it's my new world

follow your heart

Latest Posts

My idol... [part 7]

By 07.47 ,

Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
          Lee Rae Hwa OC
          Lee Donghae
Other cast : Kang Rae Suk OC
                    Kang Hyun Sun OC
                    Kim Ryeowook
                    Lee Sungmin
                    Kim Junmyun a.k.a Suho
                    Do Kyungsoo a.k.a Dio
Genre : romance, comedy, little sad, friendship, chapter

Annyeong...! mungkin ini akan jadi part terakhir dicerita ini, huft.. akhirnya sampai juga ditahap ini. Semoga kalian menyukainya, dan jangan lupa RCLnya.. gomawo,

========Happy Reading========
Suasana yang tercipta saat ini benar-benar membuat hwanie bingung untuk mengambil keputusan yang harus dibuatnya. Beberapa kali dia menatap ke arah Shin usia mencoba menyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja didengarnya adalah suatu kebohongan.
“Apa... tidak ada cara lain?” tanya hwanie
“Tidak ada... itu adalah jalan satu-satunya jika kau memang ingin sembuh total, lagipula... kondisimu yang tidak stabil juga mempengaruhinya,”
Hwanie mendesah pelan berusaha menguatkan dirinya, “Jika aku tidak ingin dioperasi, resiko apa yang akan terjadi?”
Shin usia menghela nafas panjang, “Kau bisa bertahan sekitar lima bulan dengan kondisi organ yang nyaris membusuk seperti itu, dan kau mulai detik ini.. harus mengkonsumsi bubur supaya ususmu tidak terlalu keras untuk mengolah makanan yang masuk....” jelas Shin usia
Hwanie memperhatikan setiap kata yang dikatakan oleh Shin usia dengan teliti.
“Kau masih muda aghassi... kenapa kau lebih memilih jalan yang paling dihindari oleh semua orang? Kau bisa sembuh dan...” Shin usia menggantung perkataanya sambil menatap hwanie
“Biarkan aku yang memutuskan karena ini adalah hidupku,” potong hwanie cepat
“Arra.. arra... dan selama lima bulan dari sekarang, jangan melakukan aktivitas yang berlebihan.. dua minggu sekali datang kemari supaya aku bisa mengontrol kondisimu, aku tau kau tidak akan mau jika harus kembali dirawat disini kan?”
“Ne..”
“Ini.. ambilah diapotek, itu adalah obat yang bisa sedikit menahan rasa sakitmu dan menguranginya. Ingat.. obat yang aku berikan hanya untuk mencegah, bukan untuk menyembuhkan,” ucapnya sambil menyerahkan kertas yang beisi resep obat yang harus hwanie ambil. Hwanie berdiri  lalu membungkuk memberi hormat sebelum dirinya pergi meninggalkan ruangan Shin usia.

Donghae POV
Ahh... aku senang sekali, hari ini jadwalku tidak terlalu sibuk dan aku bisa pulang lebih awal untuk memasak makan malam untukku dan hwanie.
Kegiatanku mengaduk sup ayam kesukaan hwanie terhenti karena tiba-tiba saja ada yang menekan bel pintu apartement. Sesaat aku melihat siapa tamu tersebut dan tersenyum lebar begitu tau yang datang adalah Hyun Sun dan Rae Suk.
“Eoseyo oseyo.. my lady and Hyun Sun,” sapaku ramah sambil menunjukkan senyum ku
Tanpa memperdulikan sapaanku, mereka berdua langsung menerobos masuk dan menuju kamar hwanie. Aku memperhatikan tingkah mereka yang seperti mencari sesuatu, tanpa memperdulikan mereka berdua aku kembali ke dapur untuk melanjutkan membuat makan malam.
“Oppa... apa hwanie belum pulang?” tanya Rae Suk
“Bukankah seharusnya dia bersama kalian?” tanyaku balik tanpa menoleh ke arahnya
“Tapi, dia menghilang saat istirahat...” timpal Hyun Sun yang sukses membuatku menghentikan aktivitas ku dan mendekati merek berdua setelah mematikan kompor.
“Mwo? Maksud kalian... hwanie membolos?”
“Ani... dia tidak sepenuhnya membolos, hanya saja saat jam istirahat pertama dia langsung keluar kelas dan berlari entah kemana. Bahkan dia tidak kembali sampai jam pelajaran usai,” ucap Rae Suk menjelaskan
“Apa kalian sudah mencoba menghubunginya?”
“Ye, tapi tidak pernah ada respon darinya..” jawab Hyun Sun
Tanpa pikir panjang aku menuju kamar untuk mencari benda persegi yang sering ku gunakan, setelah menemukannya aku langsung menghubungi nomer pertama dalam panggilan cepatku.
“Yeoboseyo, hyukie~ah.. apa kau tau kemana biasanya hwanie pergi?”
“.....”
“Ne, sejak jam istirahat pertama dia tidak kembali ke kelas hingga jam pelajaran usai.”
“.....”
“Ye, gomawo...”
Klik..!
Aku kembali ke meja makan dan menarik sebuah bangku kosong sambil memijat keningku.
“Aku pulang...” sapa sebuah suara yang langsung membuatku, Rae Suk dan Hyun Sun berdiri dan menatap orang tersebut
“Waeyo? Kenapa muka kalian seperti itu?” tanyanya polos
Aku mendekat dan memegang kedua bahunya sambil memperhatikan jika tidak terjadi apa-apa padanya. “Gwaenchana?”
Dia tersenyum sambil melepaskan peganganku pada kedua bahunya, “Ne, oppa... apa kalian semua menghawatirkan aku? aigoo.. aku hanya ke rumah sakit untuk mengambil obat,” jelasnya membuat ku lega
“Apa penyebab kau kesakitan tadi pagi karena tidak minum obat?” tanya Hyun Sun
Hwanie mengangguk, “Bukan tidak minum, tapi belum minum karena aku abru sadar bahwa ternyata obatku sudah habis dan aku belum mengambil yang baru. Maka dari itu aku langsung berlari keluar ketika jam istirahat,”
“Selama itu kah? Bukankah jarak dari rumah sakit sampai sekolah kita tidak terlalu jauh?” tanya Rae Suk
“Kau pikir.. aku tidak mengantri, saat itu antrian sangat panjang... jadi wajar saja kalau aku lama,”
Aku tersenyum sambil mengacak rambutnya pelan, “Apa kau lapar? Oppa sudah memasakkan makanan kesukaanmu,” ucapku yang langsung membuatnya terdiam
“Hwanie~ah, waeyo? Apa kau tidak mau?” tanya ku memastikan
“Aniyo... aku mau, kalau begitu aku mau mandi dulu. Apa mereka juga akan makan malam bersama kita?” tanyanya sambil menunjuk ke arah Hyun Sun dan Rae Suk yang berdiri disamping meja makan. Aku menoleh ke arah mereka berdua lalu tersenyum, “Jika mereka mau..”
Aku kembali menuju dapur untuk menyiapkan makan malam dibantu oleh Rae Suk dan Hyun Sun, sedangkan hwanie kembali ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Rae Hwa POV
Sejujurnya aku bingung apa yang harus aku katakan pada oppa, aku teringat akan kata-kata Shin usia bahwa aku sudah tidak bisa mengkonsumsi makanan apapun selain bubur. Tapi, jika tiba-tiba aku menolak.. maka oppa pasti akan curiga kepada ku. Lebih baik aku mandi lalu meminum obatnya, setelah itu aku akan langsung tidur saja. Aku harap oppa pasti paham akan kondisiku. Lima bulan lagi... dan aku akan pargi.

***
Aku bangun saat jam masih menunjukkan waktu jam setengah lima pagi, walau masih sangat pagi aku memutuskan untuk bangun dan membuka jendela gorden kamarku. Menatap suasana kota Seoul saat masih shubuh. Aku melangkah menuju pintu beranda yang bisa digeser setelah mengenakan jaket dan berdiri sambil memegang pagar disisinya, angin pagi yang dingin membuat tubuhku mengigil, namun itu tidak mengurangi niatku untuk terus menatap pemandangan yang mungkin tidak akan kujumpai lagi.
“Daebak..! walau lampu sudah banyak yang mati, namun kabut yang menyelimutinya sungguh membuat indah.. kenapa aku tidak pernah melakukan ini dari dulu ya?” gumamku heran
Setelah puas memandang pemandangan pagi kota Seoul, aku pun kembali masuk ke dalam kamar. Karena jam tujuh masih lama, aku pun keluar kamar dan menuju kamar hae oppa.
Aku memang tidak masuk ke dalam kamar hae oppa, hanya berdiri mematung didepan pintu yang ku buka sedikit. Hanya ingin memandangnya, karena mungkin aku akan sangat merindukan wajah itu.
“Oppa... jika aku pergi, kau jangan sedih ne? Bahagialah kalian semua walau aku tidak ada,” ucapku lirih lalu kembali menutup pintu kamarnya dan kembali ke kamarku.

Pukul 07.00 KTS..
Author POV
Semua sudah tertata dengan rapi dan bersih, hwanie yang mengerjakan semuanya.
“Cha! Selesai semuanya... fiuh, akhirnya...” ucap hwanie bangga sambil mengusap peluh yang mengalir didahinya.
“Waah... daebak! Apa kau yang memasak ini semua?” tanya Donghae sambil menarik banggu dan mengambil sumpit lalu mencicipi sedikit makanan buatan hwanie. “Mashita..!” serunya senang
“Oppa... apa aku boleh ikut denganmu ke dorm? Aku rindu dengan para oppadeul, aku ingin bermain game dengan Kyuhyun oppa,” ucap hwanie
“Ne... kau boleh ikut, lagi pula hari ini kau libur.” Ujar Donghae sambil mengunyah semua makanan yang disediakan oleh hwanie. “Kau tidak makan?” tanya Donghae membuat hwanie berhenti memandang Donghae yang sedang makan masakannya dengan lahap.
“Ah.. aku sudah makan tadi,” jawab hwanie
Setelah menghabiskan sarapannya, Donghae dan hwanie pun membersihkan piring-piring yang kotor.
“Oppa... kalau aku pergi dan tidak kembali lagi, apa oppa akan sedih?” tanya hwanie disela-sela mengelap piring
“Memangnya kau akan pergi kemana? Kau kan tidak akan bisa pergi jauh-jauh dariku,” canda Donghae yang langsung disambut pukulan ringan dibahunya. “Aku serius...”
Donghae menghela nafas sejenak, “Ne.. aku akan sangat sedih, karena kau adalah keluargaku satu-satunya. Jika misalkan hal itu terjadi, maka aku akan sangat terpukul..” jawab Donghae sendu. Hwanie melihat mata Donghae sedikit berkaca karena mengucapkan itu, tiba-tiba muncul rasa sesak yang menyerang dadanya ketika melihat ekspresi oppanya.
“Waeyo? Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?” tanya Donghae sambil mengeringkan tangannya dengan lap bersih. “Ani.. bukan apa-apa,”
Donghae tersenyum lalu mengacak rambut hwanie, “Cepat selesaikan.. lalu kita segera pergi ke dorm,”

@Dorm SUJU
“Annyeong...” sapa hwanie ramah sambil membungkukkan badanya menyapa setiap member
“Ahh... hwanie~ah, kau sudah sehat... bogoshipo,” ucap teukie sambil memeluk hwanie erat
“Ya.. ya! Hyung, apa kau ingin membunuhnya eoh? Lepaskan... lagi pula, apa kau tidak sadar bahwa ada seseorang yang menatap tidak suka pada tingkahmu?” ucap Sungmin
Teukie melepas pelukannya, “Jinjja? Nuguya?”
Semua mata langsung menatap ke arah hyukie yang sedang asik menikmati susu strawberrynya. “Waeyo?” tanyanya yang merasa ditatap oleh semua mata yang ada disitu

Eunhyuk POV
Aish! Kenapa semuanya menatapku begitu, aku tau ini pasti gara-gara Sungmin. Ku lihat dia sempat menahan tawanya setelah mengucapkan itu. Ck! Ternyata kau sudaha ketularan evilnya si Kyuhyun, Lee Sungmin.
“Oppadeul... aku ingin bertanya pada kalian, misalkan salah satu ELF meninggal... apa kalian akan sedih?” tanya hwanie tiba-tiba
“Mwo?! Pertanyaan macam apa itu, tentu saja kami sangat sedih.. karena ELF bagi kami adalah keluarga,” jawab teukie dan diikuti oleh anggukan semua member
“Waeyo? Apa ada temanmu yang meninggal.. dan dia adalah ELF?” tanya wookie
“Ani... aku hanya bertanya saja,”
“Mungkin dia sedang terkena syndrom aneh karena kabut pagi kota Seoul,” ujar Kyuhyun
“Ya! Evil maknae, memangnya kau pikir dongsaengku itu sudah gila seperti mu...” ucap Donghae sambil melemparkan bantal sofa ke arah Kyuhyun
Apa maksud dari pertanyaanmu, hwanie? Apa akan terjadi sesuatu lagi padamu?.
Aku menggeleng-gelengkan kepala ku dengan cepat, mengusir semua dugaan-dugaan yang memperburuk pikiranku.
“Oppa... apa ada yang kau inginkan jika sedang bersamaku?” tanya hwanie tiba-tiba saat sudah duduk dihadapanku. “Ah.. itu.. tidak ada,”
“Jinjja? Gojitmal!”
Aku mengusap mukaku pelan, “Ne.. mungkin kalau ada yang ku inginkan saat dengan dirimu, maka aku akan mengucapkannya langsung... saat hanya ada aku dan dirimu saja,” jelasku sambil meninggalkannya pergi.
“Huft... apa memang sudah saatnya aku berbicara jujur padanya?” gumamku setelah sampai dikamarku, aku membuka sedikit pintu kamarku dan melihat hwanie sedang bercanda dengan member lain.

***
“Ya! Hyukie~ah, bisakah kau menemani hwanie jalan-jalan? Kami sedang tidak bisa menemaninya...” titah teukie hyung mengagetkanku yang sedang membaca
“Naega?” tanya ku memastikan
“Ne.. Lee Hyuk Jae,” ucap teukie hyung yang langsung keluar kamarku
Sepuluh menit kemudian, aku keluar dari kamarku dan mengambil sepatuku. Sesaat ku lihat semua member sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, biasanya mereka akan bertanya kemana aku akan pergi. Tapi.. entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh disini.
“Menunggu lama?” tanyaku ketika sudah sampai basemant.
Hwanie menggeleng pelan, “Ani...”
“Memangnya kau ingin kemana, eoh?”
“Kemana saja, emm... ke tempat yang oppa suka..”
Aku tersenyum, “Arraso.. kajja,” ajakku padanya.

Rae Hwa POV
Hyukie oppa mengajakku ke tempat favoritenya, kira-kira seperti apa ya? Ahh.. kami seperti sepasang kekasih saja.
Aku menoleh ke samping dan memperhatikan hyukie oppa, aku memang menyukainya... entah sejak kapan, namun.. perasaanku ku pendam karena aku tidak ingin melihatnya bersedih. Aku ingin melihatnya bahagia.. walaupun tidak denganku.
“Sudah sampai...” ucap hyukie oppa ketika membukakan pintu mobil untukku
“Ah.. jinjja? Gomawo..”. aku keluar dan melihat tempat favorite hyukie oppa.
Cantik. Itulah kata yang pertama kali terlintas dikepalaku ketika mengetahui tempat favoritenya, sebuah taman yang memang biasa saja. Hanya saja.. entah kenapa terkesan mempesona.
“Apa oppa sering berkunjung kemari?”
“Ye, aku sering kemari.. karena meskipun ini adalah taman tapi, sangat jarang ada orang yang berkunjung kemari. Maka dari itu aku menyukai tempat ini,” ucapnya sambil menarikku menuju ke sebuah jembatan kayu yang digunakan untuk menyebrangi sungai kecil dibawahnya.
Kami berhenti tepat ketika berada ditengah jembatan dengan nafas sedikit tersengal.
“Lihat kesana...” tunjukknya ke arah ujung anak sungai, awalnya tidak terlihat apapun.. karena tertutup oleh kabut. Namun, perlahan.. seiring menipisnya kabut aku bisa melihat dengan jelas sebuah bukit bunga yang mungkin hyukie oppa tunjuk tadi.
“Neomu yeopo...” ucapku kagum melihat bukit bunga yang berwarna-warni dilihat dari tempat kami berdiri.
“Kau.. adalah orang pertama.. yang ku tunjukkan hal ini,” ucapnya sambil menatap ke arah bukit bunga. Aku menoleh karena mendengar perkataanya.
Hyukie oppa membalikkan badannya dan menghadapku, begitupula dengan diriku.
“Hwanie~ah, emm... sebenarnya.. aku..”
“Nado saranghae..” potongku cepat membuatnya terkejut. “Ba.. bagaimana kau tau, aku kan belum mengatakannya..”
“Oppa pernah mengatakannya, ketika oppa menginap diapartement kami. Walaupun saat itu aku tertidur, namun aku bisa mendengar apa yang oppa katakan..”
“Jinjja?! Aigoo.. aigoo.. benar-benar memalukan,” ucapnya salah tingkah lalu membalikan badannya kembali ke arah bukit bunga. Aku tersenyum lalu mendekat dan memeluk tubuhnya erat.
“Gomawo...” ucapku yang dibalas pelukan juga olehnya.

Author POV
Sejak saat itu, mereka berdua sering terlihat bersama. Terkadang tingkah mereka membuat member yang lain curiga, ya! Meskipun mereka menjadi sepasang kekasih namun tidak ada yang tau. Ahh... maksudnya hanya dua orang beruntung yang mengetahuinya, yaitu Sungmin dan Suho.
Namun.. meskipun mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih, hwanie tidak pernah sekalipun menceritakan tentang penyakitnya. Tidak kesiapapun itu, baik Donghae maupun kedua sahabatnya.
Hari ini.. sudah tepat tiga bulan, dan entah sudah keberapa kalinya hwanie sering cek up tentang kesehantannya. Seperti hari ini... dia datang lagi ke rumah sakit Seoul.
“Annyeong.. usia,” sapa hwanie
Shin usia tersenyum, “Wah.. kau datang lima menit lebih awal dari jadwalmu, nak..” sapanya. Shin usia adalah seorang yeoja yang sudah berumur, bahkan mungkin sekitar empat puluh tahun lebih.
Hwanie tersenyum, “Ne.. karena aku sudah ada janji dengan teman-temanku,”
“Sepertinya hidupmu sangat menyenangkan, apa benar kau masih ingin memilih jalan yang terburuk? Maksudku.. kau tidak ingin mengubah pikiranmu?” tawar Shin usia
Hwanie menggeleng pelan, “Ani.. keputusanku sudah bulat, biarkan aku menjalaninya dengan senang hati. Walaupun aku tau, mungkin aku terlalu bodoh karena memilih jalan ini.. walaupun ada jalan yang lebih baik,” desah hwanie pelan
“Geure.. ayo, ikut aku untuk melakukan pemeriksaan..”, ajak Shin usia memasuki ruang pemeriksaan diikuti oleh hwanie.

***
“Ya! Apa aku boleh menanyakan sesuatu pada kalian berdua?” tanya hwanie
“Ne..” jawab Hyun Sun dan Rae Suk
“Adakah permintaan kalian yang belum terkabul?” tanya hwanie lagi
“Emm... ada. Yaitu mengikuti para oppadeul melakukan world tour atau, saat super show..” jawab Hyun Sun
Hwanie mengangguk paham, “Kalau kau?”
“Aku... hehe, cukup dengan selalu berada disisi Donghae oppa.. aku sudah sangat senang,”
“Geure... aku harap semua permintaan itu akan terkabul,” ucap hwanie sambil menyesap cappuchinonya
“Kau sendiri? Apa ada permintaan yang belum terkabul?” tanya Rae Suk
“Ya! Tentu saja dia akan menjawab tidak ada. Lagi pula, dia sudah sangat bahagia dengan apa yang dia miliki sekarang... menjadi salah satu dongsaeng dari member SUJU, yang bahkan kita baru mengetahuinya beberapa bulan yang lalu. Padahal, kita sudah berteman dengannya sudah lebihd dari tiga tahun... lalu...” perkataan Hyun Sun menggantung karena mengingat-ingat sesuatu
“Ani... aku memiliki permintaan yang belum terkabul,” potong hwanie cepat
“Jinjja? Mwoya?” tanya Hyun Sun penasaran
Hwanie tersenyum sejenak lalu mengalihkan pandangannya keluaar jendela cafe`. “Bertemu dengan appa... dan eomma...” ucap hwanie lirih seketika itu, suasana menjadi hening sesaat
“Ya.. ya! Apa maksud ucapanmu eoh, kau membuat kami takut saja dengan perkataanmu itu...” sela Rae Suk mencoba mencairkan suasana
“Mianhae... aku hanya bercanda saja..” jelas hwanie sambil tertawa pelan diikuti oleh kedua sahabatnya.

Rae Hwa POV
Setelah menghabiskan waktu bersama kedua sahabatku, aku langsung bergegas kembali ke apartement. Karena aku yakin, hae oppa pasti sudah menungguku.
“Aku pulang...” ucapku ketika sampai
“Oh! Kau sudah kembali, bagaimana? Apa menyenangkan?” tanyanya sambil mengaduk sup lalu menoleh ke arah ku, aku mengangguk cepat mengiyakan.
“Geure? Syukurlah kalau begitu...” ucapnya sambil tersenyum
Aku menarik sebuah kursi yang ada dipantry dapur, lalu duduk sambil memperhatikan hae oppa memasak. Akhir-akhir ini hae oppa lebih sering meluangkan waktunya untukku, walaupun dia sendiri sedang sibuk dengan jadwalnya. Tanpa ku sadari sudut bibirku tertarik keatas membuat lengkungan kecil.
“Apa kau bahagia, menjadi kekasihnya? Sampa-sampai kau tersenyum sendiri seperti itu,” ucap hae oppa yang ternyata sudah ada dihadapanku
“Mwo? Aish! Oppa kau mengagetkanku saja, apa maksud perkataanmu?”
“Eyy~ aku tau yeoja kecilku ini, sudah menjalin hubungan khusus dengan sahabatku. Walaupun kau menyembunyikannya dengan baik, tapi si monyet itu menunjukkan sedikit keanehan. Maka dari itu, aku tau bahwa diantara kalian pasti sudah terjadi sesuatu... benar kan?” jelasnya panjang lebar membuatku menganga
Aku menghembuskan nafas pelan, lalu mengangguk mengiyakan. “Geure... kau menang.. kau menang...”
Hae oppa lantas berseru senang karena telah mengetahui rahasia hubunganku, setidaknya.. dia tidak mengetahui rahasiaku yang lain.
“Ah! Aku perhatikan.. akhir-akhir ini, kau sering pergi sendiri. Kalau boleh tau, kemana kau saat itu?” tanyanya mengagetkanku
“Rahasia..” jawabku singkat sambil memeletkan lidahku dan berlari meninggalkannya

***

Kalender yang ku gantung didinding kamarku sudah nyaris penuh akan tanda ‘X’ berwarna merah. Hemm.. sepertinya, aku memang sudah berniat untuk mati dari awal. Aku senang setidaknya semua berjalan dengan baik disaat-saat terakhirku.
Satu bulan lagi... dan tidak ada yang curiga, walaupun aku melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, tanpa mereka sadari.. aku selalu menahan rasa sakit yang amat menyiksaku. Jika hal itu terjadi, maka aku akan berlari menuju kamar mandi sambil menyalakan shower supaya tidak ada yang mendengar rintihanku.
“Hwanie~ah.... kajja, kau sudah ditunggu oleh Hyun Sun dan Rae Suk. Bukankah hari ini adalah hari kelulusanmu? Kenapa kau terlihat santai sekali, eoh?” keluh hae oppa sejak sejam yang lalu.
“Arra.. arra.. oppa, kau cerewet sekali! kau malah membuatku gugup, aigoo... dimana mantel sekolahku?” tanyaku bingung
Ya! Hari ini, aku adalah hari kelulusanku dari Shinwa senior high school. Tanpa ku sadari, aku bisa sampai tahap ini. Meskipun tidak mudah membuat tubuhku sekuat mungkin agar bisa bertahan sampai detik ini.
Argh..! aku mendesis pelan, ketika sedang mengenakan sepatuku. Dan itu cukup membuat Hyun Sun, Rae Suk, dan hae oppa sontak menoleh kepadaku.
“Gwaenchana?” tanya hae oppa sambil memegang bahuku. Aku menghembuskan nafas pelan lalu mengangkat wajahku untuk menatapnya dan mengangguk.
“Syukurlah... kajja,” titahnya sambil menuntunku berdiri. “Kau sudah meminum obatnya kan?” tanyanya lagi. Dan lagi-lagi aku mengangguk

Eunhyuk POV
Upacara kelulusan hwanie berjalan dengan tenang, sesekali ku melihat ke arah hwanie yang terlihat seperti menahan sesuatu. Apa dia baik-baik saja?
“Waeyo? Sejak tadi ku perhatikan, kau terus menerus melihatnya.. apa kau merindukannya?” tanya hae yang sontak membuatku menoleh kearahnya
“Ah? Ani...” jawabku singkat
“Lihat-lihat.. hwanie sudah naik ke atas panggung,” seru hae sambil menunjuk ke arah panggung. Aku pun ikut melihat ke arah panggung, dan tersenyum simpul.
“Chukhahaeyo..!” seruku sambil memeluknya dan mengecup pipinya sekilas, begitu upacara itu selesai
“Omo! Ya! Oppa, ini disekolah.. kau membuatku malu!” protesnya sambil memegangi pipinya. Aku terkekeh pelan.
“Apa hae oppa tidak bersamamu?” tanyanya sambil menoleh ke sisi kanan dan kiriku
“Waeyo? Apa kau mencariku... Lee Rae Hwa?” tanya hae yang tiba-tiba muncul dan langsung merangkul hwanie.
“Cih! Pede sekali kau, aku pikir kau sedang bersama yeojamu..” ucap hwanie
“Ah.. geure, apa kau menyuruhku untuk menghampirinya saat ini juga? Shireo! Aku lebih mengutamakan my dongsaeng.. dibanding yeojaku, lagipula.. saat ini dia sedang bersama dengan keluarganya.” Jelas hae
“Ah.. bagaimana, kalau kita merayakan kelulusan hwanie. Aku akan mentraktir kalian, kajja! Kita datang ke cafe` ku” ajakku
“Apa kau baik-baik saja? Sejak kapan kau berubah menjadi tidak pelit?” goda hae yang ku balas dengan menyikut ringan perutnya. Hwanie tertawa melihat tingkah kami.
Tidak menempuh waktu lama untuk menuju cafe` milikku, setelah sampai.. kami langsung mencari tempat duduk yang nyaman. Terutama untukku dan hae, supaya bisa melepaskan penyamaran kami.
“Ckck... apa ini tidak keterlaluan? Aku seperti pengganggu kencan kalian saja,” ucap hae iri
“Waeyo? Kau iri pada kami, haha... kasian sekali kau.” Ejekku padanya yang sukses membuatnya mendelik padaku. “Uuhhh... menakutkan sekali kau dengan tatapan seperti itu,” candaku lagi yang langsung membuatnya menendang kakiku.
“Itu pembalasan..” desisnya pelan

***

Auhtor POV
Saat ini, hwanie sudah terbaring lemah dengan selang infus dan alat bantu pernafasan yang kini terpasang ditubuhnya. Tentu saja, dibantu dengan alat pendeteksi detak jantung. Dia sudah seminggu berada dirumah sakit, tanpa ada yang mengetahuinya. Donghae dan hyukie... mereka sedang melakukan world tour. Hyun Sun... dia sedang menikmati permintaanya yang sudah berhasil terkabul karena usaha keras hwanie mencoba berbagai cara tanpa Hyun Sun sadari, begitupun dengan Rae Suk. Hwanie mengetahui, bahwa Rae Suk dan Donghae sedang mempersiapkan pernikahan mereka. Bahkan kabarnya, mereka akan menikah setelah Donghae kembali dari melakukan world tour-nya. Dan, itu semua membuat hwanie tersenyum puas.
“Waeyo?” tanya Suho padanya
Hwanie membuka matanya perlahan, entah kenapa.. dia akhirnya memberitahukan hal yang akan terjadi pada orang yang dekat dengannya sejak kecil yaitu Suho. Dengan catatan, dia tidak boleh memberitahukannya pada siapapun.
“Oppa... bisakah membuka laci kedua dinakas itu?” pinta hwanie lemah namun masih dapat didengar.
Suho menuruti permintaan hwanie dan membuka laci kedua pada nakas yang terletak disamping ranjang hwanie. Ternyata, dilaci itu sudah ada map yang berisi hasil pemeriksaan yang selama ini hwanie lakukan. Dan ada sepucuk surat untuk Donghae yang sudah ditulisnya sebelum dia memasuki rumah sakit.
“Bisakah kau menolongku? Tolong berikan semua itu pada hae oppa, ketika dia kembali...” ucap hwanie lirih
Suho terdiam dan menangis.. “Waeyo? Kenapa kau memlihi jalan ini, tidakkah kau sadar.. kau.. kau sudah membuat kami semua kecewa dan terluka! Hwanie~ah..” ucap Suho disela-sela tangisannya
“Mianhae... akupun tidak tau, kenapa aku memilih jalan ini oppa. Yang ada dipikiranku saat ini hanyalah... sebentar lagi, aku akan bertemu dengan appa... dan eomma..”
“Ya! Kau tidak harus melakukan ini, kau membuat alasan yang tidak masuk akal! Apa hanya karena masalah itu, kau ingin mati dengan sia-sia?!” ucap Suho frustasi
Hwanie tersenyum dan menutup matanya perlahan, “Aku sudah cukup bahagia karena mereka, dan... aku pun sudah membalas kebaikan mereka. Berkorban... artinya terkorban, oppa..” ucap hwanie lirih
Detik berikutnya yang terdengar adalah suara detektor jantung yang berbunyi dan suara tangisan Suho yang terisak namun tersirat kesedihan yang sangat.
EPILOG
Semua member SUJU baru saja merayakan kesuksesan mereka setelah menyelesaikan world tour mereka yang ke-8. Semua orang yang ada disana, tampak sangat gembira tanpa kurang satupun.
“Hae~ah, apa hwanie tidak kau ajak kemari?” tanya teukie pada Donghae. “Aku sudah mengajaknya, bahkan aku sudah menelfonnya sesaat setelah sampai dibandara.” Jawab Donghae
“Geure... mungkin dia sedang sibuk atas launching bukunya, aku dengar... dua minggu yang lalu. Saat kita berada di LA, dia sedang mengadakan launching buku lagi..” ucap Hyun Sun
“Jinjja? Lantas kenapa aku tidak tau?” tanya Donghae heran
“Karena kau terlalu sibuk dengan perform...” jawab Rae Suk
“Hyung... kenapa kau tidak langsung berlari menjemput yeojamu?” tanya Kyuhyun menggoda hyukie
“Ah... geure, tapi sepertinya aku tidak enak meninggalkan kalian..” jawab hyukie tenang
“Apa kedatangan kami menganggu kalian?” tanya Dio yang datang bersama Suho
“Ani... kemari, bergabunglah dengan kami..” ucap teukie. Dio dengan senang hati ikut menarik kursi dan duduk disamping Hyun Sun
“Suho~ya, waeyo? Kenapa mukamu murung seperti itu?” tanya Kyuhyun heran
Suho tersadar, lalu berjalan mendekati Donghae. “Hyung... ini... untukmu,” ucap Suho dengan suara parau dan menundukkan pandangannya
“Apa ini dari dongsaengku? Aigoo.. manis sekali,” ucap Dongahe sambil menerima shoping bag yang diberikan oleh Suho sambil tersenyum. Namun seketika itu, senyuman Donghae langsung menghilang begitu mengetahui apa yang ada dalam bingkisan tersebut.
Donghae mengeluarkan semua kertas-kertas itu dan sekilas membacanya dengan perasaan bingung lalu dia menemukan surat dari hwanie dan membukanya dengan perasaan tak menentu.

Annyeong... oppa, saat kau membaca ini mungkin aku sudah tidak ada. Kau tau maksudku kan? Ne, aku sudah menyusul appa dan eomma.
Oppa.. mianhae, jeongmal mianhae.. karena aku merahasiakan tentang penyakitku yang ternyata bertambah parah. Sebenarnya, bisa saja aku dioperasi dan sembuh total. Namun, oppa sudah tau bukan bahwa permintaan ku sejak lama yang belum terkabul adalah bertemu dengan appa dan eomma.
Sampaikan permintaan maafku pada Hyun Sun dan Rae Suk. Ne.. ah! Jangan lupa sampaikan pada hyukie oppa bahwa aku sangat menyesal karena belum bisa membuatnya bahagia.
Dan... terima kasih untuk semuanya, oppa. Oppa sudah banyak  membantu dan menjaga ku walau oppa sangat sibuk dengan jadwal bersama member SUJU.
Ah.. ye! Apa world tour kalian berjalan dengan baik? Aku harap begitu. Oppa.. menikahlah dengan Rae Suk ne dan buatkan aku keponakan yang lucu.. ^_^
Aku akan selalu melihat kalian meski aku tidak ada, tapi.. aku masih akan selalu berada dihati oppa dan mereka kan?
Gomawo telah menjadi my idol... saranghae... my kyeopta oppa...

Your little dongsaeng
Lee Rae Hwa

Seketika itu, donghae langsung membeku ditempat duduknya. Rae Suk yang ikut membaca surat itu lantas langsung menangis.
“Ya.. ya.. waeyo? Apa ada yang salah?” tanya teukie heran dan langsung menghampiri Donghae lalu membaca surat dari hwanie dengan keras.
“Katakan... katakan bahwa itu semua hanya lelucon,” desis Donghae tertahan sambil mencengkram ujung baju milik Suho, namun Suho sama sekali tidak merespon pertanyaan Donghae dia sendiripun sibuk mengatur emosinya yang keluar kembali karena mengingat hal itu.
“KATAKAN, SUHO~YA!” bentak Donghae sambil berdiri dan menghadap Suho lalu mengguncangkan bahu Suho kencang. “Mianhae...” hanya kata itulah yang keluar dari mulut Suho
“ANDWAE...! hwaniea~ah... waeyo?! Kenapa kau melakukan itu padaku, apa ini karena perlakuanku terhadapmu?” ucap Donghae parau sambil menangis
Suasana yang awalnya bahagia pun langsung berubah setelah mendengar tentang berita kematian hwanie yang mengejutkan mereka.

3 years later...
Pemakaman umum tersebut adalah tempat peristirahatan hwanie yang terakhir, dia dikuburkan tepat disamping makam kedua orang tuanya.
Sejak kematian hwanie yang secara tiba-tiba tersebut, memang membuat semuanya syok. Termasuk bagi Donghae. Tapi seiring berjalannya waktu, kesedihan itupun menghilang sedikit demi sedikit.
Seperti saat ini, Donghae dan Rae Suk sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Dong Suk. Lee Dong Suk. Namja kecil yang tampan dan manis itu adalah hadiah untuk hwanie meski dia tidak tau. Tidak hanya mereka berdua, wookie dan Hyun Sun pun datang berkunjung. Mereka sudah bertunangan dan akan menyusul jejak Donghae dan Rae Suk.
Eunhyuk? Dia tentu saja datang berkunjung, bahkan dia yang setiap hari mengunjungi makam hwanie bersama dengan Suho ataupun Sungmin.
“Hyuki~ah, kajja... apa kau akan terus seperti ini? Ini sudah tiga tahun berlalu,” ajak Donghae sambil membenarkan kaca mata hitamnya.
Hyukie berdiri setelah puas bercerita pada hwanie, “Mian... aku memang masih belum bisa melupakannya. Aku bahkan merasa... saat ini hwanie sedang berada disekitar sini. Memperhatikan kita dari jauh,” ucap hyukie sambil mengusap air matanya yang sudah mengering dan memakai kembali kaca mata hitamnya.
“Ne.. aku juga merasakan kehadirannya...” ucap Donghae sambil menerawang lurus ke depan dan tiba-tiba melihat bayangan hwanie yang tengah tersenyum padanya. Donghae membalas senyuman itu.
Detik berikutnya bayangan itu menghilang karena terkena angin yang berhembus dengan kencang.
“Uljimma...”
Semuanya tertegun ketika mendengar kata-kata yang terbawa oleh angin tersebut. Lantas mereka semua menengadah ke langit. “ne, hwanie~ah...” ucap mereka serempak sambil tersenyum


THE END









    





You Might Also Like

0 komentar