Missing you 5...
Author : Rina Chan
Cast :
-
Cho Kyuhyun
-
Kim Shin Yeong
-
Lee Donghae
-
Kim Taehyung (V)
-
Lee Mikki
-
Kim Seok Jin
Genre
: hurt/comfort, romance, merried life, mistery, chapter
Ost
: SHINee – An Encore
=========
==Kyuhyun==
Namanya
Kim Jeong Yeon, seorang wanita yang lebih muda dua tahun dariku dan tiga tahun
dari Donghae.
Saat
itu aku yang sedang bermain sepak bola bersama Donghae melihatnya yang duduk
sendirian disisi taman.
Kami
mendekatinya, mengajaknya bermain bersama hingga kami menjadi sangat dekat.
Satu
hal yang ku tau, semua penyebab kesedihannya waktu itu karena rasa kecewanya
pada sang kakak yang sudah melukai seorang gadis kecil saat umurnya sembilan
tahun.
Waktu
berjalan cepat, saat itu aku sudah berusia dua puluh tiga, Donghae dua puluh
enam, dan gadis yang kini sudah berubah menjadi sosok wanita yang cantik di
umurnya yang baru menginjak kepala dua.
Sejujurnya,
aku sudah menyukai dia sejak pertama kali kami berteman. Hanya saja, saat itu
aku sangat mengetahui bahwa ia sangat menyukai Donghae. Matanya yang selalu
berbinar jika menceritakan tentang pria yang selalu membuatnya kagum itu
membuatku juga merasa bahagia dan sakit secara bersamaan.
Menerima
keputusan ayahku untuk meneruskan perusahaan yang ada di Jerman membuatku
memberikannya pada Donghae, meski ku tau Donghae tidak bisa mecintainya. Ia tau
hal itu akan membuatku tersakiti.
**
Dua
tahun kemudian, aku kembali. Bukan dengan perasaan puas karena semuanya
berjalan sukses. Aku kembali karena mendengar bahwa dia sakit keras.
Donghae
meringis kecil ketika aku mencengkram kerah kemejanya dengan cukup kuat didepan
ruang tempatnya koma. Dengan suara lirih ia menjelaskan bahwa penyakit tersebut
sudah bersarang ditubuhnya sejak umur tujuh belas tahun.
Aku
kesal.
Kesal
pada diriku yang selama ini tidak menyadarinya.
Pada
hari ke-40 akhirnya ia membuka mata. Tersenyum tipis dibalik masker oksigennya.
Kami
mendekatinya. Dia mengatakan sebuah pesan pada kami untuk menemukan gadis kecil
yang menderita karena ulah kakaknya. Setelah mengucapkan pesan itu, dia pergi.
Selamanya. Meninggalkan kami.
&&&
“Kyuhyun-ah,”
Kyuhyun
bergeming ketika Donghae memanggilnya dari ambang pintu ruang kerjanya. Dia
mendesah dan berjalan mendekati sahabatnya yang sepertinya tidak berada didunia
nyata.
“Oh-eh,
kau disini?” Donghae memutar matanya ketika Kyuhyun bertanya.
“Kau
sudah memberitahunya?”
Dahi
Kyuhyun berkerut tidak mengerti akan pertanyaan Donghae.
“Surat
itu.” Donghae mengingatkan. “Bukankah umurnya sudah dua puluh dua sekarang?”
“A-aku,
belum.”
“Kenapa?”
“Aku
belum siap untuk memberitahunya.”
Donghae
mencibir melihat sikap Kyuhyun yang kali ini egois. “Kau harus memberitahunya.
Karena DIA yang memintamu,” tekan Donghae pada kata ‘dia’.
Kyuhyun
menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi.
“Ini
tidak akan mudah. Bagaimana jika syok?”
“Mengetahui
bahwa saat ini jantung dan matanya berasal dari anak sesorang yang merebut
paksa semua kebahagiaannya? Kau lupa bahwa ia mengalami amnesia karena
kecelakaan tersebut?”
Kyuhyun
menegakkan tubuhnya kembali. “Memangnya dia belum ingat apapun tentang masa
kecilnya?”
Donghae
menggeleng pelan. “Ku rasa belum,”
**
==Shin
Yeong==
Tanganku
terangkat meraba sebuah garis panjang yang ada didada kiriku. Gerakan
mengeringkan tubuhku berhenti ketika tidak sengaja tubuhku menghadap ke kaca
yang terletak disudut kamar mandi dan mataku berhenti di garis panjang ini.
Sejak
umur ku tujuh tahun aku buta, fakta lain adalah aku memiliki jantung yang
lemah.
Hal
yang ku ingat saat seorang suster mendekatiku dengan senyumnya dan bertanya
tentang nama serta tempat tinggalku. Dari sekian pertanyaannya yang ku jawab
hanya satu. Namaku. Ya, hanya namaku yang ku ingat. Selain itu aku tidak ingat
segala hal tentang diriku sendiri.
Merasa
kasihan akan diriku, seorang ibu panti mengambil diriku untuk diasuh dirinya.
Dia juga yang membiayai pengobatan selama aku tidak sadar karena—kecelakaan.
Kecelakaan? Mungkin, begitulah yang ibu panti katakan.
Tahun
demi tahun ku jalani dengan kondisi fisik yang kekurangan. Meski demikian, aku
bersyukur karena Tuhan masih mengijinkanku untuk hidup.
Hingga
datanglah hari itu. Hari dimana aku menjalani operasi karena ada seorang
donatur yang rela memberikan secara sukarela jantung serta matanya. Bahkan
donatur tersebut membiayai operasi dan perawatan untuk diriku. How lucky I
am,
Satu
hal yang sampai saat ini membuatku bertanya adalah, siapa donatur tersebut?
Kenapa dia tidak ingin aku mengenalnya?
&&&
“Waw,
benar-benar gadis yang baik.” Jin berdecak kagum sambil kembali membaca catatan
yang dikumpulkan oleh Mike.
“Dia
sepupumu, adik dari orang yang membuat adikmu buta dan memiliki jantung lemah
akibat ulahnya.”
Sebelah
alis Jin terangkat ketika matanya menemukan sebuah kata yang membuatnya
bungkam.
“Buronan?”
bisiknya
“Yeap,
kakak dari Jeong Yeon masih menyandang status sebagai buronan hingga kini.”
Jin
menatapnya dengan dahi berkerut. Menggumam tak percaya karena Mike mendengar
suaranya yang sangat lirih.
“Kau
tau aku memiliki telinga yang sangat terlatih,” Mike menjawab seolah mengerti
makna kerutan didahi sahabatnya.
“Tapi
kenapa bisa? Ini sudah... enam belas tahun bukan?”
“Emmm,
karena dia sangat pintar untuk menyamar dan berganti identitas.” Jawabnya
lancar.
“Ah!
Bukankah sekarang saatnya?”
Mike
memecah keheningan yang sempat terjadi selama beberapa menit.
“Maksudmu?”
“Kau
tidak membaca catatanku dengan teliti? Disitu juga tertulis bahwa Jeong Yeon
meminta Kyuhyun untuk memberitahu kebenarannya saat umur adikmu dua puluh dua.”
“Kenapa
tidak Donghae saja?”
Mike
memutar matanya mendengar pertanyaan konyol tersebut. “Karena Kyuhyun suaminya!
SU-AMI-NYA.”
Jin
terkekeh melihat Mike yang memasang ekspresi gemas seolah ingin merobek
wajahnya saat ini juga.
“Apa
yang lucu?” dengusnya kesal
“Kau..
hahaha... benar-benar lucu,” Jin memegangi perutnya karena tawa yang semakin
meledak.
Mendengus
kesal. Mike memilih berjalan ke arah soga yang ada disudut kemudian mengalihkan
perhatiannya pada majalah bisnis. Menulikan telinganya dari tawa Jin yang belum
berhenti.
**
Sejak
tadi wanita itu terus memasang senyum lebarnya. Sesekali matanya melihat kearah
telapak tangannya yang saat ini sedang saling bertautan dengan kekasih
abadinya.
Shin
Yeong merasa sangat senang ketika Kyuhyun mengajaknya pergi untuk mengunjungi
festival yang diadakan di pantai.
Waktu
baru menunjukkan pukul tujuh, tapi festival tersebut sudah sangat ramai. Tidak
ingin istrinya menghilang ditengah kerumunan, Kyuhyun memutuskan untuk terus
menggandeng tangan kecil istrinya.
“Kau
ingin kita kemana?” tanya Kyuhyun begitu sampai di pusat festival.
Shin
Yeong menggumam sambil memutar tubuhnya mencari wahana bahkan kedai yang ingin
dia kunjungi.
“Itu!”
tunjuknya pada salah satu kios yang menjual berbagai macam aksesoris couple.
“Baiklah,
ayo!”
Mereka
berdua bersenang-senang. Mencoba berbagai wahana yang ada di festival itu dan
beberapa makanan kecil yang dijual tanpa menyadari seseorang sudah mengawasi
mereka dari jauh.
**
Pukul
21.00
Saat
ini mereka berdua sedang menaiki wahana terakhir sebelum mereka pulang.
Kyuhyun
memilih diam sambil memikirkan rentetan kalimat yang akan keluar dari mulutnya.
Sedangkan Shin Yeong masih asyik mengamati suasana dari balik kaca roda kincir
tersebut.
“Yeong..”
Shin
Yeong menoleh menatap suaminya yang duduk dihadapannya dengan pandangan
bertanya.
“Aku
ingin jujur padamu, sebenarnya... kau... Jeong Yeon... sial! Kenapa sulit
sekali mengatakannya,”
“Tenang
dan tidak usah tergesa-gesa,”
“Kau
ingin tau siapa donatur yang memberikanmu mata dan jantung itu?”
Shin
Yeong mengangguk antusias mendengarnya. Hal ini lah yang sudah dinantinya sejak
dulu namun tidak ada yang memberitahunya.
Kyuhyun
menarik nafas dalam dan mengucapkan nama tersebut dengan sekali hembusan nafasnya.
“Kim
Jeong Yeon.”
“Donatur
itu bernama Kim Jeong Yeon. Anak dari Kim Taehwa yang tidak lain adalah
sepupumu sendiri.”
Kyuhyun
menutup matanya rapat ketika pintu terbuka dengan cukup keras. Sepersekian
detik sebelum akhirnya dia ikut berdiri, berlari mengejar istrinya yang
tenggelam oleh lautan manusia.
“Sial!”
umpatnya kesal sambil mengacak rambutnya frustasi.
&&&
Taehyung
berdecak pelan ketika memasuki apartement kakaknya. Sesekali mengambil beberapa
kertas yang berisi artikel seorang wanita yang sudah diincar dirinya dan juga
kakaknya selama ini.
“Huh?
Kau sudah datang rupanya, maaf berantakan.”
Taehyung
memutar bola matanya kesal. “Kau tidak pernah berubah, pantas Appa tidak pernah
menganggapmu sebagai anak,” cibirnya membuat sang kakak terkekeh pelan.
Suara
dering telfon kakaknya membuat gerakan Taehyung berhenti mengamati apartement
sang kakak. Matanya melirik kecil dan menajamkan telinga berusaha mendengar
percakapan antara sang kakak dengan penelfon.
“Kita
sudah mendapatkannya!” sang kakak berdiri dan memeluk Taehyung erat.
“Berhentilah
bersikap kekanakan, Hyung!”
Sang
kakak terkekeh pelan kemudian mengacak rambut adiknya. Dia berjalan kesudut
kemudian mencabut sebuah foto wanita yang ada disana. Foto tersebut nyaris
tidak berbentuk karena seringnya tertancap oleh belati kecil.
“Kita
akan kemana?” Taehyung mengernyit sesaat ketika melihat penunjuk jalan yang
beberapa detik lalu dilaluinya. “Busan?”
“Kita
ke rumah pantai, tempat favorit adikku.”
“Oh,
sudah lama aku tidak kesana setelah dia meninggal. Tapi... untuk apa kita
kesana?”
“Merebut
semua yang ada padanya,”
Taehyung
mengernyit sesaat kemudian tersenyum miring mengetahui rencana sang kakak. Dia
mengalihkan pandangannya keluar jendela dengan mata berbinar.
TBC
0 komentar