My limited girl [part 3]
Author : Rina Chan
Cast : Cho Kyuhyun
Kim Shin
Yeong
Henry Lau
Other cast : silahkan cari sendiri,^^
Genre : comedy, romance, family, chapter
((hati2 terhadap ranjau TYPO))
========Happy Reading========
Satu minggu sudah
mereka bertiga jalani dalam perjodohan bodoh yang diadakan oleh keluarga Cho
dan keluarga Kim. Dan selama itu pula, Kyuhyun dan Henry terus melancarkan
berbagai taktik untuk mendapatkan hati seorang Kim Shin Yeong. Namun, usaha
mereka terkadang membuat yeongie kesal. Bayangkan saja, sekarang dia harus
sering bersembunyi dari kedua namja yang sudah sangat dikenalnya sejak mereka
kecil.
Sebenarnya, yeongie
juga kasian dengan kedua namja yang terus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi,
disatu sisi.. dia tidak ingin kalau hanya dijadikan bahan taruhan tanpa ada
artinya. Yeongie tau, bahwa walaupun Kyuhyun dulunya adalah namja yang lemah
namun dia termasuk playboy kelas atas. Sedangkan Henry, dia sendiri adalah
namja yang suka memberi harapan palsu kepada gadis yang menyukainya. Dan
yeongie tidak ingin merasakan itu semua.
Ingin rasanya yeongie
menolak, namun apa daya? Itu semua dia lakukan untuk kedua orang tuanya juga.
Dan tentu saja, ini membuat yeongie stress.
Shin Yeong POV
Kegiatan ku akhir-akhir
ini adalah menikmati udara yang berhembus dari pohon meapel yang berada di
taman belakang kampus dengan membaca novel dan mendengarkan musik. Park Hyujin,
adalah sahabatku yang selalu ada saat aku membutuhkan tempat curhat. Meskipun
aku dekat dengan kyunie oppa dan mochi oppa, namun tetap saja aku membutuhkan
teman yeoja yang bisa mengerti posisiku. Apalagi, posisiku saat ini memang
sangat sulit.
“Jadi mereka belum
menyerah?” tanyanya sambil menyesap mochachinonya. Merasa tidak ku respon
lantas dia melemparku dengan buku tipisnya, dan itu sukses membuatku
mendongakkan kepalaku yang sejak tadi fokus membaca novel. “Wae?” tanyaku
singkat
“Ya! Aku tau saat ini
kau sedang depresi karena tingkah kedua namja itu, tapi bisakah kau
menghargaiku yang sudah merelakan waktunya bersamamu?” dengusnya
“Mian ne, aku tidak
bermaksud seperti itu.. hanya saja.. ya, kau benar aku memang depresi karena
perjodohan konyol ini.” Ucapku pelan
“Apa kau benar-benar
tidak tertarik pada mereka?” tanya Hyujin sambil menatap wajahku penuh selidik.
Sejenak aku berfikir, dari kedua namja itu.. semuanya menarik bagiku. Pikirku.
“Aish, jinjja! Mereka
berdua pasti menarik bagimu,” tebak Hyujin membuatku menatapnya dengan
terkejut. “Itu tergambar jelas diwajahmu itu, yeongie~ah.” Lanjut Hyujin
menjelaskan
“Eotto’ke?!” erangku
frustasi sambil meremas rambutku pelan, Hyujin berpindah tempat duduk menjadi
disampingku lalu mengusap kepalaku pelan.
~@@@~
Cho Kyuhyun, adalah
seorang namja yang sudah ku kenal lebih dari tujuh belas tahun. Pertemuan
pertamaku dengannya karena saat itu dia sedang ditindas oleh orang lain dan aku
datang menolongnya. Dia lebih tua tiga tahun dariku, bukankah seharusnya aku
memanggilnya ‘oppa’? {terkadang},^^
Dia anak yang tampan
meskipun sifat evilnya benar-benar tidak bisa dikategorikan ringan. Terkadang
sifatnya bisa berubah menjadi sangat kekanak-kanakan, tapi disatu sisi dia
adalah namja yang bertanggung jawab. Bayangkan saja, dia sudah menjabat menjadi
CEO diumurnya yang baru meginjak dua puluh lima. Waww... it’s awesome. Tapi
tetap saja entah kenapa bagiku itu biasa saja, hah~ aku tidak bisa membayangkan
jika aku memilihnya menjadi suamiku.
Henry Lau, dia adalah
sepupu Kyuhyun. Umurnya dua tahun lebih tua dariku, namun terkadang sifat
manjanya melebihi kyunie. Dia adalah seorang musisi yang cukup baik dalam hal
bermain biola ataupun piano, hanya saja... terkadang dia bersikap jorok pada
dirinya sendiri. Namun, dia bisa diandalkan dalam hal apapun.
Aku mengenalnya sejak
umur ku sepuluh tahun, jadi bisa dibilang aku memang sudah lama mengenal kyunie
oppa dan baru mengenal mochi oppa lima tahun kemudian.
Aku berhenti
menuliskan beberapa hal yang ku ketahui dari keduanya, sebenarnya mereka
memiliki perbedaan yang sangat jelas. Lalu apakah aku sudah memilih salah satu
dari mereka? Dengan tegas ku jawab, BELUM.
Henry POV
Aku sudah berjanji
akan mengajak yeongie ke acaraku, lebih tepatnya ke acara konserku. Berkali-kali aku melihat sebuah mobil yang
sudah tidak asing bagiku, tengah mengikutiku. Aku tau, siapa wajah yang sedang
mengemudikan mobil itu. Ya! Siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun. Dia sudah
mengikutiku sejak aku berangkat tadi. Hah~ dasar egois, aku saja tidak pernah
mengikutinya saat dia sedang berkencan. Gumamku lirih.
Setelah sampai rumah
yeongie aku langsung turun dari mobilku lalu melihat sekelilingku dan tersenyum
tipis begitu melihat mobil kyunie yang parkir tidak jauh dari rumah yeongie.
“Mochi oppa... kau
sedang melihat apa, eoh?” tanya yeongie yang sudah keluar dengan dress selutut
berwarna peach. Aku memperhatikannya penampilannya dari bawah sampai atas.
“Neomu yeopo...” ucapku lirih. Yeongie hanya tersenyum mendengar pujianku.
Aku langsung
memepersilahkannya masuk setelah membukakan pintu untuknya dan dengan setengah
berlari aku menuju kursi pengemudi. Namun sebelum aku masuk, aku memberikan
jempolku yang ku acungkan ke bawah ke arah mobil kyunie dan aku jamin dia pasti
sekarang jengkel. Haha...
@Sentral Park
auditorium...
Lima menit lagi adalah
bagianku tampil, dan aku berkali-kali melihat yeongie yang sedang duduk di
kursi VIP yang sudah ku sediakan khusus untukknya. Dia membalas tersenyum
kepadaku ketika melihatku yang sedang menatapnya, aku membalas senyumannya lalu
menutup gordeyn karena manajer Jung sudah memanggilku untuk bersiap-siap.
“Aku mengucapkan rasa
terima kasih karena sudah menyempatkan waktu kalian semua untuk hadir ke acara
konser ke-3 ku. Dan, aku mempersembahkan lagu ini untuk seorang yeoja yang
sangat penting bagiku.. dia adalah Kim Shin Yeong,” ucapku ketika aku sudah
berada diatas panggung. Seketika itu sebuah lampu langsung menyorot yeongie dan
yeongie hanya tersenyum kikuk karena terkejut.
Kyuhyun POV
Shit! Dia benar-benar
diluar dugaan, aku pikir dia akan mengajaknya berkencan seperti anak SMA.
Ternyata, dia benar-benar menyiapkan ini semua. Dan tanpa sadar, kedua lenganku
langsung mencengkram pegangan kursi penonton yang sedang ku tempati.
Tepuk tangan langsung
bergemuruh setelah Henry menyelesaikan konsernya. Ku lihat yeongie berdiri dari
duduknya begitu Henry menghampirinya, lalu mereka berdua keluar dari
auditorium. Dan aku pun melakukan hal yang sama, mengikuti mereka berdua.
“A france resto..”
ucapku setelah membaca papan nama restoran tempat Henry dan yeongie kunjungi
sekarang. Restoran prancis? Cih! Dia benar-benar sudah mengatur ini semua
dengan baik.
Tanpa pikir panjang
aku masuk dengan merapatkan syalku hingga menutupi setengah wajahku yang sedang
mengenakan kaca mata hitam. Sejenak aku mengedarkan pandanganku dan menemukan
apa yang kucari.
Aku menarik sebuah
kursi dari meja kosong yang berjarak tiga meja dari meja yang ditempati oleh
Henry dan yeongie.
Pandanganku melihat
suasana restoran yang bisa dibilang
mewah ini. Setelah puas melihat-lihat interior dan suasana restoran yang
berkesan romantis, aku langsung memesan makanan. Bahkan aku melupakan makan
malamku demi ingin mengetahui apa yang dia lakukan dengan yeojaku.
Sepuluh menit kemudian
makanan yang ku pesan sampai, setelah aku mengucapkan terima kasih kepada
pelayan yang menghidangkan makananku. Pandanganku pun mulai menatap meja yang
ditempati oleh mereka.
DEG..!
Ternyata, si mochi
jelek itu sedang menatapku sambil tersnyum dan menopang dagunya dengan tangan
kanannya. Wait.. kenapa aku gugup? Seperti ketauan sedang menguntit
seseorang saja. Ah! Bukankah aku memang sedang mebguntit seseorang?!
Ku lirik kembali Herny
yang masih menatapku dengan posisi sama, lalu dia memberikan suatu kode dengan
matanya agar aku melihat tangan kirinya yang sedang menggenggam tangan yeongie
erat. Baik! Kau sudah membuat kesabaranku hilang.
Author POV
Kyuhyun berdiri dari
mejanya dan berjalan ke arah Henry dan yeongie yang sedang asyik bercengkrama
sambil berpegangan tangan erat. Tanpa diduga, dia langsung menarik paksa
yeongie dari tempat duduknya hingga yeongie memberontak.
“Ikut aku..” titah
Kyuhyun yang mulai menarik yeongie. “Shireo!” tolak yeongie yang langsung
membuat Kyuhyun menoleh ke arahnya.
“Waeyo? Biasanya kau
mau mengikuti perintahku,” ujar kyunie heran
“Karena dia sedang
bersamaku, Cho..” sahut Henry yang berdiri dari duduknya dan meraih lengan
yeongie yang dicengkram kuat oleh kyunie. “Kau menyakitinya...” ujar Henry yang
menyadari lengan yeongie memerah.
“Jinjja? Yeongie~ah,
mian ne...” ucap kyunie menyesal
“Gwaenchana, oppa. Apa
yang oppa lakukan disini?” tanya yeongie heran. “Apa kau sedang mengikuti
seseorang?” tanya yeongie lagi menatap penampilan kyunie yang memang seperti
seorang penguntit. Henry terkikik pelan mendengar pertanyaan yeongie.
“Ya! Mochi jelek,
tidak ada yang lucu!” ucap kyunie tajam
“Sudahlah kyu..
mengaku saja, kalau kau memang sedang menguntit seseorang.” Celetuk Henry yang
langsung mendapat pukulan ringan dikepalanya
“Omo! Siapa yang kau
ikuti? Tidak biasanya, kau mengikuti seseorang. Apa dia seorang yeoja?” tanya
yeongie terkejut. Dan pertanyaan yeongie sukses membuat tawa Henry meledak,
sedangkan Kyuhyun hanya mendegus sambil melipat mukanya.
~@@@~
Keesokan harinya...
Kyuhyun sedang
memainkan psp-nya dengan perasaan yang tidak menentu, matanya memang menatap
permainan yang sedang dia mainkan. Namun, pikirannya melayang membayangkan
kejadian semalam dimana Herny memberitahu yeongie bahwa dia sedang mengikuti
mereka dan itu sukses membuat Kyuhyun malu.
Tanpa dia sadari, ada
seseorang yang sejak tadi sedang memperhatikan cara bermainnya yang terkesan
seperti sangat jengkel. Terlihat dari caranya yang sedang memencet tombol
dengan keras. Akhirnya kyunie berdiri dan membanting psp-nya ke lantai.
Seketika itu pula, psp itupun terbelah menajdi dua bagian.
“Oppa...” panggil
seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. Kyuhyun menoleh kepada seseorang
yang memanggilnya dan terkejut ketika tau bahwa yang memanggilnya adalah
yeongie. Sejujurnya dia belum siap bertemu dengannya setelah insiden semalam.
“Oppa... gwaenchana?”
tanyanya sambil menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya. Kyuhyun hanya
mengangguk lemah sambil menatap yeongie.
Shin Yeong POV
Melihat kyunie oppa
bertingkah seperti tadi, aku tau pasti ada yang tidak beres dengannya. Jika
memang dia menjawab baik-baik saja maka itu adalah suatu kebohongan, mana
mungkin dia sampai membanting psp-nya jika itu bukan suatu yang baik. Aku tau,
dia bukanlah orang yang pintar mengungkapkan sesuatu.
“Gojitmal...” paksaku
sambil menatap matanya, ku rasakan kedua tanganya yang merengkuh pingangku dan
menariknya untuk mendekat. “Menikahlah denganku...” ucapnya yang langsung
membuatku terkejut dan menurunkan kedua tanganku yang berada diwajahnya.
“Apa kau sedang
menghasutku, oppa?” tanyaku. Dia tertawa mendengar pertanyaanku dan itu
membuatku bingung.
“Ani... apa semalam
kau bahagia?” tanyanya. Aku bingung harus mengatakan apa, senang? Iya.. emm,
lumayan. Mereka berdua menyajikan (?) cara kencan yang berbeda, dan itu
membuatku senang. Ku rasakan kyunie oppa semakin mengeratkan tubuh kami, dan
aku mengangguk sebagai jawaban.
“Sepertinya si mochi
jelek itu yang menang, apa lebih baik aku mengalah saja?” tanya kyunie oppa pasrah
dan melepaskan pelukannya. Aku hanya menatapnya terkejut, tidak biasanya kyunie
oppa menyerah terlebih dahulu dalam hal seperti ini.
Kyunie oppa berjalan
mendekati sofa dan duduk disana sambil menatap ke arah psp-nya yang sudah
terbelah. Aku berjalan mendekatinya dan duduk disampingnya sambil terus
menatapnya, berharap kyunie oppa menjelaskan kenapa dia menjadi pesimis.
“Minggu depan aku akan
dipindahkan ke Berlin, jadi ya.. bisa dipastikan si mochi jelek itulah yang
akan menang.” Tuturnya lirih. Aku membelalakkan mataku mendengar penuturannya.
“Mwo?! Oppa... kau tidak sedang melucu bukan?” tanyaku memastikan. Dan dia
hanya menjawab dengan gelengan lemah.
“Tenang saja.. aku
pasti akan datang dipesta pernikahan kalian,” ujarnya sambil memegang kedua
bahuku sambil tersenyum manis namun tersirat ada kesedihan dimatanya.
@Kyunghee
university...
Berkali-kali aku
melihat sahabatku, Hyujin mondar-mandir dihadapanku sambil memegang dagunya.
“Ya! Apa kau tidak lelah?” tanyaku geram melihat tingkahnya.
Dengan cepat, dia
langsung duduk dihadapanku sambil menatapku lekat. “Kau yakin, seorang Cho
Kyuhyun menyerah?” tanyanya memastikan. Aku mengangguk mengiyakan, “Lagipula
dia akan dipindahkan ke Berlin untuk mengurusi anak cabang perusahaanya, jadi
dia bilang dia akan menyerah..” sambungku menjelaskan. Hyujin mengangguk
mengerti.
“Geure...kalu begitu,
kau tidak bingung lagi kan? Chukhahaeyo! Kau sebentar lagi, akan menjadi istri
seorang musisi terkenal..” seru Hyujin yang langsung ku balas dengan pukulan
ringan dikepalanya. “Waeyo? Apa kau tidak senang?” protesnya. Aku hanya menggendikkan
bahuku, bingung.
“Annyeong~ apa aku
mengganggu kalian?” tanya mochi oppa yang ikut bergabung dan duduk disebelahku.
Author POV
Hyujin menatap Henry
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, seseorang yang baru beberapa detik
yang lalu menjadi bahan pembicaraan mereka sekarang sudah ada dihadapannya.
Henry tersenyum ramah ke arah Hyujin ketika, dia masih menatap Henry terkejut.
“Oppa.. kenapa kau
kesini, eoh? Bukankah... kau seharusnya berada ditempatmu mengajar?” tanya
yeongie heran melihat Henry yang bersikap tidak seperti biasanya. “Ani.. aku
mengambil cuti, untuk beberapa hari. Lagipula, sebentar lagi aku akan kembali
ke Jerman.” Jawab Henry
“Kau juga akan pergi
ke Jerman, oppa? Wah~ daebak! Jadi kalian berdua memutuskan untuk menyerah
secara bersama-sama,” seru Hyujin kagum. Henry mengerutkan dahinya tanda tidak
mengerti dengan apa yang Hyujin katakan. “Kau dan Kyuhyun oppa... kalian
berdua, akan sama-sama pergi dari Korea dengan tujuan yang sama. Jerman,” ucap
Hyujin menjelaskan
“Maksudmu.. apa kyunie
juga akan pergi ke Jerman?” tanya Henry
“Ne, dia bilang minggu
depan dia akan pergi ke Berlin karena dia dipindahkan kesana.” Sahut yeongie.
Henry hanya mengangguk paham. “Bukankah dengan ini sudah jelas...” ujar Henry
membuat yeongie dan Hyujin menatapnya. “Kalau kami berdua, memang tidak layak
untuk mendapatkanmu, yeongie~ah. Kedatanganku kemari pun, karena aku ingin
berpamitan padamu.” Ujarnya lagi.
Yeongie mendesah
pasrah lalu mengangguk. “Geure... kalau begitu, hati-hati dijalan, oppa.” Ucap
yeongie sambil tersenyum.
@Yeongie’s apartement
Tiga hari setelah
pertemuannya dengan Henry, dia memutuskan untuk kembali ke apartementnya. Lagipula,
aku merindukan apartement ini. Ucapnya dalam hati.
Setelah selesai
membersihkan apartement-nya yang sedikit berdebu karena tidak ditempatinya
selama satu bulan lebih, akhirnya yeongie memutuskan untuk beristirahat sejenak
sambil menikmati soda dinginnya dan menyalakan Tv.
“...... hari ini CEO
muda dari perusahaan Cho Company, Cho Kyuhyun. Sedang mempersiapkan
kepindahannya menuju Berlin, Jerman. Dikabarkan bahwa dia tidak akan kembali ke
Korea selama beberapa tahun mendatang, dan dia juga memutuskan untuk menetap
sekaligus mencari pasangan hidupnya selama berada di Jerman.....”
“Uhuk..!” yeongie
tersedak mendengar apa yang dikatakan oleh reporter tersebut, matanya yang
semula hanya menatap ringan ke arah Tv. Seketika itu berubah menjadi melebar
dan tentu saja terkejut. Dengan tergesa yeongie mencari Iphone-nya dan menelfon
Kyuhyun namun hasilnya nihil, tidak kehabisan cara dia akhirnya menelfon Henry
namun berakhir dengan hal yang sama yaitu tidak ada jawaban sama sekali.
~@@@~
Kyuhyun POV
Brakk...!
Ku dengar pintu
kamarku dibuka dengan sedikit keras oleh sepupuku, Henry. Aku hanya menatapnya
sekilas dan kembali menonton Tv, yang sedang membicarakan diriku dan
keputusanku selama di Jerman.
“Kau tidak bilang,
kalau kau akan memilih pendamping hidup selama kau pergi?” tanya Henry cepat
menahan emosi. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaanya, “Waeyo?
Seharusnya kau senang, karena aku akhirnya mengalah untukmu.” Ujarku
“Ya! Kau tidak
memikirkan perasaan yeongie, huh?!” hardiknya sambil mencengkram kerah bajuku
erat. “Aku memikirkan perasaanya, sangat. Lantas, aku harus bagaimana?” tanyaku
polos. Dia menghempaskan bajuku kasar, lalu mengusap wajahnya.
“Sebenarnya apa yang
kau mau, bukankah kau juga tau. Bahwa aku juga akan kembali ke Jerman dalam
waktu dekat,” tuturnya. Dan aku hanya mengangguk mengiyakan. “Apa kau tidak
ingin memilikinya menjadi milikmu seutuhnya?” tanyanya lagi. Aku hanya
menggendikkan bahuku, “Molla...”.
“Ck! Kau... ani! Kita,
benar-benar jahat padanya. Benar yang dikatakan Cho ahjumma, kita selalu
menyusahkannya. Geure... kalau itu yang kau inginkan, aku akan membuatnya
menjadi milikku seutuhnya. Ingat! Aku sudah berbaik hati padamu, tuan Cho.”
Ujarnya lalu pergi meninggalkanku sendiri.
Aku egois? Memang. Aku
kejam? Iya. Hah~ aku bahkan tidak bisa mempertahankannya untuk berada disisiku.
Entah kenapa
keputusanku saat ini lebih memilih menuruti perintah appa, tidak biasanya aku
mau menuruti perintahnya. Hanya saja, mungkin inilah yang terbaik. Setidaknya
aku memberikannya kepada orang yang ku percayai.
Tiga hari kemudian...
{still Kyuhyun POV}
Beberapa menit lagi
aku akan pergi meninggalkan Korea untuk beberapa saat, sekitar.. tiga tahun?
Mungkin lebih. Sejak kejadian tiga hari lalu hubunganku dengan si mochi jelek
menjadi renggang, dia lebih menghabiskan waktunya diluar rumah. Mungkin sedang
menikmati waktunya bersama yeongie. Pikirku.
“Kyunie...” panggil
eomma yang berada disampingku. Aku menoleh dan tersenyum padanya. “Apa kau
yakin dengan keputusanmu ini, nak? Kau.. bukan seperti dirimu yang biasanya,”
ujarnya. “Aku sudah dua puluh lima tahun, eomma. Dan aku sadar, aku harus
merubah sikapku itu. Mungkin dengan ini, dia akan menjadi lebih baik.” Tegasku
tanpa menatap eomma. Berat rasanya menatap wajah eomma ketika aku sedang
berbohong, mian ne.
“.... kepada seluruh
penumpang yang akan berangkat ke Berlin, Jerman. Harap segera bersiap-siap
untuk memasuki lobby penumpang karena sebentar lagi pesawat akan lepas
landas....”
Aku berdiri, diikuti
oleh eomma yang juga berdiri. “Eomma.. jaga kesehatanmu ne. Appa... aku harap
kau tidak merindukan anakmu yang nakal ini,” pamitku pada appa dan eomma. eomma
hanya tersenyum sambil menitikkan air matanya melepas kepergianku, sementara
appa hanya menepuk pundakku ringan sambil tersenyum menahan air mata yang akan
keluar.
“Inilah keputusan yang
sudah aku buat, mungkin inilah jalan yang terbaik. Dan ku harap kau bahagia
dengan keputusan ku ini. Selamat tinggal... Kim Shin Yeong.” gumamku sambil
berjalan memasuki lobby penumpang
TBC or END?
0 komentar