it's my new world

follow your heart

Latest Posts

My limited girl [part 5, the last]

By 08.07 ,



Author : Rina Chan
Cast : Cho Kyuhyun
           Kim Shin Yeong
           Henry Lau
Other cast : silahkan cari sendiri, ^^
Genre : comedy, romance, family, chapter

(( hati2 typo bertebaran ))

=========Happy Reading========

Hati.. perasaan... keduanya adalah sesuatu yang sangat berharga bagi seorang perempuan. Jika keduanya telah dilukai, akankah ada yang bisa menyembuhkannya dengan mudah?
Begitupula yang dirasakan yeongie saat ini. Hati dan perasaanya seketika itu hancur ketika mendengar penuturan Henry saat mengetahui ternyata dirinya sedang dibodohi oleh kedua saudara yang sudah sangat dikenalnya sejak kecil. Dia selalu berharap salah satu dari mereka akan membuatnya bahagia, namun ternyata yang dia dapatkan adalah sebaliknya.
Sakit... saat ini perasaan dan hatinya sangat sakit. Kedua orang itu telah merusak semua yang sudah terjalin diantara mereka sejak lama. Tapi... yeongie bukanlah yeoja yang bisa berlama-lama dalam situasi seperti itu. Akankah dia memaafkan mereka?

Author POV
Suasana hening dan tegang menghiasi kamar Kyuhyun, yeongie masih terisak karena merasa dipermainkan oleh kedua orang namja yang sudah dikenalnya sejak lama. Sementara itu, Kyuhyun dan Henry saling bertatapan bingung. Mereka berdua memang menyesal, namun mereka juga bingung bagaimana harus menjelaskan apa yang terjadi kepada yeongie.
“Apa yang... omo! Ya! Kalian berdua, apa yang kalian lakukan padanya?!” ucap Cho ahjumma sambil mendekati yeongie yang terduduk sambil terisak. “Gwaenchana?” tanyanya prihatin sambil membantu yeongie berdiri. “Kalian berdua, memang keterlaluan! Mulai detik ini, kalian berdua tidak boleh mendekatinya lagi. Kalian benar-benar sudah sangat menyusahkannya,” ujar Cho ahjumma penuh penekanan sambil meninggalkan Kyuhyun dan Henry yang mematung karena mendengar keputusan Cho ahjumma.
Setelah Cho ahjumma meninggalkan kedua namja itu, Kyuhyun kembali mendekati ranjangnya dan duduk ditepinya. Pikirannya saat ini kalut saat mendengar keputusan ibunya yang melarangnya mendekati yeongie, yeoja yang sudah menarik perhatiannya sejak tujuh belas tahun lalu.
“Arrrggghhh....!!!!” erangnya frustasi  sambil melemparkan semua bantalnya ke lantai dan membuat tempat tidurnya berantakan karena ulahnya.
 Henry yang melihat itu hanya mendesah pelan lalu mendekati Kyuhyun yang sedang menundukkan wajahnya menatap lantai kamarnya. Dia tahu bahwa Kyuhyun sedang menangis dan sangat amat menyesal. “Bukankah aku sudah memperingatkanmu dari awal? Kenapa kau tidak mendengarkan perkataanku,” ujarnya lirih dan hati-hati
Sejujurnya sejak awal Cho ahjumma melangsungkan perjodohan itu, mereka berdua sudah tau bahwa itu hanya untuk kesenangan belaka. Karena biar bagaimanapun, Henry sudah sangat tau jika Kyuhyun memang sudah menyukai yeongie sejak pertemuan mereka pertama kali. Hanya saja, Kyuhyun tidak pernah mengakui itu.
Sikap Kyuhyun yang selalu mencoba bersikap normal saat berada didekat yeongie sudah membuatnya bisa menyimpulkan kalau Kyuhyun memang menyukai yeongie.
Perjodohan yang mereka setujui semata-mata hanya untuk memastikan perasaan masing-masing. Dan itu adalah salah satu rencana Henry untuk membuat Kyuhyun terbakar cemburu karena ulahnya sendiri.
Awalnya rencana mereka memang berjalan sempurna, karena Henry yang selalu bersikap biasa saja dan menganggap yeongie sebagai adiknya. Kalaupun mereka bertunangan, itu karena perintah Kyuhyun. Dan satu hal yang perlu diketahui, cincin yang dipakai oleh yeongie adalah cincin pemberian Kyuhyun karena nama Kyuhyun terukir didalam cincin tersebut.
Henry pun hanya memakai cincin pasangannya saat diacara pertunangan mereka, namun dia langsung melepasnya saat acara selesai. Semua itu dia lakukan demi Kyuhyun yang ternyata sudah menyukai yeongie sejak lama. Dan Henry pun untuk pertama kalinya akhirnya mengalah kepada seorang Cho Kyuhyun....

Shin Yeong POV
Benar-benar diluar dugaan, mereka berdua sangat kompak. Aneh memang, kenapa mereka bisa sekompak itu ya? Ckck... mereka berdua saudara yang aneh. Eyy~ sepertinya ada yang salah dengan diriku, kenapa aku malah memuji perlakuan mereka berdua? Bukankah seharusnya aku marah dan membenci mereka?. Pikirku bingung.
Mataku memang tak berhenti mengeluarkan air mata, namun disatu sisi aku tertawa karena tingkah mereka itu. Aku memang membenci mereka karena telah membohongiku, tapi.. tetap saja. Aku tidak bisa membenci mereka seutuhnya karena mereka berdua sudah ku anggap sebagai oppa-ku.
Sakit? Memang, tapi mau bagaimana lagi. Aku bukan orang yang bisa berlama-lama dalam hal seperti ini.
“Yeongie~ah, mian ne. Mereka berdua sudah keterlaluan seperti ini,” ujar Cho ahjumma sambil menghidangkan secangkir teh untukku. Aku mendongakkan kepalaku dan menatap Cho ahjumma yang menatapku dengan kasian. “Gwaenchana... aku cukup terkejut karena mereka bisa sekompak ini. Mereka... tidak biasanya mau bekerja sama,” ucapku yang langsung membuat Cho ahjumma mengangguk setuju. “Kau benar, tidak biasanya mereka berdua seperti ini.. apa mereka salah mengkonsumsi makanan?” canda Cho ahjumma yang langsung membuatku tertawa pelan.
“Geure... biar bagaimanapun, aku sudah memutuskan untuk membatalkan perjodohan kalian. Sepertinya, dalam hal ini pihak yang lebih sering dirugikan adalah kau... walaupun pada akhirnya Henry lah yang menang,” ujarnya membuatku tertegun lalu melihat cincin pertunangan ku. “Meskipun Henry yang menang, tapi sepertinya aku tidak pernah melihatnya menggunakan cincin pertunangan kalian.” Ujarnya lagi sambil mengingat-ingat sesuatu. Memang benar, aku belum pernah melihat Henry oppa mengenakan cincin pertunangan kami. Batinku.
Setelah mengobrol sejenak dengan Cho ahjumma, akhirnya aku memutuskan untuk berpamitan dengannya. Dan saat aku keluar rumah, aku melihat kyunie oppa sedang berdiri di balkon dengan tampang yang kacau. Aku ingin menyapanya, hanya saja... mungkin tidak untuk saat ini.

2 weeks later....

Akhirnya... setelah selama setahun terakhir aku mengalami hal-hal yang aneh, semuanya bisa ku lewati dengan mudah. Aku kembali memandangi cincin pertunangan ku dengan mochi oppa, entah kenapa. Saat ini aku ingin melihatnya saat sedang tidak terpasang dijariku.
Ku pandangi cincin berwarna putih itu dengan seksama lalu tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun.. seketika itu pandanganku terhenti ketika melihat ada sebuah tulisan yang terukir didalam cincin tersebut.
“Kyuhyun..?” gumamku lirih sambil mencoba membaca tulisan yang ada didalamnya dan yang terlihat hanya nama ‘Kyuhyun’. Sesaat aku termenung dan tertawa datar. Aneh, kenapa nama kyunie oppa yang terukir didalamnya? Pasti ada suatu kesalahan. Batinku meyakinkan lalu meletakkan cincin tersebut diatas meja. “Pasti ada yang harus dijelaskan mengenai ini semua!” ucapku meyakinkan.
“Memangnya apa yang perlu dijelaskan?” tanya seseorang yang langsung membuatku menoleh ke orang tersebut. Sontak aku terkejut lalu berdiri dan memberi hormat padanya, setelah itu aku langsung menunduk tidak ingin melihat wajah menyebalkan itu. “Kim Shin Yeong, ikut aku...” titahnya yang langsung berlalu pergi dengan aku yang mengikutinya dari belakang.
Kami berhenti ketika sudah sampai ditempat tujuan, yang tak lain adalah ruangan miliknya yang tak pernah ku masuki selama bekerja disini. “Duduklah...” ucapnya membuyarkan lamunanku. Aku langsung duduk disofa yang berada diruangan tersebut, begitupun dia.
“A.. ada perlu apa, sajangnim  memanggilku kemari?” tanyaku mencoba seformal mungkin kepadanya. Ku lihat dia menyilangkan kakinya lalu menatapku sendu. “Mian ne...” ujarnya lirih namun masih bisa ku dengar. Aku menghembuskan nafasku pelan lalu berdiri dan menatapnya. “Sepertinya bukan hal yang berhubungan dengan pekerjaan, kalau begitu saya permisi.” Ucapku lalu menunduk dan pergi. “Memang apa salahnya kalau bukan hal yang menyangkut tentang pekerjaan? Apa aku salah bertemu denganmu? Apa karena kau sudah menjadi tunangannya si mochi jelek itu?!” ucapnya yang membuat langkahku berhenti.
“Berhenti memanggilnya seperti itu, setidaknya dia tidak pernah membuatku menangis.” Ucapku tegar mencoba menahan air mataku sendiri.
“Jinjja? Memangnya kau tau apa tentangnya, meskipun kau sudah lama mengenalnya namun kau tetap belum tau watak aslinya.” Balasnya membuatku bungkam. “Wae? Aku benar kan,” ucapnya lagi

~@@@~

Author POV
Yengie memandangi boneka rubah biru kesayangannya, yang diberi nama foxie. Pikirannya terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi pagi. Memang benar, dirinya memang sudah lama mengenal Henry... hanya saja dia belum mengenal dalam arti sepenuhnya.
“Mochi oppa, dia... baik? Jahil? Emm... tidak mau mengalah apalagi pada kyunie oppa.” Gumam yeongie sambil memainkan kedua telinga foxie. “Setidaknya dia tidak sejahat kyunie oppa yang sudah membohongiku!” ucapnya kemudian sambil mendorong foxie hingga jatuh dari tempat tidurnya.
Tiba-tiba... sebuah liontin jatuh dari dalam kalung yang foxie gunakan. Yeongie memungut (?) liontin itu, lalu bergumam pelan. Karena penasaran, akhirnya dia membuka liontin tersebut dan melihat inisial ‘K & Y’.

DEG.....

“K & Y? Bukankah... itu nama inisialku dan kyunie oppa saat masih kecil?” ucap yeongie lirih mencoba mengingat kembali

Flashback On

Kyuhyun sedang berlari mengejar yeongie yang juga sedang berusaha menghindari tangkapan Kyuhyun. Di padang ilalang yang luas itu, mereka terus berlari dan tertawa bersama. Hingga mereka merasa lelah, dan berisitarahat sejenak di bawah pohon yang rindang.
“Kau sedang apa oppa?” tanya yeongie menolehkan kepalanya melihat ke arah Kyuhyun yang seperti... mengukir sesuatu dipohon tersebut. Kyuhyun tergagap dan menutupi apa yang telah dibuatnya. Yeongie bangkit dari tempat yang didudukinya dan mendekati Kyuhyun, Kyuhyun yang gugup berusaha menghalangi kepala yeongie yang terus mencari celah untuk melihat apa yang sudah dibuatnya.
“Ijinkan aku untuk melihatnya...” rengek yeongie. Namun Kyuhyun dengan tegas menggelenggkan kepala cepat, menolak. Lalu Kyuhyun menarik lengan yeongie menjauhi pohon itu. “Kajja! Sudah sore, ayo pulang...”
“Tapi...”
“Suatu saat aku akan mengajakmu kembali dan kau bisa melihatnya,”
Akhirnya dengan terpaksa, yeongie mengikuti Kyuhyun pulang. Walaupun sebenarnya dia masih penasaran dengan apa yang Kyuhyun tulis.
Seiring berjalannya waktu, mereka berdua pun tumbuh bersama. Bahkan Yeongie melupakan tentang apa yang ditulis Kyuhyun saat itu. Namun suatu ketika, ketika dia sedang bermain bersama Henry di padang ilalang yang sama. Yeongie kembali mendekati pohon tersebut walaupun dengan tujuan lain, karena saat itu dia sedang bermain petak umpet dengan Henry yang bersembunyi dibalik pohon tersebut. Kyuhyun tidak ada saat itu, karena dia sedang liburan ke Eropa bersama keluarganya.
Langkah yeongie berhenti ketika dia melihat ada sesuatu yang tertulis di batang pohon tersebut. Dia pun menyipitkan matanya untuk membaca apa yang tertulis. “K & Y” gumam yeongie lirih. Lalu pikirannya kembali mengingat-ingat saat dimana Kyuhyun menutupi tulisan tersebut karena tidak ingin dia melihatnya.

Flashback Off

Sudut bibir yeongie tertarik keatas ketika mengingat hal itu, sebenarnya saat itu dia sangat bingung dengan maksud tulisan itu. Namun sekarang, akhirnya dia mengerti kenapa Kyuhyun melarangnya untuk melihat tulisan itu.

Kyuhyun POV
Saat ini, aku sedang berada di padang ilalang tempatku dan yeongie bermain saat masih kecil. Kami memang biasa main bersama disini, tapi ketika Henry berada di Korea.. kami jarang main kemari, karena jaraknya yang sangat jauh dari perumahan tempat kami tinggal. Biasanya, kami kemari dengan menggunakan sepeda. Dan... aku selalu tertawa jika mengingat ekspresi yeongie yang ketakutan ketika berboncengan denganku. Karena aku selalu mengayuh pedalku dengan cepat.
Hahh~ aku merindukan masa-masa itu. Aku memejamkan mataku untuk  merasakan angin yang berhembus dengan lembut menyapa wajahku. Tanpa sadar, aku merentangkan kedua tanganku dan menjatuhkan diriku di padang ilalang yang lebat. Tersenyum merasakan semua kenangan yang saat ini tidak akan kembali terasa.
Semakin hari, perasaan merindukan gadis itu semakin bertambah. Namun... aku tau, bahwa aku masih tidak layak untuk bertemu dengannya. Aku yang seharusnya menjaga dia, malah sebaliknya menyakiti dia. Bahkan.. sampai membuatnya menangis.
Sakit... aku juga merasakan rasa sakit yang yeongie rasakan saat mengetahui bahwa aku telah melibatkannya ke dalam permainanku yang malah berbalik menusukku. Aku membuka mataku pelan lalu menatap tangan kiriku yang sudah terpasang cincin pertunangan milikku, dan.... yeongie. Setelah itu aku memejamkan mataku lagi, kembali menikmati susana yang membuatku nyaman.
Ku pegang dada kiriku yang berdetak dengan tenang. Aku merindukan sosoknya yang bisa membuatku bisa berdetak dua kali lebih cepat. Lagi-lagi sebuah senyuman terukir dibibirku, mengingat bagaimana wajahnya saat masih kecil... pipinya yang chubby sikapnya yang manja dan kadang menakutkan. Yeongie~ah... neomu bogoshipo...
“Oppa...”
Alisku sedikit terangkat meski mataku masih terpejam, karena membayangkan orang yang sejak tadi mengganggu pikiranku terasa nyata.
“Oppa... kyunie oppa... ireona...”
Perlahan aku membuka mataku dan menatap wajah yang sejak tadi ku pikirkan. Mataku membulat sempurna saat melihatnya tersenyum menatapku.
Aku langsung beranjak duduk dan menatapnya yang sedang duduk dihadapanku. Sejujurnya aku sangat bingung dengan apa yang kurasakan saat ini, senang.. terkejut... atau apa? Entahlah, yang jelas saat ini.. sosok yang ku rindukan sudah berada dihadapanku. Tanganku terulur menyentuh pipinya dengan lembut, lalu tersenyum ke arahnya dan dia membalas senyumanku.

~@@@~

“Bagaimana bisa?” tanyaku yang kini sedang tiduran dipangkuannya. Dia hanya tersenyum sambil terus mengusap rambutku dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sedang ku genggam erat. Karena tidak mendapat jawaban darinya, aku menghentikan aktivitas tangan kirinya yang mengusap rambutku. “Aku sudah mengetahui semuanya, oppa...” jawabnya tanpa menghilangkan senyumannya.
“Mengetahui semuanya?” tanyaku mengulang ucapannya. Dia mengangguk mengiyakan, lalu mengambil sesuatu dari ransel kecilnya. Mataku membulat sempurna dan posisiku langsung terduduk sempurna begitu melihat benda yang ada digenggaman tangan kiri yeongie.

Shin Yeong POV
Melihat ekspresi kyunie oppa yang sangat panik saat ini, sudah ku pastikan bahwa benda yang ku pegang saat ini adalah sesuatu yang tidak boleh diketahui olehku. “Kembalikan kepadaku..” ucapnya sambil mencoba merebut benda tersebut dari tanganku. Namun dia kalah cepat dariku, karena aku sudah berdiri dan menghindari tanggakapannya itu.
“Ya! Kim Shin Yeong... kembalikan, buku diary-ku!” titahnya sambil menggembungkan pipinya. Aku hanya menjulurkan lidahku dan mulai melangkah menjauhinya dengan cepat. Kyunie oppa pun mengejarku yang tau bahwa aku berusaha melarikan diri darinya.
Sebuah senyum tersungging di sudut bibirku karena mengingat kejadian semalam. Saat mochi oppa mengantarkan benda yang membuatku tau kebenaran sesungguhnya.

Flashback ON

Tok.. tok.. tok...
Mataku melihat jam yang menempel didinding dapur ketika aku minum. Sudah jam sepuluh malam, siapa yang bertamu malam-malam begini?. Tanyaku dalam hati. Dengan langkah perlahan aku melangkah menuju pintu dan membuka handle pintu dengan pelan. Sesaat aku terkejut karena mengetahui siapa yang mengunjungiku.
“Annyeong yeongie~ah,” ucap mochi oppa begitu aku membukakan pintu untuknya dan membuyarkan rasa terkejutku. Mochi oppa masuk setelah aku mempersilahkannya masuk, lalu dia duduk di sofa ruang tamu dengan tersenyum kepadaku. Awalnya aku heran melihat maksud dari senyumannya itu, namun aku tidak terlalu menganggapnya serius.
“Ada apa, oppa? Tidak biasanya kau datang saat malam,” tanyaku setelah kembali dengan membawa sekaleng soda untuknya dan duduk di seberangnya. Mochi oppa kembali tersenyum lalu menundukkan pandangannya menatap lantai apartement-ku. “Mian ne..” ujarnya lirih
“Gwaenchana... aku sudah memaafkan kalian berdua,” sesaat aku terdiam ketika teringat kata-kata kyunie oppa. “Lebih baik kau menikahinya,” sahutnya sambil menatapku. Aku menautkan alisku bingung dengan perkataanya. Dia langsung memberikan sebuah kotak kepadaku lalu berdiri. “Bukalah kotak itu, jika kau ingin mengetahui kebenarannya.. ah! Kau sudah tau kan, alasan kenapa aku tidak pernah memakai cincin pertunangannya?” tanyanya
Pandanganku tertuju kepada jari manisku lalu tersenyum mengangguk. “Geure... kalau begitu, berbahagialah. Dan kau tau? Sebenarnya yeoja yang kyunie cari di Jerman adalah yeoja yang dia jodohkan untukku.” Ujarnya sambil tersenyum lalu pamit pulang setelah memberikan kotak itu.
Setelah mochi oppa pergi, aku kembali duduk di sofa ruang tamu dan memandangi kotak tersebut. Dan tanpa menunggu lama, akhirnya aku membukanya. Isinya adalah diary kyunie oppa yang selama ini disembunyikan olehnya. Dan hanya dia dan mochi oppa yang mengetahui hal itu.
Akhirnya... aku pun mulai membuka lembar pertama dari catatan tersebut, dan begitupun seterusnya hingga aku mengetahui kebenarannya.

Flashback OFF

“Kena kau!” ucap kyunie oppa begitu bisa menangkapku, lantas dia memutar badanku untuk menghadapnya. “Kau kalah, jadi... kembalikan diary itu padaku.” Pintanya. Aku menggeleng cepat menolak. “Ya! Kim Shin Yeong.. ani, Cho Shin Yeong.. cepat kembalikan, itu bukan milikmu sayang.” Pintanya lagi. Jujur aku cukup geli ketika dia memanggilku seperti itu, dan akhirnya aku mengalah dan memberikan buku itu kepadanya. “Lagipula aku sudah mengetahui semua isinya” celetukku ringan dan mulai melepas tangannya yang merangkulku erat dan mulai kembali menjauh darinya.

Henry POV
Pandanganku sangat senang saat melihat mereka berdua seperti itu. Hahh~ sudah ku duga, mengikuti ide si evil tua itu memang merugikan! Setidaknya... dengan bertukar posisi dalam mencintai seseorang seperti ini sangat menyenangkan. Hehe...
Aku benar-benar baik bukan, ^^. Seorang Henry Lau yang dikenal tidak suka mengalah, untuk pertama kalinya mengalah dari seorang Cho Kyuhyun. Ck! Tidak ku sangka, bahkan aku pun sulit mempercayai ini semua.
Ku lirik jam dipergelangan tangan kiriku yang sudah menunjukkan pukul tiga sore. Aku bergegas kembali ke dalam mobilku untuk mempersiapkan keberangkatanku ke Jerman, jam setengah lima nanti.
Good bye Korea...
Good bye Evil tua....
Dan,
Good Bye yeongie... :D
Semoga kalian bahagia, dan jangan lupa untuk berikan aku keponakan. Ah! Aku sungguh tidak sabar untuk menikahi yeoja yang sudah ku lamar seminggu sebelumnya, segera menyusul jejak kalian berdua. Gumamku sambil menyalakan mesin mobilku dan menjauhi padang ilalang yang memiliki banyak kenangan.

THE END

Epilog...
Seorang yeoja sedang bermain dengan anak mereka yang berumur sembilan bulan dihalaman belakang rumah mereka, anak laki-laki tersebut sudah melengkapi keluarga kecil itu menjadi sempurna. Mereka berdua sedang menunggu kedatangan sang namja yang merangkap sebagai suami bagi yeoja tersebut, sekaligus menjadi ayah bagi bayi laki-laki lucu tersebut.
“Aku pulang...” ucap sebuah suara yang sudah sejak tadi mereka tunggu. Yeoja tersebut langsung menuju ke ruang tengah dimana sang namja sedang melepaskan sepatunya dan melonggarkan sedikit dasi yang sejak tadi terpasang melingkari leher jenjang sang namja.
“Kau pasti sangat lelah, akan ku siapkan air hangat untukmu. Dan... bisakah kau menjaga pangeran kecilku untuk sementara?” tanya sang yeoja sambil menyerahkan bayinya. Dengan senang hati sang namja menerima bayi tersebut. Seketika itu rasa lelah yang menyerangnya langsung lenyap ketika melihat sang bayi tertawa.
Tangan mungil sang bayi menggapai-gapai wajah sang ayah yang sedang memasang berbagai ekspresi lucu. Dan tidak jarang pula sang bayi tertawa. Tidak lama kemudian, sang yeoja kembali dan mengambil bayinya dari pangkuan sang namja. “Mandilah... setelah itu ayo kita makan bersama,” ujar sang yeoja. Sang namja berdiri dan memberi kecupan ringan bagi sang bayi dan juga ibunya. “Ah! Cho Shin Yeong..” panggil namja itu. Yeoja tersebut menoleh karena namanya dipanggil oleh sang namja. “Jangan lupa, besok mochi jelek itu kemari dengan membawa istrinya...” ujarnya mengingatkan.
“Arrasso.... tuan Cho Kyuhyun,” sahut yeongie sambil kembali menatap pangeran kecilnya.

Keesokan harinya...

Ting nong... ting nong...

Bel rumah keluarga Kyuhyun berbunyi. Dengan langkah sedikit dipercepat, seorang pembantu dirumah itu langsung menuju pintu utama dan membukakan pintu untuk sang tamu.
“Wah... wah... apa aku mengganggu kalian?” tanya seseorang yang sudah tidak asing bagi yeongie dan Kyuhyun. “Ne, kau merusak akhir pekan ku yang berharga...” sahut Kyuhyun sambil berdiri dan memeluk sepupunya itu. “Welcome back, mochi jelek...”. “Kau juga evil tua, kau bahkan sudah semakin tua karena telah memiliki anak...”
Plakk...!
“Ya! Kenapa kau malah memukul ku?!” dengus Henry jengkel. Sedangkan yeongie dan Karyn -–istri Henry— hanya tersenyum melihat tingkah suami mereka yang tidak pernah berubah.
“ap... pa...” ucap sebuah suara yang sangat lirih namun bisa menyita perhatian semua orang yang ada ditempat itu. Kyuhyun mendekati yeongie yang sedang memangku anak mereka. “Apa barusan dia mengatakan ‘appa’?” yeongie hanya menggendikkan bahu, tidak tahu. “ap... pa.. pa.. pa!” jerit sang bayi senang sambil menggapai wajah Kyuhyun yang ada dihadapannya.
Seketika itu Kyuhyun langsung menggendong anaknya dan menghujaninya dengan ciuman yang bertubi-tubi karena perasaan senang. “Ahh~ anakku, Cho Kyushin... kau benar-benar membuat appamu ini bangga!” serunya sambil mengangkat Kyushin tinggi sementara Kyushin hanya menggumam sambil menjerit-jerit senang.
“Kyu... sepertinya istrimu cemburu,” bisik Henry. Kyuhyun menoleh kearah istrinya yang sedang melipat kedua tangannya di dada sambil menggembungkan pipinya sebal. Kyuhyun kembali duduk disamping istrinya sambil memegang tangan istrinya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya sedang dia gunakan untuk memeluk Kyushin. “Kau cemburu, eoh?”
Yeongie melihat Kyuhyun sekilas lalu matanya menatap ke arah Kyushin. “Ya! Cho Kyushin, seharusnya kau memanggil aku terlebih dahulu. Aku kan yang selalu bersamamu,” ucap yeongie jengkel. Seketika itu dia merasakan kedua matanya memanas menahan air mata yang akan keluar.
Dengan sigap, Kyuhyun langsung memeluk yeongie setelah memberikan Kyushin kepada Henry. “Sudahlah sayang... kenapa kau harus menangis karena itu, hemm?” tanyanya sambil mengusap rambut yeongie pelan. “Habisnya... hiks... anakmu benar-benar jahat... hiks... aku yang selalu bersamanya ke... hiks... kenapa malah kau duluan kata pertama yang keluar dari mulut mungilnya... hiks... hiks... itu tidak adil...” gerutu yeongie sambil terisak.
Henry pun menurunkan Kyushin dan membiarkannya merangkak mendekati yeongie. Perhatian yeongie beralih kepada sosok mungil yang sedang menggapai-gapainya dengan kedua tangan mungil tersebut. Yeongie mengangkat Kyushin, dan Kyushin pun menatap wajah yeongie. Seketika itu Kyushin menangis dengan keras, yeongie langsung menghapus air matanya dan mencoba menenangkan Kyushin.
“Aigoo... aigoo... benar-benar hubungan batin yang sangat erat,” celetuk Henry
“Kau iri, padanya mochi jelek? Haha... kasian sekali kau,” ejek Kyuhyun. Henry yang tidak terima dengan ejekan Kyuhyun langsung berdiri dan mengejar Kyuhyun yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruang tengah. Diikuti dengan pandangan kedua istri mereka yang heran melihat tingah suami mereka.
“Mereka benar-benar tidak berubah” ucap keduanya serempak.

~@@@~

You Might Also Like

0 komentar