it's my new world

follow your heart

Latest Posts

Daydream [part 3]

By 15.13 , , , ,




Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
          Kang rae Hwa OC
          Park Chanyeol
Other cast : Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, Lee Donghae, Lee Sungmin,
                     Cho Kyuhyun, Kang Rae Suk (OC), Kang Hyun Sun (OC), & other cast.
Genre : NC 17, tragedy, romance, chapter.

((TYPO bertebaran, just ask))

======== Happy Reading ========
Rae Hwa membuka matanya secara perlahan-lahan, pandangannya masih sedikit kabur karena rasa pusing yang mendera. Belum lagi, rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya akibat siksaan yang diberikan oleh Yoora.

Pandanganya melihat ke sekeliling ruangan yang bernuansa putih tersebut. Kenapa aku bisa ada dirumah sakit? Siapa yang membawaku kemari?. Tanyanya dalam hati. Pandangannya berhenti ketika mengetahui ada seseorang yang menungguinya. Rae Hwa penasaran dengan namja yang tertidur dengan menenggelamkan wajahnya kedalam kedua tangannya yang ditekuk disamping ranjangnya.

Merasa ada pergerakan dari namja yang tertidur itu, Rae Hwa langsung mencoba bersikap normal. Karena, dia memang ingin berterima kasih pada sang namja tersebut. Namun, ketika sang namja mengangkat wajahnya dan bertatapan langsung dengan Rae Hwa, seketika itu Rae Hwa merasa ketakutan.

Rae Hwa POV
Astaga! Jadi... namja ini, dia... hyukie oppa?!. Dengan cepat aku buru-buru bangkit dari tempat tidurku melawan kondisi tubuhku yang masih lemah, namun.. ketika aku turun dari tempat tidur ku, kakiku belum mampu menopang tubuhku. Aku memekik tertahan ketika infus yang ku gunakan lepas dan darah segar keluar dari lubang bekas jarum infus. Dengan susah payah aku mencoba berdiri kembali dengan memegang tepian tempat tidurku, namun tiba-tiba ku rasakan tangan hyukie oppa merengkuh ku dan membantuku untuk kembali berbaring.

Aku meronta sekuat yang ku bisa, namun ternyata nihil. Dengan air mata yang terus mengalir karena ketakutan, akhirnya aku pasrah ketika hyukie oppa menggendongku dan kembali membaringkan aku ke ranjangku. Setelah itu dia menekan tombol untuk memanggil suster, dan meminta tolong untuk memasang kembali infusku yang terlepas sekaligus mengobati lukaku.

“Jangan takut hwanie~ah, oppa sudah kembali berada disisimu” ujarnya sambil menggenggam kedua tanganku. Dengan kasar aku menepis tangannya yang menggenggam tanganku lalu memalingkan wajahku yang masih mengeluarkan air mata. “Mian ne...” ucapnya lirih sambil menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

“Oppa... tinggalkan aku sendiri,” pintaku tanpa menoleh padanya.

“Shireo!”

“Oppa... jebal, aku mohon tinggalkan aku sendiri...” ucapku yang akhirnya menoleh padanya. Dan ku lihat wajahnya kecewa dengan ucapanku barusan.

“Waeyo? Apa kau tidak ingin bertemu denganku lagi?”

Aku mengalihkan pandanganku menatap langit-langit ruang rawatku sambil mendesah pelan, kemudian menggeleng.

“Lalu kenapa kau ingin aku pergi?” tanyanya sambil meraih tanganku yang tidak diinfus.

Aku hanya ingin kau bahagia oppa.

“Tidakkah kau tau, aku sangat-sangat merindukanmu. Hwanie~ah, dangsini joaeyo (aku menyukaimu)” tuturnya membuatku terkejut. Namun detik berikutnya aku tertawa, lebih tepatnya menertawai diriku yang nyaris terbuai dengan kata-katanya. “Tidak ada yang lucu,” tegurnya membuatku bungkam seketika.

“Oppa... aku tidak ingin mencari masalah lagi, aku...”

“Apa karena Yoora? Yeoja penggoda itu yang membuatmu seperti ini bukan?!”

Aku hanya diam tidak menjawab, lalu kembali membuang muka. Semakin menatap wajahnya, semakin membuatku ingin menangis. Disatu sisi aku memang merindukannya, tapi bayangan Yoora selalu saja membuatku takut.

“Cukup! Dunia kita sudah berbeda, oppa. Aku tidak ingin menjadi benalu untukmu lagi,” hyukie oppa terkejut mendengar ucapanku. “Aku lelah oppa...” selaku ketika dia hendak mengatakan sesuatu. “Jebal... tinggalkan aku,” pintaku lagi.

Chanyeol POV
Ku percepat langkahku ketika aku sudah sampai di rumah sakit Seoul tempat Rae Hwa dirawat, tak ku hiraukan panggilan teman-temanku yang lelah karena mengikuti langkahku yang lebar. Pikiranku saat ini panik, tidak bisa berfikir apapun ketika mendengar berita bahwa Yoora menyiksa Rae Hwa.

“Ya! Hhh... kau.. hhh.... benar-benar seperti kesetanan saja,” protes Baekhyun sambil mengatur nafasnya. Aku melihat ke arah tiga temanku yang lain yang juga bernasib sama. “Mian ne...” ujarku lirih.

“Aku tidak bisa membayangkan, Yoora menyiksa hwanie sampai sesadis itu” ujar Hyun Sun masih sedikit tersengal. “Seorang yeoja, akan marah jika seseorang yang disukainya diganggu orang lain” timpal Dio.

“Ya! Dio oppa, tidak semua yeoja seperti itu!” protes Rae Suk sambil memukul bahu Dio pelan. Dio hanya meringis berpura-pura kesakitan.

Setelah lift sampai di lantai empat, aku berjalan menyusuri lorong sambil mencari dimana kamar tempat Rae Hwa dirawat. Setelah menemukannya, aku langsung masuk diikuti oleh ke empat sahabatku.

Pemandangan yang pertama kami lihat adalah Rae Hwa yang sedang menangis oleh seorang namja. Tanpa pikir panjang aku langsung mendekati ranjanganya dari arah yang berlawanan. Dan menatap namja yang ada dihadapanku.

“KAU..!” seruku dan namja itu serentak

“Omo! Bukankah... dia CEO dari SEG?!” seru Hyun Sun dan Rae Suk nyaris berbarengan. “Ya! Kecilkan suara kalian berdua,” tegur Baekhyun.

“Oow... sepertinya kita sudah salah waktu untuk berkunjung, yeollie~ah” aku memandang Dio bingung. Namun Dio tidak menggubris tatapanku. Cih! Kebiasaan.

Pandanganku kembali menatap ke arah namja tersebut. “Annyeong haseyo, Eunhyuk~ssi” sapaku ramah. Membuat namja yang bernama lengkap Lee Hyuk Jae itu sedikit terkejut karena aku menyapanya. Kemudian, dengan secepat kilat dia merubah ekspresinya kembali dan membungkukkan badannya ramah lalu membalas sapaanku.

“Oppa... yeolli oppa...” panggil Rae Hwa lirih. Aku langsung menoleh ke arahnya hingga aku mendapatkan tatapan tajam dari namja yang memiliki panggilan Eunhyuk. “Ne? Apa kau memerlukan sesuatu?” tanyaku. “Bisakah kau tidak memberitahukan keadaanku kepada Park ahjumma dan orang-orang rumah yang lain?” pintannya memelas.

Aku menarik nafasku dalam lalu tersenyum “Geure, akan aku usahakan. Tapi aku tidak janji,” Rae Hwa mengangguk lemah dan membalas senyumanku. “Oppa... bisakah kau beritahu hyukie oppa dimana pintu keluar kamar inapku?” aku menatap Rae Hwa tidak mengerti lalu memandang Eunhyuk hyung. “Tidak perlu ditunjukkan, aku akan keluar sendiri. Saya permisi.” Pamitnya lalu pergi.
“Omo! Apa kau lihat ekspresinya barusan? Sepertinya... dia sangat marah.” Ucap Rae Suk ketika Eunhyuk hyung sudah pergi dengan membanting pintu.

“Dan sepertinya... dia tidak suka denganmu, yeollie~ah.” Timpal Baekhyun

“Haha... wajar saja jika namja itu tidak menyukai yeollie oppa,” sahut Hyun Sun membuatku menyatukan alisku bingung. “Karena Eunhyuk oppa menyukai hwanie,” ujarnya lagi menjelaskan. Dan aku hanya meng-O, mengerti.

“Tapi... melihat tingkahnya tadi, sepertinya mereka berdua sudah saling mengenal.” Ujar Dio sambil menatap kearah Rae Hwa yang sudah tertidur lalu menatap kearahku dengan tatapan menyelidik. Aku hanya memalingkan wajahku kearah lain namun yang aku dapatkan adalah tatapan curiga dari ketiga sahabatku yang lain. Aish! Jinjja~

Akhirnya pandanganku berakhir menatap Rae Hwa yang sudah terlelap, aku bahkan tidak mengetahui kapan Rae Hwa tidur, mungkin pertengkaran kecil tadi membuatnya sangat lelah.

“Ne, aku memang sudah kenal namja itu. Bukan karena ketenarannya, tapi memang aku mengenalnya.” Kataku akhirnya setelah keempat sahabatku ini terus menyudutkanku untuk memberitahukan apa penyebabnya. Dan ku lihat, mereka berempat langsung membulatkan matanya tidak percaya. “Mereka berdua sudah saling kenal sejak kecil, karena Eunhyuk hyung selalu melindunginya ketika dia diganggu saat mereka SD. Namun setelah itu, Eunhyuk hyung pindah ke London dan mereka tidak pernah saling berhubungan kembali.” Mereka berempat langsung mengangguk paham.

Setelah mereka berempat puas mengintrogasiku untuk mencari tau semua penyebab yang menjadikan Rae Hwa menjadi seperti itu, mereka langsung tertidur karena lelah menunggu Rae Hwa. Kami semua sudah sepakat untuk tidak memberitahukan keadaan Rae Hwa yang seperti itu pada Park ahjumma atau siapapun itu.

-oOo-

Author POV
Brakk...!!

Eunhyuk dengan kasar membanting pintu kantornya, membuat tiga orang yang sudah berada didalamnya terkejut. Dengan langkah memburu dia berjalan menuju sofa yang sudah ditempati oleh ketiga orang itu, dan duduk sambil mendengus kasar. Detik berikutnya dia hanya mengacak rambutnya kasar. Sedangkan ketiga temannya yang lain hanya saling bertatapan bingung.

“Ya! Lee Donghae, ku rasa.. usulmu itu benar-benar menyebalkan!” desisnya. Donghae terkesiap sesaat lalu memandang bingung ke arah Eunhyuk. “Menjadikan namja itu menjadi temannya! Dan membuat yeoja kecilku menjadi membenciku!” lanjutnya lagi.

“Jadi penyebabnya hanya yeoja kecilmu? Cih, kekanakan.” Cibir Kyuhyun. Eunhyuk yang tidak terima dengan cibiran Kyuhyun langsung mendekatinya dan mencengkram kerahnya erat. “Ya! Tenangkan dirimu, Lee Hyuk Jae.” Sungmin berusaha melerai pertengkaran yang akan terjadi dan melepaskan cengkraman Eunhyuk. “Dan kau, Cho Kyuhyun. Tolong kontrol mulut iblismu itu,” titahnya pada Kyuhyun. Eunhyuk mendegus sebal dan kembali ke tempat duduknya semula.

“Justru karena dia peduli padamu makanya dia menyuruhmu pergi, hyukie~ah.” Sahut Donghae tenang. “Meskipun kau selalu berkata akan selalu melindunginya, tetap saja kau tidak akan bisa melakukan itu. Semakin kau berusaha mendekatinya, maka Yoora akan semakin menyiksa hwanie.”

“Mwo?! Jadi yeoja penggoda itu yang menyiksa yeojamu, ck! Dia benar-benar tidak menyerah untuk mendapatkanmu.” decak Sungmin kagum. Eunhyuk hanya memutar bola matanya malas. “Aku pikir, ada benarnya juga dia mengusirmu. Ingat! Dunia kalian sudah berbeda, jadi biarkan dia tenang dengan hidupnya sekarang.” Eunhyuk tertegun mendengar penuturan Sungmin.

“Lalu... bagaimana dengan namja itu. Kalian tidak tau bukan, bahwa Yoora juga mengincar namja itu juga?!” Eunhyuk berusaha menahan emosinya saat mengucapkan itu. “Mwo?! Yoora juga mengincarnya?!!” kali ini Kyuhyun angkat bicara.

“Sekarang apa rencanamu? Apa dengan menyuruh anak buahmu untuk memukuli Chanyeol lagi? Lalu apa yang kau lakukan jika itu hwanie mengetahuinya, hemm?” Eunhyuk mematung mendengar pertanyaan Donghae yang terkesan mengintimidasinya. Namun disatu sisi, dia memang merasa puas saat melihat Chanyeol tidak mengikuti Rae Hwa selama beberapa hari. “Setauku, kau tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti itu.” Sela Sungmin membuyarkan lamunan Eunhyuk. Sedangkan Eunhyuk hanya menatap ke arah Kyuhyun. “Mwo? Aku hanya bercanda saat mengatakan itu, kau saja yang langsung mengiyakan tanpa berpikir ulang. Hyung,” jawab Kyuhyun

“Eotto’ke?! Aku... aku sudah gagal melindunginya, aku hanya mencoba untuk melindunginya seperti dulu.” Eunhyuk mengerang frustasi. Sedangkan ketiga sahabatnya hanya menatapnya sendu, kasian.

“Kau masih punya kesempatan, dia menyukaimu bukan? Kalau kau menyayanginya, maka lindungi dia dari setiap kemungkinan terburuk yang akan menimpanya. Aku bisa mempertemukan kau dengan Chanyeol,” usul Donghae membuat Sungmin dan Kyuhyun menatapnya tajam. “Aku hanya memberi saran,” bela Donghae.

-oOo-

Eunhyuk POV
Beberapa kali aku membenarkan posisi dudukku. Aku tidak gugup, hanya saja... aku merasa tidak enak bertemu dengan namja yang sudah menjadi korban atas emosiku. Dan bodohnya aku, saat aku menyetujui saran Donghae untuk bertemu dengannya.  Aku kembali meraih coffe latte-ku dan meneguknya habis karena merasa tenggorokanku yang seketika itu mengering.

Sepuluh menit menunggu akhirnya namja yang ku tunggu sampai dengan sedikit terengah-engah. Apa dia habis berlari?

“Mian ne... aku baru pulang dari kampus dan langsung berlari kemari. Dan... aku nyaris lupa bahwa aku sudah mempunyai janji dengan anda, Eunhyuk~ssi.” Ujarnya

“Gwaenchana... duduklah.” Dia langsung menarik kursi yang ada dihadapanku. “Kau mau minum apa?” dia mengerutkan kedua alisnya. “Ah, terserah”.

Detik berikutnya, setelah pelayan mengantarkan pesanan kami. Kami berdua lebih memilih diam dalam pikiran masing-masing, sesekali ku lihat dia asyik memainkan Iphone-nya. Aku berdehem dan dia pun mengalihkan pandangannya menatapku.

“Bagaimana keadaanya?” tanyaku membuka percakapan

“Nuguya?”

“Hwanie...”

“Ah! Dia... semakin baik, sudah seperti biasanya dan sudah bisa kembali tersenyum.” Ucapnya sambil menyunggingkan senyum lebarnya dan membuatku jijik.

“Chogiyo..” panggilnya membuatku menoleh. “Apa aku boleh bertanya sesuatu?” aku mengangguk. “Apa... kau juga menjadi salah satu penyebab kenapa Yoora menyerang hwanie?”.

“Ne, kau benar. Aku.. hwanie dan Yoora memang sudah saling kenal sejak SD, saat itu Yoora sudah menyukaiku hanya saja aku tidak pernah memperdulikannya. Dan karena itu pula, dia selalu mengganggu hwanie...” aku menggantungkan kalimatku, berfikir ulang apakah dengan menceritakan ini akan membantuku?. Ah! Molla~

“Lalu.. apa dia masih diganggu meskipun kau sudah pergi?”

Aku mengangguk. “Yap! Dan fatalnya, hwanie selalu satu sekolah dengannya sampai saat ini.” Paparku

“Jinjjayo?! Daebak! Aku tidak menyangka jika kehidupan hwanie sesulit itu.” Decaknya kagum membuatku tersenyum miris. Apakah dia benar-benar cocok menjadi temannya hwanie? Ck! Sikapnya tidak terduga.

“Apa kau menyukainya?” aku terkejut mendengar pertanyaanya. Dan menggaruk tengkukku pelan. “Ah~ kau memang menyukainya. Maka dari itu kau menyuruh anak buahmu untuk menyerangku, bukankah begitu?” desisnya membuatku terkejut.

“Cih! Apa kau baru saja menuduhku?” belaku

“Ani, hanya menebak. Aku pikir, kau adalah tipe ahjussi yang sangat overprotektif  pada yeoja yang kau sukai.” Tuturnya lagi membuatku tertawa sumbang. “Jadi aku benar bukan?”

“Ne, kau memang benar! Tidak ku sangka kau bisa menilai ku orang yang seperti apa, apa pergaulanmu dengan Donghae sudah membuatmu bisa membaca karakter seseorang?” cibirku. Dan ku lihat dia memasang senyum miringnya dan melipat kedua tangannya didepan dada. “Maka dari itu, aku peringatkan padamu untuk menjaga jarak dengan yeojaku.” Ucapku penuh penekanan

“Aigoo... aku pikir, pertemuan kita saat ini tidak membahas tentang ini.” Gerutunya dengan muka polos

“Ya! Kau tidak sadar, siapa yang memulai duluan. Eoh?” kataku geram. Dia hanya tertawa mendengar ucapanku. Aku mengusap wajahku kasar.

“Ne, kau benar. Aku mengajakmu bertemu karena aku mempunyai permintaan,”

“Apa tentang hwanie? Cih! Ahjussi, apa kau tidak sadar? Kau sudah memukulku, dan sekarang kau datang untuk meminta bantuanku?!” ujarnya mengejekku. Aku menggeser kursiku lalu menjatuhkan tubuhku yang kini hanya bertumpu dengan kedua lututku. “Ya.. ya... micheosseo?!”

“Ani, aku akan meminta maaf padamu dengan formal.” Dengan cepat dia menahan tubuhku yang hendak bersujud padanya lalu menarikku hingga kini berdiri sejajar dengannya.

“Ne, aku mau membantumu” tuturnya membuatku terkejut.

Rae Hwa POV
Tanpa terasa, aku sudah dua hari berada dirumah sakit dan dokter bilang bahwa aku sudah bisa pulang akhir pekan ini. Dan... Park ahjumma pun mempercayai perkataan Chanyeol yang mengatakan bahwa fakultas kami sedang ada study tour. Aigoo~ mian ne, ahjumma.


Aku mengalihkan pandanganku ketika melihat pintu ruang inapku di buka oleh seseorang. Aku tersenyum kepada orang yang membuka pintu tersebut. “Annyeong, hwanie. Apa kau sudah merasa baikkan?” tanyanya

“Ne, yeolli oppa.” Jawabku cepat. Dia tersenyum dan mengacak rambutku, membuatku mengerucutkan bibirku tidak suka. “Ah~ gidarigo isseulkkeyo? (apa kau ada waktu akhir minggu ini?)” sejenak aku berfikir lalu menggeleng. “Geure... kalau begitu, temani aku jalan-jalan.” Aku mengangguk senang. Lalu kami kembali bertukar senyum.

At Myeongdeong...

Saat ini perasaan yang ku rasakan adalah bahagia, karena aku sudah keluar dari rumah sakit dan sedang menikmati akhir pekanku dengan Chanyeol oppa. Kencan? Tidak, diantara kami berdua tidak ada apapun. Bagiku, Chanyeol oppa adalah sosok guardian penggantiku dikampus. Meskipun awalnya aku juga bersikeras mencoba menjauhinya, namun dia selalu saja menolak. Bahkan keempat sahabatnya pun terus membantuku, dan akhirnya aku mengalah.

“Cha! Kau tunggu disini ne, aku akan pergi ke toliet sebentar.” Titahnya setelah kami memasuki sebuah cafe`. Aku mengangguk dan langsung duduk setelah memanggil pelayan untuk memesan makanan untuk kami.

Saat aku sedang asyik menatap pemandangan dari luar cafe’, tiba-tiba saja kedua mataku ditutup oleh seseorang. Senyumku merekah ketika karena pasti yang melakukan ini adalah Chanyeol oppa. “Chanyeol oppa..”
Seketika itu kedua mataku terbuka, dan aku terkejut karena orang yang menutupnya kini berpindah duduk dihadapanku dengan tatapan sendu. “Hyukie oppa...” lirihku nyaris tidak terdengar

eotteo'ke jinaeseyo?” tanyanya mengagetkanku. Aku menoleh ke kanan dan kiriku mungkin saja dia sedang bertanya kepada orang lain. “Hwanie~ah” tegurnya. “Ng... chal jinaeyo, o—ppa.” Ucapku gugup
Aish~ kenapa aku harus gugup seperti ini, bukankah seharunya aku marah karena dia datang. Dan... kenapa Chanyeol oppa belum kembali? Omo! Atau jangan-jangan....

“Aku yang menyuruh yeollie untuk mempertemukanku denganmu,” tuturnya membuatku membulatkan mata. Mwo?! Chanyeol oppa yang merencanakan ini semua?! Aish~. “Apa kau tidak suka bertemu lagi denganku?” aku langsung kembali menatapnya dan menggeleng cepat lalu menatap kearah minumanku.

“Hwanie~ah..” aku kembali menatapnya

“Ne?”

“Nan ajigdo dangsin’i misoleul mandeul su issgileul balabnida (aku berharap, aku masih bisa membuatmu tersenyum)” ujarnya sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya kikuk. Lalu dengan perlahan dia menyentuh tangan kiriku dan menggengamnya. Mataku tidak berhenti menatap tanganku yang digenggamnya.

“Dangsineul saranghaeyo, nan neol saranghae jeosonghabnida. Gatchi itgosipeoyo... nae insaeng-ui dangsin ui jeongsin (aku jatuh cinta padamu, maaf jika aku mencintaimu. Aku ingin bersamamu... kamu adalah semangat hidupku).” Aku menaikkan salah satu alisku, kaget dengan apa yang barusan dia katakan. Namun... aku tau, dia adalah seorang player jadi aku meragukan bahwa ucapannya itu benar. Dengan cepat aku melepaskan tanganku yang berada digenggamannya, dan berdiri hendak melangkah.

“Chakkaman.. jeonhwa beonhoga mwoyeyo? (bolehkah aku minta nomer telfonmu)” dengan cepat aku mencari Iphone-ku lalu menyerahkannya padanya, setelah saling bertukar nomer telfon Eunhyuk oppa mengembalikan Iphone-ku. “Jeonhwa haeda dwaeyo? (apa aku boleh menelfonmu)” aku mendengus pelan lalu mengangguk dan meninggalkan dia sendiri. Mianhae oppa... aku benar-benar tidak siap bertemu denganmu untuk saat ini.

-oOo-

Author POV
Sesampainya Rae Hwa dirumah, dia langsung menuju taman belakang dan bertemu dengan Donghae yang ternyata sudah menunggu untuk jadwal terapi. Donghae terkejut melihat sikap Rae Hwa yang terkesan seperti menahan emosi yang sejak tadi tidak tersalurkan. “Bukankah kau sedang bersenang-senang?” Rae Hwa menoleh dan memberi Donghae tatapan tajam seolah berkata. Tutup mulutmu atau aku akan menjadikanmu pelampiasan amarahku.

Donghae yang mengerti lantas menyenderkan punggungnya dan kembali membaca koran. “Apa yeollie yang membuatmu seperti ini?” tebaknya. Rae Hwa hanya mendengus tidak menjawab.

“Oo.. hwanie~ah, kenapa kau cepat sekali kembali. Eoh?” kata Chanyeol yang bergabung dengan mereka dengan membawa sepiring kecil cemilan dan sekaleng soda.

Rae Hwa menatap tajam ke arah Chanyeol, sedangkan Chanyeol yang tidak mengerti dengan tatapan Rae Hwa malah mngacuhkannya dan memilih menatap Donghae meminta penjelasan. Donghae yang mengerti maksud tatapan Chanyeol hanya menggendikkan bahu.

“Yak! Oppa...! apa maksudmu, hem? Kenapa kau lakukan ini kepadaku!!” bentak Rae Hwa sambil memukuli Chanyeol dengan tas yang dibawanya. Chanyeol hanya meringis tertahan ketika pukulan Rae Hwa semakin keras. “Mianhae... dengarkan aku dulu, hwanie. Kau salah pa.. ya! Appo...” Rae Hwa semakin gencar karena jujur saat ini dia sangat jengkel dengan sikap Chanyeol. “Ck! Sudah jelas kau yang menjebak hwanie,” sahut Donghae membuat Rae Hwa semakin tidak menghentikan pukulannya.

“Cukup!” Chanyeol memegang kedua tangan Rae Hwa. Dan dia tersentak ketika melihat Rae Hwa menangis, dan refleks memeluknya demi menenangkannya. “Mianhae.... aku pikir dengan memberi waktu diantara kalian berdua akan membuat kalian bisa saling terbuka.” Rae Hwa menggeleng sambil terisak. “Dan kenyataannya itu malah sebaliknya.” Sahut Donghae kembali sambil melirik Chanyeol yang memberinya tatapan membunuh. “Mwo? Bukankah aku benar?” belanya.

Setelah Rae Hwa kembali tenang, dia pun diantar ke kamarnya oleh Park ahjumma untuk beristirahat. Sementara, itu Chanyeol dan Donghae masih berada ditaman belakang. Bagi Rae Hwa, kehadiran Donghae dan Chanyeol sekarang menjadi tempat yang sangat menyenangkan.

“Huft... aigoo, pukulan gadis itu masih terasa hingga saat ini.” Gerutu Chanyeol sambil meraba bahunya yang masih terasa perih. Donghae hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan Chanyeol. “Bukankah sudah ku katakan, bahwa mempertemukan mereka adalah hal yang terlarang.” Chanyeol menurunkan bahunya lesu. “Ne, kau benar hyung. Tapi.. itukan pertemuan mereka yang pertama, tapi kenapa hwanie setakut itu?” Donghae memutar bola matanya malas lalu menutup korannya dan meraih cangkir kopi yang sudah dingin miliknya.

“Bukankah kau sendiri sudah mengetahui apa alasannya?” Chanyeol mengangguk. “Tapi kenapa kau masih mau membantu mempertemukan mereka berdua?!” Chanyeol hanya menggeleng lemah. “Molla...”

“Hyung, bukankah kau sepupunya Eunhyuk hyung? Lantas kenapa sepertinya kau tidak suka jika dia bahagia?” Donghae berdehem pelan. “Ini kan masalah hati. Jika itu membuat hwanie terguncang maka aku tidak akan tinggal diam, percuma saja jika dia diobati tapi dia masih terus merasa ketakutan.” Chanyeol mengangguk menyetujui.

“Aku hanya tidak tega melihat hwanie seperti itu. Saat kau berkata akan mempertemukan mereka berdua, disatu sisi aku khawatir dengan hwanie....” Donghae menggantungkan kata-katanya. “Tapi setidaknya, sekarang dia lebih tenang dari sebelumnya.” Chanyeol dan Donghae menghela nafas pelan dan mengeluarkannya melalui mulut.

Keesokan harinya....

Hari ini.. seperti biasa, dan tidak ada rasa yang berbeda bagi Rae Hwa. Karena baginya jika sudah masuk kampus, dia akan langsung merasakan aura yang berbeda. Aura yang selalu membuatnya ketakutan. Atau... itu hanya perasaanya saja?

Rae Hwa mendengus pelan ketika melihat kampusnya dari tempat parkir. Pikirannya saat ini masih terbayang dengan kejadian kemarin siang yang menimpanya. Dia hanya takut.. jika Yoora mengetahui hal itu, meskipun dia tidak akan mengetahuinya. Tapi.. tetap saja, baginya Yoora selalu tau tentang apa yang dilakukannya. Apakah dia sebenci itu pada Rae Hwa? Molla~

“Annyeong haseyo.. hwanie,” Rae Hwa menoleh kearah Rae Suk yang sudah merangkulnya dengan senyum yang mengembang dan membalas senyumannya kikuk.

“Aigoo... apa kau takut kepada kami, heum?” tanya Hyun Sun yang berada disisi kirinya.

“A.. aniyo....” jawab Rae Hwa gugup. “Tenang saja.. kami berbeda,” ucap Rae Suk meyakinkan.

“Gojitmal... mereka bedua yeoja yang berbahaya, hwanie~ah. Jangan percaya!” ujar Baekhyun yang sudah berada didepan Rae Hwa. Seketika itu Rae Hwa langsung membulatkan matanya tekejut dengan perkataan yang barusan dikatakan Baekhyun dan seketika itu tubuhnya langsung bergetar. Baekhyun terkikik pelan melihat ekspresi Rae Hwa.

“Ya! Hentikan itu, kau lihat itu... Rae Hwa berubah pucat karena ulahmu, hyung.” Tegur Dio. “Gwaenchana, hwanie~ah. Baekhyun hyung memang seperti itu, jangan kau pedulikan dia..” ucap Dio sambil menenangkan Rae Hwa.

Mereka pun langsung melangkah menuju gedung universitas dengan canda gurau. Tanpa mereka sadari, seseorang sudah mengintai mereka dari kejauhan. Lebih tepatnya orang tersebut mengincar Rae Hwa dengan seringaiannya yang mengerikan. Hingga akhirnya dia menghilang bersama mahasiswa yang lain.

TBC






You Might Also Like

0 komentar