it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you 5...

By 16.31 , , , , ,

 


Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae
-         Kim Taehyung (V)
-         Lee Mikki
-         Kim Seok Jin

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, mistery, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

==Kyuhyun==
Namanya Kim Jeong Yeon, seorang wanita yang lebih muda dua tahun dariku dan tiga tahun dari Donghae.

Saat itu aku yang sedang bermain sepak bola bersama Donghae melihatnya yang duduk sendirian disisi taman.

Kami mendekatinya, mengajaknya bermain bersama hingga kami menjadi sangat dekat.

Satu hal yang ku tau, semua penyebab kesedihannya waktu itu karena rasa kecewanya pada sang kakak yang sudah melukai seorang gadis kecil saat umurnya sembilan tahun.

Waktu berjalan cepat, saat itu aku sudah berusia dua puluh tiga, Donghae dua puluh enam, dan gadis yang kini sudah berubah menjadi sosok wanita yang cantik di umurnya yang baru menginjak kepala dua.

Sejujurnya, aku sudah menyukai dia sejak pertama kali kami berteman. Hanya saja, saat itu aku sangat mengetahui bahwa ia sangat menyukai Donghae. Matanya yang selalu berbinar jika menceritakan tentang pria yang selalu membuatnya kagum itu membuatku juga merasa bahagia dan sakit secara bersamaan.

Menerima keputusan ayahku untuk meneruskan perusahaan yang ada di Jerman membuatku memberikannya pada Donghae, meski ku tau Donghae tidak bisa mecintainya. Ia tau hal itu akan membuatku tersakiti.

**

Dua tahun kemudian, aku kembali. Bukan dengan perasaan puas karena semuanya berjalan sukses. Aku kembali karena mendengar bahwa dia sakit keras.

Donghae meringis kecil ketika aku mencengkram kerah kemejanya dengan cukup kuat didepan ruang tempatnya koma. Dengan suara lirih ia menjelaskan bahwa penyakit tersebut sudah bersarang ditubuhnya sejak umur tujuh belas tahun.

Aku kesal.

Kesal pada diriku yang selama ini tidak menyadarinya.

Pada hari ke-40 akhirnya ia membuka mata. Tersenyum tipis dibalik masker oksigennya.

Kami mendekatinya. Dia mengatakan sebuah pesan pada kami untuk menemukan gadis kecil yang menderita karena ulah kakaknya. Setelah mengucapkan pesan itu, dia pergi. Selamanya. Meninggalkan kami.

&&&

“Kyuhyun-ah,”

Kyuhyun bergeming ketika Donghae memanggilnya dari ambang pintu ruang kerjanya. Dia mendesah dan berjalan mendekati sahabatnya yang sepertinya tidak berada didunia nyata.

“Oh-eh, kau disini?” Donghae memutar matanya ketika Kyuhyun bertanya.

“Kau sudah memberitahunya?”

Dahi Kyuhyun berkerut tidak mengerti akan pertanyaan Donghae.

“Surat itu.” Donghae mengingatkan. “Bukankah umurnya sudah dua puluh dua sekarang?”

“A-aku, belum.”

“Kenapa?”

“Aku belum siap untuk memberitahunya.”

Donghae mencibir melihat sikap Kyuhyun yang kali ini egois. “Kau harus memberitahunya. Karena DIA yang memintamu,” tekan Donghae pada kata ‘dia’.

Kyuhyun menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi.

“Ini tidak akan mudah. Bagaimana jika syok?”

“Mengetahui bahwa saat ini jantung dan matanya berasal dari anak sesorang yang merebut paksa semua kebahagiaannya? Kau lupa bahwa ia mengalami amnesia karena kecelakaan tersebut?”

Kyuhyun menegakkan tubuhnya kembali. “Memangnya dia belum ingat apapun tentang masa kecilnya?”

Donghae menggeleng pelan. “Ku rasa belum,”

**

==Shin Yeong==

Tanganku terangkat meraba sebuah garis panjang yang ada didada kiriku. Gerakan mengeringkan tubuhku berhenti ketika tidak sengaja tubuhku menghadap ke kaca yang terletak disudut kamar mandi dan mataku berhenti di garis panjang ini.

Sejak umur ku tujuh tahun aku buta, fakta lain adalah aku memiliki jantung yang lemah.

Hal yang ku ingat saat seorang suster mendekatiku dengan senyumnya dan bertanya tentang nama serta tempat tinggalku. Dari sekian pertanyaannya yang ku jawab hanya satu. Namaku. Ya, hanya namaku yang ku ingat. Selain itu aku tidak ingat segala hal tentang diriku sendiri.

Merasa kasihan akan diriku, seorang ibu panti mengambil diriku untuk diasuh dirinya. Dia juga yang membiayai pengobatan selama aku tidak sadar karena—kecelakaan. Kecelakaan? Mungkin, begitulah yang ibu panti katakan.

Tahun demi tahun ku jalani dengan kondisi fisik yang kekurangan. Meski demikian, aku bersyukur karena Tuhan masih mengijinkanku untuk hidup.

Hingga datanglah hari itu. Hari dimana aku menjalani operasi karena ada seorang donatur yang rela memberikan secara sukarela jantung serta matanya. Bahkan donatur tersebut membiayai operasi dan perawatan untuk diriku. How lucky I am,

Satu hal yang sampai saat ini membuatku bertanya adalah, siapa donatur tersebut? Kenapa dia tidak ingin aku mengenalnya?

&&&

“Waw, benar-benar gadis yang baik.” Jin berdecak kagum sambil kembali membaca catatan yang dikumpulkan oleh Mike.

“Dia sepupumu, adik dari orang yang membuat adikmu buta dan memiliki jantung lemah akibat ulahnya.”

Sebelah alis Jin terangkat ketika matanya menemukan sebuah kata yang membuatnya bungkam.

“Buronan?” bisiknya

“Yeap, kakak dari Jeong Yeon masih menyandang status sebagai buronan hingga kini.”

Jin menatapnya dengan dahi berkerut. Menggumam tak percaya karena Mike mendengar suaranya yang sangat lirih.

“Kau tau aku memiliki telinga yang sangat terlatih,” Mike menjawab seolah mengerti makna kerutan didahi sahabatnya.

“Tapi kenapa bisa? Ini sudah... enam belas tahun bukan?”

“Emmm, karena dia sangat pintar untuk menyamar dan berganti identitas.” Jawabnya lancar.

“Ah! Bukankah sekarang saatnya?”

Mike memecah keheningan yang sempat terjadi selama beberapa menit.

“Maksudmu?”

“Kau tidak membaca catatanku dengan teliti? Disitu juga tertulis bahwa Jeong Yeon meminta Kyuhyun untuk memberitahu kebenarannya saat umur adikmu dua puluh dua.”

“Kenapa tidak Donghae saja?”

Mike memutar matanya mendengar pertanyaan konyol tersebut. “Karena Kyuhyun suaminya! SU-AMI-NYA.”

Jin terkekeh melihat Mike yang memasang ekspresi gemas seolah ingin merobek wajahnya saat ini juga.

“Apa yang lucu?” dengusnya kesal

“Kau.. hahaha... benar-benar lucu,” Jin memegangi perutnya karena tawa yang semakin meledak.

Mendengus kesal. Mike memilih berjalan ke arah soga yang ada disudut kemudian mengalihkan perhatiannya pada majalah bisnis. Menulikan telinganya dari tawa Jin yang belum berhenti.

**

Sejak tadi wanita itu terus memasang senyum lebarnya. Sesekali matanya melihat kearah telapak tangannya yang saat ini sedang saling bertautan dengan kekasih abadinya.

Shin Yeong merasa sangat senang ketika Kyuhyun mengajaknya pergi untuk mengunjungi festival yang diadakan di pantai.

Waktu baru menunjukkan pukul tujuh, tapi festival tersebut sudah sangat ramai. Tidak ingin istrinya menghilang ditengah kerumunan, Kyuhyun memutuskan untuk terus menggandeng tangan kecil istrinya.

“Kau ingin kita kemana?” tanya Kyuhyun begitu sampai di pusat festival.

Shin Yeong menggumam sambil memutar tubuhnya mencari wahana bahkan kedai yang ingin dia kunjungi.

“Itu!” tunjuknya pada salah satu kios yang menjual berbagai macam aksesoris couple.

“Baiklah, ayo!”

Mereka berdua bersenang-senang. Mencoba berbagai wahana yang ada di festival itu dan beberapa makanan kecil yang dijual tanpa menyadari seseorang sudah mengawasi mereka dari jauh.

**

Pukul 21.00

Saat ini mereka berdua sedang menaiki wahana terakhir sebelum mereka pulang.

Kyuhyun memilih diam sambil memikirkan rentetan kalimat yang akan keluar dari mulutnya. Sedangkan Shin Yeong masih asyik mengamati suasana dari balik kaca roda kincir tersebut.

“Yeong..”

Shin Yeong menoleh menatap suaminya yang duduk dihadapannya dengan pandangan bertanya.

“Aku ingin jujur padamu, sebenarnya... kau... Jeong Yeon... sial! Kenapa sulit sekali mengatakannya,”

“Tenang dan tidak usah tergesa-gesa,”

“Kau ingin tau siapa donatur yang memberikanmu mata dan jantung itu?”

Shin Yeong mengangguk antusias mendengarnya. Hal ini lah yang sudah dinantinya sejak dulu namun tidak ada yang memberitahunya.

Kyuhyun menarik nafas dalam dan mengucapkan nama tersebut dengan sekali hembusan nafasnya.

“Kim Jeong Yeon.”

“Donatur itu bernama Kim Jeong Yeon. Anak dari Kim Taehwa yang tidak lain adalah sepupumu sendiri.”

Kyuhyun menutup matanya rapat ketika pintu terbuka dengan cukup keras. Sepersekian detik sebelum akhirnya dia ikut berdiri, berlari mengejar istrinya yang tenggelam oleh lautan manusia.

“Sial!” umpatnya kesal sambil mengacak rambutnya frustasi.

&&&

Taehyung berdecak pelan ketika memasuki apartement kakaknya. Sesekali mengambil beberapa kertas yang berisi artikel seorang wanita yang sudah diincar dirinya dan juga kakaknya selama ini.

“Huh? Kau sudah datang rupanya, maaf berantakan.”

Taehyung memutar bola matanya kesal. “Kau tidak pernah berubah, pantas Appa tidak pernah menganggapmu sebagai anak,” cibirnya membuat sang kakak terkekeh pelan.

Suara dering telfon kakaknya membuat gerakan Taehyung berhenti mengamati apartement sang kakak. Matanya melirik kecil dan menajamkan telinga berusaha mendengar percakapan antara sang kakak dengan penelfon.

“Kita sudah mendapatkannya!” sang kakak berdiri dan memeluk Taehyung erat.

“Berhentilah bersikap kekanakan, Hyung!”

Sang kakak terkekeh pelan kemudian mengacak rambut adiknya. Dia berjalan kesudut kemudian mencabut sebuah foto wanita yang ada disana. Foto tersebut nyaris tidak berbentuk karena seringnya tertancap oleh belati kecil.

“Kita akan kemana?” Taehyung mengernyit sesaat ketika melihat penunjuk jalan yang beberapa detik lalu dilaluinya. “Busan?”

“Kita ke rumah pantai, tempat favorit adikku.”

“Oh, sudah lama aku tidak kesana setelah dia meninggal. Tapi... untuk apa kita kesana?”

“Merebut semua yang ada padanya,”

Taehyung mengernyit sesaat kemudian tersenyum miring mengetahui rencana sang kakak. Dia mengalihkan pandangannya keluar jendela dengan mata berbinar.

TBC


You Might Also Like

0 komentar