My idol... [part 7]
Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
Lee Rae Hwa
OC
Lee Donghae
Other cast : Kang Rae Suk OC
Kang Hyun Sun OC
Kim Ryeowook
Lee Sungmin
Kim Junmyun a.k.a Suho
Do Kyungsoo a.k.a Dio
Genre : romance, comedy, little sad, friendship, chapter
Annyeong...! mungkin ini
akan jadi part terakhir dicerita ini, huft.. akhirnya sampai juga ditahap ini.
Semoga kalian menyukainya, dan jangan lupa RCLnya.. gomawo,
========Happy
Reading========
Suasana yang tercipta saat
ini benar-benar membuat hwanie bingung untuk mengambil keputusan yang harus
dibuatnya. Beberapa kali dia menatap ke arah Shin usia mencoba menyakinkan
dirinya bahwa apa yang baru saja didengarnya adalah suatu kebohongan.
“Apa... tidak ada cara
lain?” tanya hwanie
“Tidak ada... itu adalah
jalan satu-satunya jika kau memang ingin sembuh total, lagipula... kondisimu
yang tidak stabil juga mempengaruhinya,”
Hwanie mendesah pelan
berusaha menguatkan dirinya, “Jika aku tidak ingin dioperasi, resiko apa yang
akan terjadi?”
Shin usia menghela nafas
panjang, “Kau bisa bertahan sekitar lima bulan dengan kondisi organ yang nyaris
membusuk seperti itu, dan kau mulai detik ini.. harus mengkonsumsi bubur supaya
ususmu tidak terlalu keras untuk mengolah makanan yang masuk....” jelas Shin
usia
Hwanie memperhatikan setiap
kata yang dikatakan oleh Shin usia dengan teliti.
“Kau masih muda aghassi...
kenapa kau lebih memilih jalan yang paling dihindari oleh semua orang? Kau bisa
sembuh dan...” Shin usia menggantung perkataanya sambil menatap hwanie
“Biarkan aku yang memutuskan
karena ini adalah hidupku,” potong hwanie cepat
“Arra.. arra... dan selama
lima bulan dari sekarang, jangan melakukan aktivitas yang berlebihan.. dua
minggu sekali datang kemari supaya aku bisa mengontrol kondisimu, aku tau kau
tidak akan mau jika harus kembali dirawat disini kan?”
“Ne..”
“Ini.. ambilah diapotek, itu
adalah obat yang bisa sedikit menahan rasa sakitmu dan menguranginya. Ingat..
obat yang aku berikan hanya untuk mencegah, bukan untuk menyembuhkan,” ucapnya
sambil menyerahkan kertas yang beisi resep obat yang harus hwanie ambil. Hwanie
berdiri lalu membungkuk memberi hormat
sebelum dirinya pergi meninggalkan ruangan Shin usia.
Donghae POV
Ahh... aku senang sekali,
hari ini jadwalku tidak terlalu sibuk dan aku bisa pulang lebih awal untuk
memasak makan malam untukku dan hwanie.
Kegiatanku mengaduk sup ayam
kesukaan hwanie terhenti karena tiba-tiba saja ada yang menekan bel pintu
apartement. Sesaat aku melihat siapa tamu tersebut dan tersenyum lebar begitu
tau yang datang adalah Hyun Sun dan Rae Suk.
“Eoseyo oseyo.. my lady and
Hyun Sun,” sapaku ramah sambil menunjukkan senyum ku
Tanpa memperdulikan
sapaanku, mereka berdua langsung menerobos masuk dan menuju kamar hwanie. Aku
memperhatikan tingkah mereka yang seperti mencari sesuatu, tanpa memperdulikan
mereka berdua aku kembali ke dapur untuk melanjutkan membuat makan malam.
“Oppa... apa hwanie belum
pulang?” tanya Rae Suk
“Bukankah seharusnya dia
bersama kalian?” tanyaku balik tanpa menoleh ke arahnya
“Tapi, dia menghilang saat
istirahat...” timpal Hyun Sun yang sukses membuatku menghentikan aktivitas ku
dan mendekati merek berdua setelah mematikan kompor.
“Mwo? Maksud kalian...
hwanie membolos?”
“Ani... dia tidak sepenuhnya
membolos, hanya saja saat jam istirahat pertama dia langsung keluar kelas dan
berlari entah kemana. Bahkan dia tidak kembali sampai jam pelajaran usai,” ucap
Rae Suk menjelaskan
“Apa kalian sudah mencoba
menghubunginya?”
“Ye, tapi tidak pernah ada
respon darinya..” jawab Hyun Sun
Tanpa pikir panjang aku
menuju kamar untuk mencari benda persegi yang sering ku gunakan, setelah
menemukannya aku langsung menghubungi nomer pertama dalam panggilan cepatku.
“Yeoboseyo, hyukie~ah.. apa
kau tau kemana biasanya hwanie pergi?”
“.....”
“Ne, sejak jam istirahat
pertama dia tidak kembali ke kelas hingga jam pelajaran usai.”
“.....”
“Ye, gomawo...”
Klik..!
Aku kembali ke meja makan
dan menarik sebuah bangku kosong sambil memijat keningku.
“Aku pulang...” sapa sebuah
suara yang langsung membuatku, Rae Suk dan Hyun Sun berdiri dan menatap orang
tersebut
“Waeyo? Kenapa muka kalian
seperti itu?” tanyanya polos
Aku mendekat dan memegang
kedua bahunya sambil memperhatikan jika tidak terjadi apa-apa padanya.
“Gwaenchana?”
Dia tersenyum sambil
melepaskan peganganku pada kedua bahunya, “Ne, oppa... apa kalian semua
menghawatirkan aku? aigoo.. aku hanya ke rumah sakit untuk mengambil obat,”
jelasnya membuat ku lega
“Apa penyebab kau kesakitan
tadi pagi karena tidak minum obat?” tanya Hyun Sun
Hwanie mengangguk, “Bukan
tidak minum, tapi belum minum karena aku abru sadar bahwa ternyata obatku sudah
habis dan aku belum mengambil yang baru. Maka dari itu aku langsung berlari
keluar ketika jam istirahat,”
“Selama itu kah? Bukankah
jarak dari rumah sakit sampai sekolah kita tidak terlalu jauh?” tanya Rae Suk
“Kau pikir.. aku tidak
mengantri, saat itu antrian sangat panjang... jadi wajar saja kalau aku lama,”
Aku tersenyum sambil
mengacak rambutnya pelan, “Apa kau lapar? Oppa sudah memasakkan makanan
kesukaanmu,” ucapku yang langsung membuatnya terdiam
“Hwanie~ah, waeyo? Apa kau
tidak mau?” tanya ku memastikan
“Aniyo... aku mau, kalau
begitu aku mau mandi dulu. Apa mereka juga akan makan malam bersama kita?”
tanyanya sambil menunjuk ke arah Hyun Sun dan Rae Suk yang berdiri disamping
meja makan. Aku menoleh ke arah mereka berdua lalu tersenyum, “Jika mereka
mau..”
Aku kembali menuju dapur
untuk menyiapkan makan malam dibantu oleh Rae Suk dan Hyun Sun, sedangkan
hwanie kembali ke kamar untuk membersihkan dirinya.
Rae Hwa POV
Sejujurnya aku bingung apa
yang harus aku katakan pada oppa, aku teringat akan kata-kata Shin usia bahwa
aku sudah tidak bisa mengkonsumsi makanan apapun selain bubur. Tapi, jika
tiba-tiba aku menolak.. maka oppa pasti akan curiga kepada ku. Lebih baik aku
mandi lalu meminum obatnya, setelah itu aku akan langsung tidur saja. Aku harap
oppa pasti paham akan kondisiku. Lima bulan lagi... dan aku akan pargi.
***
Aku bangun saat jam masih
menunjukkan waktu jam setengah lima pagi, walau masih sangat pagi aku
memutuskan untuk bangun dan membuka jendela gorden kamarku. Menatap suasana
kota Seoul saat masih shubuh. Aku melangkah menuju pintu beranda yang bisa
digeser setelah mengenakan jaket dan berdiri sambil memegang pagar disisinya,
angin pagi yang dingin membuat tubuhku mengigil, namun itu tidak mengurangi
niatku untuk terus menatap pemandangan yang mungkin tidak akan kujumpai lagi.
“Daebak..! walau lampu sudah
banyak yang mati, namun kabut yang menyelimutinya sungguh membuat indah..
kenapa aku tidak pernah melakukan ini dari dulu ya?” gumamku heran
Setelah puas memandang
pemandangan pagi kota Seoul, aku pun kembali masuk ke dalam kamar. Karena jam
tujuh masih lama, aku pun keluar kamar dan menuju kamar hae oppa.
Aku memang tidak masuk ke
dalam kamar hae oppa, hanya berdiri mematung didepan pintu yang ku buka
sedikit. Hanya ingin memandangnya, karena mungkin aku akan sangat merindukan
wajah itu.
“Oppa... jika aku pergi, kau
jangan sedih ne? Bahagialah kalian semua walau aku tidak ada,” ucapku lirih
lalu kembali menutup pintu kamarnya dan kembali ke kamarku.
Pukul 07.00 KTS..
Author POV
Semua sudah tertata dengan
rapi dan bersih, hwanie yang mengerjakan semuanya.
“Cha! Selesai semuanya...
fiuh, akhirnya...” ucap hwanie bangga sambil mengusap peluh yang mengalir
didahinya.
“Waah... daebak! Apa kau
yang memasak ini semua?” tanya Donghae sambil menarik banggu dan mengambil
sumpit lalu mencicipi sedikit makanan buatan hwanie. “Mashita..!” serunya
senang
“Oppa... apa aku boleh ikut
denganmu ke dorm? Aku rindu dengan para oppadeul, aku ingin bermain game dengan
Kyuhyun oppa,” ucap hwanie
“Ne... kau boleh ikut, lagi
pula hari ini kau libur.” Ujar Donghae sambil mengunyah semua makanan yang
disediakan oleh hwanie. “Kau tidak makan?” tanya Donghae membuat hwanie
berhenti memandang Donghae yang sedang makan masakannya dengan lahap.
“Ah.. aku sudah makan tadi,”
jawab hwanie
Setelah menghabiskan
sarapannya, Donghae dan hwanie pun membersihkan piring-piring yang kotor.
“Oppa... kalau aku pergi dan
tidak kembali lagi, apa oppa akan sedih?” tanya hwanie disela-sela mengelap
piring
“Memangnya kau akan pergi
kemana? Kau kan tidak akan bisa pergi jauh-jauh dariku,” canda Donghae yang
langsung disambut pukulan ringan dibahunya. “Aku serius...”
Donghae menghela nafas
sejenak, “Ne.. aku akan sangat sedih, karena kau adalah keluargaku
satu-satunya. Jika misalkan hal itu terjadi, maka aku akan sangat terpukul..”
jawab Donghae sendu. Hwanie melihat mata Donghae sedikit berkaca karena
mengucapkan itu, tiba-tiba muncul rasa sesak yang menyerang dadanya ketika
melihat ekspresi oppanya.
“Waeyo? Kenapa tiba-tiba kau
bertanya seperti itu?” tanya Donghae sambil mengeringkan tangannya dengan lap
bersih. “Ani.. bukan apa-apa,”
Donghae tersenyum lalu
mengacak rambut hwanie, “Cepat selesaikan.. lalu kita segera pergi ke dorm,”
@Dorm SUJU
“Annyeong...” sapa hwanie
ramah sambil membungkukkan badanya menyapa setiap member
“Ahh... hwanie~ah, kau sudah
sehat... bogoshipo,” ucap teukie sambil memeluk hwanie erat
“Ya.. ya! Hyung, apa kau
ingin membunuhnya eoh? Lepaskan... lagi pula, apa kau tidak sadar bahwa ada
seseorang yang menatap tidak suka pada tingkahmu?” ucap Sungmin
Teukie melepas pelukannya,
“Jinjja? Nuguya?”
Semua mata langsung menatap
ke arah hyukie yang sedang asik menikmati susu strawberrynya. “Waeyo?” tanyanya
yang merasa ditatap oleh semua mata yang ada disitu
Eunhyuk POV
Aish! Kenapa semuanya
menatapku begitu, aku tau ini pasti gara-gara Sungmin. Ku lihat dia sempat
menahan tawanya setelah mengucapkan itu. Ck! Ternyata kau sudaha ketularan
evilnya si Kyuhyun, Lee Sungmin.
“Oppadeul... aku ingin
bertanya pada kalian, misalkan salah satu ELF meninggal... apa kalian akan
sedih?” tanya hwanie tiba-tiba
“Mwo?! Pertanyaan macam apa
itu, tentu saja kami sangat sedih.. karena ELF bagi kami adalah keluarga,”
jawab teukie dan diikuti oleh anggukan semua member
“Waeyo? Apa ada temanmu yang
meninggal.. dan dia adalah ELF?” tanya wookie
“Ani... aku hanya bertanya
saja,”
“Mungkin dia sedang terkena
syndrom aneh karena kabut pagi kota Seoul,” ujar Kyuhyun
“Ya! Evil maknae, memangnya
kau pikir dongsaengku itu sudah gila seperti mu...” ucap Donghae sambil
melemparkan bantal sofa ke arah Kyuhyun
Apa maksud dari
pertanyaanmu, hwanie? Apa akan terjadi sesuatu lagi padamu?.
Aku menggeleng-gelengkan
kepala ku dengan cepat, mengusir semua dugaan-dugaan yang memperburuk
pikiranku.
“Oppa... apa ada yang kau
inginkan jika sedang bersamaku?” tanya hwanie tiba-tiba saat sudah duduk
dihadapanku. “Ah.. itu.. tidak ada,”
“Jinjja? Gojitmal!”
Aku mengusap mukaku pelan,
“Ne.. mungkin kalau ada yang ku inginkan saat dengan dirimu, maka aku akan mengucapkannya
langsung... saat hanya ada aku dan dirimu saja,” jelasku sambil meninggalkannya
pergi.
“Huft... apa memang sudah
saatnya aku berbicara jujur padanya?” gumamku setelah sampai dikamarku, aku
membuka sedikit pintu kamarku dan melihat hwanie sedang bercanda dengan member
lain.
***
“Ya! Hyukie~ah, bisakah kau
menemani hwanie jalan-jalan? Kami sedang tidak bisa menemaninya...” titah
teukie hyung mengagetkanku yang sedang membaca
“Naega?” tanya ku memastikan
“Ne.. Lee Hyuk Jae,” ucap
teukie hyung yang langsung keluar kamarku
Sepuluh menit kemudian, aku
keluar dari kamarku dan mengambil sepatuku. Sesaat ku lihat semua member sibuk
dengan kegiatan mereka masing-masing, biasanya mereka akan bertanya kemana aku
akan pergi. Tapi.. entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh disini.
“Menunggu lama?” tanyaku
ketika sudah sampai basemant.
Hwanie menggeleng pelan,
“Ani...”
“Memangnya kau ingin kemana,
eoh?”
“Kemana saja, emm... ke
tempat yang oppa suka..”
Aku tersenyum, “Arraso..
kajja,” ajakku padanya.
Rae Hwa POV
Hyukie oppa mengajakku ke
tempat favoritenya, kira-kira seperti apa ya? Ahh.. kami seperti sepasang
kekasih saja.
Aku menoleh ke samping dan
memperhatikan hyukie oppa, aku memang menyukainya... entah sejak kapan, namun..
perasaanku ku pendam karena aku tidak ingin melihatnya bersedih. Aku ingin
melihatnya bahagia.. walaupun tidak denganku.
“Sudah sampai...” ucap
hyukie oppa ketika membukakan pintu mobil untukku
“Ah.. jinjja? Gomawo..”. aku
keluar dan melihat tempat favorite hyukie oppa.
Cantik. Itulah kata yang
pertama kali terlintas dikepalaku ketika mengetahui tempat favoritenya, sebuah
taman yang memang biasa saja. Hanya saja.. entah kenapa terkesan mempesona.
“Apa oppa sering berkunjung
kemari?”
“Ye, aku sering kemari..
karena meskipun ini adalah taman tapi, sangat jarang ada orang yang berkunjung
kemari. Maka dari itu aku menyukai tempat ini,” ucapnya sambil menarikku menuju
ke sebuah jembatan kayu yang digunakan untuk menyebrangi sungai kecil
dibawahnya.
Kami berhenti tepat ketika
berada ditengah jembatan dengan nafas sedikit tersengal.
“Lihat kesana...” tunjukknya
ke arah ujung anak sungai, awalnya tidak terlihat apapun.. karena tertutup oleh
kabut. Namun, perlahan.. seiring menipisnya kabut aku bisa melihat dengan jelas
sebuah bukit bunga yang mungkin hyukie oppa tunjuk tadi.
“Neomu yeopo...” ucapku
kagum melihat bukit bunga yang berwarna-warni dilihat dari tempat kami berdiri.
“Kau.. adalah orang
pertama.. yang ku tunjukkan hal ini,” ucapnya sambil menatap ke arah bukit
bunga. Aku menoleh karena mendengar perkataanya.
Hyukie oppa membalikkan
badannya dan menghadapku, begitupula dengan diriku.
“Hwanie~ah, emm...
sebenarnya.. aku..”
“Nado saranghae..” potongku
cepat membuatnya terkejut. “Ba.. bagaimana kau tau, aku kan belum mengatakannya..”
“Oppa pernah mengatakannya,
ketika oppa menginap diapartement kami. Walaupun saat itu aku tertidur, namun
aku bisa mendengar apa yang oppa katakan..”
“Jinjja?! Aigoo.. aigoo..
benar-benar memalukan,” ucapnya salah tingkah lalu membalikan badannya kembali
ke arah bukit bunga. Aku tersenyum lalu mendekat dan memeluk tubuhnya erat.
“Gomawo...” ucapku yang
dibalas pelukan juga olehnya.
Author POV
Sejak saat itu, mereka
berdua sering terlihat bersama. Terkadang tingkah mereka membuat member yang
lain curiga, ya! Meskipun mereka menjadi sepasang kekasih namun tidak ada yang
tau. Ahh... maksudnya hanya dua orang beruntung yang mengetahuinya, yaitu
Sungmin dan Suho.
Namun.. meskipun mereka
berdua sudah menjadi sepasang kekasih, hwanie tidak pernah sekalipun menceritakan
tentang penyakitnya. Tidak kesiapapun itu, baik Donghae maupun kedua
sahabatnya.
Hari ini.. sudah tepat tiga
bulan, dan entah sudah keberapa kalinya hwanie sering cek up tentang
kesehantannya. Seperti hari ini... dia datang lagi ke rumah sakit Seoul.
“Annyeong.. usia,” sapa
hwanie
Shin usia tersenyum, “Wah..
kau datang lima menit lebih awal dari jadwalmu, nak..” sapanya. Shin usia
adalah seorang yeoja yang sudah berumur, bahkan mungkin sekitar empat puluh
tahun lebih.
Hwanie tersenyum, “Ne.. karena
aku sudah ada janji dengan teman-temanku,”
“Sepertinya hidupmu sangat
menyenangkan, apa benar kau masih ingin memilih jalan yang terburuk? Maksudku..
kau tidak ingin mengubah pikiranmu?” tawar Shin usia
Hwanie menggeleng pelan,
“Ani.. keputusanku sudah bulat, biarkan aku menjalaninya dengan senang hati.
Walaupun aku tau, mungkin aku terlalu bodoh karena memilih jalan ini.. walaupun
ada jalan yang lebih baik,” desah hwanie pelan
“Geure.. ayo, ikut aku untuk
melakukan pemeriksaan..”, ajak Shin usia memasuki ruang pemeriksaan diikuti
oleh hwanie.
***
“Ya! Apa aku boleh
menanyakan sesuatu pada kalian berdua?” tanya hwanie
“Ne..” jawab Hyun Sun dan
Rae Suk
“Adakah permintaan kalian
yang belum terkabul?” tanya hwanie lagi
“Emm... ada. Yaitu mengikuti
para oppadeul melakukan world tour atau, saat super show..” jawab Hyun Sun
Hwanie mengangguk paham,
“Kalau kau?”
“Aku... hehe, cukup dengan
selalu berada disisi Donghae oppa.. aku sudah sangat senang,”
“Geure... aku harap semua
permintaan itu akan terkabul,” ucap hwanie sambil menyesap cappuchinonya
“Kau sendiri? Apa ada
permintaan yang belum terkabul?” tanya Rae Suk
“Ya! Tentu saja dia akan
menjawab tidak ada. Lagi pula, dia sudah sangat bahagia dengan apa yang dia
miliki sekarang... menjadi salah satu dongsaeng dari member SUJU, yang bahkan
kita baru mengetahuinya beberapa bulan yang lalu. Padahal, kita sudah berteman
dengannya sudah lebihd dari tiga tahun... lalu...” perkataan Hyun Sun
menggantung karena mengingat-ingat sesuatu
“Ani... aku memiliki
permintaan yang belum terkabul,” potong hwanie cepat
“Jinjja? Mwoya?” tanya Hyun
Sun penasaran
Hwanie tersenyum sejenak
lalu mengalihkan pandangannya keluaar jendela cafe`. “Bertemu dengan appa...
dan eomma...” ucap hwanie lirih seketika itu, suasana menjadi hening sesaat
“Ya.. ya! Apa maksud
ucapanmu eoh, kau membuat kami takut saja dengan perkataanmu itu...” sela Rae
Suk mencoba mencairkan suasana
“Mianhae... aku hanya
bercanda saja..” jelas hwanie sambil tertawa pelan diikuti oleh kedua
sahabatnya.
Rae Hwa POV
Setelah menghabiskan waktu
bersama kedua sahabatku, aku langsung bergegas kembali ke apartement. Karena
aku yakin, hae oppa pasti sudah menungguku.
“Aku pulang...” ucapku
ketika sampai
“Oh! Kau sudah kembali,
bagaimana? Apa menyenangkan?” tanyanya sambil mengaduk sup lalu menoleh ke arah
ku, aku mengangguk cepat mengiyakan.
“Geure? Syukurlah kalau
begitu...” ucapnya sambil tersenyum
Aku menarik sebuah kursi
yang ada dipantry dapur, lalu duduk sambil memperhatikan hae oppa memasak.
Akhir-akhir ini hae oppa lebih sering meluangkan waktunya untukku, walaupun dia
sendiri sedang sibuk dengan jadwalnya. Tanpa ku sadari sudut bibirku tertarik
keatas membuat lengkungan kecil.
“Apa kau bahagia, menjadi
kekasihnya? Sampa-sampai kau tersenyum sendiri seperti itu,” ucap hae oppa yang
ternyata sudah ada dihadapanku
“Mwo? Aish! Oppa kau
mengagetkanku saja, apa maksud perkataanmu?”
“Eyy~ aku tau yeoja kecilku
ini, sudah menjalin hubungan khusus dengan sahabatku. Walaupun kau
menyembunyikannya dengan baik, tapi si monyet itu menunjukkan sedikit keanehan.
Maka dari itu, aku tau bahwa diantara kalian pasti sudah terjadi sesuatu...
benar kan?” jelasnya panjang lebar membuatku menganga
Aku menghembuskan nafas
pelan, lalu mengangguk mengiyakan. “Geure... kau menang.. kau menang...”
Hae oppa lantas berseru
senang karena telah mengetahui rahasia hubunganku, setidaknya.. dia tidak
mengetahui rahasiaku yang lain.
“Ah! Aku perhatikan..
akhir-akhir ini, kau sering pergi sendiri. Kalau boleh tau, kemana kau saat
itu?” tanyanya mengagetkanku
“Rahasia..” jawabku singkat
sambil memeletkan lidahku dan berlari meninggalkannya
***
Kalender yang ku gantung
didinding kamarku sudah nyaris penuh akan tanda ‘X’ berwarna merah. Hemm..
sepertinya, aku memang sudah berniat untuk mati dari awal. Aku senang
setidaknya semua berjalan dengan baik disaat-saat terakhirku.
Satu bulan lagi... dan tidak
ada yang curiga, walaupun aku melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun,
tanpa mereka sadari.. aku selalu menahan rasa sakit yang amat menyiksaku. Jika
hal itu terjadi, maka aku akan berlari menuju kamar mandi sambil menyalakan
shower supaya tidak ada yang mendengar rintihanku.
“Hwanie~ah.... kajja, kau
sudah ditunggu oleh Hyun Sun dan Rae Suk. Bukankah hari ini adalah hari
kelulusanmu? Kenapa kau terlihat santai sekali, eoh?” keluh hae oppa sejak
sejam yang lalu.
“Arra.. arra.. oppa, kau
cerewet sekali! kau malah membuatku gugup, aigoo... dimana mantel sekolahku?”
tanyaku bingung
Ya! Hari ini, aku adalah
hari kelulusanku dari Shinwa senior high school. Tanpa ku sadari, aku bisa
sampai tahap ini. Meskipun tidak mudah membuat tubuhku sekuat mungkin agar bisa
bertahan sampai detik ini.
Argh..! aku mendesis pelan,
ketika sedang mengenakan sepatuku. Dan itu cukup membuat Hyun Sun, Rae Suk, dan
hae oppa sontak menoleh kepadaku.
“Gwaenchana?” tanya hae oppa
sambil memegang bahuku. Aku menghembuskan nafas pelan lalu mengangkat wajahku
untuk menatapnya dan mengangguk.
“Syukurlah... kajja,”
titahnya sambil menuntunku berdiri. “Kau sudah meminum obatnya kan?” tanyanya
lagi. Dan lagi-lagi aku mengangguk
Eunhyuk POV
Upacara kelulusan hwanie
berjalan dengan tenang, sesekali ku melihat ke arah hwanie yang terlihat seperti
menahan sesuatu. Apa dia baik-baik saja?
“Waeyo? Sejak tadi ku
perhatikan, kau terus menerus melihatnya.. apa kau merindukannya?” tanya hae
yang sontak membuatku menoleh kearahnya
“Ah? Ani...” jawabku singkat
“Lihat-lihat.. hwanie sudah
naik ke atas panggung,” seru hae sambil menunjuk ke arah panggung. Aku pun ikut
melihat ke arah panggung, dan tersenyum simpul.
“Chukhahaeyo..!” seruku
sambil memeluknya dan mengecup pipinya sekilas, begitu upacara itu selesai
“Omo! Ya! Oppa, ini
disekolah.. kau membuatku malu!” protesnya sambil memegangi pipinya. Aku
terkekeh pelan.
“Apa hae oppa tidak
bersamamu?” tanyanya sambil menoleh ke sisi kanan dan kiriku
“Waeyo? Apa kau mencariku...
Lee Rae Hwa?” tanya hae yang tiba-tiba muncul dan langsung merangkul hwanie.
“Cih! Pede sekali kau, aku
pikir kau sedang bersama yeojamu..” ucap hwanie
“Ah.. geure, apa kau
menyuruhku untuk menghampirinya saat ini juga? Shireo! Aku lebih mengutamakan
my dongsaeng.. dibanding yeojaku, lagipula.. saat ini dia sedang bersama dengan
keluarganya.” Jelas hae
“Ah.. bagaimana, kalau kita
merayakan kelulusan hwanie. Aku akan mentraktir kalian, kajja! Kita datang ke
cafe` ku” ajakku
“Apa kau baik-baik saja?
Sejak kapan kau berubah menjadi tidak pelit?” goda hae yang ku balas dengan
menyikut ringan perutnya. Hwanie tertawa melihat tingkah kami.
Tidak menempuh waktu lama
untuk menuju cafe` milikku, setelah sampai.. kami langsung mencari tempat duduk
yang nyaman. Terutama untukku dan hae, supaya bisa melepaskan penyamaran kami.
“Ckck... apa ini tidak
keterlaluan? Aku seperti pengganggu kencan kalian saja,” ucap hae iri
“Waeyo? Kau iri pada kami,
haha... kasian sekali kau.” Ejekku padanya yang sukses membuatnya mendelik
padaku. “Uuhhh... menakutkan sekali kau dengan tatapan seperti itu,” candaku lagi
yang langsung membuatnya menendang kakiku.
“Itu pembalasan..” desisnya
pelan
***
Auhtor POV
Saat ini, hwanie sudah
terbaring lemah dengan selang infus dan alat bantu pernafasan yang kini
terpasang ditubuhnya. Tentu saja, dibantu dengan alat pendeteksi detak jantung.
Dia sudah seminggu berada dirumah sakit, tanpa ada yang mengetahuinya. Donghae
dan hyukie... mereka sedang melakukan world tour. Hyun Sun... dia sedang
menikmati permintaanya yang sudah berhasil terkabul karena usaha keras hwanie
mencoba berbagai cara tanpa Hyun Sun sadari, begitupun dengan Rae Suk. Hwanie
mengetahui, bahwa Rae Suk dan Donghae sedang mempersiapkan pernikahan mereka.
Bahkan kabarnya, mereka akan menikah setelah Donghae kembali dari melakukan
world tour-nya. Dan, itu semua membuat hwanie tersenyum puas.
“Waeyo?” tanya Suho padanya
Hwanie membuka matanya
perlahan, entah kenapa.. dia akhirnya memberitahukan hal yang akan terjadi pada
orang yang dekat dengannya sejak kecil yaitu Suho. Dengan catatan, dia tidak
boleh memberitahukannya pada siapapun.
“Oppa... bisakah membuka
laci kedua dinakas itu?” pinta hwanie lemah namun masih dapat didengar.
Suho menuruti permintaan
hwanie dan membuka laci kedua pada nakas yang terletak disamping ranjang
hwanie. Ternyata, dilaci itu sudah ada map yang berisi hasil pemeriksaan yang
selama ini hwanie lakukan. Dan ada sepucuk surat untuk Donghae yang sudah
ditulisnya sebelum dia memasuki rumah sakit.
“Bisakah kau menolongku?
Tolong berikan semua itu pada hae oppa, ketika dia kembali...” ucap hwanie
lirih
Suho terdiam dan menangis..
“Waeyo? Kenapa kau memlihi jalan ini, tidakkah kau sadar.. kau.. kau sudah
membuat kami semua kecewa dan terluka! Hwanie~ah..” ucap Suho disela-sela
tangisannya
“Mianhae... akupun tidak
tau, kenapa aku memilih jalan ini oppa. Yang ada dipikiranku saat ini
hanyalah... sebentar lagi, aku akan bertemu dengan appa... dan eomma..”
“Ya! Kau tidak harus
melakukan ini, kau membuat alasan yang tidak masuk akal! Apa hanya karena
masalah itu, kau ingin mati dengan sia-sia?!” ucap Suho frustasi
Hwanie tersenyum dan menutup
matanya perlahan, “Aku sudah cukup bahagia karena mereka, dan... aku pun sudah
membalas kebaikan mereka. Berkorban... artinya terkorban, oppa..” ucap hwanie
lirih
Detik berikutnya yang
terdengar adalah suara detektor jantung yang berbunyi dan suara tangisan Suho
yang terisak namun tersirat kesedihan yang sangat.
EPILOG
Semua member SUJU baru saja
merayakan kesuksesan mereka setelah menyelesaikan world tour mereka yang ke-8.
Semua orang yang ada disana, tampak sangat gembira tanpa kurang satupun.
“Hae~ah, apa hwanie tidak
kau ajak kemari?” tanya teukie pada Donghae. “Aku sudah mengajaknya, bahkan aku
sudah menelfonnya sesaat setelah sampai dibandara.” Jawab Donghae
“Geure... mungkin dia sedang
sibuk atas launching bukunya, aku dengar... dua minggu yang lalu. Saat kita
berada di LA, dia sedang mengadakan launching buku lagi..” ucap Hyun Sun
“Jinjja? Lantas kenapa aku
tidak tau?” tanya Donghae heran
“Karena kau terlalu sibuk
dengan perform...” jawab Rae Suk
“Hyung... kenapa kau tidak
langsung berlari menjemput yeojamu?” tanya Kyuhyun menggoda hyukie
“Ah... geure, tapi
sepertinya aku tidak enak meninggalkan kalian..” jawab hyukie tenang
“Apa kedatangan kami
menganggu kalian?” tanya Dio yang datang bersama Suho
“Ani... kemari, bergabunglah
dengan kami..” ucap teukie. Dio dengan senang hati ikut menarik kursi dan duduk
disamping Hyun Sun
“Suho~ya, waeyo? Kenapa
mukamu murung seperti itu?” tanya Kyuhyun heran
Suho tersadar, lalu berjalan
mendekati Donghae. “Hyung... ini... untukmu,” ucap Suho dengan suara parau dan
menundukkan pandangannya
“Apa ini dari dongsaengku?
Aigoo.. manis sekali,” ucap Dongahe sambil menerima shoping bag yang diberikan
oleh Suho sambil tersenyum. Namun seketika itu, senyuman Donghae langsung menghilang
begitu mengetahui apa yang ada dalam bingkisan tersebut.
Donghae mengeluarkan semua
kertas-kertas itu dan sekilas membacanya dengan perasaan bingung lalu dia
menemukan surat dari hwanie dan membukanya dengan perasaan tak menentu.
Annyeong... oppa, saat kau
membaca ini mungkin aku sudah tidak ada. Kau tau maksudku kan? Ne, aku sudah
menyusul appa dan eomma.
Oppa.. mianhae, jeongmal
mianhae.. karena aku merahasiakan tentang penyakitku yang ternyata bertambah
parah. Sebenarnya, bisa saja aku dioperasi dan sembuh total. Namun, oppa sudah
tau bukan bahwa permintaan ku sejak lama yang belum terkabul adalah bertemu
dengan appa dan eomma.
Sampaikan permintaan maafku
pada Hyun Sun dan Rae Suk. Ne.. ah! Jangan lupa sampaikan pada hyukie oppa
bahwa aku sangat menyesal karena belum bisa membuatnya bahagia.
Dan... terima kasih untuk
semuanya, oppa. Oppa sudah banyak membantu dan menjaga ku walau oppa sangat
sibuk dengan jadwal bersama member SUJU.
Ah.. ye! Apa world tour
kalian berjalan dengan baik? Aku harap begitu. Oppa.. menikahlah dengan Rae Suk
ne dan buatkan aku keponakan yang lucu.. ^_^
Aku akan selalu melihat
kalian meski aku tidak ada, tapi.. aku masih akan selalu berada dihati oppa dan
mereka kan?
Gomawo telah menjadi my idol...
saranghae... my kyeopta oppa...
Your little dongsaeng
Lee Rae Hwa
Seketika itu, donghae
langsung membeku ditempat duduknya. Rae Suk yang ikut membaca surat itu lantas
langsung menangis.
“Ya.. ya.. waeyo? Apa ada
yang salah?” tanya teukie heran dan langsung menghampiri Donghae lalu membaca
surat dari hwanie dengan keras.
“Katakan... katakan bahwa
itu semua hanya lelucon,” desis Donghae tertahan sambil mencengkram ujung baju
milik Suho, namun Suho sama sekali tidak merespon pertanyaan Donghae dia
sendiripun sibuk mengatur emosinya yang keluar kembali karena mengingat hal
itu.
“KATAKAN, SUHO~YA!” bentak
Donghae sambil berdiri dan menghadap Suho lalu mengguncangkan bahu Suho
kencang. “Mianhae...” hanya kata itulah yang keluar dari mulut Suho
“ANDWAE...! hwaniea~ah...
waeyo?! Kenapa kau melakukan itu padaku, apa ini karena perlakuanku
terhadapmu?” ucap Donghae parau sambil menangis
Suasana yang awalnya bahagia
pun langsung berubah setelah mendengar tentang berita kematian hwanie yang
mengejutkan mereka.
3 years later...
Pemakaman umum tersebut
adalah tempat peristirahatan hwanie yang terakhir, dia dikuburkan tepat
disamping makam kedua orang tuanya.
Sejak kematian hwanie yang
secara tiba-tiba tersebut, memang membuat semuanya syok. Termasuk bagi Donghae.
Tapi seiring berjalannya waktu, kesedihan itupun menghilang sedikit demi
sedikit.
Seperti saat ini, Donghae
dan Rae Suk sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Dong
Suk. Lee Dong Suk. Namja kecil yang tampan dan manis itu adalah hadiah untuk
hwanie meski dia tidak tau. Tidak hanya mereka berdua, wookie dan Hyun Sun pun
datang berkunjung. Mereka sudah bertunangan dan akan menyusul jejak Donghae dan
Rae Suk.
Eunhyuk? Dia tentu saja
datang berkunjung, bahkan dia yang setiap hari mengunjungi makam hwanie bersama
dengan Suho ataupun Sungmin.
“Hyuki~ah, kajja... apa kau
akan terus seperti ini? Ini sudah tiga tahun berlalu,” ajak Donghae sambil
membenarkan kaca mata hitamnya.
Hyukie berdiri setelah puas
bercerita pada hwanie, “Mian... aku memang masih belum bisa melupakannya. Aku
bahkan merasa... saat ini hwanie sedang berada disekitar sini. Memperhatikan
kita dari jauh,” ucap hyukie sambil mengusap air matanya yang sudah mengering
dan memakai kembali kaca mata hitamnya.
“Ne.. aku juga merasakan
kehadirannya...” ucap Donghae sambil menerawang lurus ke depan dan tiba-tiba
melihat bayangan hwanie yang tengah tersenyum padanya. Donghae membalas
senyuman itu.
Detik berikutnya bayangan
itu menghilang karena terkena angin yang berhembus dengan kencang.
“Uljimma...”
Semuanya tertegun ketika
mendengar kata-kata yang terbawa oleh angin tersebut. Lantas mereka semua
menengadah ke langit. “ne, hwanie~ah...” ucap mereka serempak sambil tersenyum
THE END
0 komentar