it's my new world

follow your heart

Latest Posts

My limited girl [part 3]

By 10.39 ,




Author : Rina Chan
Cast : Cho Kyuhyun
           Kim Shin Yeong
           Henry Lau
Other cast : silahkan cari sendiri,^^
Genre : comedy, romance, family, chapter

((hati2 terhadap ranjau TYPO))

========Happy Reading========

Satu minggu sudah mereka bertiga jalani dalam perjodohan bodoh yang diadakan oleh keluarga Cho dan keluarga Kim. Dan selama itu pula, Kyuhyun dan Henry terus melancarkan berbagai taktik untuk mendapatkan hati seorang Kim Shin Yeong. Namun, usaha mereka terkadang membuat yeongie kesal. Bayangkan saja, sekarang dia harus sering bersembunyi dari kedua namja yang sudah sangat dikenalnya sejak mereka kecil.
Sebenarnya, yeongie juga kasian dengan kedua namja yang terus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi, disatu sisi.. dia tidak ingin kalau hanya dijadikan bahan taruhan tanpa ada artinya. Yeongie tau, bahwa walaupun Kyuhyun dulunya adalah namja yang lemah namun dia termasuk playboy kelas atas. Sedangkan Henry, dia sendiri adalah namja yang suka memberi harapan palsu kepada gadis yang menyukainya. Dan yeongie tidak ingin merasakan itu semua.
Ingin rasanya yeongie menolak, namun apa daya? Itu semua dia lakukan untuk kedua orang tuanya juga. Dan tentu saja, ini membuat yeongie stress.

Shin Yeong POV
Kegiatan ku akhir-akhir ini adalah menikmati udara yang berhembus dari pohon meapel yang berada di taman belakang kampus dengan membaca novel dan mendengarkan musik. Park Hyujin, adalah sahabatku yang selalu ada saat aku membutuhkan tempat curhat. Meskipun aku dekat dengan kyunie oppa dan mochi oppa, namun tetap saja aku membutuhkan teman yeoja yang bisa mengerti posisiku. Apalagi, posisiku saat ini memang sangat sulit.
“Jadi mereka belum menyerah?” tanyanya sambil menyesap mochachinonya. Merasa tidak ku respon lantas dia melemparku dengan buku tipisnya, dan itu sukses membuatku mendongakkan kepalaku yang sejak tadi fokus membaca novel. “Wae?” tanyaku singkat
“Ya! Aku tau saat ini kau sedang depresi karena tingkah kedua namja itu, tapi bisakah kau menghargaiku yang sudah merelakan waktunya bersamamu?” dengusnya
“Mian ne, aku tidak bermaksud seperti itu.. hanya saja.. ya, kau benar aku memang depresi karena perjodohan konyol ini.” Ucapku pelan
“Apa kau benar-benar tidak tertarik pada mereka?” tanya Hyujin sambil menatap wajahku penuh selidik. Sejenak aku berfikir, dari kedua namja itu.. semuanya menarik bagiku. Pikirku.
“Aish, jinjja! Mereka berdua pasti menarik bagimu,” tebak Hyujin membuatku menatapnya dengan terkejut. “Itu tergambar jelas diwajahmu itu, yeongie~ah.” Lanjut Hyujin menjelaskan
“Eotto’ke?!” erangku frustasi sambil meremas rambutku pelan, Hyujin berpindah tempat duduk menjadi disampingku lalu mengusap kepalaku pelan.

~@@@~

Cho Kyuhyun, adalah seorang namja yang sudah ku kenal lebih dari tujuh belas tahun. Pertemuan pertamaku dengannya karena saat itu dia sedang ditindas oleh orang lain dan aku datang menolongnya. Dia lebih tua tiga tahun dariku, bukankah seharusnya aku memanggilnya ‘oppa’? {terkadang},^^
Dia anak yang tampan meskipun sifat evilnya benar-benar tidak bisa dikategorikan ringan. Terkadang sifatnya bisa berubah menjadi sangat kekanak-kanakan, tapi disatu sisi dia adalah namja yang bertanggung jawab. Bayangkan saja, dia sudah menjabat menjadi CEO diumurnya yang baru meginjak dua puluh lima. Waww... it’s awesome. Tapi tetap saja entah kenapa bagiku itu biasa saja, hah~ aku tidak bisa membayangkan jika aku memilihnya menjadi suamiku.
Henry Lau, dia adalah sepupu Kyuhyun. Umurnya dua tahun lebih tua dariku, namun terkadang sifat manjanya melebihi kyunie. Dia adalah seorang musisi yang cukup baik dalam hal bermain biola ataupun piano, hanya saja... terkadang dia bersikap jorok pada dirinya sendiri. Namun, dia bisa diandalkan dalam hal apapun.
Aku mengenalnya sejak umur ku sepuluh tahun, jadi bisa dibilang aku memang sudah lama mengenal kyunie oppa dan baru mengenal mochi oppa lima tahun kemudian.
Aku berhenti menuliskan beberapa hal yang ku ketahui dari keduanya, sebenarnya mereka memiliki perbedaan yang sangat jelas. Lalu apakah aku sudah memilih salah satu dari mereka? Dengan tegas ku jawab, BELUM.

Henry POV
Aku sudah berjanji akan mengajak yeongie ke acaraku, lebih tepatnya ke acara konserku.  Berkali-kali aku melihat sebuah mobil yang sudah tidak asing bagiku, tengah mengikutiku. Aku tau, siapa wajah yang sedang mengemudikan mobil itu. Ya! Siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun. Dia sudah mengikutiku sejak aku berangkat tadi. Hah~ dasar egois, aku saja tidak pernah mengikutinya saat dia sedang berkencan. Gumamku lirih.
Setelah sampai rumah yeongie aku langsung turun dari mobilku lalu melihat sekelilingku dan tersenyum tipis begitu melihat mobil kyunie yang parkir tidak jauh dari rumah yeongie.
“Mochi oppa... kau sedang melihat apa, eoh?” tanya yeongie yang sudah keluar dengan dress selutut berwarna peach. Aku memperhatikannya penampilannya dari bawah sampai atas. “Neomu yeopo...” ucapku lirih. Yeongie hanya tersenyum mendengar pujianku.
Aku langsung memepersilahkannya masuk setelah membukakan pintu untuknya dan dengan setengah berlari aku menuju kursi pengemudi. Namun sebelum aku masuk, aku memberikan jempolku yang ku acungkan ke bawah ke arah mobil kyunie dan aku jamin dia pasti sekarang jengkel. Haha...

@Sentral Park auditorium...

Lima menit lagi adalah bagianku tampil, dan aku berkali-kali melihat yeongie yang sedang duduk di kursi VIP yang sudah ku sediakan khusus untukknya. Dia membalas tersenyum kepadaku ketika melihatku yang sedang menatapnya, aku membalas senyumannya lalu menutup gordeyn karena manajer Jung sudah memanggilku untuk bersiap-siap.
“Aku mengucapkan rasa terima kasih karena sudah menyempatkan waktu kalian semua untuk hadir ke acara konser ke-3 ku. Dan, aku mempersembahkan lagu ini untuk seorang yeoja yang sangat penting bagiku.. dia adalah Kim Shin Yeong,” ucapku ketika aku sudah berada diatas panggung. Seketika itu sebuah lampu langsung menyorot yeongie dan yeongie hanya tersenyum kikuk karena terkejut.

Kyuhyun POV
Shit! Dia benar-benar diluar dugaan, aku pikir dia akan mengajaknya berkencan seperti anak SMA. Ternyata, dia benar-benar menyiapkan ini semua. Dan tanpa sadar, kedua lenganku langsung mencengkram pegangan kursi penonton yang sedang ku tempati.
Tepuk tangan langsung bergemuruh setelah Henry menyelesaikan konsernya. Ku lihat yeongie berdiri dari duduknya begitu Henry menghampirinya, lalu mereka berdua keluar dari auditorium. Dan aku pun melakukan hal yang sama, mengikuti mereka berdua.
“A france resto..” ucapku setelah membaca papan nama restoran tempat Henry dan yeongie kunjungi sekarang. Restoran prancis? Cih! Dia benar-benar sudah mengatur ini semua dengan baik.
Tanpa pikir panjang aku masuk dengan merapatkan syalku hingga menutupi setengah wajahku yang sedang mengenakan kaca mata hitam. Sejenak aku mengedarkan pandanganku dan menemukan apa yang kucari.
Aku menarik sebuah kursi dari meja kosong yang berjarak tiga meja dari meja yang ditempati oleh Henry dan yeongie.
Pandanganku melihat suasana restoran yang bisa  dibilang mewah ini. Setelah puas melihat-lihat interior dan suasana restoran yang berkesan romantis, aku langsung memesan makanan. Bahkan aku melupakan makan malamku demi ingin mengetahui apa yang dia lakukan dengan yeojaku.
Sepuluh menit kemudian makanan yang ku pesan sampai, setelah aku mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang menghidangkan makananku. Pandanganku pun mulai menatap meja yang ditempati oleh mereka.
DEG..!
Ternyata, si mochi jelek itu sedang menatapku sambil tersnyum dan menopang dagunya dengan tangan kanannya. Wait.. kenapa aku gugup? Seperti ketauan sedang menguntit seseorang saja. Ah! Bukankah aku memang sedang mebguntit seseorang?!
Ku lirik kembali Herny yang masih menatapku dengan posisi sama, lalu dia memberikan suatu kode dengan matanya agar aku melihat tangan kirinya yang sedang menggenggam tangan yeongie erat. Baik! Kau sudah membuat kesabaranku hilang.

Author POV
Kyuhyun berdiri dari mejanya dan berjalan ke arah Henry dan yeongie yang sedang asyik bercengkrama sambil berpegangan tangan erat. Tanpa diduga, dia langsung menarik paksa yeongie dari tempat duduknya hingga yeongie memberontak.
“Ikut aku..” titah Kyuhyun yang mulai menarik yeongie. “Shireo!” tolak yeongie yang langsung membuat Kyuhyun menoleh ke arahnya.
“Waeyo? Biasanya kau mau mengikuti perintahku,” ujar kyunie heran
“Karena dia sedang bersamaku, Cho..” sahut Henry yang berdiri dari duduknya dan meraih lengan yeongie yang dicengkram kuat oleh kyunie. “Kau menyakitinya...” ujar Henry yang menyadari lengan yeongie memerah.
“Jinjja? Yeongie~ah, mian ne...” ucap kyunie menyesal
“Gwaenchana, oppa. Apa yang oppa lakukan disini?” tanya yeongie heran. “Apa kau sedang mengikuti seseorang?” tanya yeongie lagi menatap penampilan kyunie yang memang seperti seorang penguntit. Henry terkikik pelan mendengar pertanyaan yeongie.
“Ya! Mochi jelek, tidak ada yang lucu!” ucap kyunie tajam
“Sudahlah kyu.. mengaku saja, kalau kau memang sedang menguntit seseorang.” Celetuk Henry yang langsung mendapat pukulan ringan dikepalanya
“Omo! Siapa yang kau ikuti? Tidak biasanya, kau mengikuti seseorang. Apa dia seorang yeoja?” tanya yeongie terkejut. Dan pertanyaan yeongie sukses membuat tawa Henry meledak, sedangkan Kyuhyun hanya mendegus sambil melipat mukanya.
~@@@~

Keesokan harinya...

Kyuhyun sedang memainkan psp-nya dengan perasaan yang tidak menentu, matanya memang menatap permainan yang sedang dia mainkan. Namun, pikirannya melayang membayangkan kejadian semalam dimana Herny memberitahu yeongie bahwa dia sedang mengikuti mereka dan itu sukses membuat Kyuhyun malu.
Tanpa dia sadari, ada seseorang yang sejak tadi sedang memperhatikan cara bermainnya yang terkesan seperti sangat jengkel. Terlihat dari caranya yang sedang memencet tombol dengan keras. Akhirnya kyunie berdiri dan membanting psp-nya ke lantai. Seketika itu pula, psp itupun terbelah menajdi dua bagian.
“Oppa...” panggil seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. Kyuhyun menoleh kepada seseorang yang memanggilnya dan terkejut ketika tau bahwa yang memanggilnya adalah yeongie. Sejujurnya dia belum siap bertemu dengannya setelah insiden semalam.
“Oppa... gwaenchana?” tanyanya sambil menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya. Kyuhyun hanya mengangguk lemah sambil menatap yeongie.

Shin Yeong POV
Melihat kyunie oppa bertingkah seperti tadi, aku tau pasti ada yang tidak beres dengannya. Jika memang dia menjawab baik-baik saja maka itu adalah suatu kebohongan, mana mungkin dia sampai membanting psp-nya jika itu bukan suatu yang baik. Aku tau, dia bukanlah orang yang pintar mengungkapkan sesuatu.
“Gojitmal...” paksaku sambil menatap matanya, ku rasakan kedua tanganya yang merengkuh pingangku dan menariknya untuk mendekat. “Menikahlah denganku...” ucapnya yang langsung membuatku terkejut dan menurunkan kedua tanganku yang berada diwajahnya.
“Apa kau sedang menghasutku, oppa?” tanyaku. Dia tertawa mendengar pertanyaanku dan itu membuatku bingung.
“Ani... apa semalam kau bahagia?” tanyanya. Aku bingung harus mengatakan apa, senang? Iya.. emm, lumayan. Mereka berdua menyajikan (?) cara kencan yang berbeda, dan itu membuatku senang. Ku rasakan kyunie oppa semakin mengeratkan tubuh kami, dan aku mengangguk sebagai jawaban.
“Sepertinya si mochi jelek itu yang menang, apa lebih baik aku mengalah saja?” tanya kyunie oppa pasrah dan melepaskan pelukannya. Aku hanya menatapnya terkejut, tidak biasanya kyunie oppa menyerah terlebih dahulu dalam hal seperti ini.
Kyunie oppa berjalan mendekati sofa dan duduk disana sambil menatap ke arah psp-nya yang sudah terbelah. Aku berjalan mendekatinya dan duduk disampingnya sambil terus menatapnya, berharap kyunie oppa menjelaskan kenapa dia menjadi pesimis.
“Minggu depan aku akan dipindahkan ke Berlin, jadi ya.. bisa dipastikan si mochi jelek itulah yang akan menang.” Tuturnya lirih. Aku membelalakkan mataku mendengar penuturannya. “Mwo?! Oppa... kau tidak sedang melucu bukan?” tanyaku memastikan. Dan dia hanya menjawab dengan gelengan lemah.
“Tenang saja.. aku pasti akan datang dipesta pernikahan kalian,” ujarnya sambil memegang kedua bahuku sambil tersenyum manis namun tersirat ada kesedihan dimatanya.

@Kyunghee university...
Berkali-kali aku melihat sahabatku, Hyujin mondar-mandir dihadapanku sambil memegang dagunya. “Ya! Apa kau tidak lelah?” tanyaku geram melihat tingkahnya.
Dengan cepat, dia langsung duduk dihadapanku sambil menatapku lekat. “Kau yakin, seorang Cho Kyuhyun menyerah?” tanyanya memastikan. Aku mengangguk mengiyakan, “Lagipula dia akan dipindahkan ke Berlin untuk mengurusi anak cabang perusahaanya, jadi dia bilang dia akan menyerah..” sambungku menjelaskan. Hyujin mengangguk mengerti.
“Geure...kalu begitu, kau tidak bingung lagi kan? Chukhahaeyo! Kau sebentar lagi, akan menjadi istri seorang musisi terkenal..” seru Hyujin yang langsung ku balas dengan pukulan ringan dikepalanya. “Waeyo? Apa kau tidak senang?” protesnya. Aku hanya menggendikkan bahuku, bingung.
“Annyeong~ apa aku mengganggu kalian?” tanya mochi oppa yang ikut bergabung dan duduk disebelahku.

Author POV
Hyujin menatap Henry tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, seseorang yang baru beberapa detik yang lalu menjadi bahan pembicaraan mereka sekarang sudah ada dihadapannya. Henry tersenyum ramah ke arah Hyujin ketika, dia masih menatap Henry terkejut.
“Oppa.. kenapa kau kesini, eoh? Bukankah... kau seharusnya berada ditempatmu mengajar?” tanya yeongie heran melihat Henry yang bersikap tidak seperti biasanya. “Ani.. aku mengambil cuti, untuk beberapa hari. Lagipula, sebentar lagi aku akan kembali ke Jerman.” Jawab Henry
“Kau juga akan pergi ke Jerman, oppa? Wah~ daebak! Jadi kalian berdua memutuskan untuk menyerah secara bersama-sama,” seru Hyujin kagum. Henry mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti dengan apa yang Hyujin katakan. “Kau dan Kyuhyun oppa... kalian berdua, akan sama-sama pergi dari Korea dengan tujuan yang sama. Jerman,” ucap Hyujin menjelaskan
“Maksudmu.. apa kyunie juga akan pergi ke Jerman?” tanya Henry
“Ne, dia bilang minggu depan dia akan pergi ke Berlin karena dia dipindahkan kesana.” Sahut yeongie. Henry hanya mengangguk paham. “Bukankah dengan ini sudah jelas...” ujar Henry membuat yeongie dan Hyujin menatapnya. “Kalau kami berdua, memang tidak layak untuk mendapatkanmu, yeongie~ah. Kedatanganku kemari pun, karena aku ingin berpamitan padamu.” Ujarnya lagi.
Yeongie mendesah pasrah lalu mengangguk. “Geure... kalau begitu, hati-hati dijalan, oppa.” Ucap yeongie sambil tersenyum.

@Yeongie’s apartement
Tiga hari setelah pertemuannya dengan Henry, dia memutuskan untuk kembali ke apartementnya. Lagipula, aku merindukan apartement ini. Ucapnya dalam hati.
Setelah selesai membersihkan apartement-nya yang sedikit berdebu karena tidak ditempatinya selama satu bulan lebih, akhirnya yeongie memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati soda dinginnya dan menyalakan Tv.

“...... hari ini CEO muda dari perusahaan Cho Company, Cho Kyuhyun. Sedang mempersiapkan kepindahannya menuju Berlin, Jerman. Dikabarkan bahwa dia tidak akan kembali ke Korea selama beberapa tahun mendatang, dan dia juga memutuskan untuk menetap sekaligus mencari pasangan hidupnya selama berada di Jerman.....”

“Uhuk..!” yeongie tersedak mendengar apa yang dikatakan oleh reporter tersebut, matanya yang semula hanya menatap ringan ke arah Tv. Seketika itu berubah menjadi melebar dan tentu saja terkejut. Dengan tergesa yeongie mencari Iphone-nya dan menelfon Kyuhyun namun hasilnya nihil, tidak kehabisan cara dia akhirnya menelfon Henry namun berakhir dengan hal yang sama yaitu tidak ada jawaban sama sekali.

~@@@~

Kyuhyun POV
Brakk...!
Ku dengar pintu kamarku dibuka dengan sedikit keras oleh sepupuku, Henry. Aku hanya menatapnya sekilas dan kembali menonton Tv, yang sedang membicarakan diriku dan keputusanku selama di Jerman.
“Kau tidak bilang, kalau kau akan memilih pendamping hidup selama kau pergi?” tanya Henry cepat menahan emosi. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaanya, “Waeyo? Seharusnya kau senang, karena aku akhirnya mengalah untukmu.” Ujarku
“Ya! Kau tidak memikirkan perasaan yeongie, huh?!” hardiknya sambil mencengkram kerah bajuku erat. “Aku memikirkan perasaanya, sangat. Lantas, aku harus bagaimana?” tanyaku polos. Dia menghempaskan bajuku kasar, lalu mengusap wajahnya.
“Sebenarnya apa yang kau mau, bukankah kau juga tau. Bahwa aku juga akan kembali ke Jerman dalam waktu dekat,” tuturnya. Dan aku hanya mengangguk mengiyakan. “Apa kau tidak ingin memilikinya menjadi milikmu seutuhnya?” tanyanya lagi. Aku hanya menggendikkan bahuku, “Molla...”.
“Ck! Kau... ani! Kita, benar-benar jahat padanya. Benar yang dikatakan Cho ahjumma, kita selalu menyusahkannya. Geure... kalau itu yang kau inginkan, aku akan membuatnya menjadi milikku seutuhnya. Ingat! Aku sudah berbaik hati padamu, tuan Cho.” Ujarnya lalu pergi meninggalkanku sendiri.
Aku egois? Memang. Aku kejam? Iya. Hah~ aku bahkan tidak bisa mempertahankannya untuk berada disisiku.
Entah kenapa keputusanku saat ini lebih memilih menuruti perintah appa, tidak biasanya aku mau menuruti perintahnya. Hanya saja, mungkin inilah yang terbaik. Setidaknya aku memberikannya kepada orang yang ku percayai.

Tiga hari kemudian...
{still Kyuhyun POV}

Beberapa menit lagi aku akan pergi meninggalkan Korea untuk beberapa saat, sekitar.. tiga tahun? Mungkin lebih. Sejak kejadian tiga hari lalu hubunganku dengan si mochi jelek menjadi renggang, dia lebih menghabiskan waktunya diluar rumah. Mungkin sedang menikmati waktunya bersama yeongie. Pikirku.
“Kyunie...” panggil eomma yang berada disampingku. Aku menoleh dan tersenyum padanya. “Apa kau yakin dengan keputusanmu ini, nak? Kau.. bukan seperti dirimu yang biasanya,” ujarnya. “Aku sudah dua puluh lima tahun, eomma. Dan aku sadar, aku harus merubah sikapku itu. Mungkin dengan ini, dia akan menjadi lebih baik.” Tegasku tanpa menatap eomma. Berat rasanya menatap wajah eomma ketika aku sedang berbohong, mian ne.

“.... kepada seluruh penumpang yang akan berangkat ke Berlin, Jerman. Harap segera bersiap-siap untuk memasuki lobby penumpang karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas....”

Aku berdiri, diikuti oleh eomma yang juga berdiri. “Eomma.. jaga kesehatanmu ne. Appa... aku harap kau tidak merindukan anakmu yang nakal ini,” pamitku pada appa dan eomma. eomma hanya tersenyum sambil menitikkan air matanya melepas kepergianku, sementara appa hanya menepuk pundakku ringan sambil tersenyum menahan air mata yang akan keluar.

“Inilah keputusan yang sudah aku buat, mungkin inilah jalan yang terbaik. Dan ku harap kau bahagia dengan keputusan ku ini. Selamat tinggal... Kim Shin Yeong.” gumamku sambil berjalan memasuki lobby penumpang

TBC or END?



You Might Also Like

0 komentar