Mianhae... (sequel of bogoshipoyo, oppa [part 2])
Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
Kang Rae
Hwa OC
Other cast : Lee Sungmin
Lee Donghae
Kim Ryeowook
Kang Hyun Sun OC
Kang Rae Suk OC
Genre : romance, sad, family, chapter
(hati2 terhadap ranjau typo yang masih bertebaran)
=========Happy Reading========
Seketika itu suasana berubah
menjadi panik ketika mendengar hyukie menjerit karena mendapati yeojanya sudah
terbaring lemah di lantai. Semua orang terlihat cemas kecuali, Sungmin. Dengan
tenang dia mengambil obat hwanie yang ada dinakas dan menyerahkan itu pada
hyukie.
Beberapa menit setelah
diminumkan obat, sedikit demi sedikit hwanie tersadar dan menatap semua orang
bingung.
“Kalian... kenapa muka
kalian seperti itu?” tanya hwanie bingung
“Gwaenchana?” tanya hyukie
khawatir
“Aku baik-baik saja oppa,
aku hanya merasa sedikit pusing saja..”
“Katakan padaku, sebenarnya
kau sakit apa?” tanya hyukie cemas
“Aku hanya anemia, kau
tenang saja... dan kalian semua kembalilah ke kamar masing-masing. Ini sudah
larut,”
Eunhyuk POV
Syukurlah.. dia baik-baik
saja, aku benar-benar khawatir saat beberapa saat yang lalu mengetahui
keadannya yang membuatku sangat panik.
Aku menoleh menatap wajahnya
yang kini sedang tertidur dipelukanku, rencana ku untuk mengajaknya mengobrol
untuk menghabiskan malam ku batalkan secara sepihak. Walaupun beberapa kali dia
sempat merengek agar rencana itu tidak dibatalkan, namun aku tetap bersikeras
untuk membatalkannya dan lebih memilih untuk istirahat supaya keadaanya bisa
lebih baik.
“Kau tau kan... jika terjadi
apa-apa dengan dirimu, aku tidak akan pernah memafkan diriku sendiri. Aku tidak
ingin sesuatu yang buruk menimpamu, seandainya kau melihat ekspresiku yang
panik saat mengetahui kau terbaring dilantai...” ucapku pada diri sendiri
sambil mengusap rambutnya pelan dan mengecup puncak kepalanya, lalu aku
mematikan lampu dan menyusulnya ke alam mimpi.
Tidur ku terusik karena
sinar matahari yang menusuk kelopak mataku, “Aish! Siapa orang yang berani
mengganggu tidurku?!” gerutuku sebal
“Oppa... bangun, ini sudah
jam delapan. Semua orang mungkin sudah menunggu kita untuk sarapan,” sahut
sebuah suara yang berasal dari seseorang yang berbaring disampingku. Aku
membuka mataku dan mendapatinya yang sedang menatapku.
“Shireo! Aku ingin
menghabiskan hariku denganmu, aku tidak ingin keluar untuk sarapan...” sahutku
manja sambil menarik tubuhnya hingga menempel dengan tubuhku lalu mengusap
punggungnya pelan
“Ah! Aku ingin meminta
morning kiss ku, chagi..” ucapku sambil menatap matanya dan bibirnya secara
bergantian. Dengan langkah cepat dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“Apa kau berniat menolak
untuk memberikanku morning kiss? Baiklah kalau begitu,” dengan nakal tanganku
masuk kedalam bajunya dan mengusap punggunya pelan, sesaat ku rasakan tubuhnya
menggelinjang geli namun aku tidak berhenti melakukan kegiatanku menjahilinya.
Trekk..!
Matanya melebar seketika
begitu tau aku berhasil membuka pengait branya.
“Aku tidak segan-segan untuk
melakukan hal yang lebih dari ini, sebelum kau memberikanku jatah morning
kiss...” ucapku dengan suara menggoda
“Ye.. ye...” serunya sambil
melepaskan tangannya yang menutup bibirnya itu, tanpa menunggu lama aku
langsung melumatnya. Niatku yang awal hanya menjahilinya sirna, karena sudah
tersulut oleh nafsu karena ulahku sendiri.
Ciuman kami yang hanya
kecupan pun berubah memanas.
SKIP>>>>>
Sungmin POV
Semua orang belum keluar
dari kamarnya masing-masing, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah
sembilan.
“Aigoo.... kemana mereka
semua, apa karena sudah memiliki pasangan masing-masing mereka menjadi
melupakan sarapan?” gerutuku sambil menyesap latte yang ku buat sendiri
“Haha.. makanya hyung,
cepatlah kau menikah...” ucap Donghae yang sudah menarik bangku tepat
dihadapanku
“Omo! Apa yang lain belum
kemari, aku pikir... kamilah yang terakhir mendekati meja makan.” Seru Rae Suk
heran melihat bangku lain yang masih kosong
“Ahh... mungkin mereka
sedang menikmati ‘sesuatu’..” ucap hyukie yang sudah datang diikuti oleh hwanie
yang mengikutinya
“Tumben sekali kau bangun
lebih awal,” ucapku heran diikuti oleh anggukan hae dan Rae Suk
“Ya! Sebenarnya kalian mau
aku bagaimana? Aku bangun telat, dan bangun awal pasti selalu diomong...”
protesnya sambil menuangkan susu strawberry
“Sudahlah oppa.... mereka
hanya bercanda,” ucap hwanie menenangkan hyukie
“Arraso...”
Aku memperhatikan tingkah
hwanie yang menenangkan hyukie, aku baru sadar bahwa hyukie mempunyai sikap yang
kekanak-kanakan. Haha... tidak ku sangka.
“Hwanie~ah, apakah sifat
hyukie selalu kekanak-kanakan seperti ini?” tanyaku pada hwanie
“Ne, bahkan dia bisa sampai
membolos kerja jika aku tidak akan menuruti apa kemauannya...” jelas hwanie
“Jinjjato? Ya! Sejak kapan
sikapmu berubah seperti itu, bukankah setauku... kau selalu bersikap cuek dan
sok jual mahal?” tanya hae tidak percaya
“Ckckck... yang kalian lihat
hanya casing dia saja, jika dia sudah dirumah maka sikapnya akan berubah 180
derajat berbeda.” Jelas hwanie lagi
“Ya! Lee Rae Hwa, kenapa kau
malah menceritakan semua itu..? apa kau tidak kasian terhadapku, eoh?” ucap
hyukie
“Itu balasan untukmu! Karena
kau telah berani ‘menyerangku’!” ucap hwanie geram
“Aigoo... aigoo... kau
benar-benar, hyukie~ah...” ucapku tak percaya
Ku lihat ekspresi hyukie
bingung, dia pasti sedang mencoba bersikap normal kembali setelah dengan
jahilnya hwanie mengungkap watak asli seorang Lee Hyuk Jae.
***
Author POV
Setelah mereka semua selesai
sarapan, mereka pun terdiam beberapa saat dimeja makan.
“Jadi... kegiatan kita hari
ini apa?” tanya Hyun Sun pada yang lain
“Bagaimana kalau kita
jalan-jalan di kota saja,” usul Donghae
“Tapi... kita kan tidak
membawa mobil, apa kita akan berjalan kaki sampai kota. Oppa?” tanya Rae Suk.
“Kau benar, lantas apa kita akan berdiam seperti ini terus?” tanya Donghae
sambil menghela nafas berat
“Sudahlah... bagaimana,
kalau kita berjalan-jalan ke desa yang ada didekat sini. Toh saat di Seoul,
kita tidak pernah ke desa bukan?” usul Sungmin
“Aku setuju!” ucap hyukie
cepat
“Iya... aku juga,
jarang-jarang bukan kita berjalan-jalan ke desa?” ujar wookie yang diikuti oleh
anggukan yang lain
Akhirnya, setelah berunding
sesaat.. mereka pun memutuskan untuk menyewa sebuah mobil pick up untuk menuju
ke desa.
Sepanjang perjalanan, mereka
habiskan dengan bernyanyi sambil menikmati beberapa cemilan. Sesekali merek
bercanda dan saling bertukar pengalaman dengan yang lain.
Dua puluh lima menit
kemudian, akhirnya mereka sampai di sebuah desa yang terletak di pulau Jeju.
Pemandangan pertama kali yang mereka temui adalah hamparan hijau sawah yang membentang
luas, lalu beberapa perkebunan sayuran yang sedang dalam masa panen. Dan
akhirnya mereka berhenti disebuah rumah yang sangat asri dan indah. Sungmin
turun terlebih dahulu lalu berjalan memasuki halaman rumah tersebut, sedangkan
yang lain disuruh untuk menunggu di mobil.
“Kajja! Kita melakukan
petualangan di desa ini,” ajak Sungmin pada yang lain setelah kembali
Hwanie turun dengan penuh
semangat diikuti oleh hyuki, lalu Rae Suk dan Donghae. Dan yang terakhir adalah
wookie dan Hyun Sun yang turun dengan perlahan dari mobil.
“Aigoo... sudah ku katakan
lebih baik, kau di villa saja. Hyun Sun~ah,” ucap hyukie ketika melihat Hyun
Sun yang terlihat kesusahan saat turun dari mobil
“Shireo! Kau menyuruhku
untuk tetap di Villa sedangkan kalian semua bersenang-senang?!” protesnya
“Hyukie oppa berkata seperti
itu karena mengkhawatirkanmu, lagi pula.. kau kan sedang hamil.” Ucap hwanie
Hyun Sun terdiam sesaat,
lalu matanya tiba-tiba berubah berkaca. “Omo! Apa kau akan menangis, eoh? Ya!
Mereka berkata seperti itu karena menghawatirkanmu,” ucap Rae Suk mencoba
menenangkan Hyun Sun yang hendak menangis
“Tapi... aku ingin ikut,”
rengeknya
Hyukie memutar bola matanya
pelan. “Geure... kau boleh ikut,” ucap hyukie mengalah menyusul Sungmin yang
sudah berjalan lebih dulu. Hwanie mengekor di belakangnya.
Hyun Sun berjalan dengan Rae
Suk sementara suami mereka mengikuti dari belakang.
Tempat pertama kali yang
mereka kunjungi adalah sebuah sawah yang sedang ditanami oleh benih-benih padi.
Salah satu dari petani
mendekati mereka dengan membawa beberapa sepatu boot, Sungmin menyapa ramah
begitupun dengan si petani.
“Disini, hanya ada lima
pasang sepatu boot. Jadi dua orang tidak akan ikut masuk, bagaimana?” tanya
Sungmin pada yang lain
“A.. aku tidak ikut,” ucap
Hyun Sun sambil mengacungkan jarinya. Semua mata langsung menatapnya heran,
“Sudah aku duga, anak manja sepertimu tidak akan ikut masuk.. kau kan sangat
anti untuk hal yang berurusan dengan kotor,” ucap hyukie sambil berjalan ke
tengah sawah
“Aku juga tidak ikut, aku
ingin disini saja..” ucap seseorang yang langsung membuat hyukie berhenti
berjalan dan kembali ke tepi
“Kau yakin?” tanya Sungmin.
Hwanie mengangguk cepat mengiyakan.
“Geure.. kalau begitu,
tunggulah kami kembali...” ucap Donghae yang mulai melangkah ke tengah sawah
sambil bergandengan dengan Rae Suk
“Jangan kemana-mana,
arrachi?” pesan hyukie
“Arraso...” ucap hwanie
sambil tersenyum. Setelah mengecup pipi hwanie, hyukie pun kembali menyusul
yang lain.
Rae Hwa POV
Senangnya melihat mereka
semua tertawa, walaupun berusaha sekeras apapun. Akhirnya satu persatu dari
mereka terjungkal, dan jatuh ke sawah. Aku tertawa melihat mereka pada akhirnya
bermain lumpur, walaupun sesekali Sungmin oppa berteriak kepada mereka.
Hyukie oppa pun sudah dua
kali terjatuh, aigoo... lihat tubuh dan bajunya kotor. Haha.. sesaat dia
menoleh ke arah ku lalu melambaikan tangannya, aku tersenyum lalu membalas
lambaiannya.
“Eonnie...” panggil Hyun Sun
membuatku menoleh
“Waeyo?” tanyaku
“Ayo kita pergi
melihat-lihat pemandangan yang lain, aku bosan jika hanya menunggu mereka..”
gerutu Hyun Sun. Sesaat aku terdiam, teringat pesan hyukie oppa yang
memerintahkanku untuk tidak pergi kemana-mana.
“Tapi...”
“Aku janji, hyukie oppa
tidak akan memarahimu. Jika hal itu terjadi, maka aku akan bertanggung jawab.
Jebal.. ayo eonni,” bujuk Hyun Sun lagi. Aku menghela nafas sejenak, lalu
mengangguk mengiyakan.
Tanpa babibu, Hyun Sun
langsung menarikku untuk meninggalkan mereka. Dan berjalan dengan senang,
bahkan sampai memasuki hutan.
Setelah berjalan cukup lama,
Hyun Sun lalu berhenti dan menoleh ke arahku dengan tatapan yang tidak ku
mengerti.
“Eonnie... mianhae,
sepertinya.. kita tersesat...” ucapnya terbata yang sukses membuatku terkejut
“Mwo?! Kau yakin,” ujarku
memastikan, dan Hyun Sun hanya mengangguk mengiyakan.
Aku melihat ke sekeliling
lalu mendesah pelan, ku ambil iphoneku untuk menelfon seseorang namun ternyata
tidak ada sinyal. Ku lihat Hyun Sun meringkuk sambil memeluk lututnya, tubuhnya
gemetar menahan hawa dingin yang sudah menyebar karena hari memang sudah
sedikit larut.
Akhirnya, aku memutuskan
untuk melepas jaket yang ku kenakan karena kebetulan aku sedang menggunakan
kaos lengan panjang. Ku berikan jaket itu kepada Hyun Sun.
“Eonnie...” lirihnya
“Pakailah, kau yang lebih
membutuhkannya..” ucapku sambil duduk disampingnya dan menyalakan senter kecil
kebetulan ku bawa. Beberapa kali Hyun Sun menggumamkan kata maaf dan menyesal
kepadaku, namun aku terus berkata bahwa itu bukan kesalahannya. Akhirnya Hyun
Sun menangis sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.
Eunhyuk POV
Aku panik... sangat panik,
hwanie tidak ada dikamarnya. Aku pikir dia sudah pulang terlebih dulu dengan
Hyun Sun saat kami sedang mencoba menanam padi.
“Eottoke’...” desahku sambil
mengacak rambutku frustasi
“Tenanglah hyukie~ah, kita
sudah memberi tahu warga dan meminta bantuan mereka untuk mencari hwanie dan
Hyun Sun.” Ucap Sungmin hyung sambil menepuk pundakku pelan, “Bukan hanya kau
yang merasakannya... bahkan wookie pun merasakan hal yang sama,” lanjutnya yang
membuatku menoleh ke arah wookie yang memang terlihat sangat khawatir.
Aish..! istriku dan adikku
menghilang. Keduanya memang berharga dan penting bagiku, namun tetap saja aku
khawatir kepada hwanie yang akhir-akhir ini mudah sakit.
Seseorang masuk ke ruangan
yang kami tempati lalu mendekati Sungmin hyung dan mengatakan sesuatu dengan
bahasa dialek yang tidak ku ketahui.
“Hyukie~ah.. wookie~ah...
kalian ingin ikut denganku tidak?” ajak Sungmin hyung
“Eodi?” tanya wookie
“Katanya... ada salah satu
warga desa yang melihat dua gadis yang sejak tadi kalian khawatirkan berjalan
menuju arah hutan, dan kami akan ikut mencari mereka. Atau, kalian lebih memilih untuk terus menerus
mengeluh seperti itu. Eoh?” sindir Sungmin hyung padaku dan wookie. Sesaat aku
terdiam, dan melihat Sungmin hyung yang sudah memakai sepatu sedang menungguku
dan wookie. “Kalian ikut tidak?” tanya Sungmin hyung lagi
Dengan sigap aku langsung
mengenakan sepatu dan menyusul Sungmin hyung, wookie pun memutuskan untuk ikut
kami. Donghae dan Rae Suk, memilih untuk menunggu di rumah.
Hyun Sun POV
Hiks...! aku takut, walaupun
ada eonnie tetap saja aku takut. Ku lihat, beberapa kali eonnie mengarahkan
senternya untuk melihat ke sekeliling kami. Beberapa kali pula dia mendesah,
aku menyesal telah melakukan kesalahan padanya. Pasti hyukie oppa akan
memarahiku karena ini semua salahku.
“Kau sudah merasa lebih
baik?” tanyanya ramah, aku mengangguk. “Kalau begitu, bagaimana kalau kita
berjalan? Siapa tau, kita bisa sedikit demi sedikit mendekati tepi hutan.”
Usulnya sambil beranjak dari duduknya lalu merenggangkan tubuhnya
“Bagaimana? Lagipula...
sepertinya, aku sudah sedikit memahami hutan ini. Lihat! Pohon itu, saat kita
masuk ke hutan tadi... aku sempat membuat tanda dipohon itu dengan pisau lipat
yang kubawa,” ucapnya sambil mengarahkan senter ke salah satu pohon yang
terdapat tanda dua sayatan di badan pohon itu.
Aku melihatnya sejenak yang
sepertinya berusaha mencari jalan setapak, “Ahh..! ada,” serunya ketika
menemukan sebuah jalan setapak yang sejak tadi dicarinya.
Eonnie jalan terlebih dahulu
sambil menggandeng tanganku yang dengan erat, “Hati-hati dengan langkahmu, Hyun
Sun~ah..” pesannya padaku. “Ne..”
Namun, tiba-tiba terpleset
dan nyaris memasuki jurang yang ternyata ada disamping kami. Untung saja,
eonnie dengan sigap menarik lenganku untuk kembali ke tempat yang datar. Dan tanpa sengaja siku kananku mengenai
dadanya, sekilas ku lihat eonnie meringis karena sikutanku yang agak keras.
Author POV
Hwanie merintih tertahan
ketika siku kanan Hyun Sun mengenai dadanya yang memar, namun saat ini dia
sedang fokus untuk membantu Hyun Sun hingga dia melupakan sakitnya.
“Gwaenchana?” tanya hwanie
sambil menangkup muka Hyun Sun
“N.. ne,” jawab Hyun Sun
gemetar. Hwanie pun terduduk disamping Hyun Sun sambil memeluknya erat, walaupun
nyeri di dadanya sangat menyiksanya. Dan beberapa kali hwanie mencoba menahan
rintihannya itu.
“Eonnie... gwaenchana?
Tubuhmu... gemetaran,” ucap Hyun Sun sambil melepaskan pelukan hwanie dan
terkejut ketika melihat tubuh hwanie mengeluarkan keringat yang sangat banyak.
Hwanie hanya menatap Hyun Sun sayu, sambil tersenyum tipis.
Hyun Sun panik dengan
keadaan hwanie yang semakin terlihat menahan rasa sakit yang amat sangat.
“Hyun Sun~ah...!!”
“Hwanie~ah...!!”
Hyun Sun mendengar namanya
dan nama hwanie dipanggil oleh seseorang, dan sia sayup-sayup melihat sorotan
sinar yang berasal dari senter yang sangat jauh. Lalu dia langsung merebut
senter yang digenggam oleh hwanie dan menghidup matikannya dengan cepat.
Memberi tanda pada suara-suara tersebut yang mungkin adalah para penduduk desa,
agar mereka tau dimana posisi Hyun Sun dan hwanie berada.
“Eonnie... kau harus
bertahan,” ucap Hyun Sun menguatkan hwanie
“Hyun Sun~ah..!” panggil
wookie, Hyun Sun langsung menoleh dan memeluk wookie erat.
“Hwanie~ah... gwaenchana?”
tanya hyukie pada hwanie yang terlihat lemas. “Oppa...! cepat selamatkan
eonnie, dia langsung merintih kesakitan setelah aku tidak sengaja menyikut
dadanya,”
Sungmin langsung mendekati
hwanie dan membuka botol obat hwanie yang sengaja dibawanya. “Aku tau, ini
pasti akan terjadi..” ucapnya sambil membantu hwanie meminum obat itu dan
menyerahkan botol air yang dibawanya juga. Hyukie terdiam melihat sikap Sungmin
yang lebih cekatan dibanding dirinya.
“Aku tidak apa-apa, oppa...”
ucap hwanie lirih
Hyukie menangkup wajah
hwanie dan mencium keningnya lama, melampiaskan rasa khawatir yang sejak tadi
menyerangnya. Dan tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipinya.
“Bukankah sudah ku katakan
untuk tidak pergi kemana pun...” ucap hyukie lirih
“Mianhae... aku tidak
mendengarkanmu,” ucap hwanie cepat yang langsung menghentikan Hyun Sun yang
sudah membuka mulutnya untuk menjelaskan
“Sudahlah.. lebih baik, saat
ini.. kita bawa mereka kembali ke penginapan. Mereka pasti sangat lelah,” ujar
Sungmin yang langsung disetujui oleh yang lain.
***
Keesokan harinya...
Sungmin POV
Apa tindakan ku yang semalam
membuat hyukie cemburu padaku ya? Terlihat jelas sekali bahwa semalam dia tidak
menyukaiku yang mencoba menolong hwanie.
Ahh...! sudahlah, kenapa aku
memikirkan hal itu?
Hari ini aku sedang menemani
hwanie memeriksakan sakitnya, tentu saja tanpa diketahui oleh yang lain. Hwanie
yang memintaku untuk mengantarnya ke kota saat dini hari tadi untuk
memeriksakan sakitnya.
Cklek...
Pintu ruangan dokter
terbuka, dan hwanie berjalan keluar sambil membawa map pemeriksaan yang sudah
keluar.
“Bagaimana? Apa yang dokter
katakan padamu?” tanyaku saat dia sudah duduk disampingku
Dia mendesah pelan, “Jung
usia mengatakan... bahwa benturan yang aku dapatkan kemarin membuat luka memarku
yang hampir sembuh, kembali memar dan ada sedikit retakan...” ucapnya lirih
Aku mengambil map yang
sedang digenggamnya dan memasukkannya ke dalam tasku.
“Ayo kita kembali, bukankah
hari ini kita akan kembali ke villa?”
Setelah menempuh perjalan
dari kota yang ada didekat desa, kami kembali ke penginapan untuk sarapan dan
bersiap untuk kembali ke villa kami.
Eunhyuk POV
Tadi pagi, aku melihatnya
pergi dengan Sungmin hyung. Tapi kenapa mereka berdua pergi saat yang lain
masih terlelap, kecuali aku yang sudah bangun saat hwanie bangun. Namun aku
berpura-pura masih tidur, dapat ku dengar dia bergerak secara perlahan agar aku
tidak terbangun karenanya.
Aku melirik ke sisi kiriku
dan menatap wajah hwanie yang tengah terlelap sambil menyender di bahuku. Ahh..
sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku, nae anae.
Sesekali aku membenarkan
anak rambutnya yang tertiup oleh angin, lalu kembali menatap lurus ke depan.
Tepatnya.. ke arah Sungmin hyung yang sedang membaca buku.
Aku langsung memalingkan
wajahku karena tiba-tiba Sungmin hyung menatap balik ke arahku.
“Wae?” tanyanya singkat
“Ani...” jawabku tak kalah
singkat
Dan sempat ku lihat dari
ekor mataku bahwa dia tersenyum lalu kembali berkutat dengan bukunya.
Author POV
Setelah berlibur sejenak di
pulau Jeju, mereka semua pun kembali ke Seoul. Sepanjang perjalanan, hyukie
terus memperhatikan Sungmin yang duduk di sebrangnya. Dan Sungmin pun
mengetahui bahwa hyukie terus menerus memperhatikannya, namun dia tidak
menganggap itu.
Perhatian hyukie langsung menoleh
ke arah seseorang yang duduk disebelahnya, setelah pundaknya ditepuk pelan oleh
orang tersebut.
“Oppa...” panggilnya.
“Kenapa kau terus menatap Sungmin oppa, apa ada yang aku pikirkan? Atau...
kalian berdua sedang ada masalah?” tanyanya lagi
Hyukie tersenyum lalu
menggenggam kedua tangan orang tersebut, “Ani.. aku hanya penasaran padanya.
Kenapa dia sangat cekatan saat menolongmu saat kau sakit,” ucap hyukie
“Jinjja? Apa kau cemburu?”
tanyanya lagi dengan tatapan menyelidik. Hyukie melepas genggamannya dan dengan
cepat memasang penutup mata yang ada di depan kursi depan.
“Ya! Kenapa kau malah
mengacuhkanku, eoh?!” ucapnya sambil memukul-mukul pundak hyukie pelan. Hyukie
membuka tutup matanya dan memegang kedua tangan orang tersebut dan mengecup
bibirnya pelan, seketika itu orang tersebut langsung terdiam karena sikap
hyukie.
“Haha... mukamu lucu sekali,
Lee Rae Hwa...” ejek hyukie sambil memegangi perutnya. Sementara hwanie masih
terdiam karena bingung.
“Nappeun...!” seru hwanie
akhirnya setelah tersadar kembali dan melipat kedua tangannya didada lalu
membuang mukanya ke arah luar jendela pesawat.
Setelah menempuh perjalan
sekitar 3-4 jam, akhirnya mereka sampai di Seoul. Dan keesokan harinya, mereka
semua kembali berkutat dengan pekerjaannya masing-masing.
Hyukie dan Dongahe kembali
berkutat dengan setumpuk berkas-berkasnya, Hyun Sun sibuk membantu wookie di
cafe` mereka. Rae Suk sibuk mengawasi salah satu butiknya yang ada di Seoul,
dan Sungmin sibuk dengan pekerjaan sementaranya di Seoul. Yaitu menjadi dokter
bedah syaraf cadangan.
Rae Hwa POV
Saat ini semua pekerjaan
rumah ku sudah selesai, walaupun beberapa kali ku rasakan dadaku merasakan rasa
nyeri yang menusuk. Walaupun begitu, aku tidak menunda pekerjaanku.
Tanganku tidak
henti-hentinya menggonta-ganti channel Tv sejak lima menit yang lalu. Aku
bosan. Sekilas pandanganku melirik ke arah benda persegi yang jaraknya tidak
jauh dariku. Apa ku telpon hyukie oppa saja? Tapi... pasti saat-saat seperti
ini dia sedang sibuk, batinku sambil melirik ke arah jam dinding yang masih
menunjukkan pukul sepuluh.
“Yeoboseyo...” jawab suara
disebrang sana. Ah! Untunglah dijawab, walau ku pikir saat-saat seperti ini dia
pasti sibuk
“Yeoboseyo...” ulang suara
disebrang sana
“Oppa...!”
“Hmm... changi, waeyo?”
“Apa aku mengganggu?”
tanyaku khawatir
“Ani... waeyo?”
“Bogoshipo...” ucapku manja
“Nado, tunggulah... aku akan
pulang cepat. Buatkan aku makanan yang enak,” pesannya
“Ok! Selamat bekerja
kembali...” ucapku sambil tersenyum
“Gomawo..” ujarnya
KLIK..!
Aku sedikit berjingkrak
senang karena sudah mendengar suara hyukie oppa. Setidaknya, itu mengurangi
rasa bosanku selama di rumah. Namun, kesenangan ku berhenti ketika merasakan
rasa nyeri di dadaku kembali terasa. Dengan cepat aku menelfon Sungmin oppa
untuk mengantarkanku ke rumah sakit.
Author POV
Sepanjang perjalan, hwanie
terus mrintih menahan sakit. Sedangkan Sungmin berusaha fokus untuk menyetir
supaya bisa lebih cepat sampai dirumah sakit.
Setelah sampai dirumah
sakit, dia langsung membawa hwanie masuk ke departement tulang untuk
memeriksakan keadaanya. Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata memperhatikan
dari balik kemudinya.
TBC
0 komentar