it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you 4...

By 16.29 , , , , ,

 



Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae
-         Kim Taehyung (V)
-         Lee Mikki
-         Kim Seok Jin

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, mistery, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

[[ One day, before all begin... ]]

Gadis kecil itu menangis dengan cukup kencang di gendongan pengasuhnya. Ia bersama pengasuh dan supir keluarganya menatap nanar bangunan mewah yang kini sudah tidak mereka tempati lagi. Bahkan para pegawai itu dengan sengaja membuang segala benda yang ada dirumah tersebut dengan kasar ke halaman.

Setengah jam kemudian, gadis kecil itu berhenti menangis dan sudah turun dari gendongan si pengasuh. Kaki kecilnya mendekati beberapa barang yang semula berada di dalam rumahnya. Mendekat dan menatap barang-barang serta rumahnya secara bergantian. 

“Nona, sudah saatnya kita pergi.” Pengasuh gadis kecil tersebut mendekat. Namun gadis kecil itu sama sekali tidak mengindahkannya.

Mata bulatnya yang masih basah mengerjap lucu. Tangannya terulur mengambil sebuah pigura berukuran sedang berisi foto keluarganya. Mengusap kaca pigura yang kotor dengan gaun cantiknya.

“Appa, Eomma, Oppa, kenapa mereka jahat?” mata bulat itu kembali berkaca. Eunji, dengan  cepat menggendong majikannya dan membawanya masuk ke dalam mobil.

**

“Dia sudah makan?” Eunhyuk melipat koran yang dibacanya ketika istrinya duduk disampingnya setelah menidurkan majikan kecilnya.

“Aku tidak menyangka bahwa mereka tega melakukan ini kepada keluarga mereka sendiri.” Ucap Eunji sambil memegang dahinya.

Eunhyuk mengambil cangkir teh dan meminumnya. “Ya, aku juga tidak menyangka. Selama tiga tahun aku menjadi supir keluarga itu, aku mengetahui bahwa tuan Kim Taewoo sangatlah ramah.” Jeda sejenak sambil membayangkan betapa baiknya majikannya tersebut.

“Mereka dibunuh kan?”

Eunhyuk menoleh kepada istrinya dengan dahi berkerut.

“Tidakkah kau juga berpikir demikian, Oppa? Lagipula tidak mungkin mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan yang bisa dibilang tragis tersebut?”

“Kau benar, sayang. Tuan kita tidak mungkin sebodoh itu. Bahkan tak jarang ia merawat mobil-mobilnya sendiri dengan sangat baik.”

“Ya Tuhan,” Eunji menutup mulutnya tak percaya. “Bagaimana nasib majikan kecil kita?”

“Entahlah, yang jelas saat ini kita harus melindunginya.”

[[ When all begin... ]]

Shin Yeong tidak bisa bernafas. Matanya masih menatap kearah dua orang yang kini sudah tidak bernyawa.

Malam itu, tiga hari setelah kejadian pengusirannya dari rumah, beberapa pria besar memaksa masuk. Sora dengan cepat menyelamatkannya namun ia tidak berhasil lolos dan berakhir dengan kematian yang tragis bersama suaminya yang lebih dulu tewas.

“Tidak ada gunanya kau menangisi mereka!”

Shin Yeong menoleh menatap pria yang umurnya tidak jauh beda dengan mendiang ayahnya.

“Paman, k-kenapa kau melakukan semua ini?”

Orang itu mendekat dan mencengkram wajah bulat tersebut.

“Aku iri pada ayahmu! Aku iri padanya yang dengan mudah memiliki segalanya tanpa bersusah payah sepertiku!” Taehwa tidak berniat melepaskan cengkramannya meski melihat keponakan cantiknya itu meringis. “Maka dari itu, aku menyingkirkan mereka semua!”

Shin Yeong bergetar hebat ketika pamannya melepaskan cengkraman tersebut. Ia berdiri dan bergegas lari keluar. Taehwa melarang pengawalnya untuk mengejar gadis kecil itu.

“Biarkan saja dia. Aku sengaja membuatnya hidup agar dia merasa tersiksa,”

Sebuah tabrakan terjadi ketika Shin Yeong berlari dan tidak melihat sebuah mobil melaju cepat kearahnya. Tubuhnya memang tidak terpental hanya saja tabrakan itu membuatnya mengalami pendarahan yang cukup hebat baik didalam maupun diluar tubuhnya.

“Kau membunuhnya!” pekik seorang gadis berumur sepuluh tahun. Belum sempat ia mendekat namun tangannya sudah dicekal oleh kakaknya.

“Kembali ke dalam mobil, Jeong Yeon!” Jeong Yeon hendak melawan namun melihat tatapan tajam yang diberikan kakaknya ia mengurungkannya. Dengan patuh ia kembali ke dalam mobil meski kepalanya menoleh menatap keadaan gadis kecil tersebut.

&&&

Mike menatap ngeri Jin yang saat ini tampak tenang menahan emosi. Rahangnya mengetat dan bibirnya membentuk garis tipis meski giginya beradu cukup keras. Mata coklat itu menatap beberapa deret kalimat dan juga beberapa foto yang membuat adiknya sengsara selama ini.

“Kau tenang saja, si tua bangka itu sudah tiada sekarang.” Mike memutuskan bersuara. Jin menoleh dengan pandangan bertanya.

“Kau lupa bahwa kau yang menghasut beberapa perusahaan yang membenci pamanmu?”

“Ya, saat itu aku sangat marah padanya karena dia mengakuisisi perusahaan Appa. Tapi aku tidak menyangka bahwa si tua bangka itu melakukan hal yang lebih keji lagi!”

“Yeah, karena kecelakaan itu membuat adikmu buta sekaligus menghilangkan sebagian memory-nya,” sambung Mike tanpa memperdulikan tatapan tajam Jin. “Apa? Aku benar bukan?” bela Mike tanpa dosa.

“Memory-nya hilang juga karena dia syok.”

“Tentu saja dia syok, jika aku berada diposisinya lebih baik aku mati.” Mike berkata sambil membayangkan jika ia berada diposisi Shin Yeong saat itu. “Well, setidaknya kau masih hidup meski...”

“Ya, aku sangat berterima kasih pada ayahmu karena berhasil menyelamatkanku sebelum mobil meledak.”

Mike berdiri dan memeluk Jin sambil menepuk kepalanya pelan ketika melihat wajah tampan tersebut kembali murung.

“Apa yang kau lakukan?” Jin membulatkan matanya terkejut.

“Memelukmu.” Jawab Mike tanpa melepaskan pelukannya.

“Ish, menggelikan!” dengus Jin sambil melepaskan pelukan Mike

“Aku melihat di film bahwa pelukan adalah hal yang paling penting ketika seseorang merasa kehilangan.” Mike menggumam sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu.

Jin mendengus geli ketika mengetahui tingkah Mike barusan. “Kau menonton film itu? Ckck, tidak berbeda jauh dengan anakmu, Ageha.” Mike melotot ketika Jin baru saja menertawakannya.

**

==Shin Yeong==
Sejak tadi aku masih sibuk dengan pikiranku. Ada hal yang tiba-tiba saja memaksa untuk keluar sejak insiden kelinci-kelinciku.

“Hey,” aku tersentak ketika merasakan usapan didahiku yang berkerut.

“Dahimu berkerut dan kau mengigiti kukumu lagi, ada apa?” mataku mengerjap ketika mendengar suara suamiku bertanya. Apa aku sedang berhalusinasi?

Cup..

Mataku kembali mengerjap, kali ini lebih cepat karena kesadaranku sudah kembali.

“Oppa?”

“Ya, ini aku sayang.”

Aku menggeleng pelan mengusir berbagai pertanyaan yang mendadak muncul seiring dengan kehadiran pria ini. Dan lebih memilih menunduk menghindari tatapan khawatir darinya.

“Bagaimana keadaanmu?” tanyanya sambil memegang daguku. Membuat wajahku terpaksa menatapnya.

“Baik.”

Kyuhyun tersenyum tipis kemudian menarikku ke dalam pelukannya. Menenggelamkan kepalaku ke dadanya yang bidang. Berusaha mencari kenyamanan dipelukan tersebut namun yang ku dapat hanya rasa sakit yang semakin meremas.

“Tidurlah. Ku dengar dari bibi Ahn bahwa kau tidak tidur semalam,”

Tidak tidur semalaman karena teror itu ditambah suamimu yang tidak ada disisimu saat semua kejadian itu terjadi, hidupmu menyedihkan, Yeong!

Mataku terpejam membenarkan perkataan dewi batinku.

Tangan hangat itu mengusap pipiku, mengusap butiran bening yang keluar tanpa aku sadari. Berlanjut dengan kecupan ringan di dahi dan ciuman yang cukup lama di puncak kepalaku.

“Maaf sudah menyakitimu, aku harap kau tidak lelah untuk membuatku mencintaimu,”

Selama dua tahun pernikahan kita aku berusaha, tapi kau sama sekali tidak membantu. Semua usahaku tidak akan berhasil jika hanya aku yang berusaha!

Tanpa sadar aku mencengkram swater miliknya dengan cukup erat ketika pikiran itu muncul kembali.

&&&

Donghae menghembuskan nafasnya secara perlahan. Sejak tadi dia menutup  dan mengunci ruangannya agar bisa berfikir dengan tenang. Beberapa kejadian aneh kembali muncul lagi setelah Jeong Yeon meninggal.

Jeong Yeon?

Fakta bahwa semua kejadian yang menimpa Shin Yeong bersangkutan dengan Jeong Yeon membuatnya sakit kepala. Dia tidak berniat memberi tahu Kyuhyun, karena pria itu masih berada dalam bayang cinta pertamanya tersebut.

Drrrtt... drrtt...

Perhatiannya sedikit teralihkan ketika ponselnya berdering.

“Hallo?”

“................”

“Kita sependapat,”

“.................”

“Meski demikian dia tetap pamanmu,”

“................”

Donghae tergelak ketika mendengar nada bentakan dari si penelfon.

“Ya, aku akan terus memantau kesehatan mata adikmu, atau... bisa dibilang mata sepupumu?” Donghae melirik pigura itu dan mengusap sosok yang berdiri diantara dirinya dan Kyuhyun.

“...............”

“Okey, tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi kan?”

“...............”

“Yes, sir!”

Klik!

Sambungan telfon pun berhenti.

Donghae mendesah sambil mengusap rambutnya. Matanya kembali melihat pigura tersebut.

“Kenapa kau harus terlahir dikeluarga itu?” gumamnya

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan di pintu membuatnya berdiri dan membuka kunci.

“Saatnya bekerja dokter Lee,” ucap asistennya sambil memberikan setumpuk hasil rongsent pasiennya.

**

Rrrrr...

Rrrrr...

Rrrrr...

Ponsel itu bergetar dan terus berdering lebih dari lima kali. Si pemilik ponsel yang baru saja keluar dari kamar mandi berjalan menuju nakas dan mengambil ponselnya. Dengan gerakan cepat ia menggeser gambar gagang telfon itu ke sisi kanan dan menempelkannya ponsel tersebut ke telinga begitu ponselnya kembali berdering.

“Hallo?”

“..........”

Sebelah alisnya terangkat mendengar deretan kalimat yang keluar dari si penelfon.

“Kapan?”

“.............”

“Okey, aku tidak sabar menantinya.”

Dia tersenyum miring sambil terus mendengarkan orang yang sedang menelfonnya.

“Oh! Aku senang bagian itu!” pekiknya. Dengan menjepit ponsel antara kepala dan bahunya dia berusaha memakai celana yang sudah disiapkan pembantunya.

“Okey, bye!”

Klik...!

Dia berjalan ke sudut kamarnya dan melemparkan sebuah belati kecil yang tepat mengenai sebuah foto yang terpasang disana.

It’s show time!”

TBC



You Might Also Like

0 komentar