Minat Belajar Bahasa Indonesia Meningkat di Korea Selatan
Pada
akhir bulan Juli lalu, saya dan beberapa mahasiswa dari SolBridge
International School of Business, Universitas Woosong, Daejeon, Korea
Selatan pergi ke Indonesia. Tujuan kami datang ke Indonesia yaitu ingin
mengetahui lebih dalam mengenai Indonesia sebagai salah satu "Emerging
Country" dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat
cepat. Laporan-laporanbadan konsultan asing seperti McKinsey &
Company, the Boston Consulting Group dan lain-lain memprediksikan bahwa
Indonesia akan menjadi salah satu negara yang paling bersinar dalam
beberapa tahun ke depan.
Tidaklah mengherankan jika banyak
negara luar yang saat ini melirik Indonesia dan menganggap Indonesia
sebagai "gadis cantik". Bagi Korea Selatan, Indonesia mempunyai nilai
yang sangat strategis. Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta Indonesia
menjadi salah satu pasar besar bagi perusahaan-perusahaan Korea. Saat
ini khususnya di Jakarta dengan mudah kita akan menemui produk-produk
Korea. Dalam kunjungan terakhir ke Jakarta bulan lalu, saya sempat
terkejut dengan dibukanya sebuah pusat perbelanjaan yang di dalamnya
menjual berbagai jenis produk-produk Korea. Saya merasa bahwa saya
berada di Korea saat itu.
Sejalan dengan meningkatnya investasi
Korea di Indonesia, hal ini berdampak pula terhadap minat masyarakat
Korea yang ingin pergi ke Indonesia. Umumnya mereka ingin melakukan
perjalanan bisnis atau wisata. Ada pula yang secara serius ingin belajar
bahasa Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dari jumlah frekuensi
penerbangan langsung Korea - Indonesia dan sebaliknya yang dilayani oleh
tiga perusahaan penerbangan yaitu Korean Airlines, Asiana Airlines, dan
Garuda Indonesia.
Di Korea sendiri saat ini bahasa Indonesia
menjadi lebih popular dan minat orang yang ingin belajar bahasa
Indonesia juga meningkat. Ada tiga universitas di Korea yang menawarkan
program bahasa Indonesia, yaitu Hankuk University of Foreign Studies
(HUFS), yang berlokasi di Kota Seoul dan Yongjin, Busan University of
Foreign Studies (BUFS), yang berada di Kota Busan atau Pusan, dan
Universitas Woosong di Daejeon. Di HUFS and BUFS bahasa Indonesia berada
di departemen Indonesia dan Malay. Sedangkan di Universitas Woosong
bahasa Indonesia menjadi special language program, mata kuliah pilihan.
Di ketika universitas ini ada setidaknya satu pengajar bahasa Indonesia
yang berasal dari Indonesia. Mereka biasanya adalah dosen tamu dari
berbagai universitas di Indonesia. Mereka ada yang tinggal dan mengajar
selama setahun di Korea atau lebih. Semua akan bergantung dari kebutuhan
kampus itu sendiri. Bapak Maman Mahayana seorang dosen tamu dari
Universitas Indonesia yang mengajar di HUFS, kampus Seoul mengatakan
bahwa setiap tahun pendaftar program bahasa Indonesia juga meningkat di
kampusnya. Hanya saya, jumlah yang diterima dibatasi sekitar 50-60
mahasiswa.
Ada banyak alasan mengapa banyak mahasiswa Korea
yang mengambil kelas bahasa Indonesia. Menurut Bapak Donny Eros pengajar
tamu dari Universitas Andalas di BUFS kebanyakan mahasiswa mengambil
kelas bahasa Indonesia karena termotivasi untuk bekerja di Indonesia.
Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di Korea, sehingga
mereka mencari alternatif lain untuk memilih jurusan yang dapat
memudahkan mereka mendapat pekerjaan setelah lulus. Hal ini didukung
pula oleh banyaknya perusahaan Korea yang berinvestasi di luar Korea
seperti Indonesia. Dengan belajar bahasa Indonesia akan memberikan
peluang bagi mereka untuk bekerja di perusahaan Korea di luar Korea.
Di Universitas Woosong sendiri baru beberapa tahun ini jumlah mahasiswa
meningkat dengan tajam. Semester ini bahkan saya mempunyai 74 mahasiswa
yang ingin belajar bahasa Indonesia. Jumlah ini meningkat 100% dari
semester tahun lalu. Sama dengan apa yang diutarakan Bapak Donny Eros,
sebagian besar dari mereka ingin tahu tentang Indonesia. Mereka mendapat
informasi mengenai Indonesia dari beberapa alumni mereka yang saat ini
sudah bekerja dan tinggal di Indonesia. Kesan mereka mengenai Indonesia
sangat positif.
Selain program regular beberapa kampus di Korea
juga menawarkan program-program khusus bagi para kamu profesional yang
ingin belajar bahasa Indonesia. Ibu Sonezza Ladyanna, dosen tamu dari
kampus Andalas Padang yang mengajar di kampus HUFS Yongin mengatakan
bahwa di kampusnya terdapat GLA (Global Leadership Academy). Program
layanan ini dikhususkan bagi pegawai dengan memberikan kursus bahasa
asing secara komperehensif, diasramakan dan pengawasan yang ketat.
Sistem ujiannya pun sering digunakan perusahaan-perusahaan untuk menguji
kemampuan bahasa asing pegawainya, meskipun tidak belajar di kampus
HUFS.
Program ini biasanya berlangsung setiap musim bunga dan
dingin. Beberapa perusahaan Korea seperti Samsung, Hyundai, dan juga
KEPCO mengirimkan karyawannya untuk mengikuti program ini. Hal senanda
juga diungkapkan oleh Bapak Maman Mahayana, di kampus HUFS Seoul beliau
selalu mewawancari para pekerja dari perusahaan Korea, calon pegawai
kedutaan Korea di Indonesia, atase kebudayaan atau militer yang akan
dikirim ke Indonesia. Khusus untuk perusahaan Korea jumlahnya selalu
meningkat. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa lulusan dari program ini
berhubungan erat dengan kepentingan perusahaan atau organisasi Korea
yang ada di Indonesia saat ini.
Melihat perkembangan minat
belajar bahasa Indonesia yang semakin meningkat di Korea sudah
seharusnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia harus dengan lebih serius mengembangkan
program-programpembelajar bahasa Indonesia di Korea Selatan. Mereka
dapat meminta universitas-universitas Indonesia secara aktif menjalin
kerja sama dengan universitas di Korea Selatan dalam berbagai kerja sama
baik itu melalui program pertukaran pelajar, dosen, maupun peneliti.
Terima kasih Bapak Maman Mahayana, Bapak Donny Eros, dan Ibu Sonezza
Ladyanna atas wawancaranya. Tetap semangat mengenalkan Indonesia di
dunia internasional.
Woosong Gwan#320, Universitas Woosong, Daejeon, Korea Selatan
Cyra | Trainee
0 komentar