My idol... [part 6]
Author : Rina Chan
Cast : Lee Hyuk Jae
Lee Rae Hwa
OC
Lee Donghae
Other cast : Kang Rae Suk OC
Kang Hyun Sun OC
Kim Ryeowook
Lee Sungmin
Kim Junmyun a.k.a Suho
Do Kyungsoo a.k.a Dio
Genre : romance, comedy, friendship, little sad, chapter
========Happy Reading========
Kedua namja itu langsung
mendekati segerombolan orang yang memperhatikan mereka sejak tadi, lalu
mengambil posisi yang nyaman untuk duduk.
“Waeyo? Apa kedatangan kami
malah memperburuk suasana?” tanya salah satu namja yang bermata sipit
“Aniyo... apa kalian sudah
berbaikan?” tanya Sungmin hati-hati
“Apa kami terlihat seperti
bermusuhan?” tanya namja yang satu lagi
Ploop... ploop...
Satu persatu suara convetty
pun membuat suasana kembali mencair.
“Chukhahaeyo...! sudah aku
duga kalian tidak akan bertahan dengan situasi seperti itu,” ucap Ryeowook
senang diikuti anggukan kepala yang lain
Mereka semua pun berpesta
untuk merayakan kembalinya eunhae, semua orang terlihat sangat menikmati
suasana bahagia yang sedang menyelimuti mereka. Tidak bisa dibayangkan bahwa
beberapa waktu yang lalu sempat terjadi permusuhuan diantara mereka.
“Hwanie~ah..”. hwanie menoleh
pada seseorang yang menepuk pundaknya pelan, “Ne? Ada apa oppa?” tanyanya pada
orang tersebut yang tak lain adalah Donghae
“Apa yang akan kau lakukan
jika hyukie benar-benar menyukaimu?” tanya Donghae pelan nyaris seperti gumaman
Rae Hwa POV
Deg... apa tadi? Apa aku
tidak salah dengar? Ani.. mungkin saja hanya perasaanku saja, tidak mungkin
hyukie oppa menyukaiku. Itu tidak boleh terjadi...
“Ya! Aku sedang bertanya,
kenapa malah kau acuhkan. Eoh?” protes hae oppa mengejutkanku. “Ahh.. rupanya kau
sedang melamun, pantas saja kau tidak menanggapiku..” ujarnya yang terkesan
seperti merengek
“Mianhae oppa... memangnya
apa yang kau tanyakan?” tanyaku tanpa beban
Hae oppa sempat mendecakkan
lidahnya, mungkin sedkit kesal karena aku acuhkan. “Aku bertanya... apa
reaksimu ketika tau bahwa hyukie memang menyukaimu,” ucapnya sambil menatapku.
Sesaat kami berdua terdiam, lalu aku terkekeh pelan mendengar ucapannya. “Wae?
Memangnya ada yang lucu?”
“Ne.. oppa pasti sedang
bercanda, hyukie oppa tidak mungkin menyukaiku kan?” sahutku masih sambil
terkekeh
“Ani... dia sendiri yang
mengatakannya padaku, melihat sikapnya yang seperti itu padamu... sudah jelas
dia memang menyukaimu, hwanie~ah...” ujarnya menjelaskan
“Jinjja?! Aku pikir.. dia
perhatian padaku karena menganggapku dongsaengnya,” sahutku polos
Dukk..!
“Oppa..! appo...” protesku
karena tiba-tiba hae oppa membenturkan dahinya ke dahiku
“Dasar.. yeoja pabo,” sindir
hae oppa
“Mwo?! Pabo?! Ya! Aku tidak
bodoh oppa... tega sekali kau mengejekku, hiks..” protesku sambil memasang muka
memelas kasian
“Cih! Itu kan... ekspresi
andalanmu jika sedang merengek, dan aku tidak akan semudah itu kau tipu...”
desisnya tepat ditelingaku, aku pun langsung merubah sikap ku lalu mencibir
pelan padanya
“Aigoo... aku cemburu karena
kedekatan kalian, ckck...” ucap Rae Suk yang sudah berdiri didepan kami
Ku lihat sekilas hae oppa
tersenyum, “Kau cemburu pada dongsaengku? Yang mungkin sebentar lagi akan
menjadi adik iparmu?” godanya pada Rae Suk
“Mwo?! Adik ipar
katanya...?! Omo! Apa kalian berniat menikah, aku tidak akan sudi memanggilnya
‘eonnie’,” protesku sambil melipat kedua tanganku didepan dada dan
menggembungkan pipiku sebal
Hae oppa tertawa melihat
tingkahku dan Rae Suk yang terkesan terlalu kekanak-kanakan, lalu dia mengusap
kepalaku sejenak dan berbisik akan kembali padaku setelah menemani Rae Suk
sejenak.
Setelah kepergian hae oppa,
pandanganku pun melihat ke arah wookie oppa dan Hyun Sun yang sedang
membereskan sisa makanan yang berceceran sedangkan Dio oppa, Suho oppa, dan
hyukie oppa membantu untuk membereskan tempat-tempat yang terkotori.
“Ini untukkmu...” ucap
Sungmin oppa sambil memberikan es krim coklat favoriteku, aku menoleh dan
tersenyum sambil menerima pemberiannya. “Gomawo..”
“Kalian sudah sampai tahap
apa?” tanya Sungmin oppa setelah duduk disebelahku
Aku mengerutkan dahiku,
tidak mengerti dengan apa yang Sungmin oppa maksud.
“Maksudku.. apa kalian
memang benar-benar saling menyukai?” jelasnya seolah tau bahwa aku memang tidak
mengerti dengan pertanyaanya yang barusan
“Ahh.. itu... kenapa semua
orang hari ini bersikap seperti itu padaku,” ucapku sambil mempoutkan pipiku
lagi. Sungmin oppa terkekeh pelan, “Arraso... nikmatlah dulu, jangan
terburu-buru. Arrachi?”
“Arra..”
Eunhyuk POV
Aku mendudukkan tubuhku
setelah membersihkan bekas tempat kami berpesta, aigoo.. banyak sekali sampah
yang kami buat. Untung saja hari ini tidak terlalu panas, hanya sedikit
berawan. Pandanganku tiba-tiba tertuju kepada hwanie yang duduk tidak jauh dari
tempatku duduk, ku lihat dia sedang asyik mengobrol dengan Sungmin. Ahh.. aku
iri, kenapa aku tidak bisa bersikap normal jika sedang berada didekatnya? Aku memang
sudah lama menyukainya hanya saja, untuk saat ini aku ingin dia menikmati
hidupnya.
“Hyung... kedipkan matamu,”
ucap Dio sambil mengibaskan telapak tangannya tepat didepanku. Aku tergagap.
“Apa yang sedang kau
pikirkan, hyung?” tanya Dio namun tidak aku jawab
“Ya! Aku tau kau sedang
jatuh cinta hyung, tapi tidak harus seperti itu kan...” protes Dio karena tidak
ku respon
“Makanya kau tidak usah
mengganggunya,” potong Suho cepat sebelum Dio terus menerus berbicara
“Cepat dapatkan dia...
sebelum dia didapatkan oleh orang lain,” goda wookie yang sudah bergabung
dengan kami
Aku mendesah pelan, semua
orang bisa mengatakan itu. Tidakkah mereka pikir sulit melakukan apa yang
mereka sarankan?
“Kenapa kau bisa tertarik
pada dia, hyung?” tanya Dio
“Ya! Dio~ah, sejak tadi kau
tidak berhenti bertanya... rasa suka kan muncul secara tiba-tiba,” sungutku
“Mian hyung... aku kan hanya
ingin tau,”
“Kau menyukainya... bukan
karena kasian kan, hyung? Karena yang aku tau, kau mulai menyukainya sejak hae
menjauhinya.” Ujar wookie
Kasian? Apa aku setega itu
padanya? Aku sudah memperhatikannya sejak lama, mana mungkin karena kejadian
kecil seperti itu aku mudah menyukainya. Mereka terlalu curiga padaku.
***
Author POV
Hwanie baru saja sampai di
apartementnya terlebih dahulu tanpa Donghae, karena Donghae sedang menikmati
harinya dengan sang kekasih yaitu Rae Suk.
Sejenak dia mengistirahatkan
tubuhnya di sofa ruang tamu yang jaraknya tidak jauh dari pintu apartement,
entah kenapa sejak tadi dia merasakan kepalanya sangat pusing. Walaupun dia
sudah berusaha melawan rasa pusing itu, namun tetap saja dia kalah.
“Ahh... kenapa malah semakin
menajdi?” desahnya tertahan karena tidak kuat menahan rasa pusing tersebut
Dengan sedikit memaksakan
dirinya, dia berhasil berjalan menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya ke
tempat tidur.
Saat ini yang dia rasakan
adalah rasa sakit pada perutnya. Sekujur tubuhnya sudah basah oleh keringat
dingin yang terus keluar, dan pandangannya pun mengabur karena merasa seperti
berputar.
“A.. aku.. pasti... lu...
lupa minum obat pa... pagi ini...” desisnya tertahan
Hwanie membuka laci yang ada
dinakas samping tempat tidurnya. Setelah dia berhasil menemukan sebuah kantong
yang berisi obat-obatnya, dia pun langsung meminumnya dengan segelas air yang
selalu ada diatas nakas.
Setelah melakukan itu,
hwanie kembali membaringkan kepalanya ke atas bantal dan perlahan mencoba
memejamkan matanya sejenak.
Hwanie menggerakkan sedikit
badannya yang sejak tadi tertidur, lalu dia menoleh ke arah jendela dan melihat
langit yang sudah berwarna orange keemasan. Dia mendudukkn tubuhnya dan
sesekali menguap pelan, pandangannya pun menyisir tempat tidur untuk mencari
iphonenya. Setelah menemukan benda persegi itu dia pun sedkit terenyum begitu
melihat ada sepuluh panggilan tidak terangkat dan lima belas sms yang masuk,
dan semuanya berasal dari hyukie.
Eunhyuk POV
Hyukie~ah.. maukah kau
membantuku?
Tolong temani hwanie malam
ini, kalau perlu kau menginap ditempatku saja.
Katakan padanya aku tidak
pulang malam ini, gomawo.. ^_^V
n.b: tolong sekalian belikan
dia makanan ne, karena aku belum sempat membeli bahan makanan untuk kami.
Udara dingin malam ini
benar-benar bisa membuatku membeku, haahh... kalau saja dia bukan sahabatku
sudah pasti aku tidak akan mau melakukan ini. Sejujurnya aku memang senang,
hanya saja sepertinya memang butuh pengorbanan untuk mendapatkannya. Aigoo..
apakah cinta harus selalu seperti ini?
Setelah berjalan kaki kurang
lebih tiga puluh menit, akhirnya aku sampai diapartement mereka. Sejenak aku
terdiam didepan pintu, walaupun sejujurnya aku tau paswordnya, tapi tetap saja
aku merasa tidak enak pada hwanie.
Ting nong... ting nong...
“Nuguseyo?” tanya hwanie
melalui intercom
“Ini aku hwanie...”
“Ahh..! hyukie oppa,
chakhaman!”
Tidak menunggu lama, akhirnya pintu pun terbuka.
Dan aku disuruh masuk kedalam, sudah lama aku tidak kemari mungkin aku
merindukan saat-saat aku kemari.
“Oppa.. waeyo? Apa ada yang
salah dengan apartmentnya?” tanyanya polos
“Ani... aku hanya berfikir,
sudah lama aku tidak kemari”
“Ahh... ne, emm... apa oppa
disuruh hae oppa untuk menemaniku?” tebaknya
Aku tersenyum lebar, “Aish~
apa dia pikir aku masih bocah sampai harus ditemani?” gerutunya sambil
mempoutkan pipinya. Neomu kyeopta...
“Geure... kajja kita makan,
aku sudah membeli banyak makanan dan cemilan... aku tau kau pasti merindukan
semua ini yang tidak kau dapatkan selama kau dirumah sakit,” ucapku sambil
mengeluarkan makanan dari kantong dan mengambil beberapa piring
Setelah semuanya tersusun
rapi, kami pun makan dengan tenang. Terkadang aku membersihkan sisa makanan
yang ada disudut bibirnya dan itu sontak membuatnya terkejut dan merona.
Kami menonton film terbaru
setelah menyelesaikan makan malam dan tentu saja membersihkan piring-piring
yang kotor.
Ku rasakan beban berat
dibahu kiriku ketika aku fokus menonton film yang bergenre romantis itu. Ketika
ku menolehkan kepalaku, aku tersenyum simpul.
Dengan gerakan perlahan aku
memindahkan kepalanya ke sebuah bantal sofa, lalu beranjak ke kamarnya untuk
mengambil selimutnya dan menyelimutinya.
“Hwanie~ah, jeongmal
saranghae... maukah kau menjadi yeojachinguku?” ucapku lirih dihadapan mukanya,
aku berdiri dan mengecup dahinya lembut lalu tertidur disofa ruang tamu.
Donghae POV
Pukul delapan pagi, aku
kembali ke apartementku untuk mengecek keadaan hwanie dan tentu saja si monkey
hyukie. Tidak lupa aku membeli makanan dan bahan-bahan makanan untuk persediaan
dirumah.
Ketika aku sampai, ku lihat
hyukie tertidur disofa ruang tamu. Sedangkan hwanie tertidur disofa ruang
tengah.
“Aigoo... apa mereka berdua
tidak mengenal yang namanya kamar? Ckck..”
Tanpa membangunkan mereka,
aku pun merapikan semua bahan makanan yang telah ku beli kedalam kulkas. Dan tidak
lupa menyiapkan sarapan, namun ketika selesai menyiapkan sarapan dan
membangunkan mereka, entah kenapa aku tidak tega. Maka dari itu, aku memutuskan
untuk membersihkan apartemen ini. Dan lagi-lagi tanpa membangunkan mereka.
Tiga puluh menit kemudian semuanya
sudah bersih dan rapi. Aku langsung membangunkan hwanie dan hyukie setelah aku
selesai mandi.
“Oppa... kapan kau pulang?”
tanya hwanie parau sambil diselingi uapan kecil
“Mandilah dulu... setelah
itu kita sarapan,” ucapku
Dia menurut lalu berjalan
setengah tertidur menuju kamarnya.
Kami bertiga menikmati
sarapan dengan tenang walaupun terkadang aku dan hyukie bercanda ditengah-tengah
acara makan kami. Hwanie yang biasanya selalu bersuara jika kami bercanda lebih
memilih diam, dan sesekali aku memperhatikannya sedang mencuri pandang untuk
menatap hyukie.
“Gomawo hae~ah... jika kau
butuh bantuanku, aku akan datang kembali..” pamit hyukie setelah kami selesai
sarapan
“Ya! Seharusnya aku yang
berterima kasih karena sering menyusahkan mu untuk mengasuh dongsaengku ini...”
ujarku
Hyukie terkekeh pelan, “Arraso...”
“Annyeonghi gyeseyo..”
serunya setelah melangkah cukup jauh.
Aku menutup pintu dan
melangkah mendekati hwanie yang sedang asyik menonton acara Tv.
“Apa yang kau pikirkan, eoh?
Sejak tadi aku perhatikan, sepertinya sedang ada yang mengganggu pikiranmu”
tanyaku setelah duduk disampingnya
“Semalam... hyukie oppa
menyatakan perasaanya,” ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Tv
“Jinjja?! Lalu.. apa
responmu?” tanyaku penasaran
“Molla... karena saat itu
akus sedang tertidur, namun sayup-sayup ku dengar dia mengatakan itu. Bahkan..
dia sempat mencium dahiku,” jelasnya sambil memegang dahi
“Aigoo... dongsaengku sudah
menjadi seorang gadis, eoh? Chukhahaeyo!”
“Ya! Memangnya sejak dulu
aku bukan seorang gadis?!” sergahnya
“Ani... kau bahkan tidak
layak disebut gadis karena sikapmu yang terkesan dingin dan cuek,”
“Jinjja?! Ahh.. geure,
mungkin aku akan sedikit demi sedikit merubah sikapku..”
“Hmm... geure, aku akan
melihat perubahanmu my dongsaeng. Hwaiting!”
Rae Hwa POV
Lagi... rasa sakit itu
datang lagi, bahkan walaupun aku rutin meminum obatku. Aish! Apa yang harus aku
lakukan, aku ingin memeriksanya kembali. Namun aku kadang tidak bisa, mungkin
saja aku akan disuruh kembali dirawat dirumah sakit. Aku tidak mau....
“Psstt.. hwanie~ah, waeyo? Apa
kau sakit, sejak tadi ku perhatikan kau mengeluarkan keringat dingin dan
meringis kesakitan.” Bisik Hyun Sun
“Ani... gwaenchana, kau...
perhatikan saja apa yang Choi songsaenim ajarkan,”
“Tapi.. kau..”
“Kang Hyun Sun! Kenapa kau
tidak memperhatikan pelajaranku, maju.. kerjakan soal nomer 3” titah Choi
songsaenim
Dengan malas Hyun Sun pun
maju dan mengerjakan soal yang ada dipapan tulis.
Aku kembali meringis ketika
rasa sakit itu datang. Tepat saat bel istirahat berbunyi, aku langsung berlari
keluar dan berjalan menuju halte bus lalu menuju rumah sakit.
Aku tau, pasti ada yang
tidak beres dengan diriku. Dan mau tidak mau, aku harus memeriksakannya.
Setelah menaiki bus selama
dua puluh menit, akhirnya aku sampai dirumah sakit. Dan langsung menuju ke
ruangan dokter Shin yang pernah merawatku dulu.
***
Aku mengayun-ayunkan kakiku
yang menggantung saat aku duduk ditepi ranjang pemeriksaan. Aku disuruh
menunggu hasil lab yang sebentar lagi akan keluar, rasa sakit yang ku derita
pun sudah berkurang karena dokter Shin menyuntikkan semacam obat ke dalam
tubuhku. Aku langsung duduk dihadapannya begitu dia kembali dari lab dan
membawa hasil labku.
“Rae Hwa~ssi.. apa kau
merasakan sakit terus menerus walaupun kau sudah minum obat dengan rutin?”
tanyanya
Aku mengangguk mengiyakan. Sesaat
Shin usia terlihat memijat keningnya.
“Waeyo? Apa ada yang salah
dengan hasil labku?” tanyaku penasaran melihat ekspresinya
“Sepertinya... radang ususmu
semakin parah, aku tau kau pasti meminum obat dengan rutin. Hanya saja mungkin
kau lupa untuk menjaga pola makanmu,”
“Aku menjaga pola makanku
dengan baik, mungkin... sempat seminggu yang lalu aku makan ramen yang lumayan
pedas dan panas,”
“Nah.. itulah penyebabnya,
lambung dan ususmu sudah tidak bisa menerima makanan yang terlalu panas ataupun
terlalu dingin. Jika kau memaksakannya, maka bisa terjadi hal fatal.”
Aku termenung mendengar
penjelasannya, “Apa memang sangat berbahaya?” tanyaku hati-hati
“Ne.. bahkan mungkin kau
bisa meninggal karenanya...”
“Lantas, apa yang harus aku
lakukan?”
“Melihat kondisimu ini...
dan mungkin kau masih menyimpan rasa stress yang menganggu psikismu, hanya ada
satu jalan... kau harus melakukan operasi untuk memotong ususmu yang terkena
radang sebelum hal itu menyebar ke usus yang lain..”
Aku terkejut mendengar
keputusan Shin usia, haruskah? Haruskah aku melakukan hal itu... namun, jika
aku tidak melakukannya. Maka aku akan mati.
Tiba-tiba semua bayangan
orang yang ku kenal berkelebat dikepalaku, hae oppa... Hyun Sun... Rae Suk..
Suho oppa... semuanaya, bahkan hyukie oppa...
Entah apa yang terjadi
tiba-tiba pandanganku mengabur dan semuanya menjadi gelap.
TBC
0 komentar