Mianhae... (sequel of bogoshipoyo, oppa [part 1])
Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
Kang Rae
Hwa OC
Other cast : Lee Sungmin
Kim Ryeowook
Lee Donghae
Lee Hyun Sun OC
Kang Rae Suk OC
Genre : family, sad, romance, chapter
Anyyeong...! author kembali
dengan sequel FF bogoshipoyo, oppa (karena ada yang request). Semoga kalian
menyukai sequelnya, sama seperti FF sebelumnya. Jangan lupa RCLnya, gomawo all...
(hati2 ranjau Typo bertebaran)
========Happy
Reading========
07.00 KTS
Udara pagi yang masih
menusuk kulit membuat seorang namja kembali menarik selimutnya hingga menutupi
seluruh tubuhnya. Sesaat tangannya meraba tempat tidur disampingnya dan
terkejut karena tidak menemukan sosok yang dicarinya. Refleks dia langsung
terduduk walaupun matanya masih terpejam.
“Chagiya....” panggilnya
parau masih dengan mata terpejam
Pintu kamar terbuka dan
menampakkan sosok seorang yeoja yang sudah rapi dan mengenakan sebuah apron
sambil menekuk kedua tangannya dan meletakkannya dipinggangnya yang ramping.
Sang namja pun menoleh ke arah pintu dan membuka sedikit matanya yang sipit,
lalu tersenyum begitu tau orang yang dicarinya sudah muncul.
“Ya! Mau sampai kapan kau
tidur, eoh? Walaupun hari ini hari libur, bukan
berarti kau bisa tidur sesukamu... palliwa! Bantu aku membereskan istana
ini,” titah yeoja itu sambil mendekati ranjang dan menarik selimut yang
menyelimuti namjanya. Namun, sang namja sudah terlebih dulu menarik tangan
yeoja itu hingga yeoja itu terjatuh menimpa tubuh si namja. Namja itu langsung
memeluknya dengan erat.
“Ya.. ya..! lepaskan, kau
belum mandi.. jangan peluk-peluk!” protes yeoja itu sambil meronta dalam
pelukan sang namja
“Morning kiss, chagiya...”
gumam si namja
Yeoja itu pun berpikir
sejenak, lalu mengangguk setuju. Namun, ternyata.. dia sedang melakukan sesuatu
untuk mengerjai si namja.
Saat wajah mereka saling
mendekati, tiba-tiba sang yeoja lantas mengambil boneka monyet yang sudah
digenggamnya dan menempelkan boneka itu ke wajah si namja. Setelah itu, diapun
langsung berlari keluar kamar meski sang namja terus memanggilnya.
“Kang Rae Hwa.. ani, Lee Rae
Hwa...! tunggu saja pembalasanku,” ucap si namja
Yeoja yang bernama Rae Hwa
itu hanya tertawa membalas perkataan sang suami yang bernama Lee Hyuk Jae.
Rae Hwa POV
Haha.. aku puas sekali sudah
membuatnya jengkel pagi ini. Itu salahnya, kenapa sejak tadi aku bangunkan dia tidak bangun-bangun.
Eh.. tapi, jika perkataanya tadi memang benar-benar terjadi... omo! Apa aku
akan terkurung seharian dalam kamar seperti waktu itu?
Aku menggelengkan kepalaku
cepat mengusir semua dugaan yang membuatku takut dan kembali melanjutkan
membuat sarapan pagi untukku dan suamiku.
Kegiatanku sempat terganggu
saat tiba-tiba sebuah tangan memeluk pinggangku posesif, aroma maskulin sempat
menguar dari tubuhnya dan aku menyukai itu. Aku yakin dia pasti sudah mandi
karena kulitnya terasa dingin.
“Yeobo...” panggilnya, namun
tidak ku respon karena aku sibuk memotong sayuran
Dia meletakkan dagunya ke
bahuku dan meniup telingaku pelan, tindakannya itu sukses membuatku
menghentikan aktivitasku.
Dengan cepat dia membalikkan
tubuhku untuk menghadapnya. “Kau belum memberikan ku morning kiss, chagiya..”
“Ne.. ne? Bukankah tadi
sudah ku berikan,” ujarku gugup
Dia semakin mengeratkan
pelukannya hingga tak ada jarak antara kami. “Ah... itu, aku sudah sering
merasakan morning kiss dari si pingu..” ucapnya. Pingu adalah nama boneka
monyet kesayanganku pemberian darinya.
“Dan, aku ingin mendapatkan
morning kiss ku.. sekarang. Atau aku akan menyerangmu saat ini juga..” ucapnya
santai yang langsung membuatku merinding
“Arra...” ucapku yang
langsung memejamkan mataku. Detik berikutnya, kurasakan material lembut
menempel dibibirku dan melumatnya pelan.
“Omo! Sepertinya kita salah
waktu oppa,” seru sebuah suara yang sudah tidak asing mengagetkan kami dan itu
membuat ‘kegiatan’ kami langsung berakhir
Aku menoleh dan menatap
hyukie oppa yang menatap ke arah dua orang yang membuatnya menghentikan
‘kegiatan’ itu.
“Kenapa kalian selalu
mengganggu kesenangan kami, kalian berdua menyebalkan!” serunya dengan mimik
seperti anak kecil
“Oppa, lepaskan
pelukanmu...” titahku, hyukie oppa langsung melepaskan pelukannya meskipun
sebenarnya aku tau dia tidak ingin melakukan hal itu. Aku menghampiri dua orang
yang sejak tadi melihat kami.
“Hyun Sun~ah, waeyo?”
tanyaku
“Ini..” jawabnya sambil
menunjukkan sebuah kotak bekal
“Kami berdua ingin mengajak
kalian piknik, sambil menunggu waktu kedatangan Donghae dan Rae Suk.. dan juga
Sungmin,” lanjut wookie oppa
Ah! Aku baru ingat bahwa
hari ini kami memang akan bertemu kembali, setelah satu tahun kami berpisah.
Dan pertemuan itu akan dilakukan dipulau Jeju, sama seperti saat itu. Aku
melirik ke arah Hyun Sun dan sedikit memperhatikannya dari ujung kaki sampai
ujung kepala.
“Waeyo, eonni? Kenapa kau
melihatku seperti itu?” tanya Hyun Sun kikuk
“Sepertinya... kau
sedikit... berbeda,” ucapku sambil melipat kedua tanganku didada
“Tentu saja... dia kan
sedang hamil,” sahut hyukie oppa yang sontak membuatku menoleh kearahnya.
“Jinjja?!” seruku tidak percaya
“Ne.. dia sudah hamil sejak
sebulan yang lalu,” timpal wookie oppa menambahkan.
“Ne, eonnie... aku memang
sedang hamil. Ahh.. nanti saja ku ceritakan semuanya, lebih baik sekarang kita
segera berangkat...” ucap Hyun Sun lantas melepaskan apron yang ku gunakan dan
menarikku keluar dari rumah.
Hyun Sun POV
Ketika kami sampai ditempat
piknik, aku langsung mengeluarkan karpet dan menggelarnya tentu saja dibantu
dengan wookie oppa. Sedangkan hyukie oppa dan eonnie sedang mengeluarkan
makanan yang sudah kami... ani! Maksudku wookie oppa siapkan sebelumnya.
Setelah semuanya siap, kami
pun langsung menikmati makanan yang dibuat oleh wookie oppa. Tidak lupa
kebiasaanku yang kadang menyuapinya membuatku sangat senang!
“Aigoo... kalian benar-benar
tidak berubah, seolah-olah dunia hanya milik kalian berdua saja.” Cibir hyukie
oppa
“Bilang saja kau iri,
lagipula... aku juga tidak sering melakukan hal ini kok! Ini kan permintaan uri
aegy,” sanggahku cepat
“Bagaimana rasanya?” tanya
Rae Hwa eonnie yang sonta membuatku menoleh ke arahnya
“Rasanya... tentu saja,
bahagia! Karena sebentar lagi kami akan memiliki keluarga kecil yang bahagia..”
jawabku sambil tersenyum lebar
“Apa kau iri dengannya
chagiya? Tenang saja, aku akan berusaha membuatmu cepat hamil..” ucap hyukie
oppa sambil merangkul leher eonnie
Pluk...!
“Ya! Appo, kenapa kau malah
memukul kepalaku chagiya..” gerutunya sambil memgangi dahi yang dipukul dengan
sendok makan oleh eonnie. Aku terkikik melihatnya.
“Karena kau tidak bisa
mengatur kata-katamu, Mr. Yadong!” cibir eonnie
“Apa kalian berdua selalu
seperti itu?” tanya wookie oppa
“Ne... bahkan kemanjaanya
dia bisa naik 2x lipat jika berada dirumah,”
“Haha.. jinjja? Kau pasti
sangat kewalahan mengurusinya,” ucap wookie oppa
Aku hanya tersenyum sambil
memperhatikan mereka berbicara. Ahh... sungguh indah sekali hari ini.
***
Auhtor POV
Sebuah pesawat yang datang
dari Paris baru saja mendarat dibandara Incheon. Semua penumpang satu persatu
turun dan menuju ke lobi keluar.
Sepasang kekasih itu sedang
mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. Mungkin... orang yang
menjemput mereka?
“Oppa.. itu mereka,” ucap
sang yeoja menunjuka ke arah empat orang yang sangat dikenalnya. Lantas mereka
berdua pun langsung bergegas mendekati ke-4 orang yang sudah menunggunya sambil
menarik trolly yang berisi koper dan tas mereka.
“Apa kalian menunggu lama?”
tanya sang namja
“Ne.. bahkan kami sampai
berkarat karena menanti kalian kembali, Lee Donghae dan Lee Rae Suk..” ucap
hyukie datar
“Mianhae... kami tidak
bermaksud begitu, tiba-tiba saj jadwalnya memang ditunda karena masalah cuaca.”
Ucap Rae Suk menjelaskan
“Gwaenchana... kami juga
baru sampai lima menit yang lalu,” ucap Hyun Sun
“Hyun Sun~ah, ku dengar..
kau sedang mengandung. Apa itu benar?” tanya Rae Suk
“Ne.. nyonya Lee,”
“Chukhahaeyo...! ahh, aku
tidak sabar menunggu kelahirannya..”
“Ya! Yeoja pabo, dia baru
saja hamil sebulan yang lalu dan kau mengharapkan kedatangannya kedunia secepat
itu? Ckck..” cibir hyukie
“Oppa... dia jahat sekali,”
lapor Rae Suk pada Donghae. “Lakukan sesuatu padanya...”
Semua yang ada disitu
langsung tertawa melihat tingkah Rae Suk yang berlebihan. “Sejak kapan kau
berubah menjadi yeoja yang manja, sukie~ah?” tanya hwanie
“Itu karena Donghae hyung
selalu memanjakannya,” jawab wookie
Dan seketika itu suara tawa
kembali terdengar. “Sepertinya seru sekali, apa aku boleh bergabung?” tanya
seorang namja yang membuat mereka semua berhenti tertawa dan menoleh kearah
namja tersebut.
“Oppa...!” seru hwanie
tertahan dan berlari memeluk namja tersebut.
“Kau tidak merindukanku?
Hwanie~ah...” tanya namja tersebut
Hwanie langsung berlari
kearah namja tersebut dan langsung memeluknya erat.
“Welcome back... Lee
Sungmin,” ucap hyukie yang juga
memeluknya
“Kau kembali... bukan untuk
merebut dia kan?” goda Donghae sambil menunjuk hwanie dengan dagunya. Sungmin
hanya terkekeh pelan sedangkan hyukie melebarkan matanya dan menatap tidak suka
kearah Donghae.
“Aku hanya bercanda...” ucap
Donghae ketika menyadari tatapan hyukie
“Ani... aku kembali karena
sedang liburan saja, lagipula... aku sudah bertunangan.” Ucap Sungmin sambil
menunjukkan cincin pertunangannya
“Daebak! Siapa yeoja itu,
hyung?” tanya wookie
“Rahasia... yang jelas dia
adalah yeoja yang ku temui saat kuliah,” jelasnya
“Cepat atau lambat kita
pasti akan segera tau, kalau begitu... kajja. Lebih baik kita beristirahat
sebelum besok kita berangkat ke Jeju,” ucap hyukie
“Sungmin oppa tinggal
bersama kami, ok! Sedangkan Donghae oppa dan Rae Suk ditempat Hyun Sun,” ucap
hwanie
“Setuju..!” seru Hyun Sun
“Tapi, aku sudah memesan
sebuah kamar dihotel. Hwanie~ah,” ucap Sungmin
“Jinjjayo? Ahh.. ya sudah
kalau begitu,” gumam hwanie kecewa
“Tinggalah di rumah kami,
hyung.. apa kau tidak ingin membahagiakan dongsaengmu?” pinta hyukie.
“Arrasso... kalian memang pasangan yang kompak,” ucap Sungmin sambil menepuk
pundak hyukie
Sungmin POV
Wah.. senangnya bisa kembali
menghirup aroma kota Seoul yang sudah ku rindukan. Dan tentu saja, bertemu
dengan orang yang sempat tinggal dihatiku adalah suatu kebahagiaan tersendiri.
Melihatnya bahagia dengan orang yang selama ini dicintainya, ahh.. sungguh aku menyukai
mereka berdua.
“Ya! Hwanie~ah, berhentilah
mengganggu suamimu... kau tau bahwa dia sedang menyetir. Apa kau ingin jika
nyawa kita terbuang sia-sia karena ulahmu?” tanyaku menghentikan tingkah hwanie
yang sejak tadi mengganggu hyukie yang sedang menyetir. Hwanie langsung menekuk
wajahnya dan itu membuat ku tertawa.
“Wajahmu itu sudah jelek,
tidak usah kau begitu... karena akan bertambah jelek,” ejekku. Hyukie tertawa
mendengar perkataanku.
“Kalian berdua sama saja!
Senang menindasku,” sungutnya sambil melipat tangannya ke dada.
“Jinjjayo? Apa kau sering
menggodanya kalau sedang dirumah, hyukie~ah?”
“Ne, hyung.. aku sangat
senang jika berbuat usil padanya. Lagipula dia mangsa yang enak untuk dijadikan
pelampiasan keusilanku,” jawab hyukie
“Kau benar! Dia memang
mangsa yang sangat enak untuk dijadikan pelampiasan kejahilan, karena dia
terlalu lemah..” ucapku sambil mencubit pipi hwanie gemas
“Oppa! Appoyo..!” serunya
melepas cubitan ku dipipinya.
@HyukHwa home
Akhirnya setelah menempuh
perjalanan yang melelahkan aku sampai juga dirumah mereka. Aigoo... badanku
sakit, karena terlalu lama dalam posisi duduk. Setelah ditunjukan dimana letak
kamarku, aku langsung bergegas kesana dan menidurkan badanku yang sempat kaku.
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan di pintu
kamarku membuatku terbangun dari tidurku yang entah sejak kapan.
“Oppa... apa kau sudah
bangun? Kami akan makan malam, dan ku harap kau bisa ikut makan bersama kami.”
Ucap hwanie dari luar kamarku
“Ne..” jawabku singkat
sambil membuka koper untuk mengambil baju dan handukku lantas setelah itu aku
menuju kamar mandi.
Eunhyuk POV
Hwanie kembali duduk
disampingku setelah mengetuk pintu kamar Sungmin hyung ke-3 kalinya. Kali ini
dia memasang wajah yang cukup ceria, mungkin Sungmin hyung sudah menjawab panggilannya.
“Apa dia sudah bangun?”
tanyaku yang pasti sudah tau jawabannya
“Ne,” jawabnya singkat
Hwanie mengambil piringku
dan mengambilkan nasi untukku dan beberapa lauk pauknya. Ahh.. dia selalu tau
porsiku makan, apa mungkin dia selalu memperhatikan porsi makanku saat itu?
Molla..
Setelah dia meletakkan
kembali piringku, dia melakukan hal yang sama pada piring Sungmin hyung. Dan
aku tebak, pasti itu adalah porsi yang biasanya dia makan. Karena ku lihat,
hwanie sempat memilihkan beberapa lauk juga dan meletakkan piring tersebut
diseberang tempat dudukku. Setelah itu dia mengambil untuk dirinya sendiri.
Lima menit setelahnya,
Sungmin hyung muncul dan duduk dihadapanku. “Wah... kau masih ingat porsi
makanku, eoh? Padahal sudah satu tahun tidak bertemu,” ucapnya
Ku lihat dia tersenyum puas,
“Changiya... apa kau menghafal porsi makan kami berdua?” tanyaku penasaran
“Ani...” jawabnya singkat
“Gojitmal..” desisku
“Aigoo... aigoo... kalian
ini, sudahlah.. masalah seperti ini tidak usah diperbesar. Hyukie~ah, kalaupun
dia hafal porsi makanmu karena dulu dia sering memperhatikanmu saat makan.
Sedangkan alasan kenapa dia hafal porsi makanku, karena dulu saat aku sibuk..
aku sering memintanya membawakan ku makanan. Wajar saja dia hafal,” jelas
Sungmin hyung membuatku terkejut. Sudah ku duga dia memperhatikan ku saat aku
makan, aigoo... apa dia begitu menyukaiku?
Ku lirik hwanie yang memilih
diam sambil menikmati makanannya, walaupun ada sedikit semburat kemerahan
dipipinya akibat perkataan Sungmin hyung yang mungkin membuatnya malu. Haha...
kau benar-benar tidak terduga, my kyeopta anae...
Blam...!
Aku terlonjak dari tempat
tidur begitu hwanie membanting pintu kamar sedikit keras. Dia langsung bergegas
menuju sisi tempat tidur dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya
“Ya.. chagiya, waeyo?”
tanyaku heran melihat tingkahnya yang aneh
“Sungmin oppa...
menyebalkan!” jawabnya. Aku langsung menarik selimut yang menutupinya dan
menarik tubuhnya untuk duduk menghadapku.
Dia duduk dihadapanku sambil
menggembungkan pipinya dan mencengkram ujung piyama birunya. Aku hanya
tersenyum simpul sambil membenarkan poninya yang sedikit acak-acakan.
“Dia... berubah menjadi
namja yang menyebalkan hanya dalam setahun, ish!” gerutunya lagi dengan mimik
yang menggemaskan. Dengan cepat ku kecup bibirnya yang mengerucut itu dan tentu
saja wajahnya langsung memerah karena ulahku.
“Sudahlah... kau bukan
anak-anak lagi, jangan merengek hanya karena dia tidak memperhatikanmu. Ingat!
Dia sudah memiliki yeojanya sendiri, mungkin dia tidak ingin yeojanya
memikirkan hal yang tidak-tidak.”
“Jinjjayo? Aku tidak pernah
memikirkan itu, oppa..” ujarnya sambil memasang mimik yang sama
“Kau.. berhentilah memasang
mimik muka seperti itu, kau benar-benar menggodaku dengan hal itu. Bisa-bisa
aku menyerangmu,” ucapku sambil menangkup wajahnya dan menempelkan dahi kami
berdua. Ku lihat matanya sempat terkejut dan berusaha melepaskan wajahnya dari
tangkupanku.
“Oppa... tidak bisakah
berhenti memikirkan hal-hal yang seperti itu?!” protesnya sambil menekuk alisnya
dan menatap manik mataku tajam
“Kau sendiripun tau kan,
bahwa julukanku King of Yadong..” kataku sambil melepaskan tangkupanku dan
menatapnya jahil sambil mengularkan smirk.
Dengan cepat dia turun dari
tempat tidur dan memakai sandal tidur kelincinya, dan berjalan menuju pintu.
Namun gerakannya kalah cepat, karena aku sudah mencekal tangannya dan
menariknya kembali ke tempat tidur. Dan membaringkannya disampingku, lalu
memeluknya erat.
“Kau mau kemana, eoh?”
tanyaku masih sambil memeluknya erat.
“Oppa..! aku tidak bisa
bernafas,” protesnya sambil memukul lenganku berkali-kali
Aku melonggarkan sedikit
pelukanku. “Aku ingin tidur dikamar lain.. kau berbahaya jika sudah bertingkah
seoerti tadi,” jelasnya
Aku membalikkan posisinya
hingga kami saling berhadapan, “Aku hanya bercanda, chagi..” jelasku membuatnya
sedikit tenang. Sesaat kami saling bertatapan, kemudian dia pun tertawa.
“Waeyo? Apa ada yang lucu?”
tanyaku melihatnya tertawa. Namun tiba-tiba tawanya berhenti dan dia merintih
kesakitan sambil memegangi dadanya. Aku terkejut melihatnya yang kesakitan dan
menyuruhnya untuk duduk sambil menyender pada dasbor tempat tidur yang sudah ku
beri bantal. Lalu aku mencari iphoneku dengan panik.
“Oppa... aku baik-baik saja,
kau tidak perlu panggil ambulans.” Jawabnya parau menghentikan ku yang sudah
menempelkan iphone ke telingaku.
Rae Hwa POV
Sakit itu datang lagi...
entah kenapa akhir-akhir ini dadaku sering nyeri seperti tertusuk-tusuk. Aku
selalu menganggapnya biasa, karena mungkin aku hanya kelelahan saja. Dan..
melihat tingkah hyukie oppa seperti itu justru malah membuatku ikut panik.
“Kau yakin?” tanyanya sambil
mengusap keringat dingin yang mengalir dari dahiku
Aku mengangguk, dan itu
membuatnya menghela nafas lega. Walaupun masih terlihat guratan khawatir pada
wajah tampannya.
“Kau sudah memeriksakannya?”
tanyanya lagi.
“Mungkin ini hanya karena
aku terlalu letih, oppa. Sudahlah.. kau tidak perlu khawatir seperti itu,”
ucapku sambil mengusap wajahnya sambil tersenyum dan dia pun membalas senyumanku.
“Kalau begitu, ayo kita
tidur...” ajaknya sambil membantu membaringkanku dan membenarkan selimut kami.
Aku langsung tertidur dalam pelukannya yang nyaman dan hangat.
***
“Memar tulang? Memangnya ada
penyakit seperti itu?” tanyaku memastikan
Hari ini aku sedang
memeriksakan tentang sakit yang sering ku rasakan akhir-akhir ini, aku pergi
dengan Sungmin oppa. Karena hyukie oppa dan yang lainnya sudah berangkat duluan
ke pulau Jeju.
“Ne.. aghassi, dalam
pemeriksaan tadi kau memang mengalami memar tulang. Apa.. bagian dadamu pernah
terpukul oleh sesuatu? Atau seseorang?” tanya Park usia
Sejenak aku terdiam dan
berpikir beberapa saat, terpukul? Ani.. aku tidak pernah, tapi aku pernah
ditertabrak oleh mobil.
“Apa kau pernah mengalami
kecelakaan?” tanya Park usia lagi
“Ne, pernah..”
“Mungkin saat itu mobil yang
menabrakmu tepat mengenai bagian pertengahan antara dada dan perut, bisa jadi..
itu menyebabkan benturan keras pada tulang rusukmu.”
Sesaat aku dan Sungmin oppa
saling berpandangan. “Tapi kejadian itu sudah lama sekali, kenapa dampaknya
baru terasa sekarang?” tanya Sungmin oppa
“Bukan baru terasa, tapi
memang tidak dirasa. Bukankah anda sendiri yang mengatakan, bahwa anda selalu
menganggap sakit itu karena faktor kelelahan? Berarti, kau sudah merasakannya
sejak lama kan.” Jelas Park usia.
“Apa itu berbahaya?” tanyaku
takut. “Ani... itu tidak terlalu berbahaya dan tidak akan mengancam nyawamu,
aghassi. Hanya saja, kau harus lebih berhati-hati supaya memar itu tidak
bertambah parah. Mungkin.. kau akan sering melakukan terapi untuk mengobatinya,
dan ini adalah beberapa obat sebagai penghilang rasa sakit yang tiba-tiba
muncul kembali.” Ucapnya sambil memberikan ku resep, aku menerima kertas
tersebut lalu pamit setelah mengucapkan terima kasih padanya.
@Jeju island
Auhtor POV
Semua orang sedang menikmati
hangatnya matahari yang sedang bersinar pagi itu, walaupun terkadang terhalang
oleh awan, namun itu tidak mengurangi orang-orang yang sedang menikmati waktu
mereka.
Eunhyuk duduk dibibir pantai
sambil memandangi lautan lepas yang terhampar didepannya, sesekali Donghae dan
Rae Suk terlihat olehnya sedang berlarian dari kejaran ombak yang saling
berlomba untuk menuju pantai.
Ryeowook dan Hyun Sun sedang
membuat istana pasir, lebih tepatnya... hanya bermain pasir karena sejak tadi
mereka hanya membuat cetakan-cetakan aneh dengan menggunakan ember kecil dan
sekop kecil yang mereka bawa.
“Oppa... apa aku terlalu
lama?” tanya hwanie yang ikut duduk disamping hyukie. Eunhyuk menoleh dan
tersenyum kepada yeojanya, “Ne.. kau terlalu lama, memangnya kau pergi kemana?”
tanya hyukie sambil melepas kaca mata hitamnya
“Mengunjungi appa dan
eomma...” jawab hwanie sambil memakai topi pantainya dan membenarkan letak kaca
mata hitamnya
Eunhyuk kembali melempar
pandangannya ke arah laut dan menikmati hembusan angin pantai yang sedikit demi
sedikit membuatnya terbuai, hingga tanpa sadar dia tertidur dipangkuan hwanie.
***
Hyun Sun POV
Sejak tadi namja yang berada
dihadapanku tidak bergerak dari tidurnya, aish! Dia benar-benar tidak berubah
sama sekali. pantas saja, eonnie menyuruhku membangunkannya. Tentu saja dia
lelah jika terus seperti ini.
“Oppa...! palliwa, ayo
bangun...!” ucapku sambil membuka selimut yang terus ditariknya
“Biarkan aku tidur.. Hyun
Sun~ah, suaramu yang jelek itu menggangguku saja..” gerutunya dan kembali
menarik selimut
“Mwo?! Ya! Monyet pemalas,
bangun kau..! aku benar-benar tidak percaya bahwa appa menjadikan mu CEO
diperusahannya, apa yang dibanggakan darimu sehingga appa bisa mempercayaimu?!”
decakku jengkel
“Karena aku adalah anak
kesayangannya...” gumamnya
Aku kembali menarik
selimutnya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya kasar.
“Ya! Apa kau berniat
membunuhku secara perlahan, tindakanmu barusan sangat tidak manusiawi. Aku oppa
mu, Lee Hyun Sun!” umpatnya sebal sambil berdiri dan berkacak pinggang
dihadapanku. “Ku harap, keponakan ku tidak akan menuruni sifatmu ini...”
desisnya lalu berlalu ke kamar mandi. Aku hanya mencibir mendengar perkataanya.
“Bagaimana?” tanya eonnie
ketika aku sudah kembali bergabung ke meja makan
“Kau benar, eonni.
Kebiasannya itu belum hilang,” jawabku
“Meskipun begitu dia
termasuk hebat, ku dengar dia baru saja memenangkan sebuah proyek besar dan
berhasil bekerja sama dengan salah satu perusahaan ternama di New York..” ucap
wookie oppa membuatku terkejut
“Jinjjayo? Apa benar, hyukie
oppa sehebat itu?” tanyaku tak percaya
“Ya! Bukankah, kau
dongsaengnya? Kenapa kau tidak pernah tau tentang keadaan oppamu, eoh?” tanya
hae oppa
“Karena dia terlalu selalu
sibuk dengan namjanya...” jawab hyukie oppa yang langsung duduk disamping
eonnie. Aku hanya menatapnya tajam karena ucapannya itu.
“Wae? Bukankah perkataanku
benar?” tanyanya lagi yang sukses membuatku berfikir, aku memang dongsaengnya
tapi aku memang jarang perhatian kepadanya. Ku rasa perkataannya benar.
Eunhyuk POV
Setelah selesai makan malam,
aku membeli beberapa cemilan untukku dan hwanie. Malam ini aku berniat
mengajaknya mengobrol hingga pagi, karena dia sudah berjanji untuk menemaniku.
Ahh... inilah saat-saat yang aku rindukan, disaat pekerjaan dan suasana kantor
membuatku pusing kehadirannya selalu menjadi obat yang ampuh untuk
menghilangkan semua itu.
“Chagiya... kajja! Kita...”
perkataanku menggantung karena melihat hwanie yang terkapar dilantai, seketika
itu aku menjatuhkan kantong belanjaanku dan segera berlari ke arahnya.
“Chagiya... kau kenapa eoh,
kajimma... sadarlah!” seruku
TBC
0 komentar