My limited girl [part 5, the last]
Author : Rina Chan
Cast : Cho Kyuhyun
Kim Shin
Yeong
Henry Lau
Other cast : silahkan cari sendiri, ^^
Genre : comedy, romance, family, chapter
(( hati2 typo bertebaran ))
=========Happy Reading========
Hati.. perasaan...
keduanya adalah sesuatu yang sangat berharga bagi seorang perempuan. Jika
keduanya telah dilukai, akankah ada yang bisa menyembuhkannya dengan mudah?
Begitupula yang
dirasakan yeongie saat ini. Hati dan perasaanya seketika itu hancur ketika
mendengar penuturan Henry saat mengetahui ternyata dirinya sedang dibodohi oleh
kedua saudara yang sudah sangat dikenalnya sejak kecil. Dia selalu berharap
salah satu dari mereka akan membuatnya bahagia, namun ternyata yang dia dapatkan
adalah sebaliknya.
Sakit... saat ini
perasaan dan hatinya sangat sakit. Kedua orang itu telah merusak semua yang
sudah terjalin diantara mereka sejak lama. Tapi... yeongie bukanlah yeoja yang
bisa berlama-lama dalam situasi seperti itu. Akankah dia memaafkan mereka?
Author POV
Suasana hening dan
tegang menghiasi kamar Kyuhyun, yeongie masih terisak karena merasa
dipermainkan oleh kedua orang namja yang sudah dikenalnya sejak lama. Sementara
itu, Kyuhyun dan Henry saling bertatapan bingung. Mereka berdua memang
menyesal, namun mereka juga bingung bagaimana harus menjelaskan apa yang
terjadi kepada yeongie.
“Apa yang... omo! Ya!
Kalian berdua, apa yang kalian lakukan padanya?!” ucap Cho ahjumma sambil
mendekati yeongie yang terduduk sambil terisak. “Gwaenchana?” tanyanya prihatin
sambil membantu yeongie berdiri. “Kalian berdua, memang keterlaluan! Mulai
detik ini, kalian berdua tidak boleh mendekatinya lagi. Kalian benar-benar
sudah sangat menyusahkannya,” ujar Cho ahjumma penuh penekanan sambil
meninggalkan Kyuhyun dan Henry yang mematung karena mendengar keputusan Cho
ahjumma.
Setelah Cho ahjumma
meninggalkan kedua namja itu, Kyuhyun kembali mendekati ranjangnya dan duduk
ditepinya. Pikirannya saat ini kalut saat mendengar keputusan ibunya yang
melarangnya mendekati yeongie, yeoja yang sudah menarik perhatiannya sejak
tujuh belas tahun lalu.
“Arrrggghhh....!!!!”
erangnya frustasi sambil melemparkan
semua bantalnya ke lantai dan membuat tempat tidurnya berantakan karena
ulahnya.
Henry yang melihat itu hanya mendesah pelan
lalu mendekati Kyuhyun yang sedang menundukkan wajahnya menatap lantai kamarnya.
Dia tahu bahwa Kyuhyun sedang menangis dan sangat amat menyesal. “Bukankah aku
sudah memperingatkanmu dari awal? Kenapa kau tidak mendengarkan perkataanku,” ujarnya
lirih dan hati-hati
Sejujurnya sejak awal
Cho ahjumma melangsungkan perjodohan itu, mereka berdua sudah tau bahwa itu
hanya untuk kesenangan belaka. Karena biar bagaimanapun, Henry sudah sangat tau
jika Kyuhyun memang sudah menyukai yeongie sejak pertemuan mereka pertama kali.
Hanya saja, Kyuhyun tidak pernah mengakui itu.
Sikap Kyuhyun yang
selalu mencoba bersikap normal saat berada didekat yeongie sudah membuatnya
bisa menyimpulkan kalau Kyuhyun memang menyukai yeongie.
Perjodohan yang mereka
setujui semata-mata hanya untuk memastikan perasaan masing-masing. Dan itu
adalah salah satu rencana Henry untuk membuat Kyuhyun terbakar cemburu karena
ulahnya sendiri.
Awalnya rencana mereka
memang berjalan sempurna, karena Henry yang selalu bersikap biasa saja dan
menganggap yeongie sebagai adiknya. Kalaupun mereka bertunangan, itu karena
perintah Kyuhyun. Dan satu hal yang perlu diketahui, cincin yang dipakai oleh
yeongie adalah cincin pemberian Kyuhyun karena nama Kyuhyun terukir didalam
cincin tersebut.
Henry pun hanya
memakai cincin pasangannya saat diacara pertunangan mereka, namun dia langsung
melepasnya saat acara selesai. Semua itu dia lakukan demi Kyuhyun yang ternyata
sudah menyukai yeongie sejak lama. Dan Henry pun untuk pertama kalinya akhirnya
mengalah kepada seorang Cho Kyuhyun....
Shin Yeong POV
Benar-benar diluar
dugaan, mereka berdua sangat kompak. Aneh memang, kenapa mereka bisa sekompak
itu ya? Ckck... mereka berdua saudara yang aneh. Eyy~ sepertinya ada yang salah
dengan diriku, kenapa aku malah memuji perlakuan mereka berdua? Bukankah
seharusnya aku marah dan membenci mereka?. Pikirku bingung.
Mataku memang tak
berhenti mengeluarkan air mata, namun disatu sisi aku tertawa karena tingkah
mereka itu. Aku memang membenci mereka karena telah membohongiku, tapi.. tetap
saja. Aku tidak bisa membenci mereka seutuhnya karena mereka berdua sudah ku
anggap sebagai oppa-ku.
Sakit? Memang, tapi
mau bagaimana lagi. Aku bukan orang yang bisa berlama-lama dalam hal seperti
ini.
“Yeongie~ah, mian ne.
Mereka berdua sudah keterlaluan seperti ini,” ujar Cho ahjumma sambil
menghidangkan secangkir teh untukku. Aku mendongakkan kepalaku dan menatap Cho
ahjumma yang menatapku dengan kasian. “Gwaenchana... aku cukup terkejut karena
mereka bisa sekompak ini. Mereka... tidak biasanya mau bekerja sama,” ucapku
yang langsung membuat Cho ahjumma mengangguk setuju. “Kau benar, tidak biasanya
mereka berdua seperti ini.. apa mereka salah mengkonsumsi makanan?” canda Cho
ahjumma yang langsung membuatku tertawa pelan.
“Geure... biar
bagaimanapun, aku sudah memutuskan untuk membatalkan perjodohan kalian.
Sepertinya, dalam hal ini pihak yang lebih sering dirugikan adalah kau...
walaupun pada akhirnya Henry lah yang menang,” ujarnya membuatku tertegun lalu
melihat cincin pertunangan ku. “Meskipun Henry yang menang, tapi sepertinya aku
tidak pernah melihatnya menggunakan cincin pertunangan kalian.” Ujarnya lagi
sambil mengingat-ingat sesuatu. Memang benar, aku belum pernah melihat Henry
oppa mengenakan cincin pertunangan kami. Batinku.
Setelah mengobrol
sejenak dengan Cho ahjumma, akhirnya aku memutuskan untuk berpamitan dengannya.
Dan saat aku keluar rumah, aku melihat kyunie oppa sedang berdiri di balkon
dengan tampang yang kacau. Aku ingin menyapanya, hanya saja... mungkin tidak
untuk saat ini.
2 weeks later....
Akhirnya... setelah
selama setahun terakhir aku mengalami hal-hal yang aneh, semuanya bisa ku
lewati dengan mudah. Aku kembali memandangi cincin pertunangan ku dengan mochi
oppa, entah kenapa. Saat ini aku ingin melihatnya saat sedang tidak terpasang
dijariku.
Ku pandangi cincin
berwarna putih itu dengan seksama lalu tersenyum membayangkan apa yang akan
terjadi selanjutnya. Namun.. seketika itu pandanganku terhenti ketika melihat
ada sebuah tulisan yang terukir didalam cincin tersebut.
“Kyuhyun..?” gumamku
lirih sambil mencoba membaca tulisan yang ada didalamnya dan yang terlihat
hanya nama ‘Kyuhyun’. Sesaat aku termenung dan tertawa datar. Aneh, kenapa nama
kyunie oppa yang terukir didalamnya? Pasti ada suatu kesalahan. Batinku
meyakinkan lalu meletakkan cincin tersebut diatas meja. “Pasti ada yang harus
dijelaskan mengenai ini semua!” ucapku meyakinkan.
“Memangnya apa yang
perlu dijelaskan?” tanya seseorang yang langsung membuatku menoleh ke orang
tersebut. Sontak aku terkejut lalu berdiri dan memberi hormat padanya, setelah
itu aku langsung menunduk tidak ingin melihat wajah menyebalkan itu. “Kim Shin
Yeong, ikut aku...” titahnya yang langsung berlalu pergi dengan aku yang
mengikutinya dari belakang.
Kami berhenti ketika
sudah sampai ditempat tujuan, yang tak lain adalah ruangan miliknya yang tak
pernah ku masuki selama bekerja disini. “Duduklah...” ucapnya membuyarkan
lamunanku. Aku langsung duduk disofa yang berada diruangan tersebut, begitupun
dia.
“A.. ada perlu apa,
sajangnim memanggilku kemari?” tanyaku
mencoba seformal mungkin kepadanya. Ku lihat dia menyilangkan kakinya lalu
menatapku sendu. “Mian ne...” ujarnya lirih namun masih bisa ku dengar. Aku
menghembuskan nafasku pelan lalu berdiri dan menatapnya. “Sepertinya bukan hal
yang berhubungan dengan pekerjaan, kalau begitu saya permisi.” Ucapku lalu
menunduk dan pergi. “Memang apa salahnya kalau bukan hal yang menyangkut
tentang pekerjaan? Apa aku salah bertemu denganmu? Apa karena kau sudah menjadi
tunangannya si mochi jelek itu?!” ucapnya yang membuat langkahku berhenti.
“Berhenti memanggilnya
seperti itu, setidaknya dia tidak pernah membuatku menangis.” Ucapku tegar
mencoba menahan air mataku sendiri.
“Jinjja? Memangnya kau
tau apa tentangnya, meskipun kau sudah lama mengenalnya namun kau tetap belum
tau watak aslinya.” Balasnya membuatku bungkam. “Wae? Aku benar kan,” ucapnya
lagi
~@@@~
Author POV
Yengie memandangi
boneka rubah biru kesayangannya, yang diberi nama foxie. Pikirannya terus
memikirkan apa yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi pagi. Memang benar, dirinya
memang sudah lama mengenal Henry... hanya saja dia belum mengenal dalam arti
sepenuhnya.
“Mochi oppa, dia...
baik? Jahil? Emm... tidak mau mengalah apalagi pada kyunie oppa.” Gumam yeongie
sambil memainkan kedua telinga foxie. “Setidaknya dia tidak sejahat kyunie oppa
yang sudah membohongiku!” ucapnya kemudian sambil mendorong foxie hingga jatuh
dari tempat tidurnya.
Tiba-tiba... sebuah
liontin jatuh dari dalam kalung yang foxie gunakan. Yeongie memungut (?)
liontin itu, lalu bergumam pelan. Karena penasaran, akhirnya dia membuka
liontin tersebut dan melihat inisial ‘K & Y’.
DEG.....
“K & Y?
Bukankah... itu nama inisialku dan kyunie oppa saat masih kecil?” ucap yeongie
lirih mencoba mengingat kembali
Flashback On
Kyuhyun sedang berlari
mengejar yeongie yang juga sedang berusaha menghindari tangkapan Kyuhyun. Di padang
ilalang yang luas itu, mereka terus berlari dan tertawa bersama. Hingga mereka
merasa lelah, dan berisitarahat sejenak di bawah pohon yang rindang.
“Kau sedang apa oppa?”
tanya yeongie menolehkan kepalanya melihat ke arah Kyuhyun yang seperti...
mengukir sesuatu dipohon tersebut. Kyuhyun tergagap dan menutupi apa yang telah
dibuatnya. Yeongie bangkit dari tempat yang didudukinya dan mendekati Kyuhyun,
Kyuhyun yang gugup berusaha menghalangi kepala yeongie yang terus mencari celah
untuk melihat apa yang sudah dibuatnya.
“Ijinkan aku untuk
melihatnya...” rengek yeongie. Namun Kyuhyun dengan tegas menggelenggkan kepala
cepat, menolak. Lalu Kyuhyun menarik lengan yeongie menjauhi pohon itu. “Kajja!
Sudah sore, ayo pulang...”
“Tapi...”
“Suatu saat aku akan
mengajakmu kembali dan kau bisa melihatnya,”
Akhirnya dengan
terpaksa, yeongie mengikuti Kyuhyun pulang. Walaupun sebenarnya dia masih
penasaran dengan apa yang Kyuhyun tulis.
Seiring berjalannya
waktu, mereka berdua pun tumbuh bersama. Bahkan Yeongie melupakan tentang apa
yang ditulis Kyuhyun saat itu. Namun suatu ketika, ketika dia sedang bermain
bersama Henry di padang ilalang yang sama. Yeongie kembali mendekati pohon
tersebut walaupun dengan tujuan lain, karena saat itu dia sedang bermain petak
umpet dengan Henry yang bersembunyi dibalik pohon tersebut. Kyuhyun tidak ada
saat itu, karena dia sedang liburan ke Eropa bersama keluarganya.
Langkah yeongie
berhenti ketika dia melihat ada sesuatu yang tertulis di batang pohon tersebut.
Dia pun menyipitkan matanya untuk membaca apa yang tertulis. “K & Y” gumam
yeongie lirih. Lalu pikirannya kembali mengingat-ingat saat dimana Kyuhyun
menutupi tulisan tersebut karena tidak ingin dia melihatnya.
Flashback Off
Sudut bibir yeongie
tertarik keatas ketika mengingat hal itu, sebenarnya saat itu dia sangat bingung
dengan maksud tulisan itu. Namun sekarang, akhirnya dia mengerti kenapa Kyuhyun
melarangnya untuk melihat tulisan itu.
Kyuhyun POV
Saat ini, aku sedang
berada di padang ilalang tempatku dan yeongie bermain saat masih kecil. Kami
memang biasa main bersama disini, tapi ketika Henry berada di Korea.. kami
jarang main kemari, karena jaraknya yang sangat jauh dari perumahan tempat kami
tinggal. Biasanya, kami kemari dengan menggunakan sepeda. Dan... aku selalu
tertawa jika mengingat ekspresi yeongie yang ketakutan ketika berboncengan
denganku. Karena aku selalu mengayuh pedalku dengan cepat.
Hahh~ aku merindukan
masa-masa itu. Aku memejamkan mataku untuk
merasakan angin yang berhembus dengan lembut menyapa wajahku. Tanpa
sadar, aku merentangkan kedua tanganku dan menjatuhkan diriku di padang ilalang
yang lebat. Tersenyum merasakan semua kenangan yang saat ini tidak akan kembali
terasa.
Semakin hari, perasaan
merindukan gadis itu semakin bertambah. Namun... aku tau, bahwa aku masih tidak
layak untuk bertemu dengannya. Aku yang seharusnya menjaga dia, malah
sebaliknya menyakiti dia. Bahkan.. sampai membuatnya menangis.
Sakit... aku juga
merasakan rasa sakit yang yeongie rasakan saat mengetahui bahwa aku telah
melibatkannya ke dalam permainanku yang malah berbalik menusukku. Aku membuka mataku
pelan lalu menatap tangan kiriku yang sudah terpasang cincin pertunangan
milikku, dan.... yeongie. Setelah itu aku memejamkan mataku lagi, kembali
menikmati susana yang membuatku nyaman.
Ku pegang dada kiriku
yang berdetak dengan tenang. Aku merindukan sosoknya yang bisa membuatku bisa
berdetak dua kali lebih cepat. Lagi-lagi sebuah senyuman terukir dibibirku,
mengingat bagaimana wajahnya saat masih kecil... pipinya yang chubby sikapnya
yang manja dan kadang menakutkan. Yeongie~ah... neomu bogoshipo...
“Oppa...”
Alisku sedikit
terangkat meski mataku masih terpejam, karena membayangkan orang yang sejak
tadi mengganggu pikiranku terasa nyata.
“Oppa... kyunie
oppa... ireona...”
Perlahan aku membuka
mataku dan menatap wajah yang sejak tadi ku pikirkan. Mataku membulat sempurna
saat melihatnya tersenyum menatapku.
Aku langsung beranjak
duduk dan menatapnya yang sedang duduk dihadapanku. Sejujurnya aku sangat
bingung dengan apa yang kurasakan saat ini, senang.. terkejut... atau apa?
Entahlah, yang jelas saat ini.. sosok yang ku rindukan sudah berada
dihadapanku. Tanganku terulur menyentuh pipinya dengan lembut, lalu tersenyum
ke arahnya dan dia membalas senyumanku.
~@@@~
“Bagaimana bisa?”
tanyaku yang kini sedang tiduran dipangkuannya. Dia hanya tersenyum sambil
terus mengusap rambutku dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sedang
ku genggam erat. Karena tidak mendapat jawaban darinya, aku menghentikan
aktivitas tangan kirinya yang mengusap rambutku. “Aku sudah mengetahui
semuanya, oppa...” jawabnya tanpa menghilangkan senyumannya.
“Mengetahui semuanya?”
tanyaku mengulang ucapannya. Dia mengangguk mengiyakan, lalu mengambil sesuatu
dari ransel kecilnya. Mataku membulat sempurna dan posisiku langsung terduduk
sempurna begitu melihat benda yang ada digenggaman tangan kiri yeongie.
Shin Yeong POV
Melihat ekspresi
kyunie oppa yang sangat panik saat ini, sudah ku pastikan bahwa benda yang ku
pegang saat ini adalah sesuatu yang tidak boleh diketahui olehku. “Kembalikan
kepadaku..” ucapnya sambil mencoba merebut benda tersebut dari tanganku. Namun
dia kalah cepat dariku, karena aku sudah berdiri dan menghindari tanggakapannya
itu.
“Ya! Kim Shin Yeong...
kembalikan, buku diary-ku!” titahnya sambil menggembungkan pipinya. Aku
hanya menjulurkan lidahku dan mulai melangkah menjauhinya dengan cepat. Kyunie
oppa pun mengejarku yang tau bahwa aku berusaha melarikan diri darinya.
Sebuah senyum
tersungging di sudut bibirku karena mengingat kejadian semalam. Saat mochi oppa
mengantarkan benda yang membuatku tau kebenaran sesungguhnya.
Flashback ON
Tok.. tok.. tok...
Mataku melihat jam
yang menempel didinding dapur ketika aku minum. Sudah jam sepuluh malam, siapa
yang bertamu malam-malam begini?. Tanyaku dalam hati. Dengan langkah perlahan
aku melangkah menuju pintu dan membuka handle pintu dengan pelan. Sesaat aku
terkejut karena mengetahui siapa yang mengunjungiku.
“Annyeong yeongie~ah,”
ucap mochi oppa begitu aku membukakan pintu untuknya dan membuyarkan rasa
terkejutku. Mochi oppa masuk setelah aku mempersilahkannya masuk, lalu dia
duduk di sofa ruang tamu dengan tersenyum kepadaku. Awalnya aku heran melihat
maksud dari senyumannya itu, namun aku tidak terlalu menganggapnya serius.
“Ada apa, oppa? Tidak
biasanya kau datang saat malam,” tanyaku setelah kembali dengan membawa
sekaleng soda untuknya dan duduk di seberangnya. Mochi oppa kembali tersenyum
lalu menundukkan pandangannya menatap lantai apartement-ku. “Mian ne..” ujarnya
lirih
“Gwaenchana... aku
sudah memaafkan kalian berdua,” sesaat aku terdiam ketika teringat kata-kata
kyunie oppa. “Lebih baik kau menikahinya,” sahutnya sambil menatapku. Aku
menautkan alisku bingung dengan perkataanya. Dia langsung memberikan sebuah
kotak kepadaku lalu berdiri. “Bukalah kotak itu, jika kau ingin mengetahui
kebenarannya.. ah! Kau sudah tau kan, alasan kenapa aku tidak pernah memakai
cincin pertunangannya?” tanyanya
Pandanganku tertuju
kepada jari manisku lalu tersenyum mengangguk. “Geure... kalau begitu,
berbahagialah. Dan kau tau? Sebenarnya yeoja yang kyunie cari di Jerman adalah
yeoja yang dia jodohkan untukku.” Ujarnya sambil tersenyum lalu pamit pulang
setelah memberikan kotak itu.
Setelah mochi oppa
pergi, aku kembali duduk di sofa ruang tamu dan memandangi kotak tersebut. Dan
tanpa menunggu lama, akhirnya aku membukanya. Isinya adalah diary kyunie
oppa yang selama ini disembunyikan olehnya. Dan hanya dia dan mochi oppa yang
mengetahui hal itu.
Akhirnya... aku pun
mulai membuka lembar pertama dari catatan tersebut, dan begitupun seterusnya
hingga aku mengetahui kebenarannya.
Flashback OFF
“Kena kau!” ucap
kyunie oppa begitu bisa menangkapku, lantas dia memutar badanku untuk
menghadapnya. “Kau kalah, jadi... kembalikan diary itu padaku.”
Pintanya. Aku menggeleng cepat menolak. “Ya! Kim Shin Yeong.. ani, Cho Shin
Yeong.. cepat kembalikan, itu bukan milikmu sayang.” Pintanya lagi. Jujur aku
cukup geli ketika dia memanggilku seperti itu, dan akhirnya aku mengalah dan
memberikan buku itu kepadanya. “Lagipula aku sudah mengetahui semua isinya”
celetukku ringan dan mulai melepas tangannya yang merangkulku erat dan mulai
kembali menjauh darinya.
Henry POV
Pandanganku sangat
senang saat melihat mereka berdua seperti itu. Hahh~ sudah ku duga, mengikuti
ide si evil tua itu memang merugikan! Setidaknya... dengan bertukar posisi
dalam mencintai seseorang seperti ini sangat menyenangkan. Hehe...
Aku benar-benar baik
bukan, ^^. Seorang Henry Lau yang dikenal tidak suka mengalah, untuk pertama
kalinya mengalah dari seorang Cho Kyuhyun. Ck! Tidak ku sangka, bahkan aku pun
sulit mempercayai ini semua.
Ku lirik jam
dipergelangan tangan kiriku yang sudah menunjukkan pukul tiga sore. Aku
bergegas kembali ke dalam mobilku untuk mempersiapkan keberangkatanku ke
Jerman, jam setengah lima nanti.
Good bye Korea...
Good bye Evil tua....
Dan,
Good Bye yeongie... :D
Semoga kalian bahagia,
dan jangan lupa untuk berikan aku keponakan. Ah! Aku sungguh tidak sabar untuk
menikahi yeoja yang sudah ku lamar seminggu sebelumnya, segera menyusul jejak
kalian berdua. Gumamku sambil menyalakan mesin mobilku dan menjauhi padang
ilalang yang memiliki banyak kenangan.
THE END
Epilog...
Seorang yeoja sedang
bermain dengan anak mereka yang berumur sembilan bulan dihalaman belakang rumah
mereka, anak laki-laki tersebut sudah melengkapi keluarga kecil itu menjadi
sempurna. Mereka berdua sedang menunggu kedatangan sang namja yang merangkap
sebagai suami bagi yeoja tersebut, sekaligus menjadi ayah bagi bayi laki-laki
lucu tersebut.
“Aku pulang...” ucap
sebuah suara yang sudah sejak tadi mereka tunggu. Yeoja tersebut langsung
menuju ke ruang tengah dimana sang namja sedang melepaskan sepatunya dan
melonggarkan sedikit dasi yang sejak tadi terpasang melingkari leher jenjang
sang namja.
“Kau pasti sangat
lelah, akan ku siapkan air hangat untukmu. Dan... bisakah kau menjaga pangeran
kecilku untuk sementara?” tanya sang yeoja sambil menyerahkan bayinya. Dengan
senang hati sang namja menerima bayi tersebut. Seketika itu rasa lelah yang
menyerangnya langsung lenyap ketika melihat sang bayi tertawa.
Tangan mungil sang
bayi menggapai-gapai wajah sang ayah yang sedang memasang berbagai ekspresi
lucu. Dan tidak jarang pula sang bayi tertawa. Tidak lama kemudian, sang yeoja
kembali dan mengambil bayinya dari pangkuan sang namja. “Mandilah... setelah
itu ayo kita makan bersama,” ujar sang yeoja. Sang namja berdiri dan memberi
kecupan ringan bagi sang bayi dan juga ibunya. “Ah! Cho Shin Yeong..” panggil
namja itu. Yeoja tersebut menoleh karena namanya dipanggil oleh sang namja.
“Jangan lupa, besok mochi jelek itu kemari dengan membawa istrinya...” ujarnya
mengingatkan.
“Arrasso.... tuan Cho
Kyuhyun,” sahut yeongie sambil kembali menatap pangeran kecilnya.
Keesokan harinya...
Ting nong... ting
nong...
Bel rumah keluarga
Kyuhyun berbunyi. Dengan langkah sedikit dipercepat, seorang pembantu dirumah
itu langsung menuju pintu utama dan membukakan pintu untuk sang tamu.
“Wah... wah... apa aku
mengganggu kalian?” tanya seseorang yang sudah tidak asing bagi yeongie dan
Kyuhyun. “Ne, kau merusak akhir pekan ku yang berharga...” sahut Kyuhyun sambil
berdiri dan memeluk sepupunya itu. “Welcome back, mochi jelek...”. “Kau juga
evil tua, kau bahkan sudah semakin tua karena telah memiliki anak...”
Plakk...!
“Ya! Kenapa kau malah
memukul ku?!” dengus Henry jengkel. Sedangkan yeongie dan Karyn -–istri Henry—
hanya tersenyum melihat tingkah suami mereka yang tidak pernah berubah.
“ap... pa...” ucap
sebuah suara yang sangat lirih namun bisa menyita perhatian semua orang yang
ada ditempat itu. Kyuhyun mendekati yeongie yang sedang memangku anak mereka.
“Apa barusan dia mengatakan ‘appa’?” yeongie hanya menggendikkan bahu, tidak
tahu. “ap... pa.. pa.. pa!” jerit sang bayi senang sambil menggapai wajah
Kyuhyun yang ada dihadapannya.
Seketika itu Kyuhyun
langsung menggendong anaknya dan menghujaninya dengan ciuman yang bertubi-tubi
karena perasaan senang. “Ahh~ anakku, Cho Kyushin... kau benar-benar membuat
appamu ini bangga!” serunya sambil mengangkat Kyushin tinggi sementara Kyushin
hanya menggumam sambil menjerit-jerit senang.
“Kyu... sepertinya
istrimu cemburu,” bisik Henry. Kyuhyun menoleh kearah istrinya yang sedang
melipat kedua tangannya di dada sambil menggembungkan pipinya sebal. Kyuhyun
kembali duduk disamping istrinya sambil memegang tangan istrinya dengan tangan
kiri, karena tangan kanannya sedang dia gunakan untuk memeluk Kyushin. “Kau
cemburu, eoh?”
Yeongie melihat
Kyuhyun sekilas lalu matanya menatap ke arah Kyushin. “Ya! Cho Kyushin,
seharusnya kau memanggil aku terlebih dahulu. Aku kan yang selalu bersamamu,”
ucap yeongie jengkel. Seketika itu dia merasakan kedua matanya memanas menahan
air mata yang akan keluar.
Dengan sigap, Kyuhyun
langsung memeluk yeongie setelah memberikan Kyushin kepada Henry. “Sudahlah
sayang... kenapa kau harus menangis karena itu, hemm?” tanyanya sambil mengusap
rambut yeongie pelan. “Habisnya... hiks... anakmu benar-benar jahat... hiks...
aku yang selalu bersamanya ke... hiks... kenapa malah kau duluan kata pertama
yang keluar dari mulut mungilnya... hiks... hiks... itu tidak adil...” gerutu
yeongie sambil terisak.
Henry pun menurunkan
Kyushin dan membiarkannya merangkak mendekati yeongie. Perhatian yeongie
beralih kepada sosok mungil yang sedang menggapai-gapainya dengan kedua tangan
mungil tersebut. Yeongie mengangkat Kyushin, dan Kyushin pun menatap wajah
yeongie. Seketika itu Kyushin menangis dengan keras, yeongie langsung menghapus
air matanya dan mencoba menenangkan Kyushin.
“Aigoo... aigoo...
benar-benar hubungan batin yang sangat erat,” celetuk Henry
“Kau iri, padanya
mochi jelek? Haha... kasian sekali kau,” ejek Kyuhyun. Henry yang tidak terima
dengan ejekan Kyuhyun langsung berdiri dan mengejar Kyuhyun yang sudah terlebih
dahulu meninggalkan ruang tengah. Diikuti dengan pandangan kedua istri mereka
yang heran melihat tingah suami mereka.
“Mereka benar-benar
tidak berubah” ucap keduanya serempak.
~@@@~
0 komentar