it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you 7...

By 16.38 , , , , ,

 



Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae
-         Kim Taehyung (V)
-         Lee Mikki
-         Kim Seok Jin

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, mistery, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

Jin kecil memandang bangunan megah yang kini berada dihadapannya. Bangunan yang pernah ditempatinya sebelum akhirnya bangunan tersebut direbut paksa oleh pamannya yang serakah.

Mata bulatnya memandang nanar taman bunga yang kini kering. Dulu, ibunya selalu rajin merawat bunga-bunga itu, namun sekarang semua bunga itu layu dan kering. Tanpa sadar tangannya mengepal merasakan emosi yang kembali keluar mengingat perlakuan pamannya pada keluarganya.

“Tuan muda, sudah saatnya kita berkunjung ke panti.” Perkataan Dean membuat Jin kembali tenang. Dia mengikuti langkah pria yang kini akan menginjak usia kepala empat tersebut ke dalam mobil hitam yang sudah menunggunya.

**

Mike melirik kearah Jin yang masih diam dan tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri. Lima langkah lagi dia akan mendekati seorang gadis yang berusia lima tahun dibawahnya yang saat ini sedang duduk sendirian dibangku putih.

“Sampai kapan kau akan berdiri disini?” Mike mendorong Jin hingga membuatnya nyaris terjatuh namun dengan cepat Jin menyeimbangkan tubuhnya.

Kepala gadis kecil itu mendongak menatap seseorang yang kini berdiri dihadapannya. Menghalangi cahaya matahari yang sejak tadi menerpa kulit putihnya.

Jin duduk disamping gadis itu dan meletakkan lollipop di genggaman adiknya.

“Hai, kita bertemu lagi” ucap Jin sambil mengusap puncak kepala adiknya

“Lebih tepatnya, kau yang menemuiku Oppa” Shin Yeong meralat perkataan orang yang sudah sering mengunjunginya sejak sebulan yang lalu.

“Oh, iya.. kau benar!” menggaruk tenguknya bingung. Mike menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jin. Jin mengangguk setelah Mike mengatakan akan menunggu dimobil.

“Oppa, kau tau? Kehadiranmu seolah menjadi hiburan bagiku, meski aku tidak bisa melihatmu namun aku bisa merasakan kasih sayang yang kau keluarkan untukku. Aku merasa... bahwa kakakku yang sudah tiada berada disini.”

Aku disini Yeong dan aku akan selalu menyanyagimu meski kau tidak bisa melihatku, batin Jin

**

Shin Yeong terus menggenggam tangan Jin yang sejak tadi tidak ia lepaskan. Ia merasa gugup ketika seorang dokter mengatakan bahwa dirinya sudah mendapat pendonor dan akan segera dioperasi.

“Oppa, maukah kau selalu ada disampingku?” pinta Shin Yeong

“Kenapa?”

“Karena orang yang ingin ku lihat pertama kali adalah dirimu.”

Jin terdiam sesaat mendengar permintaan adiknya. Tanpa menjawab ia hanya membalas genggaman sang adik dan mencium keningnya.

“Ya, aku berjanji” ucapnya dan genggaman itu pun terlepas karena Shin Yeong sudah memasuki ruang operasi.

“Kau yakin akan tetap berangkat? Kita bisa membatalkannya,” Mike menepuk pundak sahabatnya yang masih berdiri didepan ruang operasi.

Memejamkan matanya sesaat dan menghembuskan nafasnya pelan. “Tidak. Keputusanku sudah bulat. Aku akan membangun perusahaan dan mengambil kembali perusahaan appa,” kata Jin dan berbalik setelah menguatkan hatinya.

Mike mendesah pelan dan mengerti akan keputusan Jin. Di umurnya yang kini berusia dua puluh tiga dia harus pergi ke Inggris dan mengurusi perusahaan yang dibangun dengan tabungan milik ayah dan ibunya.

&&&

 ==Shin Yeong==
Akhirnya aku sadar, setelah selama semalaman aku mengalami kritis hingga dokter memvonis kesempatan ku hidup hanya 1%. Saat ini aku masih terbaring lemah. Beberapa alat kesehatan yang semalam menempel ditubuhku sudah dilepas.

Sendiri.

Ya, aku memang sendirian disini. Itu baik, karena sejujurnya aku membutuhkan itu. Pikiranku masih dipenuhi oleh ketakutan dan rasa kehilangan.

Kehilangan?

Aku baru saja kehilangan calon bayiku. Rasa sakit yang ku rasakan selama beberapa hari penyekapan berdampak buruk pada janin yang sedang ku kandung. Bahkan aku tidak menyadari jika aku sedang mengandung saat itu.

Sreeett...

Kepalaku menoleh kearah pintu yang terbuka cukup lebar. Seseorang yang duduk di kursi roda tersenyum dan berjalan ke sisi tempat tidurku.

“Hai, bagaimana keadaanmu?” tanyanya ramah.

“Kau siapa?”

“Ahh kenalkan namaku Mike Orlando Reavens” dia mengulurkan tangan kananya dan aku menatap tangan tersebut lalu wajahnya bergantian.

“Reavens? Kau... anaknya uncle Dean?” tanyaku spontan.

Dia mengangguk dan tersenyum lebar hingga membuat matanya mengecil. “Aku Kim Shin Yeong,” ucapku sambil menjabat tangannya.

“Terima kasih!” ucapku dan mencoba tersenyum padanya. “Kau sudah menyelamatkanku,” sambungku

“Tapi aku tidak bisa menyelamatkan dia” katanya sambil menatap kearah perutku.

“Tidak apa-apa, ini bukan salahmu—hey, dari mana kau tau jika aku hamil?”

Mike hanya tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapih. “Rahasia. Oh! Lagipula bukan hanya aku yang tau kau hamil,” dia menoleh kearah pintu yang masih terbuka.

Mataku melebar terkejut ketika melihat sosok yang selama ini ku pikir telah tiada.

“Oppa...”

**

“Shin Yeong sudah sadar, kau tidak ingin menjenguknya?”

Kyuhyun mengacuhkan pertanyaan Donghae. Sejak tadi pria itu sibuk dengan memorinya bersama Jeong Yeon, bahkan kehadiran Donghae pun seolah tidak dianggapnya.

Pikirannya melayang ketika mengingat saat itu, dimana Jeong Yeon mengatakan pesan terakhirnya.

-Flashback-

Kyuhyun berlari menyusuri lorong rumah sakit yang lebih terasa panjang dari biasanya. Beberapa pasien dan perawat menatapnya heran namun ia sama sekali tidak mempedulikannya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada seorang wanita yang berada diujung kematian.

Brakkk...

Nafasnya masih memburu ketika akhirnya dia sampai diruangan tempat  wanita itu dirawat.

Jeong Yeon tersenyum tipis dibalik masker oksigennya melihat ekspresi Kyuhyun yang sangat kelelahan mengingat ia langsung kembali dari London dan langsung kemari tanpa beristirahat terlebih dahulu.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Jeong Yeon ketika Kyuhyun duduk disamping ranjangnya.

“Bodoh!” Jeong Yeon tersenyum mendengar pertanyaannya dibalas dengan ejekan. “Kenapa kau menyembunyikannya?!”

Jeong Yeon terbatuk dan memejamkan matanya sejenak ketika rasa sakit menyengat, “Kyuhyun-ah, maukah kau memenuhi permintaanku?”

Of course, princess.” Jeong Yeon tersenyum dan memejamkan matanya kembali. “Tolong...” Kyuhyun menahan nafas menanti permintaan yang akan diucapkan oleh gadis pujaanya. “Berikan mata dan jantungku pada sepupuku, Kim Shin Yeong.”

Hati Kyuhyun mencelos mendengar permintaan Jeong Yeon. Dia kecewa karena gadisnya seolah tidak kuat untuk hidup.

“Donghae oppa akan memberikan berkas lengkapnya dimana kau bisa menemukan Shin Yeong. ah, satu lagi. Bisakah kau mencintainya seperti kau mencintaiku?”

Tubuh Kyuhyun membeku ketika Jeong Yeon mengetahui perasaannya dan dengan cepat dia menormalkan kembali ekspresinya.

“Aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Karena aku hanya bisa mencintai dirimu.”

Jeong Yeon tersenyum dan mengulurkan tangannya pada wajah tampan Kyuhyun. Mengusap wajah itu perlahan.

“Kau pasti bisa, Oppa.”

&&&

==Kyuhyun==

Degup jantungku terus tidak beraturan sejak tadi. Bahkan kesadaranku belum kembali sejak Donghae dengan sikapnya menyeret paksa diriku untuk ikut ke rumah sakit. Bahkan aku harus menahan malu ketika beberapa orang menatap kami karena Donghae masih menyeretku ketika kami sampai.

Donghae menoleh ketika sudah berhenti disebuah kamar VVIP, “Kau mau masuk tidak?” aku menggeleng sebagai jawaban.

Suara tawa dan candaan langsung terdengar ketika Donghae membuka pintu tersebut.

Tubuhku berputar dan memilih duduk di kursi yang tersedia dilorong tersebut. Lorong ini terlihat sepi meski tak jarang beberapa suster terlihat keluar dan masuk ke pintu yang berbeda.

Aku mendesah dan mengacak rambutku ketika kembali memasuki bangunan ini. Aku benci rumah sakit. Rumah sakit hanya mengingatkanku padanya. Jeong Yeon. Juga pada orang yang entah sejak kapan menarik perhatianku.

“Cho Kyuhyun?” aku mendongak ketika suara seseorang memanggilku. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya yang segera ku balas hingga kami saling berjabat tangan.

“Kim Seok Jin.”

Aku tersenyum melihatnya langsung duduk disampingku. “Terima kasih untuk menjaga adikku dengan baik.” Ujarnya dengan senyum lebar yang menurutku mengerikan karena perkataannya bagaikan sengatan listrik yang menjalar dari ubun-ubunku hingga ke ujung jari kaki.

Tidak ingin kalah aku hanya tersenyum masam dan menepuk pundaknya, “Sudah menjadi tanggung jawabku sebagai suaminya.”

“Yeah, kau benar-benar suami yang baik. Aku bisa melihat itu,” ujarnya lagi tanpa melepaskan pandangannya padaku.

Baru kali ini aku merasa terintimidasi oleh tatapan seseorang. Selama ini aku terbiasa mengintimidasi orang.

Shit!”

“Kau tidak masuk?”

“Huh?”

Jin menaikan sebelah alisnya dan aku mengikuti arah matanya menatap kearah Donghae yang sedang berdiri diambang pintu.

Aku segera berdiri dan langsung masuk tidak memperdulikan tatapan heran Donghae.

**

“Oppa!” seru Shin Yeong ketika Kyuhyun sudah duduk disisinya dan mengusap kepalanya seperti biasa.

“Kenapa kau tidak langsung menemuiku?” tanya Shin Yeong dengan wajah polos.

Kyuhyun hanya tersenyum dan mencium tangan istrinya yang digenggamnya. “Maaf,” ujarnya sendu.

Shin Yeong sedikit terkejut dan mengalihkan pandangannya kearah Jin dan Donghae yang memasang ekspresi berbeda. Jin menatap lurus kearah Kyuhyun yang kini terus mencium tangan adiknya sedangkan Donghae tersenyum tipis lalu mengangguk.

“Aku tidak bermaksud menyakitimu.” Shin Yeong memiringkan kepalanya dan tersenyum lebar mengerti kenapa suaminya itu meminta maaf dan ia membalas mengusap kepala Kyuhyun. Merasakan rambut suaminya yang tebal dan juga lembut masuk disela-sela jarinya.

“Yeongie-ah, bagaimana tawaranku tadi, kau sudah memutuskannya?”

Kyuhyun mengangkat wajahnya menatap Shin Yeong dan Jin bergantian. Pandangannya berhenti kearah Donghae yang hanya mengangkat bahunya tidak tau.

“Ermmmm aku... ng...”

“Kyuhyun-ah, aku ingin mengambil adikku.” Kyuhyun menoleh cepat kearah Jin. “Tugasmu menjaganya sudah berakhir. Mike! Urus berkas perceraian mereka secepatnya!”

Mike mendesah pelan kemudian mengikuti Jin yang langsung berbalik keluar ruangan tersebut disusul Donghae hingga menyisakan sepasang suami istri itu sendiri.

“Sayang, kau tidak akan menginggalkanku. Iya kan?”

TBC

You Might Also Like

0 komentar