it's my new world

follow your heart

Latest Posts
 


Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

Shin Yeong berlari menuruni tangga ketika tidak menemukan putranya dan kini ia semakin panik ketika tidak menemukan sosok kakaknya dikamar maupun diruang kerja pria itu. Wajahnya kalut dan pikiran-pikiran negatif mulai berputar memenuhi kepalanya.

“Tidak. Tidak mungkin!” ujarnya frustasi hingga membuatnya duduk di kursi meja makan dengan kedua telapak tangan menutup wajahnya.

Matanya menyisir sudut ruangan yang bisa ia lihat hingga akhirnya pandangannya berhenti pada sebuah kotak yang terletak diatas meja pantry. Dengan langkah ragu ia membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah tabung alumunium didalamnya.

“Apa ini?” tanyanya sambil membuka tabung tersebut dan mengeluarkan isinya.

Papa’s Restaurant
Elishabeth street No.108, VIP room 07

Shin Yeong mengernyit sesaat sebelum berbalik menuju kamarnya untuk berganti pakaian menuju alamat yang dituju.

Setelah turun dari taksi dan membayar argonya, Shin Yeong mengernyit dan memastikan bahwa alamat yang ditujunya adalah benar. Dia terkejut mengetahui bahwa ternyata restaurant tersebut gelap dan tidak ada tanda-tanda orang didalam sana.

Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri berharap ada seseorang yang lewat namun ternyata harapannya tidak terwujud.

Selang dua menit akhirnya ia memutuskan untuk memasuki restaurant tersebut.

“Oh my God...” decaknya ketika mengetahui dekorasi restoran tersebut yang menipu. Dari depan restoran ini terlihat sangat kecil dan sederhana namun jika sudah masuk ke dalamnya maka kita akan berada disebuah restoran prancis pada umumnya. Luas dan mewah.

“Excuse me...”

Shin Yeong memutar tubuhnya dan mengernyit ketika melihat seorang pelayan sedang berdiri dihadapannya dengan kumis tebal dan pakaian formal.

“Mike?” panggilnya sedikit ragu. Pasalnya sosok pelayan dihadapannya ini mirip sekali dengan asisten kakaknya yang sudah sangat dekat dengannya seperti sosok kakak.

“Ehem! Maaf, mungkin anda salah orang. Silahkan duduk pada kursi sesuai nomer pesanan anda,” ujar si pelayan dengan sedikit paksaan mendorong Shin Yeong yang masih memandangnya curiga.

Si pelayan segera kembali ke dapur setelah memberikan segelas anggur pada Shin Yeong yang lagi-lagi menatapnya tajam.

“Bagaimana?” tanya sebuah suara ketika si pelayan terlihat gelisah.

“Kau gila! Sudah ku bilang jangan aku yang menyamar sebagai pelayan!” serunya kesal.

Si pemilik suara tertawa dan kembali melanjutkan aktivitasnya memasak, mengacuhkan si pelayan yang kini melepas perlengkapan menyamarnya.

**

Di tempat lain, tepatnya disisi restoran yang lainnya. Seorang pria dengan senyumnya yang mengembang sempurna sedang asyik bercanda dengan putri pertamanya dan mengacuhkan pria lain yang melihatnya iri.

“Donghae-ya, dia sangat mirip dengannya.”

Donghae hanya tersenyum dan masih meriksa gitar yang akan dipetiknya nanti. “Kau yakin akan menyanyikannya?”

“Tentu saja! Aku berusaha demi dirinya!” jawab Kyuhyun tegas.

“Hei, bersiaplah. Makanan terakhir sudah diantarkan.”

Jin masuk ke dalam ruangan tersebut dan memakai jas lalu mengambil Daeun tanpa memperdulikan raut wajah kecewa Kyuhyun.

“Ayo!”

==Shin Yeong==

Kesabaranku perlahan menipis ketika akhirnya makanan terakhir dihidangkan dan sudah ku lahap habis. Ingin rasanya aku mengejar pelayan gadungan tersebut dan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.

Belum sempat aku menggapai pintu dapur. Tiba-tiba saja semua lampu padam dan hanya menyisakan sebuah lampu sorot yang menyala tepat ditengah-tengah panggung.

Mataku menyipit untuk melihat siapa sosok didepan sana.

Suara petikan gitar perlahan terdengar ketika kakiku memutar langkah untuk mendekati panggung tersebut.

Your hand fits in mine like it’s made just for me
But hear this in mind, it was meant to be
And I’m joining up the dots with the freckles on your cheecks
And it all makes sense to me...

Nafasku tercekat ketika akhirnya orang tersebut mengangkat wajahnya ketika aku berada tepat ditengah restoran.

I know you’ve never loved the crinkles by your eyes when you smile
You’ve never loved your stomach or your thighs,
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I’ll love them endlessly..

Tangan kananku terangkat menutup mulutku yang membuka dan mataku sukses berkaca melihatnya tersenyum dan menyanyikan bait-bait tersebut dengan tulus.

I won’t let these little things, slip out of my mouth
But if i do
It’s you, oh it’s you
They add up to
I’m in love with you
And all these little things

Mataku terpejam ketika ku rasakan pipiku akhirnya basah dan air mataku turun dengan derasnya.

“Kim Shin Yeong..”

Aku kembali membuka mata meski pandanganku sedikit buram karena air mataku dan ku yakini saat ini pria itu sedang berdiri dihadapanku dan mengusap air mata yang masih mengalir disana.

Perlahan dia berlutut dan memegang tanganku untuk dikecupnya.

“Kim Shin Yeong, will you marry me?”

Dahiku berkerut dan mengerjap beberapa saat sebelum memandangnya bingung.

“Bukankah kita memang suami istri?”

Kali ini ku lihat dia menampakkan wajah bingung dan segera berdiri menatapku.

“Tapi, bukankah—“

“Aku tidak pernah menandatangani surat cerai itu,” potongku cepat.

“Surat itu ku letakkan di meja makan, apa kau tidak melihatnya?” sambungku sambil menatap kedalam mata coklatnya.

**

“Tidak. Aku tidak melihatnya.”

“Dia sudah kalut terlebih dahulu dan tidak menyadari keberadaan surat itu.” Donghae membuka suara dan muncul dari belakang panggung sambil melirik kearah Kyuhyun. “Bahkan aku yang baru sampai saja langsung mengetahui keberadaan surat itu.”

Kyuhyun meringis kecil mendengar sindirian Donghae. Ia menggaruk lehernya kikuk dan menatap kearah Shin Yeong.

“Tapi bagaimana bisa kau disini?” tanya Shin Yeong mengingat akan kakaknya yang sangat tidak menyukai Kyuhyun. Sudah pasti ia tidak akan bisa selamat dengan mudah.

“Aku yang menyuruhnya kemari,”

Jin muncul dengan menggendong Daeun yang tertawa lebar dalam balutan baju princess. Tangan mungilnya menggapai seolah meminta sang ibu untuk menggendongnya. Jin memberikan keponakan cantiknya pada Shin Yeong dan mendekati Kyuhyun.

“Aku memberimu kesempatan. Tapi jika kali ini kau membuatnya sedih, maka aku tidak akan segan untuk membunuhmu saat itu juga.” bisik Jin dengan nada dingin diakhiri menepuk pundak pria itu sebelum kembali berdiri dibelakang adiknya.

Suasana kembali hening, bahkan Daeun yang biasanya ramai berceloteh kini hanya diam sambil memainkan bonekanya.

Kyuhyun tersenyum dan mengambil langkah. Menarik istrinya ke pelukannya dan mengecup seluruh wajah wanita itu. Membuat Daeun memekik karena tanpa sadar terjepit diantara tubuh orang tuanya. Mike tertawa, Donghae hanya menggelengkan kepalanya dan Jin menarik tubuh adiknya supaya sadar bahwa anak mereka terjepit.

Shin Yeong yang sadar segera menenangkan putrinya dan memukul bahu suaminya cukup kencang.

“Kalau begitu kami pergi dulu,” Kyuhyun memeluk pinggang istrinya yang masih sibuk menenangkan Daeun.

“Hati-hati di jalan!” Mike berseru sambil melambaikan tangan. Donghae ikut melambaikan tangan tanpa berkata apapun, sedangkan Jin hanya tersenyum melepas kembali kepergian adiknya.

“Manis sekali.”

Shin Yeong tersenyum ketika Kyuhyun mendekat dan memakaikan seatbelt padanya. “Ya, persis sepertimu ketika tidur.” Kyuhyun ikut tersenyum lalu mengecup dahi istrinya dan melajukan mobilnya menuju hotel tempatnya menginap.

Inilah kisah kami. Dua orang yang dipertemukan semesta dalam satu takdir. Dia dengan ceritanya dan aku juga begitu. Kami dipertemukan dalam sebuah rangkaian cerita yang berliku.

End

Aku telah jatuh cinta padanya. Aku mencintai dia yang mencintaiku dengan sederhana, dengan cara yang diluar logika dan segala ketulusan hatinya.
You are my end and my beginning. Even when I’m lose I’m winning. Cause I give you all of me and you give me all of you. –Cho Kyuhyun

==_=_=_=_==

Hanya ingin menumpahkan pikiran yang menggantung sejak menulis FF ini.
Only for fun, sebelum lanjut ke yang lain...

Enjoy it... :p

=[Bonus iseng all cast]=

Nging... nging...

Para staff sedang sibuk membereskan tempat yang sebentar lagi akan digunakan untuk konfrensi reader cerita.

Suara mic yang nyaring membuat semua orang sontak menutup telinganya. Sedangkan orang yang memegang mic tersebut hanya memamerkan giginya setelah minta maaf.

Plak!

“Kau ini! Bisa diam tidak? Sejak tadi kau sibuk memainkan mic!” seru seorang gadis setelah membuat orang itu kesakitan akibat pukulannya. “Maaf,” balas orang itu masih dengan mengusap bekas pukulan si gadis.

Pertengkaran mereka berhenti karena salah satu staff menyuruh mereka bersiap dibelakang panggung.

“Oke! Ready? Five.. four.. three.. two.. one...!”

Suara tepuk tangan segera menggema mengiringi sepasang manusia yang berjalan menaiki panggung.

“Annyeong haseyo!” sapa mereka berdua semangat. Nyaris berteriak hingga membuat mic berdengung.

“Nde, naneun Kim Taehyung imnida!” Taehyung membungkuk hormat

“Naneun Lee Mikki imnida! Kami berdua akan menjadi host diacara ini. Bukankah begitu?”

Taehyung mengangguk mengiyakan. “Kami disini ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang mungkin reader tanyakan hingga membuat penulis beberapa kali makan genteng (?)”

“Kalau begitu, bagaimana jika kita langsung memanggil para cast dari cerita tadi? Ini dia para cast cerita ‘Missing You’!!” Mikki berseru memanggil cast dan segera duduk disamping Taehyung ditempat yang sudah disediakan.

Para cast masuk dengan berbagai macam ekspresi dan duduk dengan ekspresi yang masih berbeda pula.

“Hallo selamat malam, silahkan perkenalkan diri kalian,” sapa Mikki ketika semua cast sudah duduk.

“Mereka sudah kenal, bahkan sangat kenal dengan kami, untuk apa kami memperkenalkan diri lagi?” ucap Kyuhyun acuh membuat cast lain menahan tawa termasuk Taehyung, kecuali Mikki yang langsung menatap tajam kearah Kyuhyun.

“Bagaimana jika langsung pada beberapa pertanyaan yang biasa ditanyakan reader?” sela Shin Yeong mencoba melerai.

Taehyung berdehem kemudian memulai membacakan pertanyaan pertama. “Banyak reader yang awalnya bingung dengan alur cerita ini, bagaimana tanggapan kalian?”

Donghae mengambil mic dan berdehem sejenak. “Sejujurnya penulis cerita ini juga tidak menyangka jika tulisannya jadi seperti itu.”

“Maksud anda?” semua mata langsung memandang kearah Donghae.

“Begini, saat penulis me-request cover dia sudah mengkonsep cerita ini dengan genre hurt bahkan cenderung sad. Suatu hari penulis kehilangan mood dan membaca beberapa cerita genre detectiv hingga lahirlah cerita ini.” Mereka mengangguk serentak dan saling membenarkan.

“Hyung, apa kau kekasih si penulis? Kenapa kau bisa menjelaskan dengan sedetail itu?” tanya Kyuhyun.

Donghae mengerjap sesaat dan menunjukkan Iphone yang sejak tadi dihadapannya ke arah Kyuhyun. “Aku hanya membaca pesan yang dikirimkan penulis padaku, Kyu. Dia mengancam akan memecahkan Iphone-ku jika aku tidak membacakannya,” ujarnya polos membuat semua orang tertawa. *penulis sigh to Donghae*

“Oke, pertanyaan kedua. Pertanyaan ini khusus untuk Shin Yeong, Kyuhyun dan Donghae. Ada reader yang bertanya tentang beberapa cerita tentang kalian yang belum selesai, bagaimana nasib cerita tersebut?”

“Ahhh untuk itu, kami sangat menyesal karena penulis sendiri... ng... sebentar,” Shin Yeong menggeser layar Iphone-nya. “Ah, katanya, dia akan menghapus semua cerita yang belum selesai tersebut karena akan diedit ulang. Begitu katanya,” Shin Yeong tersenyum dan mengerjap pada Mikki.

“Waah sayang sekali jika begitu,” gumam Jin sambil menutup botol minumnya. “Bukankah melelahkan, karena ku dengar ada tiga cerita yang belum tamat?” tanyanya dengan menatap kearah tiga cast utama.

Shin Yeong mengangkat bahu acuh. “Itu urusannya, kita hanya cast jadi tidak mengurusi hal seperti itu!” jawab Kyuhyun. Donghae mengangguk setuju.

“Lalu, ada kabar bahwa dalam waktu dekat jika cast dalam cerita ini akan menjadi cast dicerita berikutnya? Eyy, jika kabar ini benar berarti kita juga!” Taehyung menggerutu kesal dan mengalihkan pandangannya pada para cast lain.

“Aku tidak tau, karena penulis sendiri sudah kembali sibuk study.” ucap Donghae yang sebelumnya fokus menatap Iphone.

“Tunggu dulu, dia masih study? Jangan bilang selama ini yang menulis cerita masih bocah,” sela Kyuhyun tak percaya. “Eyy, jinjja! Sulit dipercaya” gumamnya.

“Tapi disini dia mengatakan akan berusaha menulis cerita yang baru karena ide sudah membayang dikepala,” ujar Shin Yeong sambil menggeser layarnya. “Jika yang menulis masih bocah, apa kau menerima karaktermu dicerita tadi, Oppa?” tanyanya pada Heechul.

“Seperti kata Kyuhyun, itu urusannya dan kita hanya cast jadi tidak mengurusi hal itu,” Heechul menjawab bijak. “Lagipula untuk cerita yang akan datang, penulis akan membuat cerita yang saling bertautan. Cerita series. Genrenya school life,” sambungnya.

“Ahh begitu, waw! Aku tidak sabar!” seru Mikki

“Ku dengar akan ada cast baru lagi, apa benar?” tanya Kyuhyun pada kedua host.

“Hei! Seharusnya kami yang bertanya bukan kau, Hyung!” ucap Taehyung.

“Memangnya kenapa? Bukankah kalian juga cast?” balas Kyuhyun dan membuat Taehyung bungkam.

“Oke-oke, cukup sampai disini. Intinya dalam waktu entah kapan kalian para reader akan membaca cerita tentang kami lagi dengan genre school life yang dikemas secara menarik. Sampai jumpa lagi dan selamat malam, bye-bye...”

Semua orang memandang Mike yang dengan santainya mengakhiri sesi tersebut dan berlari menuju backstage menghindar dari Taehyung dan Mikki yang berlari mengejarnya.

Anggota cast lain memilih diam ditempat dan sibuk menggeser layar ponselnya membaca text yang dikirimkan dari penulis pada mereka tentang bagaimana laur cerita selanjutnya.

Dan akhirnya tulisan absurd ini berakhir. Sekian. Tamat. The end. Bye2.

*perlahan tirai mulai menutup--*

“Tunggu!” Shin Yeong berseru kencang membuat penutupan tirai berhenti.

“Ekhm ekhm, aku hanya ingin berharap agar kalian tidak bosan untuk membaca cerita kami, okay?” ucapnya sambil mengerling dan tersenyum.

*Kyuhyun lambai-lambai gaje dibelakang Shin Yeong*

*Donghae pasang muka absurd disisi Shin Yeong*

*Jin asal lewat meski kamera belum mati*

*Heechul sibuk benerin rambutnya*

 


Author : Rina Chan
Cast : 
-         Cho Kyuhyun
-         Kim Shin Yeong
-         Lee Donghae

Genre : hurt/comfort, romance, merried life, chapter

Ost : SHINee – An Encore

=========

After this, wherever I go I’ll leave the keys under the mat to your front door, because you’re my back home...

Mike mendengus beberapa kali melihat ibu muda dihadapannya yang mengacuhkan dirinya. Sejak tadi dia hanya diam sambil mendorong kereta belanja kesana kemari mengikuti langkah wanita tersebut.

Sesekali dia mengomentari beberapa pilihan yang dipilih oleh wanita itu sebelum akhirnya memasukkan belanjaannya ke dalam trolley.

“Sebenarnya kenapa kau belanja sebanyak ini?”

Wanita itu berhenti kemudian memutar tubuhnya sambil menggumam pelan.

“Ingin.”

Hanya satu kata yang keluar dari bibirnya sebelum akhirnya dia kembali berbalik memutari rak-rak yang sama secara berulang.

“Tsk. Pemborosan.”

“Heh?”

Mike melirik malas wanita itu dan menggeleng pelan ketika pandangan bertanya itu menatapnya.

Setelah menghabiskan waktu selama dua setengah jam lamanya, akhirnya Mike mendesah lega karena dia bisa beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan kakinya yang letih.

“Kau ingin minum?” Mike menggeleng pelan ketika wanita itu bertanya.

“Bukankah seharusnya suamimu yang melakukan semua ini?”

Suasana seketika hening ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Mike. Wanita itu berhenti melakukan kegiatannya membereskan belanjaan dengan tertunduk sedih.

Pletak!

“Aww! Hei! Kenapa kau memukul ku?!” seru Mike tidak terima ketika sebuah tangan kecil yang sedang memegang mainan memukulnya.

“Pukul uncle Mike. Uncle Mike sudah buat ibuku sedih.” Sebuah suara pria dewasa yang dibuat menyerupai anak-anak terdengar sambil menggerakkan tangan bayi tersebut untuk memukul kepala Mike berulang ulang.

Mike segera menerima bayi tersebut ketika si pria mendekati adiknya.

“Hey, Yeong! anakmu cantik, bolehkah aku menikahinya?”

“Tidak!” tolak Jin

“Aku tidak bertanya denganmu!”

“Aku adalah Daddy-nya jadi aku berhak menjawab,” bela Jin ketika melihat wajah Mike mengerucut kesal.

**

“Terima kasih, senang bekerja sama dengan anda.”

Donghae tersenyum menjabat tangan rekan kerjanya. “Senang bisa bekerja sama dengan anda, Mr. Nate.”

Baru saja pria itu duduk di kursinya, sebuah nada dering langsung membuatnya segera mengangkat panggilan tersebut dan segera melaju ke tempat dimana panggilan tersebut berasal.

**

Ruangan tersebut sudah acak-acakan. Bahkan tidak ada yang menyangka bahwa ruangan tersebut milik seorang CEO terkenal jika melihat ruangan itu saat ini.

Beberapa berkas tergeletak dilantai dengan isi yang menghambur keluar terlihat beberapa aksesoris kaca yang juga pecah berkeping-keping karena bantingan yang cukup kuat.

MacBook yang sudah terbelah menjadi dua dan meja kaca yang juga sudah pecah karena vas yang dilemparkan diatasnya. Bahkan sofa-sofa mahal yang kulitnya sobek disana-sini karena benda tajam.

“Kyuhyun-ah!”

Donghae memanggil si pemilik ruangan tersebut. Matanya menyisir ruangan hingga berhenti disudut dimana sebuah pintu terbuka disana.

“Kau tenang saja, dia tidak apa-apa. Bukankah hal seperti ini sering terjadi?”

Haein mengangguk pelan. Wanita muda itu masih menutup mulutnya yang terisak karena kelakukan atasannya. Memang kejadian seperti ini bukan hal pertama baginya, namun melihat semua itu membuat ia sadar bahwa atasannya sedang mengalami tekanan fisik yang cukup berat.

Donghae berjalan ke arah pintu yang terbuka. Matanya menyisir ruangan tersebut dan segera menuju ke kamar mandi yang ada didalamnya.

Nafasnya tercekat ketika menemukan Kyuhyun sedang meringkuk dengan pakaian lengkap dibawah shower yang membasahinya.

Dengan langkah cepat Donghae mematikan shower tersebut dan segera memanggil ambulans ketika melihat darah yang mengalir dari pergelangan tangan sahabatnya.

“Dasar bodoh! Apa yang sebenarnya kau lakukan, hah?!” bentaknya kesal sambil berusaha menekan pendarahan.

&&&

Hai blue, apa kabar?

Blue, terkadang aku berfikir bahwa keputusan yang aku ambil adalah yang terbaik. Tapi setelah menjalaninya kenapa semuanya semakin terasa sulit?

Aku hanya ingin yang terbaik baginya juga bagiku. Aku mencintainya maka dari itu aku pergi. Bukankah cinta butuh pengorbanan?

Gerakan tangan Shin Yeong berhenti sejenak ketika setetes air mata jatuh dan membasahi kertas berwarna biru lembut tersebut. Dia mengigit bibir bawahnya untuk meredam tangisnya.

Blue, pepatah mengatakan jika seseorang menangis tanpa suara maka tangisannya itu mencerminkan rasa sakit yang sudah tidak bisa ditahan.

Matanya terpejam ketika ia mengingat semua kenangan yang menyakitinya tidak secara langsung. Kemudian dia tersenyum mengingat ada satu hal yang membuatnya harus bertahan hidup dan tidak boleh menyerah sekarang.

Semua itu karena malaikat kecilku, karena dia aku bisa bertahan hingga saat ini. Aku hanya menjalani semua yang sudah digariskan-Nya.

London, 12 April 2013

Kim Shin Yeong

“Kau belum tidur?” Suara bass itu membuat Shin Yeong menoleh dan menutup buku diary-nya.

“Bisakah kau mengetuk pintu?” sindir Shin Yeong dan berjalan mendekati kakaknya.

Jin memutar bola matanya kesal. “Kau saja yang tidak mendengar ketukan pintu karena terlalu asyik menyelami masa lalu!”. Shin Yeong menggembungkan pipinya dan menutup pintunya dengan pelan sebelum menjauh menuju dapur.

**

“Akan ku usahakan.”

Donghae mendesah pelan setelah mengakhiri panggilannya. Dia kembali menghembuskan nafasnya sebelum masuk ke dalam ruangan serba putih tersebut.

“Bagaimana kabarnya?”

Donghae tersentak mengetahui tatapan dari si pasien. “Kau sudah sadar?” dia bertanya tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya.

“Menurutmu?”

“Sudah,” jawab Donghae dengan wajah polos. Kyuhyun mendengus melihat ekspresi sahabatnya kemudian menoleh keluar jendela.

“Mereka baik-baik saja.”

Kyuhyun menoleh cepat memandang Donghae dengan mengangkat sebelah alisnya. Donghae berdehem sejenak sebelum akhirnya menceritakan semuanya.

“Syukurlah,” ujar Kyuhyun ketika Donghae mengakhiri ceritanya. Ada senyum kecil mengembang diwajahnya dan membuat Donghae juga tersenyum. Senyuman yang sudah hilang selama kini perlahan kembali.

“Kyu..”

“Ku harap kau tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti ini lagi.” Donghae menatap lurus kearah Kyuhyun yang kembali menolehkan pandangannya. “Jika kau ingin bertemu dengan mereka maka kau harus berubah.”

Kyuhyun memilih diam dan tidak membalas perkataan Donghae meski dalam hati dan pikirannya dia sudah menanamkan niat tersebut tanpa Donghae suruh.

&&&

London, pukul 15.30

Blue, hari ini aku merasa sangat hampa. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah aku menghabiskan waktu sore ku di taman. Ditemani oleh Jin Oppa yang bermain bersama anakku.

Shin Yeong mengalihkan pandangannya pada Jin yang sedang menuntun Daeun untuk berjalan. Senyumku mengembang ketika melihat dia terjatuh dan menampakkan wajah terkejutnya, bukannya menangis dia malah tertawa karena itu.

Blue, aku merindukan sosoknya...

Tangan Shin Yeong berhenti menulis karena bergetar mengingat sebuah nama yang sudah menyakitinya selama ini.

Kadang kita harus melepaskan orang yang kita cintai karena dia bukan terlahir untuk kita, benar kan Blue?

“Kau menangis lagi?”

Shin Yeong segera menghapus air matanya ketika kakaknya sudah berdiri dihadapannya.

“Ma-af,” ujarnya serak.

Jin menarik kepala adiknya terbenam diperutnya setelah meletakkan Daeun pada kereta bayinya. Dengan lembut ia mengusap rambut panjang adiknya dan sesekali mengecup puncak kepala wanita itu.

“Sudah, tidak apa-apa. Jangan menangis lagi,” ujar Jin memberi semangat.

**

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Shin Yeong terbangun dari tidurnya yang lelap dan memandang ruangan tersebut dengan wajah bingung.

Segera ia turun dari ranjang untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar dan menuju kamar Daeun untuk menyusui batita tersebut. Namun...

“Oppa!!”

TBC