yang dibuka oleh seseorang. Sebelah alisnya
terangkat ketika melihat sahabat sejak kecilnya duduk dan menyenderkan
punggungnya pada sofa yang ada diruangan tersebut.
“Kau
tidak bekerja?” tanyanya setelah berdiri disofa yang diduduki sahabatnya.
Kyuhyun
membuka matanya menatap langit-langit kantor Donghae. “Kau tidak dirumah
sakit?”
“Jin
sudah kembali ke London. Tentu saja aku harus kembali menempati posisiku.
Lagipula sudah ada Minri disana.”
“Dokter
wanita, heh?” goda Kyuhyun mendengar sebuah nama wanita yang menggantikan
posisi Donghae. Pasalnya, Donghae tidak pernah memberikan posisinya pada dokter
wanita.
“Bukankah
kau yang menginginkan dokter perempuan jika istrimu check up.”
Kyuhyun
tersenyum dan mengangguk. “Pikiranku tidak bisa fokus.” Donghae mengangguk dan
kembali ke mejanya setelah Kyuhyun menjawab pertanyaannya.
&&&
==Shin
Yeong==
Entah
hanya perasaanku saja atau bukan, namun aku bisa merasakan bahwa saat ini Mikki
yang ada dihadapanku bukanlah Mikki yang biasanya.
Sejak
tadi aku mengawasi dari balik meja kasir dan melihat pekerjaannya selalu saja
kacau.
“Lee
Mikki!” seruku membuat gerakan membersihkan mejanya berhenti. “Ikut ke
ruanganku sekarang.”
Mikki
menundukkan pandangannya dan memilih diam dengan kedua tangan bertaut.
“Jika
kau merindukannya kenapa kau tidak menyusulnya?”
Dia
mendongak dan menatapku tak percaya. Tentu saja aku merasakan bagaimana
perasaannya saat ini. Semalam dia baru saja melepas kepergian Taehyung, meski
dia hanya melihat dari jarak sekian meter saja.
“Aku
akan dibunuh oleh kakakku jika melakukannya.” Dia kembali menunduk
“Kau
bahkan tidak terlihat memiliki kakak.”
“Itu
karena aku tidak tinggal bersama dengannya. Aku lebih memilih tinggal di
apartement karena ingin mandiri.”
Aku
hanya ber-oh ria mendengar penjelasannya. Selanjutnya yang ku lakukan hanya
diam dan sesekali meliriknya. Mencari keputusan yang tepat supaya dia bisa
bekerja dengan baik.
Tanganku
yang sejak tadi memegang ponsel segera mencari nama Donghae dan mengetikkan
pesan untuknya.
Pip!
Mataku
membulat dan segera berjalan ke arah Mikki ketika membaca balasan Donghae.
Mikki yang melihat ekspresiku hanya bisa mendesah pasrah.
“Dia
mengijinkanmu.” Mikki mengerjap tidak mengerti. Ku tarik lengannya hingga ia
berdiri dan mendorongnya keluar cafe dimana Mike sudah ada disana dan menunggu.
“Bawa
dia!” Mike memberi hormat layaknya prajurit kepada sang komandan dan segera
membawa Mikki pergi.
Aku
melambai ketika mobil itu sudah pergi dan membawa Mikki.
**
Shin
Yeong mengernyit ketika melihat sebuah boneka panda setinggi satu meter sedang
duduk menghadap pintu rumah ketika ia membuka pintu. Kepalanya menjelejahi
seluruh halaman rumahnya dan tidak melihat seseorang dimanapun.
“Kyaaaaaa....!”
Seolah
diingatkan kembali akan boneka panda yang pernah membuatnya jatuh cinta dan
patah hati secara bersamaan.
Patah
hati?
Ya,
patah hati karena selama dua hari dia tidak melihat boneka itu terpajang di
etalase toko.
“Tapi...
siapa yang memberikannya?” ujarnya dengan mimik lucu tanpa menyadari kehadiran
seseorang yang sejak tadi memperhatikannya dengan senyum terkembang.
TBC
0 komentar