it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Be you’re hero (sequel daydream [part 5])

By 14.06 , , , , ,



Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
          Kang Rae Hwa (OC)
          Park Chanyeol
Other cast : Lee Donghae, Kim Yoora, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Byun Baekhyun
                    Do Kyungsoo, Kang Rae Suk (OC), Kang Hyun Sun (OC), etc....
Genre : NC 17, tragedy, romance, chapter

>>> Typo bertebaran!! <<<

Desclimer : mungkin ini akan jadi par terakhir disequel ini, dan ku harap kalian menyukainya. Terima kasih jika sudah mau membaca karya gaje ini. ^^
Aku juga ingin minta maaf, jika ada kesamaan alur, tokoh atau apapun. Semuanya karena unsur ketidak kesengajaan kok, *bukan berarti aku plagiator ya*. Oh! Kalaupun nc-nya sangat gak ada, itu karena aku lebih menekankan pada sudut tragedynya (mungkin dipart ini ada). Maaf sekali lagi jika mengecewakan *bungkuk 90 berkali-kali*. Oke deh... sampai jumpa dikarya ku yang lain, *bow*


======== Happy Reading ========

“____aku akan memegangmu, aku akan memelukmu, aku harap hal ini dapat membuatmu sedikit nyaman. Tidak apa-apa meskipun kau tidak tau bagaimana aku ingin selalu memberimu lebih____” (Super Junior – no other)


Seorang gadis kecil tengah menangis dengan keras ditengah-tengah lobi di rumah megah tersebut. Dia beberapa kali memukuli tubuhnya dengan tangan mungil tersebut dengan sangat keras hingga menyebabkan memar karena pukulannya tersebut. Seorang gadis kecil lain mendekatinya dan menahan kedua tangan tersebut agar berhenti untuk memukul tubuhnya sendiri.

“Lepaskan! Apa kau tidak tau, bagaimana rasa sakit yang aku rasakan. Eoh?!” bentaknya tidak suka sambil berusaha sambil meronta supaya kedua tanganya terlepas dari tangan gadis yang berumur satu tahun lebih tua darinya.

“Yoora~ya... berhentilah menyakiti dirimu sendiri, kau tidak sendiri. Kau masih ada aku, dan juga kedua orang tuaku. Kami sudah menganggapmu seperti keluarga dan juga adikku,” sahut gadis tersebut berusaha tegar melihat kondisi Yoora –gadis yang menangis- yang saat ini menyedihkan.

“Lusa kita akan memakamkan kedua orang tuamu Yoora~ya, kau bisa tinggal dirumah kami sementara waktu.” Ajak seorang pria yang ternyata ayah dari Rae Hwa –gadis yang lebih tua 1 tahun- tersebut. Sejenak Yoora terdiam sambil mencerna perkataan pria tua tersebut dan menggeleng lemah.

“Gomawo ahjussi, tapi aku akan tinggal disini saja. Aku masih merasakan kehadiran appa dan eomma,” balas Yoora lirih dan itu membuat ketiga orang yang berada ditempat tersebut kembali menangis.

“Kalau begitu, aku akan selalu menemani Yoora. Supaya Yoora tidak kesepian,” ucap Rae Hwa sambil menggenggam tangan Yoora. Yoora mengangguk senang mendengar itu.

Author POV
Yoora sedang berjalan menyusuri sebuah lorong yang mengarah kesebuah pintu yang sudah sangat lama tidak dibukanya. Perlahan dia memasuki ruangan tersebut yang ternyata adalah sebuah kamar, milik mendiang kedua orang tuanya. Ruangan tersebut selalu saja bersih dan rapih karena Yoora selalu membersihkannya, tidak jarang juga dia menangis ketika membersihkan ruangan tersebut.

Tangannya yang kurus terulur membuka sebuah lemari besar yang berada didinding. Dia membukanya dan sedikit terbatuk, karena debu yang berasal dari lemari tua tersebut. Perlahan tapi pasti, tangannya mengambil salah satu dress yang masih terlihat baru meskipun sudah tidak dipakai selama tujuh belas tahun. Tidak lupa juga dia mengambil sebuah jas, lengkap dengan dasi, celana, dan kemeja putihnya. Kondisinya pun tidak berbeda jauh dengan drees tadi.

Setelah itu, dia meletakkan kedua baju tersebut ditempat tidur berukuran king size yang berada tidak jauh dari lemari tersebut. Sesaat dia terpekur sambil menatap kearah kedua pasang baju tersebut dan juga sepatu yang diletakkanya dibawah tempat tidur king size tersebut, tepat dibawah baju yang ada diatas tempat tidurnya.

Dia menangis tertahan melihat kedua baju tersebut. Awalnya dia berusaha kuat untuk menceritakan perasaanya saat ini. Tangisannya semakin keras ketika tangannya memaksakan untuk meraba dengan perlahan kedua pasang baju tersebut.

“Appa... eomma.... haruskah seperti ini jalan hidupku?” ucapnya parau sambil mengusap air matanya cepat. Ketika dia merasakan sebuah tangan kekar milik seorang pria yang sudah resmi menjadi suaminya sudah melingkar dipinggangnya.

“Uljimma.... kau jangan memendam semuanya sendiri, sayang.” Ujar pria tersebut sambil membalikkan tubuh Yoora dan memluk tubuhnya erat.

“Mianhae oppa.... aku... masih belum bisa melepas mereka, hiks... aku... hiks... hwanie.... hiks....” sahutnya parau. Eunhyuk –suami Yoora- mengusap kepala istrinya sayang mencoba menguatkan istrinya yang ternyata sangat rapuh. Bahkan lebih rapuh dari Rae Hwa.

Sekarang Eunhyuk paham kenapa Rae Hwa meminta dirinya untuk menikahi gadis yang saat ini sudah resmi menjadi istrinya tersebut.

“Ahh... sekarang, kembalikan semua baju tersebut kembali ketempatnya semula. Kajja! Kita diundang makan malam oleh seseorang.”

“Nuguya?” tanya Yoora yang masih sedikit terisak.

Eunhyuk tersenyum lalu mengusap pipi istrinya sayang dan mencup dahinya pelan, “Rahasia” jawabnya singkat.


Rae Hwa POV
Tanganku masih sibuk menata baju-baju kemeja milik seorang pria yang sudah resmi menjadi suamiku tiga hari yang lalu. Mulutku masih tidak berhenti karena terus mengomel tidak jelas akibat tingkahnya yang benar-benar menguji kesabaranku.

Cklek....

Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan sosoknya yang melemparkan senyum tiga jarinya kearahku. Sedangkan aku hanya menatapnya sekilas sambil mendengus pelan, lalu kembali subuk menata kemeja miliknya.

“Ya! Kenapa kau malah mengacuhkan aku, eoh?!” protesnya sambil menghentakkan kakinya mendekat kearahku dan berkacak pinggan disamping tubuhku.

“Untuk apa aku memperhatikanmu yang sejak tadi terus menerus berganti pakaian, kau itu seorang namja atau yeoja. Park Chanyeol?” jujur saja aku jengkel ketika melihatnya yang dengan santainya berkata seperti itu setelah berhasil membuatku jengkel.

Tiba-tiba ku rasakan tangannya telah memelukku dengan erat dari belakang. Dan menyandarkan dagunya dibahu kananku. Aku tau dia sedang merajuk, tapi aku memang sudah berniat untuk menjahilinya dan tidak akan memafkannya dengan mudah, kkkkk~.

“Yeobo.... mianhae, aku tau kau pasti sangat kesal karena aku sudah membuat semua baju-baju itu berantakan.” Sesalnya dengan suara seperti anak kecil. Ku lepaskan kedua tangannya yang melingkar dipinggangku dan menutup pintu lemari, lalu berjalan keluar kamar tidak menghiraukan dirinya yang berusaha terus membujukku.

Ku dudukkan tubuhku disofa setelah mengambil sekaleng jus jambu. Chanyeol oppa duduk disampingku dan masih berusaha membujukku supaya aku memaafkannya. Jujur saja, hati ku saat ini sedang tertawa  keras melihat sikapnya yang ternyata sangat menggemaskan. Haha...

“Omo! Yeollie oppa... ada apa dengan ekspresi wajahmu itu, eoh?” aku menoleh dan melihat ke arah Rae Suk bersama Donghae oppa yang datang dengan tatapan berbeda. Jika Rae Suk adalah tatapan heran dan terkejut, sedangkan Donghae oppa adalah tatapan geli.

“Tumben sekali kalian bermain kemari, bahkan sekarang sejak kau menjadi yeojachingunya, Donghae oppa sudah tidak pernah bermain kemari lagi.” Ujarku sambil berjalan menuju Rae Suk yang masih berdiri lalu menariknya untuk duduk dikursi ruang makan, sedangkan aku duduk disampingnya.

“Wae? Apa kau ingin aku masuk kedalam apartementmu seperti dulu, ck! Kau sudah menikah dan punya privacy. Tentu saja karena aku khawatir saat itu, lagipula saat ini kau sudah ada......” sahut Donghae oppa menggantung sambil menatap kearah Chanyeol oppa yang memasang wajah suntuk karena terus diacuhkan olehku. Aku mengikuti pandangan Donghae oppa dan kembali memalingkan wajahku kearah Donghae oppa.

Chanyeol POV
Sikapnya benar-benar membuatku jengkel. Apa dia sedang balas dendam karena sikapku tadi?. Well, aku memang sadar jika aku salah. Hehe...

Tapi  aku berniat membereskannya langsung sebelum dia marah besar seperti ini. Aish! Jinjja?!. Kepalaku menoleh kearah Donghae hyung yang saat ini duduk dihadapan Rae Hwa. Melihatnya yang sejak tadi asyik mengobrol dengan istriku benar-benar membuatku iri.

Ku putuskan untuk kembali ke kamar dan tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhku. Aku lelah, dan tidak peduli jika Rae Hwa masih jengkel denganku.

-oOo-

Cklek....

Aku merasakan sisi kasur yang lain bergerak, dan bisa ku pastikan bahwa saat ini dia sedang berbaring disampingku. Meskipun aku tidak melihatnya, namun aku bisa merasakan usapan tangannya dikepalaku dan terkadang merapikan anak-anak rambutku.

“Kau tau, oppa? Rumah tanpa ocehanmu serasa sepi. Aku tidak bermaksud bersikap seperti itu, tapi kau meresponnya serius.” Tuturnya membuatku menggeliat perlahan dan merubah posisi ku menjadi telentang. Dia menyingkap selimutku dan mendekat meringkuk sambil bergelayut manja dilengan kiriku.

“Kalau sepi, kenapa kau tidak hamil saja?” balasku masih dengan mata terpejam. Dapat ku rasakan dia bangkit duduk dan menatap wajahku, dia juga mengibaskan tangannya dihadapan wajahku.

“Ini aneh! Yeollie oppa tidur, lantas siapa yang baru saja berbicara?” ujarnya sambil langsung menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan hanya menyisakan setengah dari wajahnya. Aku yang juga sudah bangkit melihatnya dengan menahan tawa, lalu refleks aku merangkulnya dan membuatnya menjerit.

“Waeyo, heum? Kenapa kau bersikap seolah-olah kau baru saja melihat hantu?” tanyaku sambil menopang daguku dibahunya dan mengirup feromonnya.

“Y.. ye... tadi aku baru saja mendengar suara yang menakutkan” aku mendecakkan lidahku sebal mendengar perkataanya.

“Itu suaraku, itu suara suamimu...” ucapku penuh penekanan sambil mengecupi lehernya, tubuhnya langsung menegang dan bergetar entah karena merasakan nikmat atau geli.

Ku eratkan pelukanku sehingga menepis jarak diantara kami berdua, sesekali ku rasakan dia menggeliat mencoba meronta. Namun usahanya sia-sia, bahkan tanganku kini sudah beraksi menggoda beberapa titik sensitiv ditubuhnya sehingga membuatnya mendesah tertahan.

“Hwanie~ah...” panggilku ketika menghentikan kecupanku dilehernya dan tersenyum bangga ketika sudah meninggalkan beberapa tanda kepemilikkanku disana. Langsung ku putar tubuhnya hingga kini dia sedang menatapku dan kedua tanganya melingkar dileherku begitupun dengan kedua tanganku yang melingkar dipingganya.

Author POV
Kedua pasangan tersebut saling menatap memancarkan tatapan cinta satu sama lain, lalu menempelkan dahi mereka. Memberikan kesan intim bagi pasangan yang baru saja resmi menikah tiga hari yang lalu.

“Ne, oppa...” jawab Rae Hwa

Chanyeol terdiam sesaat, mencoba menimbang-nimbang hal yang akan diucapkannya. Tapi, dengan cepat dia kembali tersadar ke dunia nyata setelah tangan Rae Hwa mengusap pipinya.

“Waeyo, oppa?” tanya Rae Hwa sedikit khawatir melihat ekspresi suaminya yang tiba-tiba berubah. “Bolehkah aku.... memintanya?” pinta Chanyeol hati-hati

Sesaat wajah Rae Hwa bersemu merah mendengar permintaan suaminya tersebut lalu mengangguk cepat. Dengan sigap Chanyeol membaringkan tubuh istrinya, dan....

>>>> SKIP <<<<

At restoran....

Rae Hwa berjalan dengan anggun sambil melangkahkan kakinya dan tangan kanannya yang merangkul lengan Chanyeol. Mereka berdua berjalan dengan santai menuju sebuah meja yang sudah lebih dulu terisi oleh kedua orang yang sudah sangat dikenal oleh mereka berdua.

“Kau yakin, tidak apa-apa dan bisa betahan menggunakan sepatu terkutuk itu?” bisik Chanyeol seolah mengejek Rae Hwa yang mencoba menahan jengkelnya.

“Tunggu balasanku!” desis Rae Hwa mengancam suaminya yang saat ini sedang menahan tawa.

Ketika mereka berdua sudah duduk, seorang pelayan datang dengan mengantarkan menu. Setelah mereka selesai memesan, suasana selanjutnya yang tercipta adalah hening.

“Ekhm! Eunhyuk hyung, bagaimana kabarmu dan istrimu?” tanya Chanyeol membuka percakapan sambil menatap kearah Yoora –istri Eunhyuk- yang saat ini berbeda.

Eunhyuk mengikuti arah pandang Chanyeol, “Aku dan dia baik-baik saja yeollie~ah. Seperti permintaan istrimu itu, aku sudah menjaganya. Walaupun terkadang dia kembali terpuruk”
Rae Hwa tersenyum kearah Eunhyuk lalu kembali menatap Yoora dan menggenggam tangan kirinya erat, “Ku harap kau selalu bahagia. Yoora~ya,” pinta Rae Hwa. Yoora mendongakkan kepalanya dan mengangguk, tapi tidak janji.

Saat ini keadaan Yoora benar-benar menyedihkan, badannya kehilangan banyak berat badan. Dan... cekungan dimatanya, lalu pipi tirus itu. Semuanya membuat Rae Hwa khawatir, dia tidak bisa membayangkan wajah sahabat kecilnya berubah seperti itu.

Merasa tatapan Rae Hwa pada Yoora berubah kasian, dengan cepat Chanyeol menggenggam tangan kanan istrinya itu. Berusaha meyakinkan, bahwa Eunhyuk pasti akan mengembalikan Yoora menjadi seperti sedia kala. Detik berikutnya mereka sudah menikmati makanan mereka sambil sesekali berbincang-bincang ringan.

-oOo-

Eunhyuk POV
Ku ikuti langkah istriku yang bisa dibilang sangat lambat. Dia berjalan bagaikan sebuah zombie, sama seperti ku saat itu. Saat dimana Rae Hwa lebih memilih namja lain dari pada diriku, tidak apa-apa, mungkin ini yang terbaik. Lagipula aku sudah sedikit demi sedikit mencintai, menyayangi dan melindunginya seperti janjiku pada Tuhan.

Langkahnya berhenti ketika sudah berada didepan tangga besar yang akan menuju lantai dua. “Waeyo?” tanyaku sambil menghadapnya.

“Hari ini.... adalah ulang tahunku, dan... apa tadi adalah kejutan untukku oppa?” tanyanya dengan suara parau. Oh tidak! Jangan menangis, aku sudah berjanji apda Rae Hwa untuk tidak membuatmu menangis.

Ku rengkuh tubuhnya yang kurus, memeluknya dan mencoba menyalurkan kekuatanku padanya. Mungkin dulu aku juga bernasib sama dengannya, tapi itu dulu... sebelum aku merenung dan berubah menjadi Hyuk Jae yang lebih baik dari sebelumnya. Dia terisak tertahan dipelukanku.

“Uljimma.... kau tau, kau tidak cantik lagi jika sudah menangis seperti itu.” Tuturku membuatnya semakin menangis. “Gojitmal.... aku tau aku tidak cantik, lagipula penampilanku saat ini pun sudah bukan seperti gadis lainnya. Tubuhku.. wajahku... semuanya hampir berkerut karena terus-menerus terpuruk,”

Aku mendesah perlahan dan mengusap air mata yang mengalir dikedua belah pipinya, lalu tersenyum padanya. “Kau cantik, Lee Yoora... hanya saja, kau tidak tau itu. Jangan pedulikan masalahmu, ahh~ apa kita akan membeli beberapa kosmetik dan lainnya untuk membuatmu cantik kembali? Ani! Karena kau sangat cantik ketika mendesah untukku,” godaku yang sukses membuatnya malu. Akhirnya dia pun melepaskan pelukanku dan berjalan cepat menuju kamar kami.

Menunggu istriku yang saat ini sedang memasak makan malam dibantu dengan pembantu kami, bibi Han. Mataku sedang asyik mencari-cari suatu buku bacaan diperpustakaan pribadi milikku. Aku tau Yoora senang membaca, maka dari itu aku membuat perpustakaan ini.

Mataku memicing ketika mendapat sebuah buku yang sangat terlihat usang, ku tiup sejenak untuk menghilangkan debu yang menempel. Dan menuju sofa untuk membaca buku tersebut.

Ini terlihat seperti sebuah diary mungkinkah, ini milik istriku?. Batinku.

Halaman pertama ku buka, dan sedikit terkejut karena sejujurnya tulisannya sangat tidak bisa dibaca.

“Ck! Pantas saja tidak bisa dibaca, ini tulisannya ketika dia berumur lima tahun” gerutuku sambil mencoba membaca huruf demi huruf

Eomma... appa... bogoshipo, tidakkah kalian tau aku kesepian? Kenapa kalian pergi meninggalkanku sendiri?

Eomma... appa... kenapa kalian mengorbankan diri kalian padaku? Kenapa lebih memilih menyelamatkan aku dari pada diri kalian? Apa kalian tau, betapa terkejutnya aku ketika mendengar apa penyebab kalian meninggal.

Kalian meninggal karena aku! lebih baik aku yang pergi, aku lebih bahagia jika kalian berdua yang hidup... bukan aku.

Eomma... appa... hwanie, dia selalu berada didekatku. Tapi semua berubah ketika anak laki-laki yang bernama Eunhyuk itu datang. Hwanie tidak pernah bermain denganku lagi, dan aku benci itu!

Apa yang harus ku lakukan supaya hwanie mau melihatku lagi? Apa aku harus menyakitinya, agar dia tidak melupakanku?

Dengan cepat ku tutup buku usang itu dan meletakkan kembali ketempatnya semula. Berharap apa yang baru saja ku baca tidak memperngaruhiku saat bertemu dengan Yoora.

Rae Hwa POV
Ahh~ yey! Akhirnya kami berdua bulan madu, sebenarnya tidak bisa disebut bulan madu karena mereka semua ikut. Kalian pasti tau siapa yang ku sebut dengan ‘mereka’.

Yap! Benar, siapa lagi kalau bukan Hyun Sun, Rae Suk, Baekhyun oppa, Dio oppa dan tidak lupa juga si namja ikan yang bernama Donghae oppa. Ahh~ ditambah dengan tunangannya Hyun Sun yang bernama Kim Ryeowook.

Berkali-kali aku membenarkan posisi earphoneku berusaha menghalau suara Hyun Sun, Rae Suk dan Baekhyun oppa yang sejak tadi berteriak saat bermain bola volly. Pandanganku masih tidak terusik menatap kearah suamiku, siapa lagi kalau bukan namja yang bernama Park Chanyeol. ^^

“Kenapa kau tidak ikut bermain dengan mereka?”  tanya Donghae oppa saat duduk disampingku dan memberiku sekaleng soda dingin

“Gomawo, aku lebih senang menonton mereka bermain” jawabku sambil tersenyum dan membuka kaleng soda tersebut lalu meminumnya. “Ahh~ segarnya,” ujarku

“Ku dengar beberapa hari yang lalu kalian makan bersama dengan Eunhyuk. Bagaimana keadaanya dan Yoora sekarang?” ku hembuskan nafasku perlahan sambil membenarkan letak kaca mata coklat tuaku.

“Sudah lebih baik, maksudku... setidaknya kehadiran hyukie oppa bisa menjadi penguat bagi diri Yoora yang saat ini sangat rapuh.”

Donghae oppa tersenyum, lalu meminum kembali sodanya. “Bukankah hidup ini penuh kejutan? Kita tidak akan tau kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya, hidup itu sebuah perjalanan yang kita tidak tau kemana arahnya. Tapi perjalanannya selalu mengikuti arah langkah kaki kita,” tuturnya membuatku kembali tersenyum.

Kau benar oppa, hidup itu penuh kejutan. Dan akan semakin berwarna jika kita terus melangkah, gumamku lirih.

Angin pantai yang besar dan kencang menerbangkan semua yang dilewatinya, refleks ku pegang erat topi pantai yang ku gunakan untuk menghalau panas.

Suasana malam itu benar-benar romantis, menikmati banyaknya bintang yang berkelap-kelip mewarnai langit malam yang berwarna hitam. Tanganku masih asyik mencuci beberapa selada untuk makan malam kami. Kali ini menu makan malam kami adalah BBQ, Dio oppa dan Chanyeol oppa bertugas untuk memanggang daging. Sedangkan Ryeowook oppa yang ternyata bisa memasak memilih menyiapkan hidangan penutup dan beberapa cemilan dibantu dengan Hyun Sun tentunya.

Donghae oppa dan Baekhyun oppa sibuk menata meja makan. Karena kami akan makan malam diluar ruangan, tepatnya dihalaman belakang resort milik Donghae oppa yang tidak jauh dari bibir pantai.

Ku kibaskan tanganku yang basah, sehingga membuat Rae Suk terkejut karena ulahku. “Ya! Kenapa kau melakukan itu, eoh?!”

“Salahkan dirimu, yang berdiri mematung menatap namja ikan itu yang sudah selesai menyiapkan mejanya dan sedang menunggumu memberikan beberapa piring yang kau bawa.” Balasku sambil berjalan menuju meja makan dan memberikan beberapa gelas kosong dan juga semangkuk selada segar.

Auhtor POV
“Ck! Apa kau benar-benar terpesona pada namja ikan ini, sehingga sejak tadi tidak memperdulikan teriakanku?!” gerutu Baekhyun yang jengkel ketika Rae Suk meletakkan piring-piring kosong yang dibawanya. “Mianhae...” ujar Rae Suk lirih. Baekhyun hanya membalasnya dengan dengusan kasar lalu berlalu mendekati Chanyeol dan Dio.

Donghae mendekati Rae Suk dan merangkulnya erat, “Gwaenchana.... dia memang seperti itu bukan? Hehe... jangan menjadi yeojaku yang cengeng,” ujarnya sambil mencubit pipi Rae Suk gemas dan dibalas pukulan ringan ditangan lengan Donghae.

-oOo-

Suasana hangat saat ini mewarnai meja makan tersebut, tidak sedikit canda tawa menghiasi disela-sela acara makan mereka. Sehingga berkali-kali mereka tersedak.
Chanyeol tidak henti-hentinya membully Baekhyun tentang masa-masa pendekatannya dengan seorang yeoja bernama Taeyon. Dan itu sukses membuat Baekhyun bungkam beberapa kali, bahkan hanya bisa membalas Chanyeol dengan pukulan.

“Kau senang?” tanya Chanyeol yang masih asyik membakar daging. Rae Hwa yang saat itu sedang menemaninya mengangguk, puas.

“Syukurlah kalau begitu, ahh~ bagaimana kalau malam nanti kau temani aku.” usul Chanyeol membuat Rae Hwa penasaran, lalu mengangguk lagi.

“Lebih baik sekarang kau masuk, nanti aku menyusul. Udara semakin dingin dan aku tidak ingin kau sakit,” ujarnya perhatian. Rae Hwa berdiri dan mengecup pipi Chanyeol sekilas lalu berjalan masuk kedalam resort.

Setengah jam kemudian,

Rae Hwa melangkahkan kakinya mendekati Chanyeol yang sudah duduk diberanda kamar mereka. Chanyeol menoleh ketika Rae Hwa meletakkan secangkir teh hangat untukknya dan untuk dirinya sendiri.

“Kau masih khawatir dnegan keadaan Yoora?” tanya Chanyeol sambil sesekali memetik senar gitar. Rae Hwa menghembuskan nafasnya pelan, lalu menatap lurus kedepan dan tersenyum penuh arti.

“Ne, kau benar....” Chanyeol meletakkan gitarnya ke samping kursi lalu menarik Rae Hwa supaya berdiri. “Mwo?” tanya Rae Hwa heran

Chanyeol hanya tersenyum lalu menarik Rae Hwa mendekatinya, hingga dia duduk dipangkuannya dan memeluk istrinya erat. “Bukankah kau percaya pada Eunhyuk hyung, heum? Sudahlah... kau tenang saja, dan jangan terlalu khawatir. Arrachi?” bisik Chanyeol lembut sambil merangkul istrinya mencoba menenangkannnya. Rae Hwa mengangguk sambil menghirup aroma parfum musk milik suaminya. Dirinya secara perlahan memejamkan matanya karena mendengarkan Chanyeol menyanyi.

Cheoeum neol mannaneun nal noran sesongi jangmireul deulgo

Lulu lala sincheoneul hyanghaneun nae gaseum manyang dugeun dugeun

Saengmori hwinalrimyeon nareul hyanghae soneul heundeuneun neo

Meoriesseo balkkeutkkaji nareul saro jabne iya ero

Rae Hwa semakin merekatkan pelukannya pada Chanyeol ketika dia merasakan tubuhnya dibawa masuk ke kamar dan direbahkan oleh suaminya itu. Sejujurnya dia masih merasakan usapan tangan suaminya yang membenarkan letak rambutnya dan mengecup dahinya lembut.

“Jaljayo....” ucapnya

Chanyeol POV
Hari ini aku mengajaknya berjalan-jalan. Kami hanya berbulan madu di Jeju, karena dia tidak ingin keluar negri. Bulan madu? Bisakah disebut seperti itu, melihat saat ini kami satu mobil dengan kedua ketiga temanku ditambah Donghae hyung tentunya.

“Apa Hyun Sun tidak ikut bersama juga?” tanyaku sambil menatap jalan dihadapanku

“Anni.... dia sudah punya jadwal sendiri,” sahut Rae Suk

“Wahh.... daebak! Mereka yang baru tunangan saja memiliki jadwal sendiri untuk mereka berdua, kenapa kalian yang sudah menikah sepertinya tidak memiliki jadwal sendiri?” sindir Baekhyun

“Karena akan lebih menyenangkan jika bersama-sama” balas Rae Hwa. Sekilas aku melirik Baekhyun yang tampak mendesis kecil karena jawaban istriku.

“Byun~ah, kenapa ekspresimu seperti itu?” sahut Dio

“Anni.... hanya saja kami takut mengganggu privacy kalian saja,” jawab Baekhyun bijak

“Tsk... ya! Sejak kapan kau bisa berbicara sebijak itu, apa jatuh cinta membuatmu berbeda?” ejekku menahan tawa

“Diam kau! Dasar dumbo!” umpatnya tidak suka

“Hahaha..... aku benar bukan, baby smurf!” balasku yang semakin membuatnya jengkel namun tidak bisa memukulku karena aku sedang menyetir.

Two weeks later.....

Ku pandangi setiap batu nisan yang berjejer rapi dipemakan ini. Semuanya tertutup oleh rumpuh yang menghampar luas, bagaikan permadani. Angin musim dingin berhembus membuatku merapatkan jaket yang ku gunakan. Tangan kananku menggenggam tangannya erat sedangkan tangan kiriku memegangi sebuah buket bunga berwarna putih.

Langkah kami berhenti didepan dua buah batu nisan lalu meletakkan buket bunga yang ku bawa ditengah-tengah kedua batu nisan tersebut. Kami terdiam beberapa saat untuk berdo’a dengan khusyuk.

“Apa kau dulu sering kemari?” tanyaku padanya yang juga sudah selesai berdo’a dan duduk disampingku. Didepan kedua makam tersebut.

“Ne, aku selalu menceritakan semuanya disini.” Jawab Rae Hwa sambil mengusap salah satu nisan tersebut.
Aku menoleh padanya, “Kalau sekarang?  Apa kau akan sering kesini lagi?”

Dia menggeleng dan membalas tatapanku, “Aku kan sudah punya oppa. Bukankah oppa yang menyuruhku untuk tidak memendamnya sendiri?” aku tersenyum dan mengacak rambutnya. Dia menekuk wajahnya dan membenarkan rambutnya yang sudah berantakan karena ulahku. Refleks aku berdiri dan berlari menjauh ketika dia juga ingin membalas perbuatannya.

____Masih lekat dalam ingatanku, saat menolongmu dari sekelompok pengganggu
Sejak saat itu, aku berani menunjukan isi hatiku bahkan memberimu satu ciuman...
Hatiku terbang terlempar ke puncak awan
Bagiku kau lebih cantik dari Wendy atau Cinderella
Hanya dirimu satu – satunya yang membuat hatiku berdebar____


___epilog___
Seorang wanita berumur dua puluh empat tahun duduk disisi ranjangnya. Wanita itu sedang asyik bermain dengan seorang bayi mungil yang sejak tadi tidak berhenti tertawa karenanya.

“Aigoo.... anak appa, bagaimana kabarmu? Kau tau appa sangat rindu denganmu,” ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk ke kamar itu dan merebut bayi mungil tersebut kedalam gendongannya.

“Ya! Kembalikan anakku,” pinta wanita tersebut mencoba merebut kembali bayi mungil yang saat ini sedang tertawa riang karena diayun-ayunkan oleh pria tersebut.

“Mwo? Ya! Dia juga anakku, apa kau lupa bahwa aku adalah ayahnya?” elak pria itu sambil kembali mengayun-ayunkan bayi mungil tersebut.

“Kau baru sampai, cepatlah mandi! Bukankah besok kau libur, kau bisa bermain dengannya besok.” ucap wanita itu sinis dan berhasil merebut  bayi mungil terebut yang bernama Park Cheonsa.

Pria tersebut mendengus dan hendak protes namun dibalas dengan tatapan tajam dari sang wanita sebelum pergi mengilang dibalik pintu kamar bayi mungil tersebut untuk menidurkannya.

Setelah menidurkan malaikat kecil mereka, si wanita tersebut kembali ke kamarnya dan duduk dimeja rias. Tangannya meraih kotaknya yang berharga lalu membukanya dan membaca selembar kertas yang ada didalamnya.

>>>Aku punya sesuatu yang ingin ku katakan, akankah kamu mendengarkannya? Aku akan mengungkapkan perasaan ku sekarang.<<<

>>>Ketika bertemu denganmu, aku merasa berjalan dibawah sinar matahari yang hangat.<<<

>>>Hatiku berdebar-debar....<<<

>>>Kamu menangkap hatiku dari ujung kepala sampai ujung kaki<<<

>>>Hallo malaikatku, bagaimana kamu sudah mencuri hatiku?<<<

Aku suka kamu, sangat suka... ^^

>>>Aku akan memberikan semua hatiku padamu<<<

>>>Kamulah satu-satunya yang ada dalam hatiku, aku tidak ingin menghiasnya dengan yang lain <<<

SELAMANYA.....

KAMU dan AKU bersama selamanya....


Terima kasih telah mencintaiku, terima kasih telah mengkhawatirkanku, terima kasih telang memperhatikanku, terima kasih sudah membuatku merasakan perasaan seperti ini ini..... ^^

___Bahkan jika aku akan mengatakan ini sampai kapanpun, biarkan aku mengatakannya hari ini, bahwa aku selalu berterima kasih padamu... ^^___

Wanita tersebut tersenyum ketika membaca tulisan tersebut, dan menoleh ke belakang begitu merasakan ada seseorang yang sedang memeluknya dari belakang dan mengecup pipinya.

“Kau sedang apa, nyonya Park? Aigoo.... kau masih suka membaca surat itu?” tanya pria tersebut menahan malu.

“Oppa....  kenapa kau berterima kasih padaku? Seharusnya aku yang berterima kasih untukmu,” sahutku.

Chanyeol –pria itu- tersenyum dan mengecup pipi istrinya, “Molla.... aku juga tidak tahu. Yang jelas.... saat itu aku senang,”

“Jinjja? Ahh.... kau aneh,” ujar wanita tersebut sambil beranjak menuju ranjangnya.

“Ya! Park Rae Hwa, kau tidak boleh tidur duluan! Tidakkah kau tau aku merindukanmu, selama aku berada di Italy?” rujuk Chanyeol sambil meringkuk manja. Rae Hwa menggeliyat pelan lalu memutar tubuhnya menghadap tubuh sang suami.

“Nado oppa, neomu bogoshipo....” balas Rae Hwa.

Chanyeol tersenyum dan mengecup dahi Rae Hwa lama dengan sayang.


THE END

You Might Also Like

0 komentar