it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Mianhae... (sequel of bogoshipoyo, oppa [part 2])

By 14.46 ,



Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
          Kang Rae Hwa OC
Other cast : Lee Sungmin
                    Lee Donghae
                    Kim Ryeowook
                    Kang Hyun Sun OC
                    Kang Rae Suk OC
Genre : romance, sad, family, chapter

(hati2 terhadap ranjau typo yang masih bertebaran)
=========Happy Reading========

Seketika itu suasana berubah menjadi panik ketika mendengar hyukie menjerit karena mendapati yeojanya sudah terbaring lemah di lantai. Semua orang terlihat cemas kecuali, Sungmin. Dengan tenang dia mengambil obat hwanie yang ada dinakas dan menyerahkan itu pada hyukie.
Beberapa menit setelah diminumkan obat, sedikit demi sedikit hwanie tersadar dan menatap semua orang bingung.
“Kalian... kenapa muka kalian seperti itu?” tanya hwanie bingung
“Gwaenchana?” tanya hyukie khawatir
“Aku baik-baik saja oppa, aku hanya merasa sedikit pusing saja..”
“Katakan padaku, sebenarnya kau sakit apa?” tanya hyukie cemas
“Aku hanya anemia, kau tenang saja... dan kalian semua kembalilah ke kamar masing-masing. Ini sudah larut,”

Eunhyuk POV
Syukurlah.. dia baik-baik saja, aku benar-benar khawatir saat beberapa saat yang lalu mengetahui keadannya yang membuatku sangat panik.
Aku menoleh menatap wajahnya yang kini sedang tertidur dipelukanku, rencana ku untuk mengajaknya mengobrol untuk menghabiskan malam ku batalkan secara sepihak. Walaupun beberapa kali dia sempat merengek agar rencana itu tidak dibatalkan, namun aku tetap bersikeras untuk membatalkannya dan lebih memilih untuk istirahat supaya keadaanya bisa lebih baik.
“Kau tau kan... jika terjadi apa-apa dengan dirimu, aku tidak akan pernah memafkan diriku sendiri. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpamu, seandainya kau melihat ekspresiku yang panik saat mengetahui kau terbaring dilantai...” ucapku pada diri sendiri sambil mengusap rambutnya pelan dan mengecup puncak kepalanya, lalu aku mematikan lampu dan menyusulnya ke alam mimpi.
Tidur ku terusik karena sinar matahari yang menusuk kelopak mataku, “Aish! Siapa orang yang berani mengganggu tidurku?!” gerutuku sebal
“Oppa... bangun, ini sudah jam delapan. Semua orang mungkin sudah menunggu kita untuk sarapan,” sahut sebuah suara yang berasal dari seseorang yang berbaring disampingku. Aku membuka mataku dan mendapatinya yang sedang menatapku.
“Shireo! Aku ingin menghabiskan hariku denganmu, aku tidak ingin keluar untuk sarapan...” sahutku manja sambil menarik tubuhnya hingga menempel dengan tubuhku lalu mengusap punggungnya pelan
“Ah! Aku ingin meminta morning kiss ku, chagi..” ucapku sambil menatap matanya dan bibirnya secara bergantian. Dengan langkah cepat dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“Apa kau berniat menolak untuk memberikanku morning kiss? Baiklah kalau begitu,” dengan nakal tanganku masuk kedalam bajunya dan mengusap punggunya pelan, sesaat ku rasakan tubuhnya menggelinjang geli namun aku tidak berhenti melakukan kegiatanku menjahilinya.
Trekk..!
Matanya melebar seketika begitu tau aku berhasil membuka pengait branya.
“Aku tidak segan-segan untuk melakukan hal yang lebih dari ini, sebelum kau memberikanku jatah morning kiss...” ucapku dengan suara menggoda
“Ye.. ye...” serunya sambil melepaskan tangannya yang menutup bibirnya itu, tanpa menunggu lama aku langsung melumatnya. Niatku yang awal hanya menjahilinya sirna, karena sudah tersulut oleh nafsu karena ulahku sendiri.
Ciuman kami yang hanya kecupan pun berubah memanas.

SKIP>>>>>

Sungmin POV
Semua orang belum keluar dari kamarnya masing-masing, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.
“Aigoo.... kemana mereka semua, apa karena sudah memiliki pasangan masing-masing mereka menjadi melupakan sarapan?” gerutuku sambil menyesap latte yang ku buat sendiri
“Haha.. makanya hyung, cepatlah kau menikah...” ucap Donghae yang sudah menarik bangku tepat dihadapanku
“Omo! Apa yang lain belum kemari, aku pikir... kamilah yang terakhir mendekati meja makan.” Seru Rae Suk heran melihat bangku lain yang masih kosong
“Ahh... mungkin mereka sedang menikmati ‘sesuatu’..” ucap hyukie yang sudah datang diikuti oleh hwanie yang mengikutinya
“Tumben sekali kau bangun lebih awal,” ucapku heran diikuti oleh anggukan hae dan Rae Suk
“Ya! Sebenarnya kalian mau aku bagaimana? Aku bangun telat, dan bangun awal pasti selalu diomong...” protesnya sambil menuangkan susu strawberry
“Sudahlah oppa.... mereka hanya bercanda,” ucap hwanie menenangkan hyukie
“Arraso...”
Aku memperhatikan tingkah hwanie yang menenangkan hyukie, aku baru sadar bahwa hyukie mempunyai sikap yang kekanak-kanakan. Haha... tidak ku sangka.
“Hwanie~ah, apakah sifat hyukie selalu kekanak-kanakan seperti ini?” tanyaku pada hwanie
“Ne, bahkan dia bisa sampai membolos kerja jika aku tidak akan menuruti apa kemauannya...” jelas hwanie
“Jinjjato? Ya! Sejak kapan sikapmu berubah seperti itu, bukankah setauku... kau selalu bersikap cuek dan sok jual mahal?” tanya hae tidak percaya
“Ckckck... yang kalian lihat hanya casing dia saja, jika dia sudah dirumah maka sikapnya akan berubah 180 derajat berbeda.” Jelas hwanie lagi
“Ya! Lee Rae Hwa, kenapa kau malah menceritakan semua itu..? apa kau tidak kasian terhadapku, eoh?” ucap hyukie
“Itu balasan untukmu! Karena kau telah berani ‘menyerangku’!” ucap hwanie geram
“Aigoo... aigoo... kau benar-benar, hyukie~ah...” ucapku tak percaya
Ku lihat ekspresi hyukie bingung, dia pasti sedang mencoba bersikap normal kembali setelah dengan jahilnya hwanie mengungkap watak asli seorang Lee Hyuk Jae.

***
Author POV
Setelah mereka semua selesai sarapan, mereka pun terdiam beberapa saat dimeja makan.
“Jadi... kegiatan kita hari ini apa?” tanya Hyun Sun pada yang lain
“Bagaimana kalau kita jalan-jalan di kota saja,” usul Donghae
“Tapi... kita kan tidak membawa mobil, apa kita akan berjalan kaki sampai kota. Oppa?” tanya Rae Suk. “Kau benar, lantas apa kita akan berdiam seperti ini terus?” tanya Donghae sambil menghela nafas berat
“Sudahlah... bagaimana, kalau kita berjalan-jalan ke desa yang ada didekat sini. Toh saat di Seoul, kita tidak pernah ke desa bukan?” usul Sungmin
“Aku setuju!” ucap hyukie cepat
“Iya... aku juga, jarang-jarang bukan kita berjalan-jalan ke desa?” ujar wookie yang diikuti oleh anggukan yang lain
Akhirnya, setelah berunding sesaat.. mereka pun memutuskan untuk menyewa sebuah mobil pick up untuk menuju ke desa.
Sepanjang perjalanan, mereka habiskan dengan bernyanyi sambil menikmati beberapa cemilan. Sesekali merek bercanda dan saling bertukar pengalaman dengan yang lain.
Dua puluh lima menit kemudian, akhirnya mereka sampai di sebuah desa yang terletak di pulau Jeju. Pemandangan pertama kali yang mereka temui adalah hamparan hijau sawah yang membentang luas, lalu beberapa perkebunan sayuran yang sedang dalam masa panen. Dan akhirnya mereka berhenti disebuah rumah yang sangat asri dan indah. Sungmin turun terlebih dahulu lalu berjalan memasuki halaman rumah tersebut, sedangkan yang lain disuruh untuk menunggu di mobil.
“Kajja! Kita melakukan petualangan di desa ini,” ajak Sungmin pada yang lain setelah kembali
Hwanie turun dengan penuh semangat diikuti oleh hyuki, lalu Rae Suk dan Donghae. Dan yang terakhir adalah wookie dan Hyun Sun yang turun dengan perlahan dari mobil.
“Aigoo... sudah ku katakan lebih baik, kau di villa saja. Hyun Sun~ah,” ucap hyukie ketika melihat Hyun Sun yang terlihat kesusahan saat turun dari mobil
“Shireo! Kau menyuruhku untuk tetap di Villa sedangkan kalian semua bersenang-senang?!” protesnya
“Hyukie oppa berkata seperti itu karena mengkhawatirkanmu, lagi pula.. kau kan sedang hamil.” Ucap hwanie
Hyun Sun terdiam sesaat, lalu matanya tiba-tiba berubah berkaca. “Omo! Apa kau akan menangis, eoh? Ya! Mereka berkata seperti itu karena menghawatirkanmu,” ucap Rae Suk mencoba menenangkan Hyun Sun yang hendak menangis
“Tapi... aku ingin ikut,” rengeknya
Hyukie memutar bola matanya pelan. “Geure... kau boleh ikut,” ucap hyukie mengalah menyusul Sungmin yang sudah berjalan lebih dulu. Hwanie mengekor di belakangnya.
Hyun Sun berjalan dengan Rae Suk sementara suami mereka mengikuti dari belakang.
Tempat pertama kali yang mereka kunjungi adalah sebuah sawah yang sedang ditanami oleh benih-benih padi.
Salah satu dari petani mendekati mereka dengan membawa beberapa sepatu boot, Sungmin menyapa ramah begitupun dengan si petani.
“Disini, hanya ada lima pasang sepatu boot. Jadi dua orang tidak akan ikut masuk, bagaimana?” tanya Sungmin pada yang lain
“A.. aku tidak ikut,” ucap Hyun Sun sambil mengacungkan jarinya. Semua mata langsung menatapnya heran, “Sudah aku duga, anak manja sepertimu tidak akan ikut masuk.. kau kan sangat anti untuk hal yang berurusan dengan kotor,” ucap hyukie sambil berjalan ke tengah sawah
“Aku juga tidak ikut, aku ingin disini saja..” ucap seseorang yang langsung membuat hyukie berhenti berjalan dan kembali ke tepi
“Kau yakin?” tanya Sungmin. Hwanie mengangguk cepat mengiyakan.
“Geure.. kalau begitu, tunggulah kami kembali...” ucap Donghae yang mulai melangkah ke tengah sawah sambil bergandengan dengan Rae Suk
“Jangan kemana-mana, arrachi?” pesan hyukie
“Arraso...” ucap hwanie sambil tersenyum. Setelah mengecup pipi hwanie, hyukie pun kembali menyusul yang lain.

Rae Hwa POV
Senangnya melihat mereka semua tertawa, walaupun berusaha sekeras apapun. Akhirnya satu persatu dari mereka terjungkal, dan jatuh ke sawah. Aku tertawa melihat mereka pada akhirnya bermain lumpur, walaupun sesekali Sungmin oppa berteriak kepada mereka.
Hyukie oppa pun sudah dua kali terjatuh, aigoo... lihat tubuh dan bajunya kotor. Haha.. sesaat dia menoleh ke arah ku lalu melambaikan tangannya, aku tersenyum lalu membalas lambaiannya.
“Eonnie...” panggil Hyun Sun membuatku menoleh
“Waeyo?” tanyaku
“Ayo kita pergi melihat-lihat pemandangan yang lain, aku bosan jika hanya menunggu mereka..” gerutu Hyun Sun. Sesaat aku terdiam, teringat pesan hyukie oppa yang memerintahkanku untuk tidak pergi kemana-mana.
“Tapi...”
“Aku janji, hyukie oppa tidak akan memarahimu. Jika hal itu terjadi, maka aku akan bertanggung jawab. Jebal.. ayo eonni,” bujuk Hyun Sun lagi. Aku menghela nafas sejenak, lalu mengangguk mengiyakan.
Tanpa babibu, Hyun Sun langsung menarikku untuk meninggalkan mereka. Dan berjalan dengan senang, bahkan sampai memasuki hutan.
Setelah berjalan cukup lama, Hyun Sun lalu berhenti dan menoleh ke arahku dengan tatapan yang tidak ku mengerti.
“Eonnie... mianhae, sepertinya.. kita tersesat...” ucapnya terbata yang sukses membuatku terkejut
“Mwo?! Kau yakin,” ujarku memastikan, dan Hyun Sun hanya mengangguk mengiyakan.
Aku melihat ke sekeliling lalu mendesah pelan, ku ambil iphoneku untuk menelfon seseorang namun ternyata tidak ada sinyal. Ku lihat Hyun Sun meringkuk sambil memeluk lututnya, tubuhnya gemetar menahan hawa dingin yang sudah menyebar karena hari memang sudah sedikit larut.
Akhirnya, aku memutuskan untuk melepas jaket yang ku kenakan karena kebetulan aku sedang menggunakan kaos lengan panjang. Ku berikan jaket itu kepada Hyun Sun.
“Eonnie...” lirihnya
“Pakailah, kau yang lebih membutuhkannya..” ucapku sambil duduk disampingnya dan menyalakan senter kecil kebetulan ku bawa. Beberapa kali Hyun Sun menggumamkan kata maaf dan menyesal kepadaku, namun aku terus berkata bahwa itu bukan kesalahannya. Akhirnya Hyun Sun menangis sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.

Eunhyuk POV
Aku panik... sangat panik, hwanie tidak ada dikamarnya. Aku pikir dia sudah pulang terlebih dulu dengan Hyun Sun saat kami sedang mencoba menanam padi.
“Eottoke’...” desahku sambil mengacak rambutku frustasi
“Tenanglah hyukie~ah, kita sudah memberi tahu warga dan meminta bantuan mereka untuk mencari hwanie dan Hyun Sun.” Ucap Sungmin hyung sambil menepuk pundakku pelan, “Bukan hanya kau yang merasakannya... bahkan wookie pun merasakan hal yang sama,” lanjutnya yang membuatku menoleh ke arah wookie yang memang terlihat sangat khawatir.
Aish..! istriku dan adikku menghilang. Keduanya memang berharga dan penting bagiku, namun tetap saja aku khawatir kepada hwanie yang akhir-akhir ini mudah sakit.
Seseorang masuk ke ruangan yang kami tempati lalu mendekati Sungmin hyung dan mengatakan sesuatu dengan bahasa dialek yang tidak ku ketahui.
“Hyukie~ah.. wookie~ah... kalian ingin ikut denganku tidak?” ajak Sungmin hyung
“Eodi?” tanya wookie
“Katanya... ada salah satu warga desa yang melihat dua gadis yang sejak tadi kalian khawatirkan berjalan menuju arah hutan, dan kami akan ikut mencari mereka. Atau,  kalian lebih memilih untuk terus menerus mengeluh seperti itu. Eoh?” sindir Sungmin hyung padaku dan wookie. Sesaat aku terdiam, dan melihat Sungmin hyung yang sudah memakai sepatu sedang menungguku dan wookie. “Kalian ikut tidak?” tanya Sungmin hyung lagi
Dengan sigap aku langsung mengenakan sepatu dan menyusul Sungmin hyung, wookie pun memutuskan untuk ikut kami. Donghae dan Rae Suk, memilih untuk menunggu di rumah.

Hyun Sun POV
Hiks...! aku takut, walaupun ada eonnie tetap saja aku takut. Ku lihat, beberapa kali eonnie mengarahkan senternya untuk melihat ke sekeliling kami. Beberapa kali pula dia mendesah, aku menyesal telah melakukan kesalahan padanya. Pasti hyukie oppa akan memarahiku karena ini semua salahku.
“Kau sudah merasa lebih baik?” tanyanya ramah, aku mengangguk. “Kalau begitu, bagaimana kalau kita berjalan? Siapa tau, kita bisa sedikit demi sedikit mendekati tepi hutan.” Usulnya sambil beranjak dari duduknya lalu merenggangkan tubuhnya
“Bagaimana? Lagipula... sepertinya, aku sudah sedikit memahami hutan ini. Lihat! Pohon itu, saat kita masuk ke hutan tadi... aku sempat membuat tanda dipohon itu dengan pisau lipat yang kubawa,” ucapnya sambil mengarahkan senter ke salah satu pohon yang terdapat tanda dua sayatan di badan pohon itu.
Aku melihatnya sejenak yang sepertinya berusaha mencari jalan setapak, “Ahh..! ada,” serunya ketika menemukan sebuah jalan setapak yang sejak tadi dicarinya.
Eonnie jalan terlebih dahulu sambil menggandeng tanganku yang dengan erat, “Hati-hati dengan langkahmu, Hyun Sun~ah..” pesannya padaku. “Ne..”
Namun, tiba-tiba terpleset dan nyaris memasuki jurang yang ternyata ada disamping kami. Untung saja, eonnie dengan sigap menarik lenganku untuk kembali ke tempat yang datar.  Dan tanpa sengaja siku kananku mengenai dadanya, sekilas ku lihat eonnie meringis karena sikutanku yang agak keras.

Author POV
Hwanie merintih tertahan ketika siku kanan Hyun Sun mengenai dadanya yang memar, namun saat ini dia sedang fokus untuk membantu Hyun Sun hingga dia melupakan sakitnya.
“Gwaenchana?” tanya hwanie sambil menangkup muka Hyun Sun
“N.. ne,” jawab Hyun Sun gemetar. Hwanie pun terduduk disamping Hyun Sun sambil memeluknya erat, walaupun nyeri di dadanya sangat menyiksanya. Dan beberapa kali hwanie mencoba menahan rintihannya itu.
“Eonnie... gwaenchana? Tubuhmu... gemetaran,” ucap Hyun Sun sambil melepaskan pelukan hwanie dan terkejut ketika melihat tubuh hwanie mengeluarkan keringat yang sangat banyak. Hwanie hanya menatap Hyun Sun sayu, sambil tersenyum tipis.
Hyun Sun panik dengan keadaan hwanie yang semakin terlihat menahan rasa sakit yang amat sangat.
“Hyun Sun~ah...!!”
“Hwanie~ah...!!”
Hyun Sun mendengar namanya dan nama hwanie dipanggil oleh seseorang, dan sia sayup-sayup melihat sorotan sinar yang berasal dari senter yang sangat jauh. Lalu dia langsung merebut senter yang digenggam oleh hwanie dan menghidup matikannya dengan cepat. Memberi tanda pada suara-suara tersebut yang mungkin adalah para penduduk desa, agar mereka tau dimana posisi Hyun Sun dan hwanie berada.
“Eonnie... kau harus bertahan,” ucap Hyun Sun menguatkan hwanie
“Hyun Sun~ah..!” panggil wookie, Hyun Sun langsung menoleh dan memeluk wookie erat.
“Hwanie~ah... gwaenchana?” tanya hyukie pada hwanie yang terlihat lemas. “Oppa...! cepat selamatkan eonnie, dia langsung merintih kesakitan setelah aku tidak sengaja menyikut dadanya,”
Sungmin langsung mendekati hwanie dan membuka botol obat hwanie yang sengaja dibawanya. “Aku tau, ini pasti akan terjadi..” ucapnya sambil membantu hwanie meminum obat itu dan menyerahkan botol air yang dibawanya juga. Hyukie terdiam melihat sikap Sungmin yang lebih cekatan dibanding dirinya.
“Aku tidak apa-apa, oppa...” ucap hwanie lirih
Hyukie menangkup wajah hwanie dan mencium keningnya lama, melampiaskan rasa khawatir yang sejak tadi menyerangnya. Dan tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipinya.
“Bukankah sudah ku katakan untuk tidak pergi kemana pun...” ucap hyukie lirih
“Mianhae... aku tidak mendengarkanmu,” ucap hwanie cepat yang langsung menghentikan Hyun Sun yang sudah membuka mulutnya untuk menjelaskan
“Sudahlah.. lebih baik, saat ini.. kita bawa mereka kembali ke penginapan. Mereka pasti sangat lelah,” ujar Sungmin yang langsung disetujui oleh yang lain.

***
Keesokan harinya...
Sungmin POV
Apa tindakan ku yang semalam membuat hyukie cemburu padaku ya? Terlihat jelas sekali bahwa semalam dia tidak menyukaiku yang mencoba menolong hwanie.
Ahh...! sudahlah, kenapa aku memikirkan hal itu?
Hari ini aku sedang menemani hwanie memeriksakan sakitnya, tentu saja tanpa diketahui oleh yang lain. Hwanie yang memintaku untuk mengantarnya ke kota saat dini hari tadi untuk memeriksakan sakitnya.
Cklek...
Pintu ruangan dokter terbuka, dan hwanie berjalan keluar sambil membawa map pemeriksaan yang sudah keluar.
“Bagaimana? Apa yang dokter katakan padamu?” tanyaku saat dia sudah duduk disampingku
Dia mendesah pelan, “Jung usia mengatakan... bahwa benturan yang aku dapatkan kemarin membuat luka memarku yang hampir sembuh, kembali memar dan ada sedikit retakan...” ucapnya lirih
Aku mengambil map yang sedang digenggamnya dan memasukkannya ke dalam tasku.
“Ayo kita kembali, bukankah hari ini kita akan kembali ke villa?”
Setelah menempuh perjalan dari kota yang ada didekat desa, kami kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap untuk kembali ke villa kami.

Eunhyuk POV
Tadi pagi, aku melihatnya pergi dengan Sungmin hyung. Tapi kenapa mereka berdua pergi saat yang lain masih terlelap, kecuali aku yang sudah bangun saat hwanie bangun. Namun aku berpura-pura masih tidur, dapat ku dengar dia bergerak secara perlahan agar aku tidak terbangun karenanya.
Aku melirik ke sisi kiriku dan menatap wajah hwanie yang tengah terlelap sambil menyender di bahuku. Ahh.. sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku, nae anae.
Sesekali aku membenarkan anak rambutnya yang tertiup oleh angin, lalu kembali menatap lurus ke depan. Tepatnya.. ke arah Sungmin hyung yang sedang membaca buku.
Aku langsung memalingkan wajahku karena tiba-tiba Sungmin hyung menatap balik ke arahku.
“Wae?” tanyanya singkat
“Ani...” jawabku tak kalah singkat
Dan sempat ku lihat dari ekor mataku bahwa dia tersenyum lalu kembali berkutat dengan bukunya.

Author POV
Setelah berlibur sejenak di pulau Jeju, mereka semua pun kembali ke Seoul. Sepanjang perjalanan, hyukie terus memperhatikan Sungmin yang duduk di sebrangnya. Dan Sungmin pun mengetahui bahwa hyukie terus menerus memperhatikannya, namun dia tidak menganggap itu.
Perhatian hyukie langsung menoleh ke arah seseorang yang duduk disebelahnya, setelah pundaknya ditepuk pelan oleh orang tersebut.
“Oppa...” panggilnya. “Kenapa kau terus menatap Sungmin oppa, apa ada yang aku pikirkan? Atau... kalian berdua sedang ada masalah?” tanyanya lagi
Hyukie tersenyum lalu menggenggam kedua tangan orang tersebut, “Ani.. aku hanya penasaran padanya. Kenapa dia sangat cekatan saat menolongmu saat kau sakit,” ucap hyukie
“Jinjja? Apa kau cemburu?” tanyanya lagi dengan tatapan menyelidik. Hyukie melepas genggamannya dan dengan cepat memasang penutup mata yang ada di depan kursi depan.
“Ya! Kenapa kau malah mengacuhkanku, eoh?!” ucapnya sambil memukul-mukul pundak hyukie pelan. Hyukie membuka tutup matanya dan memegang kedua tangan orang tersebut dan mengecup bibirnya pelan, seketika itu orang tersebut langsung terdiam karena sikap hyukie.
“Haha... mukamu lucu sekali, Lee Rae Hwa...” ejek hyukie sambil memegangi perutnya. Sementara hwanie masih terdiam karena bingung.
“Nappeun...!” seru hwanie akhirnya setelah tersadar kembali dan melipat kedua tangannya didada lalu membuang mukanya ke arah luar jendela pesawat.
Setelah menempuh perjalan sekitar 3-4 jam, akhirnya mereka sampai di Seoul. Dan keesokan harinya, mereka semua kembali berkutat dengan pekerjaannya masing-masing.
Hyukie dan Dongahe kembali berkutat dengan setumpuk berkas-berkasnya, Hyun Sun sibuk membantu wookie di cafe` mereka. Rae Suk sibuk mengawasi salah satu butiknya yang ada di Seoul, dan Sungmin sibuk dengan pekerjaan sementaranya di Seoul. Yaitu menjadi dokter bedah syaraf cadangan.

Rae Hwa POV
Saat ini semua pekerjaan rumah ku sudah selesai, walaupun beberapa kali ku rasakan dadaku merasakan rasa nyeri yang menusuk. Walaupun begitu, aku tidak menunda pekerjaanku.
Tanganku tidak henti-hentinya menggonta-ganti channel Tv sejak lima menit yang lalu. Aku bosan. Sekilas pandanganku melirik ke arah benda persegi yang jaraknya tidak jauh dariku. Apa ku telpon hyukie oppa saja? Tapi... pasti saat-saat seperti ini dia sedang sibuk, batinku sambil melirik ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul sepuluh.
“Yeoboseyo...” jawab suara disebrang sana. Ah! Untunglah dijawab, walau ku pikir saat-saat seperti ini dia pasti sibuk
“Yeoboseyo...” ulang suara disebrang sana
“Oppa...!”
“Hmm... changi, waeyo?”
“Apa aku mengganggu?” tanyaku khawatir
“Ani... waeyo?”
“Bogoshipo...” ucapku manja
“Nado, tunggulah... aku akan pulang cepat. Buatkan aku makanan yang enak,” pesannya
“Ok! Selamat bekerja kembali...” ucapku sambil tersenyum
“Gomawo..” ujarnya
KLIK..!
Aku sedikit berjingkrak senang karena sudah mendengar suara hyukie oppa. Setidaknya, itu mengurangi rasa bosanku selama di rumah. Namun, kesenangan ku berhenti ketika merasakan rasa nyeri di dadaku kembali terasa. Dengan cepat aku menelfon Sungmin oppa untuk mengantarkanku ke rumah sakit.

Author POV
Sepanjang perjalan, hwanie terus mrintih menahan sakit. Sedangkan Sungmin berusaha fokus untuk menyetir supaya bisa lebih cepat sampai dirumah sakit.
Setelah sampai dirumah sakit, dia langsung membawa hwanie masuk ke departement tulang untuk memeriksakan keadaanya. Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata memperhatikan dari balik kemudinya.

TBC















You Might Also Like

0 komentar