it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Missing you 1...

By 16.17 , , , ,



Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae
-         Kim Taehyung (V)
-         Lee Mikki
-         Kim Seok Jin

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, chapter

Ost : SHINee – An Encore

Muncul ide lain pas denger nih lagu, saat lagi asyik ngetik cerita yang masih numpuk eh.. malah muncul begini :D #kebiasaan

=========

Malam ini hujan turun dengan lebat menyatu bersama suara guntur dan angin yang memberitahukan pada seluruh mahluk bumi bahwa saat ini alam sedang murka.

Jam kuno yang terletak diruang tengah itu berdentang sebanyak dua belas kali menandakan bahwa hari sudah sangat larut. Semua orang yang tinggal dirumah itu sudah terlelap kecuali satu orang. Seorang wanita yang sejak tadi setia mengusap peluh yang keluar dari wajah suaminya.

“Yeon... Jeong Yeon...”

Wanita tersebut tersenyum kecut ketika suaminya menggumamkan sebuah nama yang sudah tidak asing baginya. Nama seorang wanita yang selalu disebut suaminya bahkan ketika berada di alam mimpi. Sebuah nama yang sampai saat ini masih melekat dihati pria tersebut.

“Kau tidak tidur?” sebuah suara menyapa membuatnya menoleh kearah pintu kamar yang terbuka oleh seorang pria.

“Aku tidak lelah.”

“Kembalilah ke kamar mu, akan ku panggil salah satu pelayan disini untuk menjaganya,” pria itu pergi tanpa menunggu jawaban dari wanita yang sejak tadi masih duduk sambil menatap wajah suaminya.

“Jeong Yeon... jangan pergi...” tangan wanita itu terulur dan mengusap kepala suaminya.

“Dia akan selalu berada di hatimu, Oppa. Selalu.”

**

Kicau burung menyambut datangnya matahari yang mulai menyinari bumi. Tetesan embun yang tersisa dari badai semalam perlahan menetes jatuh membasahi tanah yang lembap.

Aktivitas di rumah itu sudah dimulai sejak jam lima pagi. Para pelayan sudah sangat sibuk membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan majikannya.

Shin Yeong memotong roti sandwich-nya dengan anggun. Mulut kecilnya mengunyah roti lapis tersebut dan menikmatinya. Matanya terpejam ketika merasakan susu strawberry mengalir melewati tenggorokannya.

“Tugasku selesai dan hari ini aku akan pulang ke rumah,” seorang pria duduk dihadapannya dan memakan sandwich tersebut.

“Tidak perlu terburu-buru. Kau bisa tinggal disini.”

“Hey, kau lupa bahwa rumahku hanya berjarak beberapa blok dari sini?” Shin Yeong mengangguk sambil memasukkan irisan bacon ke dalam mulutnya. “Jika tau, maka jangan menyuruhku untuk menginap.” Sambungnya dan langsung berlalu pergi setelah menghabiskan kopinya.

==Shin Yeong==
Suara Mikki langsung menyapaku ketika aku sampai di cafe. Cafe Lullaby. Nama cafe ini terinspirasi karena aku tidak sengaja mendengarnya saat pernikahan Minri—temanku. Desain cafe yang didominasi oleh warna coklat dan putih membuat kesan natural dan hangat.

“Terima kasih laporannya, aku tau kau sangat ahli dalam hal ini.” Mikki mendengus sebelum akhirnya menyerahkan catatan penghasilan cafe dan pergi keluar dari ruanganku.

Tok.. tok.. tok..

“Masuk,” ucapku tanpa mengalihkan pandangan dari laporan keuangan bulan ini.

“Ku rasa laporan itu lebih menarik dari pada aku?”

Kepalaku mendongak dan tersenyum manis pada seorang pria yang berdiri diseberang mejaku dengan wajah cemberutnya.

“Maaf, aku pikir adikmu yang masuk.”

“Apa adikku menyebalkan?” tanyanya sambil mengecup dahiku saat aku menghampirinya.

“Tidak, dia sangat berguna. Hanya saja dia sangat cerewet, sangat berbeda dengan dirimu yang pendiam Oppa.”

“Stop! Kau mulai lagi membandingkan kami,” aku tertawa ketika ia berbalik mengajakku keluar untuk makan siang.

**

Kami makan siang di sebuah restaurant yang jaraknya tidak jauh dari cafe-ku. Mungkin terdengar aneh, disaat kau memilih makan ditempat lain sedangkan kau memiliki cafe yang kualitas makanannya pun tak perlu diragukan lagi.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

Aku menoleh spadanya. Namanya Lee Donghae, seorang dokter spesialis mata yang juga merangkap sebagai dokter pribadi suamiku.

“Kau mengkhawatirkan suamimu?”

Aku menggeleng sebagai jawaban.

“Lalu?”

“Aku ingin mengetahui semua hal tentang Kim Jeong Yeon,” jawabku mantap. Donghae memandangku sekilas kemudian menghembuskan nafasnya pelan.

“Tanyakan pada suamimu, dia lebih tau segala hal tentangnya.” Donghae berdiri setelah membayar makanannya.

Lebih tau segala hal?

Jadi benar dugaanku. Wanita itu memang memiliki arti yang sangat penting bagi suamiku. Hatiku berdenyut nyeri mengingat namanya yang sering disebut oleh suamiku.

&&&

Donghae berjalan memasuki kantornya. Beberapa pegawai memberi hormat padanya dan ia membalas dengan senyuman ramah.

Ting...

Lift yang membawanya berhenti dan terbuka dilantai lima belas. Ia keluar dan berjalan menuju satu-satunya ruangan yang ada dilantai tersebut.

Seorang wanita cantik bergegas berdiri dari mejanya ketika atasannya terlihat berjalan mendekat.

“Apa ada tamu selama saya pergi?” tanyanya sebelum masuk ke ruangannya.

“Tuan Kim sudah menunggu anda sejak tadi tuan Lee,” sekertarisnya menjawab dan dibalas anggukan oleh Donghae.

Pintu bertuliskan General Manager itu terbuka. Seorang pria yang sejak tadi duduk didalam ruangan tersebut mengalihkan pandanganya dari majalah bisnis yang sejak tadi dibacanya.

“Kau terlambat lima belas menit tuan Lee,” ucap orang tersebut ketika Donghae mendekatinya dan duduk disofa tunggal yang tidak jauh dari tempat orang tersebut.

Melihat gelagat sahabatnya yang terlihat tidak seperti biasanya, pria bernama Jin tersebut menutup majalahnya dan fokus menatap Donghae.

“Ada masalah?”

Donghae mengusap wajahnya pelan dan membalas tatapan Jin.

“Adikmu...”

Jin mengangkat salah satu alisnya menunggu ucapan Donghae selanjutnya.

“Hiburlah dia,”

“Kali ini apa yang Kyuhyun lakukan padanya? Aku sudah cukup bersabar selama ini dan aku sudah memutuskan jika dia membuat adikku menangis maka aku tak segan untuk memisahkan mereka berdua.”

“Kau akan membuatnya semakin sedih.”

Jin memijat pelipisnya membenarkan perkataan Donghae. Adiknya memang sangat rapuh. Tentu ia tidak tega jika membuat adiknya semakin sedih. Tapi membiarkan adiknya terus bersama suami yang selalu memandang dirinya sebagai wanita lain?

“Ini bahkan lebih sulit ketika kau menyuruhku untuk mengisi posisimu menjadi General Manager!” Jin berseru sambil mengusap wajahnya kasar.

**

==Kyuhyun==
Mataku terbuka bersamaan dengan dentum yang menyerang kepalaku. Rasa nyeri yang beberapa hari ini ku hiraukan akhirnya mencapai batasnya. Kejadian yang ku ingat sebelum aku terbaring disini adalah aku melihatnya berdiri diruanganku untuk mengantarkan bekal makan siang.

Berbicara tentang dia, kemana wanita itu?. Bukankah biasanya dia akan selalu berada disisi tempat tidurku ketika aku membuka mata?. Tunggu dulu, jam berapa sekarang? Kenapa rasanya cahaya menyengat sekali?

Kepalaku menoleh dan mataku membulat sempurna ketika melihat bahwa sekarang sudah jam satu siang.

Shit!”

Menghiraukan rasa pusing, aku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri yang entah kenapa terasa lebih lengket dari biasanya.

“Bibi Ahn!” panggilku pada seorang wanita yang umurnya sudah lebih dari setengah abad. Wanita itu menoleh dan terkejut melihatku yang berjalan mendekatinya sambil memakai jas.

“Kau ingin kemana, Kyuhyun-ah?”

“Kerja.”

“Tapi kau masih belum sehat. Yeongie memintaku untuk menjagamu selama dia pergi,” bibi Ahn menarikku kembali menuju kamar.

“Bibi Ahn...”

“Bibi Ahn...”

Panggilanku tidak membuatnya berhenti untuk menarik—lebih tepatnya menyeretku kembali ke kamar.

“Bibi Ahn!” seruku membuatnya menghentikan langkah dan berputar menghadapku. Kedua tanganku berada dikedua lengannya dan menatap lembut wanita yang sudah mengasuhku setelah ibuku tiada.

“Hanya sebentar saja, ku mohon,” pintaku dengan sedikit ber-puppy eyes agar ia luluh.

Ku lihat ia memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya dalam.

“Hati-hati menyetir,” pesannya membuatku memeluknya erat. Ku cium dahi dan kedua pipinya sebelum pergi.

**

Seorang pria berjalan memperhatikan ruko-ruko yang sudah ia lewati sepanjang jalan. Kedua mata teduh yang bersembunyi dibalik kaca mata hitam yang bertengger manis dihidung mancungnya.

Langkahnya berhenti ketika menemukan apa yang sejak tadi dicarinya.

Gotcha! Aku menemukanmu.”

Pria tersebut tersenyum menatap ke dalam salah satu bangunan berwarna coklat. Matanya melebar kemudian mengecil kembali. Sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah seringaian mengejek.

Tangan kanannya terulur ke saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah foto yang selalu ia bawa kemanapun.

“Noona, aku sudah menemukannya dan akan aku ambil semua milikmu yang ada padanya,” ucapnya sambil mengusap foto wanita yang saat ini sedang tersenyum.


TBC

You Might Also Like

0 komentar