it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Be you’re hero (sequel daydream [part 4])

By 14.03 , , , , ,



Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
          Kang Rae Hwa (OC)
          Park Chanyeol
Other cast : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Yoora, Do kyungsoo
                    Byun Baekhyun, Kang Rae Suk (OC), Kang Hyun Sun (OC), etc....

>>>> Typo bertebaran <<<<

just RCL-nya,

======== Happy Reading ========

“_____aku harap kau tetaplah seperti itu, hanya aku yang ada didalam kedua matamu. Karena aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi._____” (EXO – growl)


Rae Hwa memasukkan mobilnya memasuki pelataran sebuah rumah megah milik seorang gadis yang saat ini sedang tertidur disampingnya. Setelah menumpahkan semuanya dalam tangisan dan pelukan Rae Hwa, akhirnya gadis itu jatuh tertidur. Menurut info yang didapatnya, gadis itu baru saja keluar dari penjara dua minggu yang lalu.

“Ada yang bisa saya bantu nona?” tanya seorang satpam yang datang menghampiri mobil Rae Hwa. Rae Hwa menoleh dan tersenyum ramah pada satpam tersebut, “Annyeong Song ahjussi.” Sapanya.

Pria setengah baya itu tertegun sejenak menatap wajah yang baru saja menyapanya, merasa tidak asing dengan si pemilik suara yang baru saja menyapanya lalu kembali teringat dengan sosok gadis kecil yang selalu bersama saat majikannya kecil. “Nona Kang?” tanya ahjussi itu memastikan. Rae Hwa mengangguk sambil tersenyum.

“Ya tuhan... kemana saja kau selama ini? Kenapa kau tidak pernah kemari, tidakkah kau tau kami merindukanmu?” tanyanya dengan wajah berbinar.

Rae Hwa tersenyum miris ketika mendapat pertanyaan dari Song ahjussi, pertanyaan itu memang biasa saja hanya saja terasa sangat menyakitkan bagi Rae Hwa.

“Ahjussi, bisa kau bantu Yoora untuk ke kamarnya? Karena aku harus kembali bekerja,” ucap Rae Hwa sambil menunjuk Yoora yang sedang tertidur dikursi penumpang. Song ahjussi yang mengerti, langsung mengeluarkan Yoora dari mobil Rae Hwa dan membawanya masuk. Dengan cepat, Rae Hwa memutar balik kemudinya dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah tersebut.

Chanyeol POV
Mataku masih asyik memeriksa setiap lensa kamera yang baru saja ku bersihkan dengan sebuah cairan pembersih khusus untuk kamera. Sesekali memotret halaman belakang rumahku yang luas seperti padang bunga, walaupun mayoritas dihiasi oleh bunga-bunga liar yang mempesona.

Senyumku mengembang, mengingat beberapa hari lagi aku akan meresmikan gedung pameran milikku yang berisi berbagai foto yang ku dapatkan dari berbagai belahan dunia. Apa kalian tau apa pekerjaanku? Kalian tidak tau?.

Setelah lulus dengan nilai yang membanggakan bisa dibilang aku cumlaude. Hehe... maaf, aku tidak berniat sombong atau pamer. Aku mengembangkan hobi memotretku sejak SMP, dan beginilah jadinya.... aku menjadi fotografer terkenal untuk kategori view/landscape (pemandangan). Kenapa aku lebih memilih untuk mengabadikan berbagai pemandangan dari pada model atau yang lain?, karena menurut aku pemandangan adalah suatu hal yang sangat indah melebihi apapun.

Setiap akan memotret suatu pemandangan, hal yang ku lakukan adalah merentangkan tanganku dan menghirup udara disekitarnya. Berusaha bagaimana aku menyatu dengan alam supaya bisa menghasilkan gambar yang baik. Disatu sisi, aku juga menyalurkan hobi ku yang lain yaitu menjadi traveller.

“Apa dia akan datang?” tanya Dio yang sudah duduk dihadapanku sambil mengambil salah satu lensaku dan memperhatikannya.

“Molla..” jawabku singkat sambil memilih beberapa gambar yang baru saja ku ambil di kameraku.

“Kalau dia tidak datang, maka biar kami yang menjemputnya!” ucap Rae Suk bersemangat lalu duduk disampingku. Aku tersenyum mendengar ucapannya yang penuh semangat, dia tidak berubah.

“Kami? Shireo! Aku tidak ikut,” protes Baekhyun yang juga sudah duduk di samping Rae Suk.

“Memangnya sejak kapan oppa pernah mau ikut, Rae Suk hanya mengajakku saja” sahut Hyun Sun sambil menarik bangku lagi dan duduk diantara aku dan Baekhyun. Baekhyun mencibir dan menirukan ucapan Hyun Sun sambil membentuk-bentuk bibirnya, dan itu sukses membuat Hyun Sun gemas hingga dia memberikan sebuah cubitan keras dipipi Baekhyun.

“Sudahlah... kalian bertiga ini benar-benar tidak berubah, kenapa setiap bertemu kalian bertiga selalu berdebat karena suatu hal kecil.” Decak Dio sebal sambil meletakkan kembali meletakkan lensa yang dipegangnya.

“Wae? Kau cemburu, eoh?” balas Baekhyun

“Mwo?!”

Aku hanya menatap mereka yang kembali berdebat. Aigoo... mereka benar-benar tidak berubah. Dan itu membuatku senang.

Mereka juga sudah memiliki pekerjaan masing-masing. Hyun Sun merangkap sebagai pembuat lagu untuk beberapa orchestra terkenal di Korea. Dio menjadi seorang pelatih vokal yang terkenal, maka dari itu tidak sembarang orang bisa menyewanya. Baekhyun menjabat menjadi seorang manager di bagian pemasaran. Rae Suk, dia sedang mengembangkan cafe dan beberapa restoran milikknya. Satu catatan kecil, bisnis yang Rae Suk kerjakan dibantu oleh Donghae hyung tanpa Rae Suk ketahui.

Pikiranku tiba-tiba melayang memikirkan sosok yang saat ini sudah menjadi milikku, walaupun masih menjadi yeojachingu tapi tak apa. Aku bahagia.

“Ahh.... aku merindukan saat-saat bersama kalian seperti ini,” ucapku sambil menatap wajah mereka satu persatu. Lalu tersenyum ketika wajah mereka pun mengangguk setuju.

“Hyun Sun~ah, kapan kau akan menikah dengan seorang composser musik terkenal bernama... Kim... Kim siapa?” tanyaku pada Hyun Sun

“Kim Ryeowook, oppa. Molla... saat ini dia sedang berada di Jerman, jadi untuk sementara kami sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing.” Jawab Hyun Sun membuatku mengangguk paham

“Ckckck.... miris sekali kisah percintaanmu,” cibir Baekhyun yang sukses mendapat sebuah jitakan dari Hyun Sun.

Hahh~ mereka mulai lagi deh!


Author POV
Rae Hwa berjalan menyusuri koridor yang beberapa diantaranya berisi karyawan yang sedang bekerja. Tidak sedikit dari mereka saling bertegur sapa dengannya, karena meskipun Rae Hwa adalah pewaris utama dia tetap tidak membuat jarak dengan para karyawan dan hal itulah yang membuatnya bisa dekat dengan mereka.

Dia membuka kedua pintu yang berada diruangan utama secara bersamaan. Kakinya langsung melangkah menuju sebuah kulkas kecil yang berada disudut ruangan tersebut tanpa memperdulikan empat pasang mata yang tengah melihat tingkahnya.

“Kau kebiasaan sekali nona Kang” sindir salah satu dari mereka yang sedang duduk dikursi kebesarannya. Tanpa memperdulikan sindirian tersebut dia berjalan menuju salah satu sofa dan dengan santainya duduk dihadapan tamu yang sudah berada dihadapannya kini.

“Annyeong tuan Lee Hyuk Jae, ada perlu apa kau kemari?” tanya Rae Hwa datar.

“Hae~ya, sepertinya terapi mu berhasil membuat gadisku berubah. Menjadi lebih dingin dari sebelumnya,” ucap Eunhyuk –tamu tersebut- sambil menatap ke arah Donghae tidak memperdulikan pertanyaan Rae Hwa.

Donghae terkekeh pelan lalu menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi tersebut. “Kau masih menganggap dia masih menjadi milikmu, hyukie~ah? Ckck.... sampai kapan kau akan sadar, bahwa gadismu bukan gadismu.”

Eunhyuk tertawa miris mendengar perkataan Donghae, ya! Dia tau bahwa yang dikatakan sepupunya benar 85%. Tapi, selama mereka berdua belum bersatu secara hukum.... dia masih punya kesempatan kan, untuk merebut kembali gadisnya? Pikir Eunhyuk.

Donghae berdiri dan ikut bergabung dengan kedua orang yang saat ini sudah sibuk dengan pikiran masing-masing. Dia pun memandang Eunhyuk dan Rae Hwa bergantian.

“Aku ingin kau menikah denganku,” sahut Eunhyuk cepat dan membuat tawa Rae Hwa meledak. “Aku tidak bisa,” balas Rae Hwa setelah tawanya reda dan kembali memasang wajah datarnya.

“Wae? Apa karena namja yang bermarga park itu sudah merasukimu?”

“Anni, yeollie oppa.... dia bukan sekedar merasukiku. Dia sudah berhasil membuatku melepasmu dan....” Rae Hwa menggantung kata-katanya kemudian terdiam sesaat. Dia teringat kembali tentang Yoora yang menangis saat dipemakaman.

“Lagipula ada orang lain yang lebih membutuhkanmu, oppa.” Lanjut Rae Hwa tegas

“Jika orang lain yang kau maksud adalah Yoora, maka aku tidak akan mau.” Balas Eunhyuk cepat

Rae Hwa mendesah pelan, lalu memijat keningnya perlahan. Berusaha agar tidak terbawa emosi yang saat ini ingin dia luapkan kepada orang yang saat ini berada dihadapannya.

-oOo-

Eunhyuk POV
Setibanya diapartement, aku langsung menghancurkan segala benda yang bisa ku jangkau dan yang ku lewati. Kesal... benci... sedih... semuanya menjadi satu. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa perjuanganku selama ini tetap tidak berguna. Bahkan dia menolakku lagi!

“Yoora sangat menyukai oppa, jadi aku akan melepaskan oppa. Lagipula.... aku sudah terlalu menyakiti dia. Satu hal yang tidak oppa tau, alasan kenapa Yoora selalu menyerangku adalah supaya aku tidak melupakannya sejak kita berteman. Dan... itu berhasil, namun ternyata dampak dari sikapnya malah semakin menjadi...”

Aku menggerang sambil melemparkan beberapa guci yang menjadi penghias disudut apartementku, menginjak pecahannya dengan kasar dengan sepatuku. Berusaha meluapkan segalanya yang dia katakan.

“Kenapa kau tidak melihatku Kang Rae Hwa?!” erangku frustasi

Waktu menunjukkan pukul 21.30 KST, pemandangan pertama yang didapat oleh Sungmin dan Kyuhyun yang saat itu berkunjung ke apartementku adalah benda-benda yang sudah tidak berbentuk lagi.

Ku langkahkan kakiku menuju ruang tamu setelah mengambil tiga kaleng bir yang dari kulkas. Setelah meletakkan minuman diatas meja, ku dudukkan pantatku sambil menyilangkan kakiku.

“Ya! Micheosseo?! Apa yang kau lakukan sehingga membuat apartementmu seperti ini?!” sentak Sungmin sambil mencengkram kerah bajuku.

“Hyung, aku tau saat ini kau sangat terpuruk. Tapi tidakkah kau sekali saja menggunakan akal sehatmu, eoh?” ucap Kyuhyun sambil menatapku tajam.

“Akal sehat? Apa aku masih bisa menggunakan akal sehatku jika saat ini gadisku direbut oleh orang lain, HAH?!” bentakku sambil melepaskan cengkraman Sungmin dan berlalu menuju kamarku, lalu membanting pintu itu dengan sekali tendangan.

Didalam kamar yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan keadaan apartementku, aku berjalan mendekati meja rias dan menatap kedalam kaca yang saat ini sudah pecah. Tidakkah kalian berfikir bahwa Rae Hwa sangat berpengaruh bagiku?

“Aku ingin Yoora mendapatkan oppa, aku tau oppa adalah pria yang baik. Aku... aku sudah merasakannya, dan sekarang aku ingin oppa melakukan hal yang sama pada Yoora saat aku terpuruk. Aku mohon, oppa.”

Lagi... aku teringat tentang perkataanya yang memohon aku untuk membuka hatiku untuk Yoora. Tidakkah dia berfikir, bahwa hati tidak bisa dipaksakan?!

“Oppa bisa mencobanya, kalau oppa tidak mencobanya... oppa tidak akan bisa. Yoora yang sekarang sangat rapuh oppa, dia butuh seseorang.”

Cukup! Ini benar-benar menyiksaku, sepertinya aku harus pergi dari negri ini untuk sementara waktu.

Langkahku langsung menuju lemari besar dan menarik sebuah koper lalu memasukkan beberapa bajuku asal. Keputusanku sudah bulat, mungkin aku akan mempertimbangkan permohonan gadisku nanti.

-oOo-

Rae Hwa POV
Ku langkahkan kakiku dengan berat menuju kesebuah gedung yang akan diresmikan menajadi sebuah galeri foto milik salah satu fotografer terkenal. Sejak berangkat dari apartement tadi, aku tidak pernah memperdulikan perkataan Donghae oppa. Bagaimana tidak? Tubuhku yang sedang asyik-asyiknya berbaring untuk menikmati akhir pekan terganggu karena dengan seenaknya dia menarik paksa aku untuk ketempat ini.

“Ya! Kenapa berhenti?” protesku saat tiba-tiba Donghae oppa menghentikan langkahnya dan itu nyaris membuatku terjatuh.

“Aku tidak ingin membawa kau kedalam, sebelum kau merubah raut wajahmu itu.” Titahnya sambil menatap lurus kedepan

“Kalau begitu, kita pulang saja!” seruku senang.

“Shireo!” aku memekik tertahan saat tanganku digenggamnya dengan keras.

“Oppa... appo!” dia melepaskan genggamannya dan memegang kedua bahuku dengan lembut. “Bisakah kau bersikap manis malam ini, heum?” pintanya dengan tatapan memohon. Oh... tidak lagi, jangan keluarkan tatapan seperti itu karena sudah pasti aku tidak akan bisa menolaknya.

Dia tersenyum penuh kemenangan setelah aku mengangguk lemah, lalu kembali berjalan sambil tanganku yang berada dilengannya.

Kesan pertama memasuki gedung ini adalah.... charming. Yap! Desain yang terkesan natural, memancarkan kesan charming dan keren. Apakah fotografer tersebut masih muda? Seperti apa dia?. Ahh... ayolah! Kenapa kau malah peduli pada siapa fotografer itu, Kang Rae Hwa.

Ternyata gedung yang dimasuki olehku sangat menarik, benar-benar menarik. Sejak pertama turun dari mobil dan berjalan melangkah kemari, ku pikir gedung ini terlihat kecil. Tapi, begitu masuk ada begitu banyak ruangan besar disini termasuk sebuah ballroome yang sangat luas yang saat ini sudah ku masuki.

“Wahh.. kau datang, hwanie?” tanya Rae Suk sambil melangkah kecil ke arahku dan merangkul lenganku erat. Aku sempat tersentak karena sikap Rae Suk, karena sejujurnya aku masih kagum dengan desain gedung ini yang benar-benar terkesan charming.

“Apa kau sedang mengagumi gedung ini?” tebak Dio oppa membuatku terkejut. Aku tersenyum kikuk membalas tebakkannya.

“Assa! Kau pasti penasaran siapa fotografer yang memiliki gedung ini,” sahut Baekhyun oppa membuatku mengangguk. Semua orang disana tersenyum simpul melihat tingkahku yang seperti orang bodoh.

“Emm... kau pasti akan bertemu dengan si pemilik gedung ini secepatnya,” ucap Donghae oppa sambil memberikan ku segelas wine. Ku teguk wine tersebut setelah berterima kasih kepadanya. Ketika sedang asyik menyesap wine favoriteku, tiba-tiba semua lampu di ballroom mati dan hanya menyisakan lampu yang berada dipanggung.

“Uhukk...!” tiba-tiba aku tersedak ketika melihat seseorang yang sangat ku rindukan sudah berada diatas panggung. Dia tersenyum kearah meja tempat kami duduk.

“Kedipkan matamu, hwanie~ah..” bisik Donghae oppa menggodaku yang memang masih terkejut.

“Kau mau kemana, hwanie~ah? Acaranya baru dimulai,” aku tersenyum dan menjawab akan mencari udara segar. Mereka semua paham dan mengizinkanku untuk pergi, walaupun aku tau acara pembukaannya memang baru saja mulai.

Author POV
Rae Hwa memijat betisnya yang sedikit terasa nyeri karena terlalu lama menggunakan heels. Meskipun dia seorang sekertaris, tapi dia selalu menggunakan flat shoes selama bekerja. Terkutuklah dia saat itu yang bersedia menggunakan heels karena dimarahi oleh Donghae.

“Ini acara formal, hwanie~ah. Tidakkah kau paham, kau harus tampil sempurna supaya kau tidak mempermalukanku.”

“Sial! Kenapa dia bisa mengancamku?!” ujarnya masih dengan memijat betis yang semakin nyeri. “Hahh.... eotto’ke?! Sakit sekali,” decaknya frustasi.

Tiba-tiba sebuah tangan terulur dan memijat betis Rae Hwa secara lembut. Dia yang semula menunduk pun akhirnya mendongak dan langsung menarik kakinya yang sedang dipijat oleh orang tersebut.

“Ya! Kenapa malah menariknya, eoh? Aku tau... kau tidak pernah bisa menggunakan sepatu terkutuk seperti ini. Kenapa kau bisa menggunakannya?” ucap orang tersebut sambil mengacungkan sepatu hingheels yang dipakai oleh Rae Hwa.

“Donghae oppa memaksaku,” jawab Rae Hwa tanpa melihat kearah orang tersebut.

Merasa diacuhkan, orang tersebut pun duduk disamping Rae Hwa dan menarik pingganya mendekat. Tubuh Rae Hwa seketika itu membeku ketika dia merasakan tangan milik orang tersebut sudah merangkul dipinggangnya dan meletakkan kepalanya dibahu kanan Rae Hwa.

“Hwanie~ah, neomu bogoshipo.” Ucap orang tersebut. Namun Rae Hwa sama sekali tidak memberi respon karena dia masih syok dengan sikap orang tersebut.

Orang tersebut menolehkan kepala Rae Hwa supaya mereka saling bertatapan, “Apa kau tidak merindukanku?” tanyanya

Wajah Rae Hwa bersemu merah ketika ditatap intens oleh orang tersebut, “Oppa... jangan menatapku seperti itu. Tidakkah kau tau, bahwa tanganmu saja sudah membuatku gugup dan membeku?” Chanyeol –orang itu- tertawa melihat penuturan gadisnya itu dan refleks melepaskan rangkulannya. Dia mengacak poni gadisnya pelan, lalu mengecup puncak kepalanya sayang.

“Ya! Berhentilah tertawa, itu tidak lucu. Park Chanyeol!” sentak Rae Hwa jengkel sambil menggembungkan pipinya dan membuat bibirnya mengerucut.

CUP~

“Ya!! Kenapa kau malah mencuri ciuman pertamaku eoh?!” protes Rae Hwa tidak suka karena ciuman pertamanya dicuri dengan cara yang tidak menyenangkan.

“Aku gemas melihatmu bertingkah seperti tadi. Kau itu, sudah dua puluh dua tahun. Tapi sifatmu masih kekanakan,” ucap Chanyeol sambil merangkul bahu gadisnya. Wajah Rae  Hwa kembali bersemu merah ketika tangan Chanyeol kembali menyentuh tubuhnya.

“Kau belum menjawab pertanyaanku” sahut Chanyeol membuyarkan lamunan Rae Hwa. Rae Hwa mengerutkan dahinya menggoda Chanyeol seolah-olah sedikit berpikir keras. Chanyeol yang gemas dengan tingkah yeojachingunya itu, langsung memberi sebuah ciuman dibibirnya.

Bibir mereka berdua sudah menyatu dengan sempurna, saling menghisap bibir pasangan mereka satu sama lain. Tidak ada nafsu diciuman itu, hanya penyaluran rasa rindu setelah beberapa bulan terpisah oleh samudra yang luas.

Tanpa mereka berdua sadari, tidak jauh dari tempat itu sudah ada lima orang yang melihat kemesaraan mereka berdua dengan perasaan iri.

“Aigoo.... mereka membuatku iri,” sungut Hyun Sun sambil menutup mulutnya tidak percaya.

“Ck! Tapi mereka melakukannya ditempat umum, tidakkah mereka takut jika ketauhan oleh orang lain?” timpal Dio

“Kapan aku bisa merasakan rasanya punya namjachingu,” gerutu Rae Suk lirih

“Bukankah namja yang berada sampingku ini akan menjadi namjachingumu?” bisik Baekhyun sambil menoleh kearah Donghae yang sedang duduk tidak jauh dari posisi mereka sekilas, lalu kembali menatap Rae Suk yang sudah bersemu merah.

-oOo-

Chanyeol POV
Bulan ini aku tidak pergi kemanapun, lebih memfokuskan diri di galeri ku yang baru saja resmi dibuka beberapa minggu yang lalu. Tidak sedikit pula para kolektor dari berbagai dunia yang membeli foto-fotoku untuk menambah koleksi mereka. Tidak sedikit pula aku bertemu dengan beberapa fotografer terkenal lainnya, seperti Ansel Adams, Edward Weston,dst.

Ahh~ satu lagi, aku juga senang karena gadisku sudah kembali lagi ke Korea. Entah sejak kapan rasa ini muncul, hanya saja tiba-tiba aku merasa ingin selalu melindunginya lebih dari apapun. Memang semua ini berawal dari permintaan Donghae hyung yang memintaku untuk menjaganya dan menjadi temannya. Tidak ku kira akan menjadi hubungan yang spesial seperti ini. ^^

“Oppa, gwaenchana?” aku menoleh ke arahnya. Aku mengangguk menjawab pertanyaanya. Lalu kembali berjalan setelah mengambil beberapa foto binatang dan tentu saja mencuri beberapa fotonya. Hehe....

Kami berisitirahat disebuah cafe` setelah kurang lebih satu jam lebih berkeliling dan melihat binatang di kebung binatang yang luas ini. Ku perhatikan tingkahnya yang sedikit aneh, karena sejak tadi dia hanya mengaduk-aduk es krimnya yang sudah setengah mencair.

“Gwaenchana?” tanyaku cemas sambil mengusap pipinya dengan jari telunjukku. Dia mendongak memperlihatkan wajahnya yang sedikit memucat. “Kau  yakin, wajahmu pucat”

“Gwaenchana oppa... hanya saja, ada hal yang sedang ku pikirkan.”

Aku melipat kedua tanganku diatas meja, sambil menatapnya serius. Memberi tanda bahwa aku akan mendengarkan ceritanya.

“Hyukie oppa.... dia masih saja terus mengejarku, sedangkan aku sudah melepasnya untuk menjadi milik Yoora.”

“Ahh~ biar ku tebak, intinya hyukie hyung tetap menginginkanmu. Bukan begitu?” dia mengangguk mengiyakan. “Lantas kenapa kau tidak memilihnya saja?” dia melemparkan tatapan tajamnya padaku, pertanda bahwa dia tidak suka dengan apa yang baru saja ku katakan.

“Jinjja? Apa itu yang oppa inginkan? Geure... aku akan pergi sekarang untuk bertemu dengannya” ujarnya sinis sambil memasukkan Iphone-nya kedalam tas. Namun ketika dia hendak berdiri, aku memegang tangannya. Mencegahnya.

“Aku hanya ingin menghiburmu, chagi~ya. Kenapa kau malah menganggapnya serius, heum?” dia membuang wajahnya tidak menatap kearahku. Dengan gerakan cepat aku mengambil gambarnya yang sedang berpose seperti itu.

“Ya! Bisakah oppa berhenti mengambil gambarku?! Kau tau bukan bahwa aku tidak suka difoto,” protesnya dengan dua alis yang sudah menyatu. Haha... aku tau dia pasti saat ini sudah sangat kesal.

“Arrasso.... kajja!” ajakku sambil mengulurkan tanganku padanya. Namun dia tidak merespon untuk menggapai lenganku, akhirnya aku pun menarik tangannya dan berjalan keluar cafe`.

“Kau mengajakku pulang?!” protesnya ketika kami sudah berada dimobil. Aku mengangguk mantap. “Waeyo?”

“Mood mu sedang buruk saat ini, mungkin dengan memberimu waktu untuk menangkan dirimu, itu akan mengembalikan kembali sikap ceriamu.”

Rae Hwa POV
Ku langkahkan kakiku dengan sedikit cepat menuju kamar apartementku. Sejujurnya, aku masih ingin bersama dengannya. Tapi, jika dia yang meminta aku untuk sendiri dan menormalkan moodku kembali, maka aku tidak menolak.

“Aku pulang dulu, ne. Nanti aku akan menelfonmu lagi setelah ku yakin moodmu benar-benar baik.” Aku membrengut mendengar perkataanya. Kenapa dia malah pergi? Dia sedikit berubah.

“Kau ingin aku menemanimu, heum?” tawarnya yang seperti membaca pikiranku. Mataku berbinar ketika mendengar tawarannya dan mengangguk setuju.

Aku masuk ke kamar untuk mengganti dress santaiku dengan sebuah kaos dan celana santaiku. Dan berjalan kembali keluar dengan riang.

“Dia benar-benar pulang?” tanyaku lirih setelah tidak menemukannya disetiap sudut apartementku. Setelah itu, aku berjalan kembali ke kamarku untuk beristirahat.

Dia sudah membohongiku!, gerutuku lirih.

Tanpa ku duga, tiba-tiba aku mengeluarkan air mata karena memikirkan sikapnya beberapa menit yang lalu, hingga aku terlelap.

At 20.30 KST.....

Krrryyuuuukk~

Aish! Sial, kenapa dari tadi perutku terus berbunyi sih?!. Aku tau sejak tadi siang aku memang belum makan apapun, tapi ini sudah larut. Lagipula.... aku kan belum memasak untuk makan malam, Donghae oppa pun tidak bisa ku harapkan karena saat ini dia sedang ada di New York.

Akhirnya, setelah berdebat cukup lama dengan rasa lapar dan rasa kantuk. Ku putuskan untuk mementingkan rasa laparku, karena pasti setelah makan nanti maka aku bisa tidur nyenyak kembali.

Kakiku berjalan dengan pelan karena mataku pun hanya membuka sedikit untuk melihat jalan yang ku lewati, tidak sedikit pula kadang aku menyandung sofa atau meja yang ku lewati karena mataku yang masih 95% menutup. Dengan santainya aku menarik bangku yang ada dimeja makan dan mataku membulat sempurna ketika melihat meja makan sudah dipenuhi oleh beberapa makanan yang tertata rapi.

“Ck! Gadis jorok, bersihkan dirimu dulu jika kau ingin makan!” ucap seseorang yang langsung membuatku terkejut. Chanyeol oppa?! Bukankah dia sudah pulang?

Dia menghembuskan nafas perlahan dan berjalan mendekatiku lalu merengkuh tubuhku kedalam pelukannya. “Mianhae, aku memang pergi sebentar tadi untuk mengambil beberapa baju. Aku sempat terkejut ketika kembali, dan melihatmu yang tidur dengan air mata yang masih sedikit tersisa diujung matamu.” Ujarnya sambil mengecup puncak kepalaku.

“Oppa akan menginap disini?” tanyaku antusias sambil mendongak menatapnya. Dia menggeleng lalu menyentil dahiku pelan, “Aku menginap diapartement Donghae hyung. Karena dia akan berada di New York selama dua bulan,” sahutnya menjelaskan.

One month later...

Eunhyuk POV
Aku kembali... akhirnya setelah selama sebulan mengasingkan diriku disuatu pulau terpencil untuk menenangkan diriku, sekarang aku kembali. Senyumku mengembang ketika bertemu dengan salah satu sahabatku yang sudah menungguku.

“Ya! Palliwa! Tidakkah kau tau bahwa aku sudah menunggumu sangat lama, hyung!” protes Kyuhyun yang langsung membawaku menuju mobilnya.

“Bagaimana kabar Sungmin?” tanyaku membuka percakapan ketika mobil sudah melaju meninggalkan bandara.

“Baik, mungkin dia masih marah karena saat pernikahannya seminggu yang lalu kau tidak datang.” Aku tertawa pelan membayangkan bagaimana ekspresi wajahnya saat itu yang mungkin jengkel karena aku tidak bisa hadir dan tidak bisa dihubungi.

-oOo-

Entah apa yang membuatku bisa berjalan kemari. Mataku menatap lurus kearah seorang gadis yang saat ini sedang terpekur menatap kedua makam dihadapannya dengan tatapan kosong. Air mata yang sudah mengering pun masih saja terlihat bekasnya dikedua belah pipi gadis itu.

Mungkin inilah jawabannya, jika ini memang yang terbaik untuk semua orang. Kepergianku untuk mengasingkan diriku saat itu setidaknya sudah membuahkan hasil, aku tersenyum getir ketika membayangkan perjuanganku saat itu yang sama sekali tidak membuahkan hasil.

Langkahku semakin mendekati gadis itu, hingga jarak kami sekarang hanya sekitar lima langkah. Gadis itu menoleh, menatapku kosong dan sulit dimengerti. Inikah penyebabnya kenapa dia mengalah? Aku tau, seharusnya aku memang peka sejak awal. Aish! Jinjja! Kemana saja kau selama ini Lee Hyuk Jae?!

“Ada perlu apa?” tanya gadis itu lirih nyaris tidak terdengar

Setelah mengumpulkan kembali pikiranku yang sempat tidak fokus, tanganku merogoh saku jasku untuk mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin. Gadis itu masih menatapku dengan tatapan kosong dan tidak mengerti dengan apa yang sedang ku lakukan.

“Menikahlah denganku...” pintaku tegas sambil membuka kotak tersebut.


TBC




You Might Also Like

0 komentar