it's my new world

follow your heart

Latest Posts

choice [Part 1]

By 17.00



Disaat semuanya menjadi sangat rumit dari yang aku pikir, lantas.. langkah apa yang harus aku ambil ?
Semua pintu yang aku lewati memiliki resiko, aku selalu berpikir ini mudah tapi ternyata sulit...
Berfikir bagaimana caranya bertahan, tapi kaki ini tidak mampu menahannya...
Ini bukan beban.. tapi cobaan...
Aku tahu, aku tidak sendiri...
Banyak tangan yang siap menopang ku, disaat aku membutuhkannya...
Sekuat apapun aku berlari, pasti akan ada masalah yang menghadang ku didepannya...
Semua ini.. pasti akan ku lewati...
Saatnya aku untuk mengambil keputusan...

 =====Happy ReAding=====


Para mahasiswa baru dan mahasiswa lama, baru saja meninggalkan ruang auditorium. Beberapa dari mereka langsung melihat ke papan pengunguman untuk melihat dimana letak kelas mereka berada. Mitha baru saja duduk di ruang kelasnya yang akan dia tempati, saat tahun ajaran baru dimulai. Matanya melihat ke semua penjuru ruang kelasnya.
Not bad.. sepertinya aku akan menyukai kelas ku, gumamnya
Tidak jauh dari tempat duduknya, dia melihat seorang gadis yang tengah asyik membaca novel dengan diiringi musik yang mengalun dari earphonenya itu. Mitha mendekati tempat duduk gadis itu.
“Ehemm..” Mitha berdehem, tapi tidak direspon oleh gadis tersebut
“Hai.. kamu mahasiswa baru juga? Nama mu siapa? Emmm... lulusan mana?” tanya Mitha panjang lebar sambil tersenyum
Gadis itu hanya menengok sekilas, lalu kembali menekuni novel yang dibacanya.
Mendapat respon yang sangat cuek dari gadis tersebut, Mitha menarik kembali senyumnya yang terkembang.
“Nama gue Mega, lulusan SMA Indocement.” jawab Mega cuek
“Ooohh.. Mega? Salam kenal ya.. emm.. nama gue, Mitha..”
“Salam kenal kembali...” ucap Mega sambil tersenyum sekilas, lalu berdiri dan meninggalkan Mitha
Pukul 12.30 siang, Mitha bergegas menuju ruang tempat anak-anak karate berlatih. Sesampainya dia di ruang tersebut, Mitha langsung duduk di bangku penonton yang telah tersedia. Dia sedang menunggu kakak sepupunya, yang sedang berlatih karate siang itu.
Saking asyiknya melihat para mahasiswa berlatih, hingga dia tidak menyadari kehadiran Dafa yang langsung melempar handuk yang baru saja digunakan untuk menghilangkan keringatnya setelah berlatih.
“Isshhh...! apa-apaan sih lo ka..!! jorok..!” umpat Mitha sambil melemparkan handuk tersebut ke lantai
“Ya.. lagian fokus amat liat anak-anak pada latihan, biasanya lo asyik sama facebook.” kata Dafa sambil meminum airnya
“Gue mau pulang... makanya gue kesini, mobil gue kan lagi dibengkel.”
         “So?”
“Hehehehe... anterin gue pulang ya.” kata Mitha sambil tersenyum manis memohon
Dafa tersenyum sinis. “Wani piro?”
Mitha menarik kembali senyumannya dan kembali fokus ke arah mahasiswa yang masih berlatih. Dafa hanya terkekeh pelan karena sikap keponakannya itu.
“Daf.. besok latihan jam berapa?” tanya seseorang kepada sepupunya tersebut
“Ya.. biasa, jam sebelas lah.”
Mitha melirik ke arah lawan bicara yang sedang mengobrol dengan sepupunya tersebut. Seketika orang itu langsung menatap Mitha dengan mata tajamnya. Mitha bergidik ngeri dan membuang mukanya ke arah lain.
“Kenalin nih... keponakan gue, namanya Mitha.”
Mitha menjulurkan tangannya.
“Tami.” ucap orang itu sembari menjabat tangan Mitha sekilas, lalu pergi dari tempat mereka berdua berada
“Yuk balik, sekalian lunch... gue tau pasti lo udah kelaperan pake banget.” ucap Dafa sambil mengambil tas olahraganya dan berjalan keluar dari ruang latihan tersebut, di ikuti Mitha yang mengekor dibelakangnya


***
Setelah sampai di rumahnya, Mitha langsung berlari masuk ke rumah dan menuju kamarnya. Begitu sampai di kamarnya, dia langsung mengganti bajunya dan merangkak naik ke tempat tidur. Karena sejak tadi, kantuk sudah mulai menyerangnya.
Warna oranye sudah menghiasi langit sore itu, dan matahari tengah mulai meringkuk kembali ke tempat peraduannya. Mitha masih terlelap tidur di tempat tidurnya, walau waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Sesekali Mitha menggeliat dan mengganti posisi tidurnya.
Sementara itu, Dafa tengah asyik menonton acara Tv sore. Menunggu Mitha yang tak kunjung turun-turun dari kamarnya yang berada dilantai dua rumah itu. Ya.. rumah itu ditempati oleh Dafa dan Mitha, rumah tersebut adalah rumah milik orang tuanya Dafa yang tidak di tempati lagi, karena keluarga Dafa pindah ke Jakarta.
Dafa sendiri memilih kuliah di Bogor supaya bisa mandiri dan tidak ketergantungan kepada kedua orang tuannya. Dan secara kebetulan, keponakannya juga akan kuliah di Bogor, dikampus yang sama dengannya. Oleh karena itu, akhirnya mereka tinggal dalam satu rumah tetapi beda kamar.
Karena bosan menunggu Mitha yang tak kunjung turun, Dafa memutuskan untuk menghampiri kamar Mitha.
Tok.. tok.. tok..
Dafa mengetuk pelan pintu kamar tersebut, tapi sayangnya tak ada jawaban dari sang penghuni kamar itu. Lalu dia mengetuk pintu dengan agak keras, tapi tetap tidak ada jawaban dari sang penghuni di dalamnya.
Akhirnya Dafa memutuskan untuk masuk ke kamar tersebut, dan mendapati si penghuni tengah asyik tidur membelakangi dirinya. Dafa berjalan mendekati ranjang Mitha dan menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Mitha yang menutupinya hingga kepala.
Mitha hanya menggeliat pelan, ketika selimutnya sudah tidak menyelimutinya lagi. Lalu Dafa kembali menarik bantal yang digunakan oleh Mitha, dan Mitha kembali menggeliat sambil menggumam tidak jelas. Dafa kembali menarik guling yang dipeluk oleh Mitha dengan erat, dan melemparkannya jauh dari tempat tidur.
Tapi, sayangnya Mitha masih tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan bangun. Maka akhirnya, Dafa keluar dari kamar itu dan menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian Dafa kembali dengan membawa kaos kakinya yang belum dicuci selama dua hari, dan mengayun-ayunkanya perlahan didepan wajah Mitha. Tiba-tiba Mitha langsung terbangun, dan reflek duduk diatas tempat tidurnya.
“Akhirnya bangun juga lo... sono mandi, abis itu kita cari makan.”
“SIALAN LO KA..!!! jorok banget sih,”
“Hahahaha... kalo nggak kayak gitu, dijamin lo gak bakal bangun.. dah sono mandi, gue tunggu lima belas menit lagi. Kalo lo nggak turun... ya nggak makan.” ucap Dafa sambil berlari keluar sebelum sempat Mitha melempar sesuatu ke arahnya
Lima belas menit kemudian, mereka berdua sudah berada di dalam mobil Honda jazz merah milik Dafa. Setelah beberapa kali mencari tempat makan yang enak, akhirnya pencarian mereka berakhir disebuah restoran yang terkenal didaerah itu.
Setelah mereka memarkirkan mobil, mereka langsung mencari tempat kosong. Namun sayang, mereka kurang beruntung karena semua kursi pengunjung sudah penuh dan tidak tersisa tempat yang kosong.
“Dafa? Nggak nyangka bisa ketemu disini, Suka makan disini juga?” tanya seorang cowok
“Ehh... Kiki, iya nih.. kayaknya sih makanan disini enak, tuh liat aja sampe nggak ada tempat kosong.”
“Kebetulan banget... meja kita cuman ke isi dua doang.”
“Emangnya.. lo sama siapa? Pacar ya...” goda Dafa jahil, yang langsung mendapat cubitan ringan dilengannya. Melihat Dafa yang meringis kesakitan, Kiki pun melepas cubitannya.
“Rese’ lo..! yuk, langsung aja ke meja gue.”
Kiki dan Dafa pun jalan beriringan sambil membicarakan hal-hal yang sepertinya menarik, sedangkan Mitha hanya asyik dengan gadgetnya dan berjalan di belakang dua cowok tersebut.
Setelah sampai, ternyata sudah ada seorang pemuda yang sudah duduk terlebih dahulu.
“Weeeehhh... Galih! Apa kabar bro?” tanya Dafa sambil sesekali menepuk pundak cowok yang bernama Galih itu.
“Baik... lo sendiri? Cieee.. liburan ngapain aja lo? Balik-balik langsung nggaet cewek.” ucap Galih sambil melirik kearah Mitha yang masih asyik dengan gadgetnya. Mitha melirik sejenak ke Galih, lalu matanya kembali fokus ke gadget kesanyangannya.
“Sorry ya bro, tipe cewek gue bukan kayak dia.. dia itu keponakan gue, namanya Mitha.” ucap Dafa sambil menunjuk-nunjuk muka Mitha
Kiki dan Galih saling bertatap muka sejenak, lalu tersenyum ke arah Mitha.
Beberapa menit kemudian, pelayan pun datang dan membawakan makanan yang mereka pesan. Mereka pun memakan makanan tersebut sambil sesekali bercerita tentang liburan, dan hal-hal lain. Mitha hanya diam menikmati makanannya sambil sesekali tangannya tidak berhenti mengetik di iphone miliknya itu.
***
Keesokan harinya, Mitha pergi ke kampus seperti biasa. Sepanjang perjalanan menuju kampus, dia lebih  banyak diam dan memperhatikan pemandangan yang tersaji dipinggir jalan. Sesekali dia melihat ke smartphone miliknya. Mendengus bosan, tanpa terasa mereka sudah sampai dikampus setelah menempuh perjalanan selama 10 menit.
Mitha langsung menuju ke kelasnya yang terletak dilantai 3, gedung ke 2 di fak. SOSPOL. Tapi setibanya ia di kelas, dia terkejut karena belum ada teman-temannya yang datang. Dia melihat ke jam tangannya.
Sudah pukul delapan, tapi kemana semua orang?, batinnya
Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong tubuhnya hingga dia nyaris tersungkur.
“Ups... sorry, lagian kamu ngapain berdiri didepan pintu begitu?” tanya Mega yang langsung duduk di kursinya
Mitha berjalan menghampiri tempat duduk Mega. “Kemana semua orang? Kenapa belum ada yang dateng?” tanya Mitha polos
“Hey.. lupa ya? Pagi ini  kan jadwalnya kosong, emangnya lo nggak tau? Or.. nggak ada yang kasih tau ya?”
“Lalu....” Mitha bertanya kembali. “Kuliah berikutnya akan dimulai jam setengah sepuluh.” Potong Mega cepat sebelum Mitha menyelesaikan pertanyaanya
“Gue mau ke gedung olahraga, lo mau ikut? Or... kamu lebih memilih untuk diam didalam kelas?”  tanya Mega sambil berlalu menuju ke gedung olahraga diikuti oleh Mitha dibelakangnya
Sesampainya digedung olahraga, Mega mengganti pakaiannya dengan dogi ( nama baju seragam karate ). Mitha duduk dibangku yang telah disediakan ditempat latihan tersebut. Lima menit setelahnya, latihan mereka pun dimulai. Dari pemanasan hingga ke bagian inti, yaitu mengulang atau menambah gerakannya.
Mitha sendiri sibuk dengan smartphonenya, sesekali melihat ke arah para mahasiswa yang sedang latihan. Hari itu, mahasiswa yang latihan karate lumayan banyak. Jadinya tempat itu jadi lebih berisik dari hari sebelumnya, apa karena hari ini tahun ajaran baru? Mitha kembali fokus ke smartphonenya.
“Ngapain lo kesini? Mau minta duit?” tanya seseorang yang sudah tidak asing baginya
“Jyah..! emangnya lo pikir gue itu masih bocah, hah..?! duit masih minta ke lo. Gue itu nemenin temen gue si Mega latihan.” ucap Mitha sambil melihat ke arah Mega yang sedang melatih pukulannya
“Oooohh... kalian sekelas ya? Ck.! Nggak nyangka,”
“Maksud lo?”
“Nggak da maksud,”
Mega berjalan ke arah Mitha dan Dafa yang sedang asyik mengobrol, sambil mengambil botol air dan handuk kecil yang dibawanya dari dalam tas.
“Gimana latihannya?” tanya Mitha
Mega melirik sekilas ke arah Dafa. “Tanya aja ke sepupu lo itu, kan dia pelatihnya.” jawabnya sambil mengusapkan handuk kecil itu untuk menghilangkan keringat yang keluar dari leher dan dahinya.
“Loh.... jadi, kalian berdua itu udah saling kenal?” tanya Mitha heran sambil melihat ke arah Dafa dan Mega bergantian.
“Emang” Jawab Dafa singkat
Mitha melihat ke arah jam tangannya. “Balik ke kelas yuk, bentar lagi udah mau masuk.” ajak Mitha
“Thanks untuk hari ini ya, ka Dafa.” kata Mega lalu pamit menuju ruang ganti.
***
TBC

You Might Also Like

0 komentar